Anda di halaman 1dari 4

NAMA : RIKAWATI

NIM : 10900121105

KELAS : IFK D

TOKOH ILMU FALAK

(SAADOE’DDIN DJAMBEK)

1. Masa Kecil dan Ketertarikan pada Ilmu Falak


Saadoe’ddin Djambek alias Datuk Sampono Radjo yang dilahirkan di
Bukittinggi pada tanggal 29 Rabiul Awal 1329 H bertepatan dengan tanggal
24 Maret 1911 M adalah putra dari Syaikh Muhammad Djamil Djambek
(1860-1947). Kakeknya bernama Muhammad Saleh Datuk Maleka, kepala
nagari Kurai. Ia dilahirkan dari keluarga ulama yang mencintai pengetahuan.
Ayahnya adalah seorang ulama besar Minangkabau dan ahli ilmu falak. Dari
ayahanda pula, kali pertama ia dikenalkan dengan ilmu itu dan jatuh cinta.
Lantas, ia bersekolah dan tamat tahun 1924 di Hollands Inlandsche School
(HIS). Saadoe‘ddin Djambek melanjutkan pendidikannya di sekolah
pendidikan guru, Holland Inlandsche Kweekschool (HIK) di Bukittinggi.
Setelahnya, Saadoeddin Djambek melanjutkan pendidikan ke Hogere
Kweekschool (HKS) dan mendapatkan tahun 1930.
Pada tahun 1954-1955, dengan latar belakang pendidikan Ilmu Falak yang
telah dipelajari nya Saadoe‘ddin Djambek mencoba memperdalam
pengetahuannya di fakultas Ilmu Pasti Alam dan Astronomi ITB.

2. Pengaruh pada Ilmu Hisab dan Rukyat


Pada tahun 1955-1956 M/1375-1376 H menjadi lektor kepala dalam mata
kuliah ilmu pasti pada PTPG Perguruan Tinggi Pendidikan Guru di
Batusangkar, Suamtera Barat. Saadoe'ddin Djambek mengajar di IAIN Sunan
Kalijaga (1959-1961), dan mempunyai murid yang menekuni ilmu falak, yaitu
H. Abdur Rachim dan H. Wahyu Widiana. Tahun 1969-1973 Kiprahnya kian
besar ketika Saadoe'ddin dipercaya sebagai ketua Majelis Pendidikan dan
Pengajaran pada Pimpinan Pusat Muhamamadiyah.
Pada Tahun 1973, dia dipilih sebagai ketua Badan Hisab dan Rukyat
dengan anggota ahli hisab dan rukyat seluruh Indonesia. Dengan pengalaman
belajar, keulamaan dan pengetahuanya pada ilmu perbintangan, Saadoe'ddin
mengembangkan sistem baru dalam pemikiran hisab dengan memperkenalkan
teori Spherial Trigonometry (segitiga bola). Menurutnya, teori ini untuk
menjawab tantangan zaman, yakni mendialogkan ilmu hisab dengan
astronomi modern sehingga hasilnya lebih akurat dan masih diaplikasikan
hingga saat ini. Metode juga dikenal hingga kini dengan nama metode hisab
Saadoe'ddin Djambek. Sebuah metode perhitungan yang sampai saat ini jadi
salah satu rujukan metode penentuan awal puasa Ramadan-awal Syawal yang
digunakan dalam sejarah Indonesia modern.

3. Karya Saadoe’ddin Djambek


Selama hidup, sosok ini menulis banyak sekali karya berbahasa Indonesia
yang jadi pedoman ilmu falak dan ilmu hisab di Indonesia. Berikut ini
merupakan karya Saadoe‘ddin Djambek dalam bidang ilmu falak adalah:
a. Almanak Djamilijah (1953)
b. Waktu dan Djidwal: pendjelasan populer mengenai perdjalanan bumi,
bulan dan matahari (1953)
c. Arah qiblat dan tjara menghitungnja dengan djalan ilmu ukur segi tiga
bola (antara 1956 dan 1958)
d. Menghisab Awal Waktu Shalat (1967)
e. Perbandingan Tarich; memuat djadwal-djadwal untuk memindahkan
penanggalan tarich Masehi kepada penanggalan tarich Hidjriah dan
tarich Djawa, serta sebaliknja (1968)
f. Berbagai Masalah Falaq dan Perkembangannya di Indonesia (1976,
disampaikan pada Pekan Orientasi Ulama/Khatib Seluruh Indonesia,
6-12 Desember 1976, Jakarta)
g. Pedoman Tehnik Rukyat (1984)
h. Pedoman Waktu Shalat Sepanjang Masa
i. Sholat dan Puasa di Daerah Kutub
j. Hisab Awal Bulan

Referensi:

http://digilib.uin-suka.ac.id/29754/1/Saadoe'ddin%20Djambek.rtf

https://www.kompas.tv/amp/cerita-ramadan/281641/mengenal-saadoe-ddin-djambek-
ulama-dan-tokoh-ilmu-falak-indonesia-asal-minangkabau?page=2

Anda mungkin juga menyukai