KELOMPOK:
HILDA DEBORA NOMLENI: 2206090036
FARADILA LAPONANGI: 2206090050
ALIFYA DESWARI LAKSMI: 2206090086
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang “SISTEM STRUKTUR
PADAT, BIDANG, RANGKA DAN BIOMORFIK”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan Makalah ini dari awal penulisan hingga selesai.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan masih jauh dari kata sempurna serta kesalahan yang
kami Yakini diluar batas kemampuan kami. Maka dari itu, kami dengan senang hati menerima
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Kami berharapmakalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.
penulis
2
DAFTAR ISI
2.3 Sistem permukaan,bentuk datar,jenis dan gaya yang berkerja dari bidang
lipat……………........................................................................................................................9-10
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. LATAR BELAKANG
Sedangkan struktur sendiri di dalam Arsitektur terdiri dari berbagai macam atau jenis
yang diantara lain adalah struktur padat, struktur rangka struktur bidang dan struktur
biomorfik. Masing-masing struktur memiliki tata cara Pembangunan atau konstruksinya
masing-masing. Masing-masing struktur pun memiliki fungsi, kelebihan dan kekurangan
nya sehingga terkadang Pemilihan atau penentuan struktur suatu bangunan ditentukan
dari biaya, space atau ruang yang tersedia, estetika dan juga fungsi atau kegunaan dari
struktur tersebut.
1. 2. RUMUSAN MASALAH
a) Sejarah & preseden terapan Struktur Padat
b) Sifat, system kerja, tumpuan & desain Bidang Datar
c) System permukaan, bentuk dasar, jenis dan gaya yang bekerja dari Bidang Lipat
d) Rangka Linear
e) Rangka Bidang
f) Rangka gantung
g) Rangka ruang
h) Struktur Biomorfik
1. 3. TUJUAN
a) Mampu mengetahui tentang Sejarah dan preseden terapan Struktur Padat
b) Mampu mengetahui dan memahami sifat, system kerja, tumpuan & desain Bidang
Datar
c) Mampu mengetahui dan memahami bentuk dasar, system permukaan, jenis dan
gaya yang bekerja dari Bidang Lipat
d) Mampu mengetahui dan memahami tentang rangka linear, rangka bidang, rangka
gantung dan rangka ruang
e) Mampu mengetahui dan memahami tentang struktur biomorfi
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pada zaman kuno, bangunan umumnya menggunakan struktur padat berbasis batu dan bahan
bangunan local lainnya. Contohnya Piramida Mesir yang menunjukkan keahlian luar biasa.
Bahan utama yang digunakan dalam membangun Piramida Mesir adalah tanah liat yang
dipanaskan sehingga tanah liat itu membentuk batuan keras.
5
Era Romawi Kuno dikenal dengan kemajuan mereka dalam penggunaan beton sebagai bahan
konstruksi utama. Bahan utama yang digunakan dalam Pembangunan Colosseum merupakan
Batu Kapur Traventine akan tetapi beton adalah yang menahan banyak lengkungan ikonik
Amfiteater itu tinggi-tinggi. Sayangnya beberapa bagian dari bangunan ini mengalami
kerusakan dikarenakan oleh dua gempa bumi yang terjadi pada tahun 442 dan 508.
6
Aqueduct atau yang dalam Bahasa Indonesia nya disebut dengan Akuaduk merupakan sebuah
struktur yang dibangun pada Masa Romawi Kuno yang berfungsi untuk membawa air bersih
yang sering kali bersumber dari tempat yang jauh dari kota, yang digunakan untuk mensuplai
pemandian umum, toilet, air mancur dan rumah-rumah pribadi. Aqueduct dibangun dengan
sedikit kemiringan ke bawah di dalam saluran dari batu, batu bata dan beton dan Sebagian
besar salurannya terkubur di bawah tanah.
