Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH SISTIM STRUKTUR BANGUNAN II

SISTEM STRUKTUR PADAT, BIDANG, RANGKA DAN BIOMORFIK

KELOMPOK:
HILDA DEBORA NOMLENI: 2206090036
FARADILA LAPONANGI: 2206090050
ALIFYA DESWARI LAKSMI: 2206090086

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKUKTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2024

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang “SISTEM STRUKTUR
PADAT, BIDANG, RANGKA DAN BIOMORFIK”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan Makalah ini dari awal penulisan hingga selesai.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan masih jauh dari kata sempurna serta kesalahan yang
kami Yakini diluar batas kemampuan kami. Maka dari itu, kami dengan senang hati menerima
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Kami berharapmakalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.

Kupang,18 Maret 2024

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
1. Latar Belakang...................................................................................................................... 5
2. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5
3. Tujuan.................................................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................................................... 6
2.1 Studi literature dan preseden tentang Sistem Struktur padat terkait gaya yang bekerja dan
alur pembebanan serta contoh
bangunan................................................................................................................................. 5-7
2.2 Studi literature dan preseden tentang Sistem Struktur bidang terkait gaya yang bekerja dan
alur pembebanan serta contoh bangunan............................................................................... 7-9

2.3 Sistem permukaan,bentuk datar,jenis dan gaya yang berkerja dari bidang
lipat……………........................................................................................................................9-10

2.4 Rangka Linear …………………………………………………………………………………….. 11


2.5 Rangka bidang……………………………………………………………………………………... 11
2.6 Rangka Gantung ………………………………………………………………………….……11-12
2.7 Rangka ruang …………………………………………………………………………………… 12
2.8 rangka biomorfik………………………………….……………………………………………. 12-13
2.9 Aksonometri dan sambungannya ………………………………………………………….. 13 - 21
BAB III PENUTUP...................................................................................................................... 22
1. Kesimpulan ........................................................................................................................... 22
2. Saran .................................................................................................................................... 22
BAB IV DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 23

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1. LATAR BELAKANG

Struktur sebagai komponen penting pada bangunan sangat mempengaruhi bentuk


bangunan itu sendiri. Bentuk bangunan tergantung pada system struktur, konstruksi dan
penggunaan materialnya. Beberapa bangunan dirancang dengan memperlihatkan
struktur dan konstruksi secara jujur dan tanpa menyembunyikannya. Struktur juga
dianggap merupakan bagian estetika Arsitektur yang diperlihatkan pada elemen dan
material struktur.

Sedangkan struktur sendiri di dalam Arsitektur terdiri dari berbagai macam atau jenis
yang diantara lain adalah struktur padat, struktur rangka struktur bidang dan struktur
biomorfik. Masing-masing struktur memiliki tata cara Pembangunan atau konstruksinya
masing-masing. Masing-masing struktur pun memiliki fungsi, kelebihan dan kekurangan
nya sehingga terkadang Pemilihan atau penentuan struktur suatu bangunan ditentukan
dari biaya, space atau ruang yang tersedia, estetika dan juga fungsi atau kegunaan dari
struktur tersebut.

1. 2. RUMUSAN MASALAH
a) Sejarah & preseden terapan Struktur Padat
b) Sifat, system kerja, tumpuan & desain Bidang Datar
c) System permukaan, bentuk dasar, jenis dan gaya yang bekerja dari Bidang Lipat
d) Rangka Linear
e) Rangka Bidang
f) Rangka gantung
g) Rangka ruang
h) Struktur Biomorfik
1. 3. TUJUAN
a) Mampu mengetahui tentang Sejarah dan preseden terapan Struktur Padat
b) Mampu mengetahui dan memahami sifat, system kerja, tumpuan & desain Bidang
Datar
c) Mampu mengetahui dan memahami bentuk dasar, system permukaan, jenis dan
gaya yang bekerja dari Bidang Lipat
d) Mampu mengetahui dan memahami tentang rangka linear, rangka bidang, rangka
gantung dan rangka ruang
e) Mampu mengetahui dan memahami tentang struktur biomorfi

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

2. 1. SEJARAH DAN PRESEDEN TERAPAN STRUKTUR PADAT


Sejarah dan preseden terapan struktur padat melibatkan perkembangan teknologi material,
pengetahuan structural serta inovasi dalam merancang dan membangun struktur padat. Ada
banyak contoh bangunan yang dibangun menggunakan struktur padat di antaranya:
- Piramida (Zaman Mesir Kuno)
- Colosseum (Era Romawi)
- Aqueducts (Era Romawi)
- Sagrada Familia (Era Romawi)

Piramida (Zaman Mesir Kuno)

Pada zaman kuno, bangunan umumnya menggunakan struktur padat berbasis batu dan bahan
bangunan local lainnya. Contohnya Piramida Mesir yang menunjukkan keahlian luar biasa.
Bahan utama yang digunakan dalam membangun Piramida Mesir adalah tanah liat yang
dipanaskan sehingga tanah liat itu membentuk batuan keras.

