Anda di halaman 1dari 5

PENGUATAN P3 MELALUI TIKTOK PADA GENERASI Z

Oleh:
I Komang Bintang Oka Astrawan
Kadek Rismayanti
Satuan Pendidikan SMPN Satu Atap Besakih
Subtema: Peran Teknologi dalam Mewujudkan Pelajar Pancasila

Perkembangan teknologi dan industri digital pada era 4.0 ini telah
memberikan berbagai perubahan dalam tatanan hidup bermasyarakat. Berbagai
perubahan yang terjadi menyentuh aspek-aspek kehidupan pribadi, sosial, maupun
bernegara. Pendidikan adalah salah satu sektor yang turut mencicipi dampak dari
perkembangan era digital, karena munculnya berbagai masalah kompleks. Salah
satu masalah adalah munculnya pandemi Covid-19, mengakibatkan aktivitas
dunia pendidikan sempat terhambat karena kegiatan tatap muka tidak bisa
dilakukan. Dampak negatif dari pandemi adalah adanya learning loss akibat
pembelajaran daring utamanya pada literasi yang setara dengan enam bulan
belajar dan numerasi yang setara dengan lima bulan belajar (Rachmawati et al.,
2022). Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi melakukan beberapa upaya untuk menghadapi dampak dari pandemi,
sejalan dengan hal tersebut penerapan kurikulum merdeka adalah program
pemerintah pada sektor pendidikan yang salah satu tujuannya adalah mewujudkan
Profil Pelajar Pancasila (P3).
Pembelajaran daring memberikan dampak lanjutan pada aktivitas belajar
pelajar di sekolah, salah satunya adalah penggunaan smartphone dan media digital
seperti platform media sosial TikTok. Meskipun data menunjukkan bahwa
pembelajaran daring memberikan learning loss pada pelajar, namun potensi dari
platform media sosial TikTok yang sedang naik daun akhir-akhir ini dirasa dapat
memberikan dampak positif pada diri pelajar. Media sosial TikTok yang
berkembang saat ini dapat menjadi sebuah alat bantu bagi pelajar untuk
menumbuhkan dan menguatkan karakter dari pelajar Pancasila melalui fitur-fitur
kreatif yang disediakan TikTok bagi penggunanya. Tentunya penguatan profil

1
Pancasila melalui aplikasi TikTok memerlukan pendampingan dari pihak sekolah
serta lingkungan belajar di keluarga, khususnya bagi pelajar yang masih berada
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah atau generasi Z.
Penggunaan Internet pada Generasi Z
Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah pengguna internet yang
tinggi, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut
pengguna internet Indonesia tumbuh menjadi 210.026.769 juta selama periode
2021-2022 (Firmansyah, 2022). Kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia
berpotensi menjadi pemain besar dalam pasar digital global. Pengguna internet
yang tinggi sejalan dengan jumlah pengguna aplikasi sosial media yang juga
menunjukkan jumlah yang tinggi. Salah satunya aplikasi TikTok di Indonesia
yaitu aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk membuat konten ataupun
mengakses berbagai konten dan informasi berupa gambar dan video. Pengguna
TikTok di Indonesia berjumlah sekitar 99,1 juta pengguna dengan usia 18 tahun
ke atas pada tahun 2022 sehingga menjadikan Indonesia berada di urutan kedua
dengan jumlah pengguna aktif yang rata-rata menghabiskan waktu di TikTok
sebanyak 23,1 jam per bulan (Investormuda.com, 2023). Bahkan generasi Z yang
lahir pada rentang tahun 1995 hingga 2012 adalah generasi yang paling tinggi
melakukan pembelian melalui TikTok Shop dengan presentase 42 persen.
Generasi Z adalah generasi yang tumbuh seiring dengan pesatnya
perkembangan teknologi (Hastini et al., 2020). Jika dilihat dari angka tahun
kelahiran, maka generasi Z saat ini mayoritas adalah pelajar sekolah dasar hingga
sekolah menengah. Artinya generasi Z adalah sasaran dari program penguatan
profil pelajar Pancasila yang digalakkan oleh pemerintah saat ini. Disatu sisi,
generasi Z sebagai mayoritas pengguna sosial media TikTok harus mendapatkan
perhatian khususnya pada pemanfaatan platform tersebut untuk kepentingan
pendidikan. Kenyataannya, penggunaan apliasi TikTok seringkali mendapatkan
stigma negatif dan dianggap hanya memberikan dampak negatif bagi pelajar,
karena penggunaannya yang tidak tepat dan kurang mendapatkan pengawasan dari
pihak orang tua dan sekolah. Alhasil, platform yang memiliki potensi untuk
menjadi media pengembangan diri pelajar justru mendapat penilain negatif.