Seperti tiga bangunan sebelumnya, Sagrada Familia pada awalnya dirancang untuk dibangun
dengan Sebagian besar batu yang paling sesuai dalam hal kedekatan, kekuatan dan ketahanan
terhadap pelapukan. Dengan kata lain, dipilih berdasarkan daya tahannya. Dan semua syarat
ini dipenuhi oleh apa yang dikenal sebagai Batu Montjuïc, karena singkapan yang
memungkinkan penggalian selama lebih dari 2,000 tahun hanya ditemukan di Gunung Montjuïc.
7
Bidang datar dalam Arsitektur pun memiliki beberapa sifat sebagai berikut:
- Dimensi dan ukuran bidang datar memengaruhi proporsi dan sekala keseluruhan
bangunan
- Material yang digunakan untuk membentuk bidang datar memiliki dampak signifikan
pada karakter dan tekstur bangunan.
- Bidang datar seringkali berfungsi sebagai elemen structural dalam bangunan,
memberikan dukungan dan kestabilan
- Bidang datar juga berperan penting dalam hal estetika suatu bangunan
- Bidang datar juga membentuk dinding, langit-langit dan lantai yang mendefinisikan
ruang dalam suatu bangunan
- Bidang datar yang berfungsi sebagai elemen structural harus dirancang untuk
memastikan keamanan dan kestabilan bangunan
Dalam konteks strutur bangunan, bidang datar juga membutuhkan tumpuan yang merujuk pada
cara struktur mendukung dan merespon beban yang diterapkan. Tumpuan untuk bidang datar
ada beberapa jenis.
- Tumpuan dukungan: titik atau area di bawah bidang datar yang berfungsi sebagai
penopang atau penyangga utama. Contohnya tiang, kolom, dinding dapat bertindak
sebagai tumpuan dukungan yang mendukung beban vertical.
- Tumpuan geser: tumpuan ini berkaitan dengan respons bidang datar terhadap gaya
geser atau beban lateral. Pondasi yang dirancang untuk menahan gaya geser dapat
dianggap sebagai tumpuan geser.
- Tumpuan puntir: tumpuan ini berkaitan dengan kemampuan bidang datar untuk
menahan momen torsi atau torsi yang dapat dicapai dengan menggunakan elemen
structural seperti balok atau pelat yang dirancang untuk menanggung momen.
8
- Tumpuan fiksasi: bidang datar dapat ditempatkan pada tumpuan fiksasi atau engsel
yang memengaruhi sejauh mana bidang tersebut dapat bergerak atau berputar sebagai
respons terhadap beban dan gaya yang diterapkan.
- Tumopuan sentral: distribusi beban dapat diterapkan secara merata atau pada titik-titik
tertentu yang dikenal sebagai tumpuan sentral. Penempatan tumpuan sentral ini
memengaruhi distribusi tegangan dan deformasi dalam bidang datar.
- Tumpuan fleksibel: beberapa struktur mempertimbangkan tumpuan yang memungkinkan
fleksibilitas atau elastisitas. Tumpuan ini dapat membantu struktur beradaptasi dengan
perubahan suhu, beban hidup atau kondisi lingkungan.
2.3. SISTEM PERMUKAAN, BENTUK DATAR, JENIS DAN GAYA YANG BEKERJA DARI
BIDANG LIPAT
9
Bentuk datar bidang lipat mencakup berbagai konfigurasi yang dihasilkan melalui teknik lipatan
pada elemen bidang datar. Contoh-contoh bentuk melibatkan polihedra lipat, pola zigzag atau
akordeon, segitiga lipat, kepang, spiral, pola fraktal, lipatan simetri atau asimetri, bentuk
modular, dan bentuk geometris dasar. Sistem lipatan ini memungkinkan kreasi bentuk yang unik
dan fleksibel, sering digunakan dalam seni, arsitektur, dan desain produk. Penerapan konsep ini
mencerminkan kreativitas dan inovasi dalam membentuk elemen bidang datar menjadi
konfigurasi yang dapat diubah sesuai kebutuhan dan preferensi desainer.