Colosseum (Era Romawi Kuno)

5
Era Romawi Kuno dikenal dengan kemajuan mereka dalam penggunaan beton sebagai bahan
konstruksi utama. Bahan utama yang digunakan dalam Pembangunan Colosseum merupakan
Batu Kapur Traventine akan tetapi beton adalah yang menahan banyak lengkungan ikonik
Amfiteater itu tinggi-tinggi. Sayangnya beberapa bagian dari bangunan ini mengalami
kerusakan dikarenakan oleh dua gempa bumi yang terjadi pada tahun 442 dan 508.

Aqueduct (Era Romawi Kuno)

6
Aqueduct atau yang dalam Bahasa Indonesia nya disebut dengan Akuaduk merupakan sebuah
struktur yang dibangun pada Masa Romawi Kuno yang berfungsi untuk membawa air bersih
yang sering kali bersumber dari tempat yang jauh dari kota, yang digunakan untuk mensuplai
pemandian umum, toilet, air mancur dan rumah-rumah pribadi. Aqueduct dibangun dengan
sedikit kemiringan ke bawah di dalam saluran dari batu, batu bata dan beton dan Sebagian
besar salurannya terkubur di bawah tanah.

Sagrada Familia (Era Romawi Kuno)

Seperti tiga bangunan sebelumnya, Sagrada Familia pada awalnya dirancang untuk dibangun
dengan Sebagian besar batu yang paling sesuai dalam hal kedekatan, kekuatan dan ketahanan
terhadap pelapukan. Dengan kata lain, dipilih berdasarkan daya tahannya. Dan semua syarat
ini dipenuhi oleh apa yang dikenal sebagai Batu Montjuïc, karena singkapan yang
memungkinkan penggalian selama lebih dari 2,000 tahun hanya ditemukan di Gunung Montjuïc.

2. 2. SIFAT, SISTEM KERJA, TUMPUAN & DESAIN BIDANG DATAR


Istilah bidang datar dalam Arsitektur merujuk pada permukaan atau rata yang membentuk
bagian dari elemen Arsitektural. Bidang datar merupakan elemen dasar dalam desain Arsitektur
dan digunakan untuk membentuk dinding, lantai, langit-langit atau elemen lain di dalam suatu
bangunan.

7
Bidang datar dalam Arsitektur pun memiliki beberapa sifat sebagai berikut:
- Dimensi dan ukuran bidang datar memengaruhi proporsi dan sekala keseluruhan
bangunan
- Material yang digunakan untuk membentuk bidang datar memiliki dampak signifikan
pada karakter dan tekstur bangunan.
- Bidang datar seringkali berfungsi sebagai elemen structural dalam bangunan,
memberikan dukungan dan kestabilan
- Bidang datar juga berperan penting dalam hal estetika suatu bangunan
- Bidang datar juga membentuk dinding, langit-langit dan lantai yang mendefinisikan
ruang dalam suatu bangunan
- Bidang datar yang berfungsi sebagai elemen structural harus dirancang untuk
memastikan keamanan dan kestabilan bangunan

SISTEM KERJA BIDANG DATAR


Sistem kerja bidang datar dalam arsitektur mencakup sejumlah aspek kritis yang saling
berinteraksi untuk membentuk struktur bangunan. Dalam konteks ini, bidang datar tidak hanya
menjadi elemen struktural yang memberikan dukungan fisik, tetapi juga merupakan komponen
estetis yang memengaruhi desain keseluruhan. Pemilihan material seperti beton, kayu, atau
kaca, serta dimensi dan tekstur bidang datar, memainkan peran penting dalam menciptakan
identitas visual dan kinerja bangunan. Selain itu, desain bidang datar juga mempertimbangkan
fungsi ruang, ventilasi, pencahayaan alami, dan aspek kenyamanan seperti isolasi termal dan
akustik. Faktor-faktor ini diintegrasikan ke dalam sistem kerja bidang datar dengan
mempertimbangkan kebutuhan estetika, fungsionalitas, dan keamanan. Keterlibatan desain
arsitektur, struktur, dan tata ruang menjadi penting untuk mencapai hasil yang optimal. Adanya
fleksibilitas dan adaptabilitas dalam desain serta perhatian terhadap keamanan dan kestabilan
memberikan kemampuan bangunan untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan dan
menjaga kenyamanan penghuninya.

TUMPUAN BIDANG DATAR

Dalam konteks strutur bangunan, bidang datar juga membutuhkan tumpuan yang merujuk pada
cara struktur mendukung dan merespon beban yang diterapkan. Tumpuan untuk bidang datar
ada beberapa jenis.
- Tumpuan dukungan: titik atau area di bawah bidang datar yang berfungsi sebagai
penopang atau penyangga utama. Contohnya tiang, kolom, dinding dapat bertindak
sebagai tumpuan dukungan yang mendukung beban vertical.
- Tumpuan geser: tumpuan ini berkaitan dengan respons bidang datar terhadap gaya
geser atau beban lateral. Pondasi yang dirancang untuk menahan gaya geser dapat
dianggap sebagai tumpuan geser.
- Tumpuan puntir: tumpuan ini berkaitan dengan kemampuan bidang datar untuk
menahan momen torsi atau torsi yang dapat dicapai dengan menggunakan elemen
structural seperti balok atau pelat yang dirancang untuk menanggung momen.