2
Aplikasi TikTok jika dipandang dari sisi yang berbeda tentunya memiliki
manfaat positif yang dapat memperkuat profil pelajar Pancasila pada diri pelajar
Indonesia. Hal ini didukung oleh aplikasi TikTok yang memiliki sajian konten-
konten yang kaya akan informasi bermanfaat. Selain itu pelajar juga
dimungkinkan untuk mengembangkan kreativitas diri dengan membuat konten-
konten yang berbau pendidikan dengan pendampingan yang baik. Profil pelajar
Pancasila terdiri dari enam karakter yaitu beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia, bernalar kritis, kreatif, mandiri, bergotong royong
dan berkebhinnekaan global (Rusnaini et al., 2021). Masing-masing karater
pelajar Pancasila sebenarnya dapat diperkuat melalui penggunaan aplikasi TikTok
yang diikuti dengan pengawasan oleh lingkungan pelajar itu sendiri seperti
sekolah dan orang tua.
Penguatan P3 melalui Aplikasi TikTok
Pelajar Pancasila harus memiliki karakter beriman, bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Karakter tersebut dapat ditumbuhkan
dan diperkuat melalui ketakjuban pelajar terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi digital saat ini. Konten-konten pada aplikasi TikTok
memiliki berbagai fitur canggih yang dapat digunakan untuk membuat konten
baik video ataupun gambar. Melalui pendampingan yang tepat, pelajar dapat
disadarkan akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa atas lahirnya berbagai
teknologi digital akibat anugerah pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.
Artinya, pelajar Pancasila melalui penggunaan aplikasi TikTok dapat
menumbuhkan dan memperkuat keimanannya kepada kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa, serta menumbuhkan akhlak mulia melalui adopsi konten-konten positif
yang terdapat pada TikTok.
Pelajar Pancasila juga diharapkan memiliki karakter bernalar kritis,
bernalar kritis berarti mampu menganalisis secara kritis terhadap sesuatu yang
sedang dihadapinya baik itu masalah ataupun sebuah informasi. TikTok
mengandung berbagai macam informasi yang ada disekitar pelajar, baik positif
maupun negatif, bahkan berbagai berita yang tidak sesuai dengan fakta juga
banyak ditampilkan. Kondisi ini menyebbakan TikTok bagaiman mata pisau yang
mengandung hal negatif dan positif dalam satu tempat. Namun, dengan

3
pendampingan yang tepat pelajar dapat didorong untuk menumbuhkan nalar
kritisnya dengan mengkaji dan menganalisis berbagai informasi sehingga
informasi yang diterima adalah informasi yang benar adanya dan tidak merupakan
berita bohong atau yang dikenal dengan istilah berita hoax.
Selanjutnya, kreatif dan mandiri dimana karakter ini adalah karakter yang
dapat diperkuat dengan mudah melalui penggunaan aplikasi TikTok. Pelajar
tentunya dapat memanfaatkan berbagai fitur canggih dan menarik dari TikTok
untuk membuat konten-konten positif sehingga akan memacu kreativitas dalam
diri mereka. Selain itu, pelajar juga dapat melakukan pencarian berbagai informasi
secara mandiri yang dapat menunjang aktivitas belajar mereka sehari-hari.
Kondisi ini adalah salah satu dampak positif yang sangat dekat dengan aktivitas
pelajar Pancasila.
Pelajar Pancasila harus memiliki karakter bergotong royong dan
berkebinekaan global. TikTok memiliki banyak konten kreator yang
mempertontonkan kegiatan positif bergotong royong yang dalam berbagai aspek,
hal ini dapat menjadi salah satu contoh bagi pelajar yang baik untuk ditiru.
TikTok juga memiliki berbagai jenis konten yang mempertontonkan adegan-
adegan toleransi dan inteloran yang dapat menjadi gambaran bagi diri pelajar
mengenai karakter kebinekaan global pada diri mereka. Berdasarkan kajian
tersebut, maka platform media sosial seperti TikTok sebenarnya memiliki postensi
yang luar biasa untuk dapat memperkuat profil pelajar Pancasila jika
dimanfaatkan dengan tepat.
Penutup
Menghadapi tantangan era globalisasi dan revolusi industri 4.0
memerlukan kesiapan dan mental yang kuat dari diri pelajar. Berbagai
permasalahan yang kompleks harus dihadapi sebagai akibat dari perkembangan
jaman dan teknologi, namun hal tersebut juga memberikan berbagai dampak
positif yang dapat digunakan untuk mengembangkan diri pelajar. Aplikasi TikTok
sebagai salah satu media sosial populer saat ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana
penguatan profil pelajar Pancasila khususnya pada generasi Z di Indonesia jika
diikuti dengan pendampingan yang tepat oleh lingkungan keluarga dan orang tua.
Oleh sebab itu, penggunaan aplikasi TikTok oleh pelajar hendaknya diawasi agar

4
kemajuan teknologi dapat memberikan lebih banyak dampak positif pada diri
pelajar dan dunia pendidikan dibandingkan dengan dampak negatifnya.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Artikel Ilmiah:


Hastini, L. Y., Fahmi, R., & Lukito, H. (2020). Apakah Pembelajaran
Menggunakan Teknologi dapat Meningkatkan Literasi Manusia pada
Generasi Z di Indonesia? Jurnal Manajemen Informatika (JAMIKA), 10(1),
12–28. https://doi.org/10.34010/jamika.v10i1.2678
Rachmawati, N., Marini, A., Nafiah, M., & Nurasiah, I. (2022). Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila dalam Impelementasi Kurikulum Prototipe di
Sekolah Penggerak Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(3), 3613–
3625. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2714
Rusnaini, R., Raharjo, R., Suryaningsih, A., & Noventari, W. (2021). Intensifikasi
Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi
Siswa. Jurnal Ketahanan Nasional, 27(2), 230.
https://doi.org/10.22146/jkn.67613
Sumber Internet:
Firmansyah, L. M. (2022). Berapa Pengguna Internet Indonesia per 2022?
Berikut Datanya. Https://Www.Fortuneidn.Com/.
https://www.fortuneidn.com/tech/luky/berapa-pengguna-internet-indonesia-
per-2022-berikut-datanya
Investormuda.com. (2023). TikTok Shop sebagai Media E-Commerce.
Investormuda.Com. https://instagram.com/p/CnzN6CwP8PW/

Anda mungkin juga menyukai