10
2. 4. RANGKA LINEAR
Konsep rangka linear dalam Arsitektur mengacu pada penggunaan elemen-elemen garis lurus
atau garis-garis yang membentuk kerangka atau struktur bangunan. Ini sering diterapkan untuk
menciptakan kesan garis yang jelas, tegas dan seringkali simetris dalam desain Arsitektural.
Ada beberapa aspek yang terlibat yaitu:
- Struktur bangunan: rangka linear dapat diterapkan dalam struktur bangunan baik
eksternal maupun internal contohnya kolom, balok dan dinding sering kali dirancang
dengan garis lurus yang menonjol.
- Fasad: desain ini dapat mencakup rangka linear dengan penggunaan garis vertical,
horizontal atau diagonal untuk menciptakan pola atau struktur yang teratur dan
terorganisir.
- Jendela dan pintu: pada jendela dan pintu, rangka linear dapat ditemuka dalam bingkai
atau kisi-kisi sehingga menciptakan pola yang konsisten dan memberikan tampilan yang
bersih dan teratur.
- Elemen dekoratif: Rangka linear juga dapat diaplikasikan pada elemen dekoratif, seperti
ornament atau relief pada dinding, langit-langit, atau elemen arsitektural lainnya.
- Pola geometris: Penggunaan pola geometris dengan garis-garis lurus, segitiga, atau
persegi panjang dapat menciptakan kesan rangka linear yang terstruktur dan seringkali
bersifat simetris.
- Desain interior: Rangka linear dapat memengaruhi desain interior, termasuk pemilihan
furnitur, penempatan elemen struktural, atau penggunaan garis-garis pada dinding atau
lantai.
- Ketinggian bangunan: Pada bangunan bertingkat, garis-garis vertikal dapat digunakan
untuk menekankan ketinggian dan memberikan kesan visual yang memanjang.
2. 5. RANGKA BIDANG
Rangka bidang dalam arsitektur mencakup struktur atau kerangka yang membentuk elemen
bidang datar seperti dinding, atap, atau langit-langit. Ini melibatkan pengaturan dan hubungan
elemen struktural seperti balok, kolom, atau partisi untuk memberikan kestabilan dan dukungan
struktural. Contoh penerapan rangka bidang mencakup struktur dinding, atap, dan langit-langit,
serta penggunaan elemen struktural pada fasad, jendela, dan elemen dekoratif. Pemilihan
material seperti baja, beton, kayu, atau logam menjadi kunci dalam membentuk rangka bidang.
Bentuk geometris, fleksibilitas, dan adaptabilitas juga memainkan peran dalam desain modern
yang menciptakan struktur yang dinamis dan sesuai dengan kebutuhan fungsional dan estetis.
Rangka bidang adalah elemen integral dalam desain arsitektur yang memengaruhi kekuatan
dan karakter visual bangunan.
2. 6. RANGKA GANTUNG
Rangka gantung dalam arsitektur mengacu pada struktur atau kerangka yang tergantung dari
atas, menciptakan tampilan elemen yang melayang atau mengambang. Desain rangka gantung
sering kali melibatkan penggunaan material ringan seperti logam atau kabel yang kuat untuk
11
memberikan kestabilan struktural tanpa menambah beban berlebih pada bangunan. Elemen ini
dapat diterapkan pada berbagai aspek arsitektur, termasuk atap yang menciptakan efek
tergantung yang unik, atau dalam desain interior seperti lampu gantung dan dekorasi langit-
langit yang memberikan kesan melayang di udara. Rangka gantung memberikan kesan estetis
yang menarik dan memberikan karakter visual yang berbeda dari struktur bangunan
konvensional. Selain itu, desain rangka gantung sering memungkinkan untuk pembentukan
bentuk geometris yang unik, menciptakan tampilan yang futuristik dan menarik.