8
- Tumpuan fiksasi: bidang datar dapat ditempatkan pada tumpuan fiksasi atau engsel
yang memengaruhi sejauh mana bidang tersebut dapat bergerak atau berputar sebagai
respons terhadap beban dan gaya yang diterapkan.
- Tumopuan sentral: distribusi beban dapat diterapkan secara merata atau pada titik-titik
tertentu yang dikenal sebagai tumpuan sentral. Penempatan tumpuan sentral ini
memengaruhi distribusi tegangan dan deformasi dalam bidang datar.
- Tumpuan fleksibel: beberapa struktur mempertimbangkan tumpuan yang memungkinkan
fleksibilitas atau elastisitas. Tumpuan ini dapat membantu struktur beradaptasi dengan
perubahan suhu, beban hidup atau kondisi lingkungan.

DESAIN BIDANG DATAR


Desain bidang datar dalam arsitektur memerlukan pertimbangan menyeluruh untuk
menciptakan struktur yang memadukan fungsi, estetika, dan keamanan. Pertimbangan meliputi
tujuan fungsional bangunan, identitas visual, pemilihan material, fleksibilitas, pencahayaan
alami, fungsionalitas ruang, kinerja termal dan akustik, serta keamanan. Pemilihan material
seperti beton, kayu, kaca, atau logam, bersama dengan penempatan jendela dan elemen
transparan, memengaruhi karakteristik visual dan struktural. Desain juga harus
memperhitungkan aspek fungsional ruang, seperti pemisahan ruang dan privasi, serta
memberikan kenyamanan melalui kinerja termal dan akustik yang memadai. Konsistensi
dengan konsep arsitektural keseluruhan juga menjadi kunci dalam menciptakan ruang yang
seimbang antara estetika dan fungsionalitas.

2.3. SISTEM PERMUKAAN, BENTUK DATAR, JENIS DAN GAYA YANG BEKERJA DARI
BIDANG LIPAT

SISTEM PERMUKAAN BIDANG LIPAT


Sistem permukaan bidang lipat merujuk pada pendekatan desain yang memungkinkan elemen
bidang datar untuk dilipat atau diubah bentuk. Ini melibatkan penggunaan engsel atau sendi
yang inovatif untuk menciptakan fleksibilitas dan adaptabilitas dalam arsitektur, desain industri,
dan teknik struktural. Material yang fleksibel seperti kanvas atau logam tipis sering digunakan,
sementara teknologi engsel memungkinkan gerakan lipatan yang halus. Sistem ini memberikan
adaptabilitas ruang, memungkinkan perubahan fungsi ruang dengan melibatkan pergerakan
elemen bidang datar. Selain itu, dapat memberikan estetika dinamis, meningkatkan
keberlanjutan dengan mengakomodasi perubahan kondisi cuaca, serta meningkatkan efisiensi
energi. Penerapan umumnya terlihat pada fasad bangunan, atap, dan bahkan dalam desain
produk untuk menciptakan produk yang dapat diubah bentuk.

BENTUK DATAR BIDANG LIPAT

9
Bentuk datar bidang lipat mencakup berbagai konfigurasi yang dihasilkan melalui teknik lipatan
pada elemen bidang datar. Contoh-contoh bentuk melibatkan polihedra lipat, pola zigzag atau
akordeon, segitiga lipat, kepang, spiral, pola fraktal, lipatan simetri atau asimetri, bentuk
modular, dan bentuk geometris dasar. Sistem lipatan ini memungkinkan kreasi bentuk yang unik
dan fleksibel, sering digunakan dalam seni, arsitektur, dan desain produk. Penerapan konsep ini
mencerminkan kreativitas dan inovasi dalam membentuk elemen bidang datar menjadi
konfigurasi yang dapat diubah sesuai kebutuhan dan preferensi desainer.

JENIS BIDANG LIPAT


Jenis bidang lipat bervariasi tergantung pola lipatan dan penggunaannya. Jenis bidang lipat
terbagai berbagai macam sebagai berikut:
- Zigzag / Acordeon: bidang datar dilipat secara bergelombang atau berderet,
menciptakan pola zigzag atau akordeon yang sering digunakan untuk desain tata ruang
fleksibel dan memiliki struktur yang dapat dikompres.
- Polihe-dra lipat: polihedra lipat terdiri dari banyak sisi dan sudut yang dapat dihasilkan
melalui lipatan. Bentuk ini diterapkan dalam desain structural dan seni dengan
keberlanjutan geometris yang menarik
- Segmentasi segitiga: bidang datar dilipat dalam pola segitiga, menciptaan segmen-
segmen yang saling terhubung dapat memberikan estetika dinamis dan sering
digunakan dalam seni dan desain arsitektural
- Lipatan moduler: konsep ini digunakan untuk membentukan lipatan yang berulang,
menciptakan bidang datar yang dapat diadaptasi sesuai kebutuhan. Hal ini sering
diterapkan dalam desain produk dan arsitektur yang bersifat fleksibel.
- Lipatan fractal: bidang datar membentuk pola fractal, Dimana elemen-elemen serupa
terulang dalam skala yang berbeda sehingga menciptakan Tingkat kompleksitas visual
yang menarik.
- Lipatan simetri & asimetri: lipatan ini dapat diatur dalam pola simetri atau asimetri
sehingga memberikan struktur yang terstruktur atau yang lebih organic sesuai dengan
kebutuhan desain.

GAYA YANG BEKERJA


Dalam konteks Arsitektur, gaya yang bekerja pada bidang lipat merupakan faktor krusial dalam
menentukan keberlanjutan struktural dan estetika desain. Selama proses lipatan, tegangan dan
kompresi terjadi pada material, memberikan dampak langsung pada kestabilan dan kekuatan
struktur. Gaya geser dan momen torsi muncul sebagai elemen dinamis yang memberikan
dimensi estetis yang unik pada elemen arsitektural lipat. Gaya bending atau lentur tidak hanya
mempengaruhi kestabilan struktural, tetapi juga menciptakan bentuk visual yang menarik. Titik
lipatan dan sendi lipatan menjadi fokus khusus, karena di sinilah gaya konsentrasi tinggi dapat
memengaruhi kekuatan dan stabilitas keseluruhan. Dalam konteks arsitektur, analisis gaya
pada bidang lipat tidak hanya melibatkan kinerja struktural, tetapi juga mempertimbangkan
dampak estetika dan fungsi dari elemen lipatan tersebut. Oleh karena itu, pemahaman yang
mendalam tentang bagaimana gaya bekerja pada bidang lipat menjadi kunci untuk mencapai
keseimbangan yang optimal antara keindahan dan kestabilan dalam desain arsitektural.

10
2. 4. RANGKA LINEAR
Konsep rangka linear dalam Arsitektur mengacu pada penggunaan elemen-elemen garis lurus
atau garis-garis yang membentuk kerangka atau struktur bangunan. Ini sering diterapkan untuk
menciptakan kesan garis yang jelas, tegas dan seringkali simetris dalam desain Arsitektural.
Ada beberapa aspek yang terlibat yaitu:
- Struktur bangunan: rangka linear dapat diterapkan dalam struktur bangunan baik
eksternal maupun internal contohnya kolom, balok dan dinding sering kali dirancang
dengan garis lurus yang menonjol.
- Fasad: desain ini dapat mencakup rangka linear dengan penggunaan garis vertical,
horizontal atau diagonal untuk menciptakan pola atau struktur yang teratur dan
terorganisir.
- Jendela dan pintu: pada jendela dan pintu, rangka linear dapat ditemuka dalam bingkai
atau kisi-kisi sehingga menciptakan pola yang konsisten dan memberikan tampilan yang
bersih dan teratur.
- Elemen dekoratif: Rangka linear juga dapat diaplikasikan pada elemen dekoratif, seperti
ornament atau relief pada dinding, langit-langit, atau elemen arsitektural lainnya.
- Pola geometris: Penggunaan pola geometris dengan garis-garis lurus, segitiga, atau
persegi panjang dapat menciptakan kesan rangka linear yang terstruktur dan seringkali
bersifat simetris.
- Desain interior: Rangka linear dapat memengaruhi desain interior, termasuk pemilihan
furnitur, penempatan elemen struktural, atau penggunaan garis-garis pada dinding atau
lantai.
- Ketinggian bangunan: Pada bangunan bertingkat, garis-garis vertikal dapat digunakan
untuk menekankan ketinggian dan memberikan kesan visual yang memanjang.

2. 5. RANGKA BIDANG
Rangka bidang dalam arsitektur mencakup struktur atau kerangka yang membentuk elemen
bidang datar seperti dinding, atap, atau langit-langit. Ini melibatkan pengaturan dan hubungan
elemen struktural seperti balok, kolom, atau partisi untuk memberikan kestabilan dan dukungan
struktural. Contoh penerapan rangka bidang mencakup struktur dinding, atap, dan langit-langit,
serta penggunaan elemen struktural pada fasad, jendela, dan elemen dekoratif. Pemilihan
material seperti baja, beton, kayu, atau logam menjadi kunci dalam membentuk rangka bidang.
Bentuk geometris, fleksibilitas, dan adaptabilitas juga memainkan peran dalam desain modern
yang menciptakan struktur yang dinamis dan sesuai dengan kebutuhan fungsional dan estetis.
Rangka bidang adalah elemen integral dalam desain arsitektur yang memengaruhi kekuatan
dan karakter visual bangunan.

2. 6. RANGKA GANTUNG
Rangka gantung dalam arsitektur mengacu pada struktur atau kerangka yang tergantung dari
atas, menciptakan tampilan elemen yang melayang atau mengambang. Desain rangka gantung
sering kali melibatkan penggunaan material ringan seperti logam atau kabel yang kuat untuk

11
memberikan kestabilan struktural tanpa menambah beban berlebih pada bangunan. Elemen ini
dapat diterapkan pada berbagai aspek arsitektur, termasuk atap yang menciptakan efek
tergantung yang unik, atau dalam desain interior seperti lampu gantung dan dekorasi langit-
langit yang memberikan kesan melayang di udara. Rangka gantung memberikan kesan estetis
yang menarik dan memberikan karakter visual yang berbeda dari struktur bangunan
konvensional. Selain itu, desain rangka gantung sering memungkinkan untuk pembentukan
bentuk geometris yang unik, menciptakan tampilan yang futuristik dan menarik.
Penerapan rangka gantung juga dapat melibatkan desain jembatan gantung, di mana elemen
gantung seperti kabel atau tali berfungsi sebagai elemen utama untuk menopang struktur
jembatan. Di bidang arsitektur lansekap, rangka gantung dapat diterapkan pada taman gantung
atau struktur taman vertikal, menciptakan ruang hijau yang menggantung di udara. Secara
keseluruhan, rangka gantung memberikan fleksibilitas dalam desain arsitektur dan memiliki
potensi untuk menciptakan tampilan yang dramatis, futuristik, dan estetis yang kuat.