Penerapan rangka gantung juga dapat melibatkan desain jembatan gantung, di mana elemen
gantung seperti kabel atau tali berfungsi sebagai elemen utama untuk menopang struktur
jembatan. Di bidang arsitektur lansekap, rangka gantung dapat diterapkan pada taman gantung
atau struktur taman vertikal, menciptakan ruang hijau yang menggantung di udara. Secara
keseluruhan, rangka gantung memberikan fleksibilitas dalam desain arsitektur dan memiliki
potensi untuk menciptakan tampilan yang dramatis, futuristik, dan estetis yang kuat.
2. 7. RANGKA RUANG
Rangka ruang dalam arsitektur mencakup struktur atau kerangka yang membentuk ruang di
dalam atau di sekitar suatu bangunan. Elemen-elemen seperti dinding, kolom, dan balok
membentuk dasar struktur ruang interior atau eksterior. Selain itu, rangka ruang berfungsi
sebagai elemen pemisah antar-ruangan, mendefinisikan batas-batas ruang dan memberikan
kerangka yang mendukung atap serta langit-langit. Penerapan konsep rangka ruang tidak
hanya bersifat struktural, tetapi juga dapat bersifat dekoratif, mencakup elemen seperti plafon
atau pergola yang memberikan karakteristik visual tertentu. Penggunaan material seperti kayu,
baja, atau beton menjadi kunci dalam membentuk rangka ruang, memastikan kesesuaian
dengan tujuan desain yang diinginkan, apakah itu menciptakan ruang terbuka yang luas atau
ruang yang fleksibel sesuai kebutuhan fungsional. Rangka ruang, dengan sifatnya yang krusial
dalam membentuk struktur bangunan, memainkan peran utama dalam menentukan tampilan,
fungsi dan karakter suatu ruangan.
Konsep rangka ruang juga dapat diterapkan dalam desain Arsitektur lansekap, mencakup
elemen-elemen seperti pergola yang membentuk struktur terbuka di luar ruangan. Dalam
desain ruang terbuka (open space), rangka ruang bisa menjadi dasar untuk menciptakan kesan
ruang yang luas dan terbuka. Fleksibilitas desain rangka ruang memungkinkan penyesuaian
sesuai dengan kebutuhan, menciptakan ruang yang dapat beradaptasi dengan berbagai fungsi
atau penggunaan. Dengan focus pada elemen structural dan estetis, konsep rangka ruang
memberikan fondasi yang kokoh untuk mencapai pengalaman dan kesan ruang yang unik
dalam desain Arsitektur.
2. 8. STRUKTUR BIOMORFIK
Struktur biomorfik dalam arsitektur merujuk pada pendekatan desain yang mengambil inspirasi
dari bentuk dan pola yang ditemukan dalam alam dan dunia biologi. Desain biomorfik
menciptakan bangunan dengan elemen-elemen yang meniru morfologi organisme hidup, pola
selular, atau adaptasi alam. Dalam penerapannya, konsep biomorfik dapat mencakup replikasi
12
bentuk daun, bunga, atau bahkan pola sel biologis untuk menciptakan bangunan dengan
estetika organik dan alami. Selain itu, prinsip biomorfik membawa aspek fleksibilitas dan
kelenturan, di mana desain struktural dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan atau
kebutuhan fungsional. Penerapan material organik juga menjadi ciri khas dalam struktur
biomorfik, mendukung konsep keberlanjutan dan integrasi yang lebih baik dengan alam.
Contoh-contoh bangunan dengan struktur biomorfik mencakup Eden Project di Inggris yang
meniru bentuk geodesik struktur sel dan Gherkin Tower di London yang terinspirasi oleh bentuk
buah mentimun. Penerapan prinsip biomorfik dalam arsitektur bukan hanya untuk menciptakan
estetika yang menarik, tetapi juga untuk mempromosikan keterkaitan yang lebih erat antara
arsitektur dan lingkungan alam, menghasilkan bangunan yang lebih berkesan dan
berkelanjutan.