2. 7. RANGKA RUANG
Rangka ruang dalam arsitektur mencakup struktur atau kerangka yang membentuk ruang di
dalam atau di sekitar suatu bangunan. Elemen-elemen seperti dinding, kolom, dan balok
membentuk dasar struktur ruang interior atau eksterior. Selain itu, rangka ruang berfungsi
sebagai elemen pemisah antar-ruangan, mendefinisikan batas-batas ruang dan memberikan
kerangka yang mendukung atap serta langit-langit. Penerapan konsep rangka ruang tidak
hanya bersifat struktural, tetapi juga dapat bersifat dekoratif, mencakup elemen seperti plafon
atau pergola yang memberikan karakteristik visual tertentu. Penggunaan material seperti kayu,
baja, atau beton menjadi kunci dalam membentuk rangka ruang, memastikan kesesuaian
dengan tujuan desain yang diinginkan, apakah itu menciptakan ruang terbuka yang luas atau
ruang yang fleksibel sesuai kebutuhan fungsional. Rangka ruang, dengan sifatnya yang krusial
dalam membentuk struktur bangunan, memainkan peran utama dalam menentukan tampilan,
fungsi dan karakter suatu ruangan.

Konsep rangka ruang juga dapat diterapkan dalam desain Arsitektur lansekap, mencakup
elemen-elemen seperti pergola yang membentuk struktur terbuka di luar ruangan. Dalam
desain ruang terbuka (open space), rangka ruang bisa menjadi dasar untuk menciptakan kesan
ruang yang luas dan terbuka. Fleksibilitas desain rangka ruang memungkinkan penyesuaian
sesuai dengan kebutuhan, menciptakan ruang yang dapat beradaptasi dengan berbagai fungsi
atau penggunaan. Dengan focus pada elemen structural dan estetis, konsep rangka ruang
memberikan fondasi yang kokoh untuk mencapai pengalaman dan kesan ruang yang unik
dalam desain Arsitektur.

2. 8. STRUKTUR BIOMORFIK
Struktur biomorfik dalam arsitektur merujuk pada pendekatan desain yang mengambil inspirasi
dari bentuk dan pola yang ditemukan dalam alam dan dunia biologi. Desain biomorfik
menciptakan bangunan dengan elemen-elemen yang meniru morfologi organisme hidup, pola
selular, atau adaptasi alam. Dalam penerapannya, konsep biomorfik dapat mencakup replikasi

12
bentuk daun, bunga, atau bahkan pola sel biologis untuk menciptakan bangunan dengan
estetika organik dan alami. Selain itu, prinsip biomorfik membawa aspek fleksibilitas dan
kelenturan, di mana desain struktural dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan atau
kebutuhan fungsional. Penerapan material organik juga menjadi ciri khas dalam struktur
biomorfik, mendukung konsep keberlanjutan dan integrasi yang lebih baik dengan alam.
Contoh-contoh bangunan dengan struktur biomorfik mencakup Eden Project di Inggris yang
meniru bentuk geodesik struktur sel dan Gherkin Tower di London yang terinspirasi oleh bentuk
buah mentimun. Penerapan prinsip biomorfik dalam arsitektur bukan hanya untuk menciptakan
estetika yang menarik, tetapi juga untuk mempromosikan keterkaitan yang lebih erat antara
arsitektur dan lingkungan alam, menghasilkan bangunan yang lebih berkesan dan
berkelanjutan.

Eden Project
2.9 Aksonometri dan sambungannya
2.9.1 Aksonometri

13
Gambar Proyeksi Aksonometri adalah suatu teknik gambar yang digunakan untuk
membuat gambar tiga dimensi menjadi gambar dua dimensi dengan cara mempertahankan
arah dan ukuran objek yang sesuai dengan kenyataan. Teknik gambar ini cukup sering
digunakan di dunia arsitektur, mesin, industri, dan ilustrasi arsitektur. Gambar Proyeksi
Aksonometri merupakan suatu bentuk proyeksi paralel atau juga disebut sebagai sebuah
penampakan 3D pada bidang dua dimensi. Dengan menggunakan Gamar Proyeksi
Aksonometri, objek dapat dilihat dari beberapa perspektif.
Terdiri dari tiga macam proyeksi, yaitu proyeksi lurus, proyeksi kabinet dan proyeksi isometri.
Berbeda dengan teknik gambar lain yang menggunakan perspektif atau pandangan tiga
dimensi untuk menampilkan obyek secara lebih nyata, pada gambar proyeksi aksonometri, arah
pandangan tidak dipertimbangkan, Sehingga, ukuran bidang, objek atau bangunan dapat
terlihat sama besar dari mana saja saat dilihat. Dalam teknik gambar ini, fokus utama pada
bidang yang dihasilkan adalah pada garis-garis atau kontur bagian objek, sehingga tampilannya
lebih datar dibandingkan dengan teknik gambar lainnya.
Dalam penggunaannya, Gambar Proyeksi Aksonometri sangatlah sederhana dan mudah
dipahami oleh banyak orang. Langkah pertama adalah dengan menentukan titik-titik awal pada
suatu bidang yang akan digambar, kemudian menghubungkan titik-titik tersebut dengan garis.
Dalam hal ini, jarak antara setiap titik haruslah seimbang dan proporsional. Setelah menentukan
garis-garis utama, maka langkah selanjutnya adalah menghitung sudut proyeksi dan
menemukan titik-titik pusat pandang bagi setiap sisi objek.

Penerapan teknik Gambar Proyeksi Aksonometri sering digunakan dalam dunia bangunan dan
arsitektur, seperti saat merancang desain dan cetak biru bangunan, interior, atau eksterior.
Selain itu, teknik ini juga banyak dimanfaatkan dalam bidang otomotif, mesin, dan elemen
perangkat keras mekanis. Dalam industri fotografi dan ilustrasi, teknik ini juga digunakan untuk
mengambil gambar berbasis 3D dan menciptakan kedalaman ilusi pada gambar 2D.

Kesimpulannya, Gambar Proyeksi Aksonometri adalah suatu teknik penting yang digunakan
untuk membuat gambar tiga dimensi menjadi dua dimensi. Dalam hal penggunaannya, Gambar
Proyek Aksonometri sangatlah sederhana dan mudah Dipahami. Dalam pengaplikasiannya,
teknik gambar ini sangat populer dan digunakan dalam berbagai jenis industri, seperti industri
bangunan, otomotif, mesin, fotografi dan ilustrasi. Dalam proses pembuatan sebuah cetak biru
atau desain arsitektur, Gambar Proyeksi Aksonometri memegang peranan penting dalam
membantu kita memvisualisasikan setiap detail dalam sebuah obyek dari berbagai sudut
pandang.

Dengan menggunakan aksonometri, kita dapat secara jelas melihat objek dari berbagai sudut
pandang, menampilkan kedalaman dan proporsi dengan cara yang lebih visual dan menarik.
Pada dasarnya, aksonometri adalah teknik perspektif yang sering digunakan untuk membuat
gambar yang lebih jelas dan hidup.

14
 Contoh Aksonometri
Berikut adalah contoh aksonometri pada bangunan:

Gambar proyeksi aksonometri adalah salah satu jenis gambar teknis yang digunakan untuk
menggambarkan objek tiga dimensi dengan perspektif. Dalam gambar proyeksi aksonometri,
suatu objek yang diproyeksikan ke bidang datar dengan menggunakan prinsip-prinsip geometri
dan trigonometri. Jenis-jenis gambar proyeksi aksonometri termasuk proyeksi aksonometri
dimetrik, trianguler, dan izometrik.
1. Proyeksi Aksonometri Dimetrik

Proyeksi aksonometri dimetrik adalah jenis gambar proyeksi aksonometri yang


digunakan untuk menggambarkan objek tiga dimensi dengan sudut pandang tertentu.
Dalam proyeksi aksonometri dimetrik, objek di proyeksikan ke bidang datar dengan
menggunakan sebuah sumbu tertentu. Sumbru ini digunakan sebagai acuan untuk
menentukan arah proyeksi dan sudut pandang. Proyeksi aksonometri dimetrik memiliki
beberapa kelebihan, seperti mudah dipahami dan dapat menghasilkan gambar yang
realistis.

15
2. Proyeksi Aksonometri Segitiga

Proyeksi aksonometri trianguler juga merupakan jenis gambar proyeksi aksonometri


yang umum digunakan dalam teknik gambar. Proyeksi ini digunakan untuk
menggambarkan objek tiga dimensi yang memiliki sudut-sudut yang tajam dan sudut
pandang yang konsisten. Dalam proyeksi aksonometri segitiga, objek di proyeksikan ke
bidang datar dengan menggunakan tiga sumbu yang membentuk sudut sama besar
satu sama lain. Proyeksi aksonometri trianguler lebih sering digunakan untuk
menggambarkan objek mekanik seperti mesin dan peralatan.

3. Proyeksi Aksonometri Izometrik

Proyeksi aksonometri izometrik adalah jenis gambar proyeksi aksonometri yang umum
digunakan dalam desain bangunan dan arsitektur. Proyeksi ini digunakan untuk
menggambarkan objek tiga dimensi dengan sudut pandang yang tidak konsisten. Dalam
proyeksi aksonometri izometrik, objek di proyeksikan ke bidang datar dengan
menggunakan tiga sumbu yang membentuk sudut-sudut berbeda satu sama lain.
Proyeksi aksonometri izometrik dapat menghasilkan gambar yang realistis dan mudah
dipahami.

Kesimpulannya, gambar proyeksi aksonometri merupakan cara yang efektif untuk


menggambarkan objek tiga dimensi dengan perspektif. Jenis-jenis gambar proyeksi

16
aksonometri yang paling umum digunakan adalah proyeksi aksonometri dimetrik,
trianguler, dan izometrik. Setiap jenis proyeksi ini memiliki kelebihan dan kekurangan
yang perlu dipertimbangkan sebelum menentukan mana yang akan digunakan untuk
menggambarkan.