Eden Project
2.9 Aksonometri dan sambungannya
2.9.1 Aksonometri
13
Gambar Proyeksi Aksonometri adalah suatu teknik gambar yang digunakan untuk
membuat gambar tiga dimensi menjadi gambar dua dimensi dengan cara mempertahankan
arah dan ukuran objek yang sesuai dengan kenyataan. Teknik gambar ini cukup sering
digunakan di dunia arsitektur, mesin, industri, dan ilustrasi arsitektur. Gambar Proyeksi
Aksonometri merupakan suatu bentuk proyeksi paralel atau juga disebut sebagai sebuah
penampakan 3D pada bidang dua dimensi. Dengan menggunakan Gamar Proyeksi
Aksonometri, objek dapat dilihat dari beberapa perspektif.
Terdiri dari tiga macam proyeksi, yaitu proyeksi lurus, proyeksi kabinet dan proyeksi isometri.
Berbeda dengan teknik gambar lain yang menggunakan perspektif atau pandangan tiga
dimensi untuk menampilkan obyek secara lebih nyata, pada gambar proyeksi aksonometri, arah
pandangan tidak dipertimbangkan, Sehingga, ukuran bidang, objek atau bangunan dapat
terlihat sama besar dari mana saja saat dilihat. Dalam teknik gambar ini, fokus utama pada
bidang yang dihasilkan adalah pada garis-garis atau kontur bagian objek, sehingga tampilannya
lebih datar dibandingkan dengan teknik gambar lainnya.
Dalam penggunaannya, Gambar Proyeksi Aksonometri sangatlah sederhana dan mudah
dipahami oleh banyak orang. Langkah pertama adalah dengan menentukan titik-titik awal pada
suatu bidang yang akan digambar, kemudian menghubungkan titik-titik tersebut dengan garis.
Dalam hal ini, jarak antara setiap titik haruslah seimbang dan proporsional. Setelah menentukan
garis-garis utama, maka langkah selanjutnya adalah menghitung sudut proyeksi dan
menemukan titik-titik pusat pandang bagi setiap sisi objek.
Penerapan teknik Gambar Proyeksi Aksonometri sering digunakan dalam dunia bangunan dan
arsitektur, seperti saat merancang desain dan cetak biru bangunan, interior, atau eksterior.
Selain itu, teknik ini juga banyak dimanfaatkan dalam bidang otomotif, mesin, dan elemen
perangkat keras mekanis. Dalam industri fotografi dan ilustrasi, teknik ini juga digunakan untuk
mengambil gambar berbasis 3D dan menciptakan kedalaman ilusi pada gambar 2D.
Kesimpulannya, Gambar Proyeksi Aksonometri adalah suatu teknik penting yang digunakan
untuk membuat gambar tiga dimensi menjadi dua dimensi. Dalam hal penggunaannya, Gambar
Proyek Aksonometri sangatlah sederhana dan mudah Dipahami. Dalam pengaplikasiannya,
teknik gambar ini sangat populer dan digunakan dalam berbagai jenis industri, seperti industri
bangunan, otomotif, mesin, fotografi dan ilustrasi. Dalam proses pembuatan sebuah cetak biru
atau desain arsitektur, Gambar Proyeksi Aksonometri memegang peranan penting dalam
membantu kita memvisualisasikan setiap detail dalam sebuah obyek dari berbagai sudut
pandang.
Dengan menggunakan aksonometri, kita dapat secara jelas melihat objek dari berbagai sudut
pandang, menampilkan kedalaman dan proporsi dengan cara yang lebih visual dan menarik.
Pada dasarnya, aksonometri adalah teknik perspektif yang sering digunakan untuk membuat
gambar yang lebih jelas dan hidup.