 Cara Membuat Gambar Proyeksi Aksonometri

Proyeksi aksonometri adalah salah satu teknik menggambar yang digunakan dalam ilmu
arsitektur, teknik sipil, dan desain produk. Teknik ini memungkinkan kita membuat
gambar tiga dimensi dari suatu objek dengan menggunakan teknik penyajian perspektif
secara matematis. Penyusunan perspektif ini bertujuan untuk memberikan efek
ketajaman dan kejelasan pada gambar yang dibuat.

1. Pilih sudut pandang


Langkah pertama yang harus dilakukan dalam membuat gambar proyeksi aksonometri
adalah dengan memilih sudut pandang. Sudut pandang yang dipilih haruslah sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Perlu diingat bahwa pilihan sudut pandang akan
sangat mempengaruhi hasil akhir gambar.
Ada tiga macam sudut pandang yang dapat dipilih dalam membuat gambar proyeksi
aksonometri:
 Aksonometri isometrik: sudut pandang ini sejajar dan menyudut dengan sumbu
koordinat ketiga. Dalam sudut pandang ini, panjang dari sumbu X, Y, dan Z
diperpendikularkan agar sama.
 Aksonometri dimetrik: sudut pandang ini dapat dipilih dengan memberikan
koefisien masing-masing sumbu dalam perbandingan tertentu. Dalam sudut
pandang ini, sumbu X dan Y menyudut, sedangkan sumbu Z sejajar dengan
bidang gambar.
 Aksonometri trimetrik: sudut pandang ini juga dapat dipilih dengan memberikan
koefisien masing-masing sumbu dalam perbandingan tertentu. Perbedaannya
dengan aksonometri dimetrik adalah dalam sudut pandang ini, ketiga sumbu
miring dengan bidang gambar.
2. Tentukan ukuran dan proporsi objek

17
Langkah berikutnya dalam membuat gambar proyeksi aksonometri adalah dengan
menentukan ukuran dan proporsi objek yang akan digambar. Perhatikan setiap detail
objek dan pastikan proporsi serta ukuran tergambar dengan akurat dalam gambar.

Ada dua macam teknik yang dapat digunakan dalam menentukan ukuran dan proporsi
objek:

 Proyeksi langsung: teknik ini dilakukan dengan memproyeksikan objek dengan


cara menggambar langsung ukuran yang ada pada objek tersebut ke dalam
gambar.
 Proyeksi tidak langsung: teknik ini dilakukan dengan memproyeksikan objek
dengan cara memperkecil atau memperbesar ukuran objek secara proporsional
sesuai dengan subyek gambar yang telah ditetapkan.
3. Menggambar dengan detail
Setelah menentukan sudut pandang dan ukuran objek, saatnya membuat sketsa atau
gambar menggunakan teknik proyeksi aksonometri. Pada tahap ini, pastikan semua
detail objek tergambar dengan akurat dan jelas dalam gambar.
Teknik menggambar proyeksi aksonometri dapat dilakukan oleh siapa saja, namun
diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam membuat gambar agar hasil akhir
memuaskan. Bagi Anda yang ingin mencoba teknik gambar ini, dapat mencari referensi
dari buku-buku dan sumber informasi lainnya untuk meningkatkan kualitas hasil gambar.

 Contoh Penggunaan Gambar Proyeksi Aksonometri dalam Desain Arsitektur

Gambar proyeksi aksonometri, sering digunakan oleh para arsitek untuk membuat
desain rumah atau bangunan secara tiga dimensi. Dalam dunia arsitektur, gambar
proyeksi aksonometri memiliki banyak kegunaan, seperti untuk merencanakan desain
bangunan, merancang dan membuat sketsa model bangunan, dan juga sebagai alat
komunikasi antara klien, pemilik bangunan, dan pihak terkait lainnya. Berikut adalah
beberapa contoh penggunaan gambar proyeksi aksonometri dalam desain arsitektur:

18
 Desain Rumah Tinggal

Dalam mendesain rumah tinggal, gambar proyeksi aksonometri sangat membantu


dalam memvisualisasikan desain rumah secara tiga dimensi, sehingga bisa memberikan
gambaran yang lebih jelas dan detail tentang desain rumah tersebut. Arsitek dapat
memanfaatkan gambar proyeksi aksonometri untuk memulai dan mengembangkan
desain rumah sehingga sesuai dengan keinginan klien. Hal ini akan sangat membantu
dalam menyampaikan ide-ide kepada klien dan juga membuat keputusan yang lebih
tepat dalam merancang rumah tinggal yang nyaman dan aman bagi penghuninya.

 Desain Toko atau Restoran

Gambar proyeksi aksonometri sangat berguna dalam merancang desain interior toko
atau restoran. Dalam bisnis ini, menjual suasana bukan hanya tentang kualitas produk,
tetapi juga tentang pengalaman yang diberikan kepada pelanggan. Oleh karena itu,
desain interior yang menarik dan nyaman sangat penting untuk menarik perhatian
pelanggan. Melalui gambar proyeksi aksonometri, arsitek dapat memvisualisasikan
desain interior secara detail, dan memastikan bahwa setiap elemen dari desain interior

19
diatur dengan tepat. Hal inilah yang akan membuat pengunjung merasa nyaman dan
betah berada di dalam toko atau restoran tersebut.