14
Contoh Aksonometri
Berikut adalah contoh aksonometri pada bangunan:
Gambar proyeksi aksonometri adalah salah satu jenis gambar teknis yang digunakan untuk
menggambarkan objek tiga dimensi dengan perspektif. Dalam gambar proyeksi aksonometri,
suatu objek yang diproyeksikan ke bidang datar dengan menggunakan prinsip-prinsip geometri
dan trigonometri. Jenis-jenis gambar proyeksi aksonometri termasuk proyeksi aksonometri
dimetrik, trianguler, dan izometrik.
1. Proyeksi Aksonometri Dimetrik
15
2. Proyeksi Aksonometri Segitiga
Proyeksi aksonometri izometrik adalah jenis gambar proyeksi aksonometri yang umum
digunakan dalam desain bangunan dan arsitektur. Proyeksi ini digunakan untuk
menggambarkan objek tiga dimensi dengan sudut pandang yang tidak konsisten. Dalam
proyeksi aksonometri izometrik, objek di proyeksikan ke bidang datar dengan
menggunakan tiga sumbu yang membentuk sudut-sudut berbeda satu sama lain.
Proyeksi aksonometri izometrik dapat menghasilkan gambar yang realistis dan mudah
dipahami.
16
aksonometri yang paling umum digunakan adalah proyeksi aksonometri dimetrik,
trianguler, dan izometrik. Setiap jenis proyeksi ini memiliki kelebihan dan kekurangan
yang perlu dipertimbangkan sebelum menentukan mana yang akan digunakan untuk
menggambarkan.
Proyeksi aksonometri adalah salah satu teknik menggambar yang digunakan dalam ilmu
arsitektur, teknik sipil, dan desain produk. Teknik ini memungkinkan kita membuat
gambar tiga dimensi dari suatu objek dengan menggunakan teknik penyajian perspektif
secara matematis. Penyusunan perspektif ini bertujuan untuk memberikan efek
ketajaman dan kejelasan pada gambar yang dibuat.
17
Langkah berikutnya dalam membuat gambar proyeksi aksonometri adalah dengan
menentukan ukuran dan proporsi objek yang akan digambar. Perhatikan setiap detail
objek dan pastikan proporsi serta ukuran tergambar dengan akurat dalam gambar.
Ada dua macam teknik yang dapat digunakan dalam menentukan ukuran dan proporsi
objek:
Gambar proyeksi aksonometri, sering digunakan oleh para arsitek untuk membuat
desain rumah atau bangunan secara tiga dimensi. Dalam dunia arsitektur, gambar
proyeksi aksonometri memiliki banyak kegunaan, seperti untuk merencanakan desain
bangunan, merancang dan membuat sketsa model bangunan, dan juga sebagai alat
komunikasi antara klien, pemilik bangunan, dan pihak terkait lainnya. Berikut adalah
beberapa contoh penggunaan gambar proyeksi aksonometri dalam desain arsitektur:
18
Desain Rumah Tinggal
Gambar proyeksi aksonometri sangat berguna dalam merancang desain interior toko
atau restoran. Dalam bisnis ini, menjual suasana bukan hanya tentang kualitas produk,
tetapi juga tentang pengalaman yang diberikan kepada pelanggan. Oleh karena itu,
desain interior yang menarik dan nyaman sangat penting untuk menarik perhatian
pelanggan. Melalui gambar proyeksi aksonometri, arsitek dapat memvisualisasikan
desain interior secara detail, dan memastikan bahwa setiap elemen dari desain interior
19
diatur dengan tepat. Hal inilah yang akan membuat pengunjung merasa nyaman dan
betah berada di dalam toko atau restoran tersebut.
Gambar proyeksi aksonometri juga digunakan oleh para arsitek dalam merancang
gedung perkantoran. Gedung kantor harus dirancang dengan sangat hati-hati, karena
akan menjadi kantor dari banyak perusahaan dan tempat kerja untuk banyak orang.
Dengan menggunakan gambar proyeksi aksonometri, arsitek dapat memvisualisasikan
desain gedung secara tiga dimensi, melihat semua aspek desain dari berbagai sudut
pandang, dan memastikan bahwa setiap detail dari desain telah dipertimbangkan
dengan matang. Hal ini akan sangat memudahkan dalam proses pembangunan dan
juga menjaga tingkat kepuasan penghuni gedung gedung.
20
Sama seperti pada desain bangunan, gambar proyeksi aksonometri juga dapat
digunakan untuk merancang desain taman dan lanskap. Dalam desain taman, konsep
visualisasi sangat penting dalam menentukan hasil akhir yang diinginkan. Dengan
menggunakan gambar proyeksi aksonometri, arsitek dapat merancang desain taman
dan lanskap secara tiga dimensi, sehingga dapat membantu dalam memvisualisasikan
semua elemen dari desain, seperti jenis tanaman, arah jalan setapak, area bermain
anak-anak, dan lain-lain. Dengan demikian, arsitek dapat memastikan bahwa desain
taman yang akan dibangun sesuai dengan permintaan klien dan kebutuhan pengguna
taman.
21
BAB III
PENUTUPAN
3. 1. KESIMPULAN
Makalah ini membahas konsep-konsep penting dalam Arsitektur mulai dari struktur padat,
bidang, rangka hingga struktur biomorfik. Struktur padat, bidang dan rangka adalah elemen-
elemen dasar yang membentuk dasar dari desaian bangunan dengan masing-masing memiliki
karakteristik dan aplikasi yang berbeda. Struktur padat mencakup material yang digunakan
dalam konstruksi, sementara bidang menyoroti dimensi datar yang membentuk bangunan dan
rangka membentuk kerangka dasar yang memberikan kestabilan. Di sisi lain struktur Biomorfik
membuka jendela pada konsep desain yang terinspirasi oleh alam dan dunia biologi.
Mengambil elemen dari bentuk organisme hidup, pola selular dan adaptasi alam, struktur
Biomorfik menciptaan bangunan yang organic dan harmonis dengan lingkungan. Keberlanjutan
menjadi focus utama dengan penerapan material organic dan teknologi terinspirasi biologi.
Dengan memadukan konsep-konsep ini, Arsitektur menjadi sebuah karya seni yang tidak hanya
memperhitungan fungsi dan estabilan, tetapi juga estetika dan hubungan dengan alam.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa perpaduan antara elemen-elemen tradisional dan
konsep inovatif seperti struktur Biomorfik membuka pintu bagi desain bangunan yang tidak
hanya memikat secara visual, tetapi juga memberikan dampak positif pada lingkungan. Dalam
merancang bangunan, para Arsitek dapat mengambil inspirasi dari keajaiban alam
untukmenciptakan karya yang mempesona dan berkelanjutan.
3. 2. SARAN
Pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penyusun berharap adanya
kritik dan saran dari para pembaca.
22
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
https://static.wixstatic.com/media/2c78c1_3ff6eb2700f44730a69be69285acb05e~mv2.jpg/v1/
fill/w_980,h_792,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/
2c78c1_3ff6eb2700f44730a69be69285acb05e~mv2.jpg
https://static.wixstatic.com/media/2c78c1_3ff6eb2700f44730a69be69285acb05e~mv2.jpg/v1/
fill/w_980,h_792,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/
2c78c1_3ff6eb2700f44730a69be69285acb05e~mv2.jpg
https://i.ytimg.com/vi/4hW3mN6hzwg/maxresdefault.jpg
https://static.wixstatic.com/media/2c78c1_3ff6eb2700f44730a69be69285acb05e~mv2.jpg/v1/
fill/w_980,h_792,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/
2c78c1_3ff6eb2700f44730a69be69285acb05e~mv2.jpg
https://perpusteknik.com/aksonometri-adalah/#google_vignette
https://www.jagoanteknologi.com/gambar-proyeksi-aksonometri/
23