 Desain Gedung Perkantoran

Gambar proyeksi aksonometri juga digunakan oleh para arsitek dalam merancang
gedung perkantoran. Gedung kantor harus dirancang dengan sangat hati-hati, karena
akan menjadi kantor dari banyak perusahaan dan tempat kerja untuk banyak orang.
Dengan menggunakan gambar proyeksi aksonometri, arsitek dapat memvisualisasikan
desain gedung secara tiga dimensi, melihat semua aspek desain dari berbagai sudut
pandang, dan memastikan bahwa setiap detail dari desain telah dipertimbangkan
dengan matang. Hal ini akan sangat memudahkan dalam proses pembangunan dan
juga menjaga tingkat kepuasan penghuni gedung gedung.

 Desain Taman dan Lanskap

20
Sama seperti pada desain bangunan, gambar proyeksi aksonometri juga dapat
digunakan untuk merancang desain taman dan lanskap. Dalam desain taman, konsep
visualisasi sangat penting dalam menentukan hasil akhir yang diinginkan. Dengan
menggunakan gambar proyeksi aksonometri, arsitek dapat merancang desain taman
dan lanskap secara tiga dimensi, sehingga dapat membantu dalam memvisualisasikan
semua elemen dari desain, seperti jenis tanaman, arah jalan setapak, area bermain
anak-anak, dan lain-lain. Dengan demikian, arsitek dapat memastikan bahwa desain
taman yang akan dibangun sesuai dengan permintaan klien dan kebutuhan pengguna
taman.

2.9.2 Sambungan Aksonometri


Sambungan aksonometri mengacu pada cara menggabungkan atau menyambungkan dua atau
lebih gambar aksonometri untuk menciptakan representasi yang lebih lengkap atau kompleks
dari objek tiga dimensi tersebut. Ini dapat dilakukan dengan menggabungkan beberapa
proyeksi aksonometri, seperti aksonometri isometrik, aksonometri dimetrik, atau aksonometri
trimetrik, sesuai dengan kebutuhan untuk menggambarkan objek secara lebih akurat atau
detail.

21
BAB III
PENUTUPAN

3. 1. KESIMPULAN
Makalah ini membahas konsep-konsep penting dalam Arsitektur mulai dari struktur padat,
bidang, rangka hingga struktur biomorfik. Struktur padat, bidang dan rangka adalah elemen-
elemen dasar yang membentuk dasar dari desaian bangunan dengan masing-masing memiliki
karakteristik dan aplikasi yang berbeda. Struktur padat mencakup material yang digunakan
dalam konstruksi, sementara bidang menyoroti dimensi datar yang membentuk bangunan dan
rangka membentuk kerangka dasar yang memberikan kestabilan. Di sisi lain struktur Biomorfik
membuka jendela pada konsep desain yang terinspirasi oleh alam dan dunia biologi.
Mengambil elemen dari bentuk organisme hidup, pola selular dan adaptasi alam, struktur
Biomorfik menciptaan bangunan yang organic dan harmonis dengan lingkungan. Keberlanjutan
menjadi focus utama dengan penerapan material organic dan teknologi terinspirasi biologi.
Dengan memadukan konsep-konsep ini, Arsitektur menjadi sebuah karya seni yang tidak hanya
memperhitungan fungsi dan estabilan, tetapi juga estetika dan hubungan dengan alam.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa perpaduan antara elemen-elemen tradisional dan
konsep inovatif seperti struktur Biomorfik membuka pintu bagi desain bangunan yang tidak
hanya memikat secara visual, tetapi juga memberikan dampak positif pada lingkungan. Dalam
merancang bangunan, para Arsitek dapat mengambil inspirasi dari keajaiban alam
untukmenciptakan karya yang mempesona dan berkelanjutan.

3. 2. SARAN
Pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penyusun berharap adanya
kritik dan saran dari para pembaca.

22
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

https://static.wixstatic.com/media/2c78c1_3ff6eb2700f44730a69be69285acb05e~mv2.jpg/v1/
fill/w_980,h_792,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/
2c78c1_3ff6eb2700f44730a69be69285acb05e~mv2.jpg
https://static.wixstatic.com/media/2c78c1_3ff6eb2700f44730a69be69285acb05e~mv2.jpg/v1/
fill/w_980,h_792,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/
2c78c1_3ff6eb2700f44730a69be69285acb05e~mv2.jpg
https://i.ytimg.com/vi/4hW3mN6hzwg/maxresdefault.jpg
https://static.wixstatic.com/media/2c78c1_3ff6eb2700f44730a69be69285acb05e~mv2.jpg/v1/
fill/w_980,h_792,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/
2c78c1_3ff6eb2700f44730a69be69285acb05e~mv2.jpg
https://perpusteknik.com/aksonometri-adalah/#google_vignette

https://www.jagoanteknologi.com/gambar-proyeksi-aksonometri/

23

Anda mungkin juga menyukai