Nur Apri Handini : 2306753051 Nurul Anwar : 2306753024 Rani Rahmawati : 2306753025 Resa Indah Pebrina : 2306753044 Rismawati : 2306753026 Silvyani Lusi LV. : 2306753030 Mata Kuliah : Prinsip Pengajaran dan Asesmen II
Topik 1 Ruang Kolaborasi
Teknik Asesmen Kelebihan Kekurangan
1. Memperoleh informasi yang lebih 1. Menyita banyak waktu dan tenaga
akurat karena diperoleh secara bagi pewawancara dan narasumber. langsung dari narasumber. 2. Memperoleh informasi yang 2. Instrumen terbaik untuk cenderung subjektif berdasarkan cara mendapatkan data pribadi yang pandang narasumber. lengkap. 3. Sangat bergantung pada keterampilan 3. Dapat menggali informasi dengan pewawancara untuk menciptakan Wawancara lebih mendalam dan berkualitas. suasana yang interaktif dan tidak 4. Peneliti dapat mengembangkan monoton. pertanyaan sesuai dengan situasi 4. Keakuratan data tergantung pada yang dihadapi. keterampilan pewawancara. 5. Tidak terbatas pada tingkat pendidikan tertentu karena disesuaikan dengan kebutuhan informasi dari narasumber.
Mengukur kesiapan siswa untuk
Siswa kurang siap dalam mengerjakan Kuis mengikuti pembelajaran yang akan kuis tersebut karena bersifat mendadak. diterima .
1. Melatih kejujuran peserta didik 1. Penilaian bersifat subjektif.
ketika mengemukakan kelebihan 2. Kemungkinan dalam pengisiannya Penilaian Diri dan kekurangan pada dirinya sendiri. tidak sesuai dengan kemampuannya. 2. Melatih keterbukaan peserta didik. 3. Kemungkinan peserta didik mengisi data dengan mencontek temannya.
1. Kita dapat langsung melihat ob.yek 1. Memerlukan biaya yang besar.
sesuai dengan sasaran. 2. Banyak data pribadi yang terungkap. 2. Dapat diperoleh data gejala/kejadian 3. Observasi banyak tergantung dari yang sebenarnya dan langsung. faktor yang tidak terkontrol. Observasi 3. Pengamat mempunyai kemungkinan 4. Subjektifitas observer sukar untuk langsung mencatat hal-hal, dihindarkan. perilaku pertumbuhan dan 5. Timbulnya hallow effect pengaruh sebagainya sewaktu kejadian kesan pertama dan kesan luarnya saja tersebut masih berlaku atau sewaktu saat menilai subjek. perilaku sedang terjadi sehingga 6. Terjadi hawthron effect suatu tedensi pengamat tidak menggantungkan tingkah laku akan di atur menjadi data-data dari ingatan seseorang. nampak berbeda dari kondisi yang 4. Pengamat dapat memperoleh data alamiah dan nampak menjadi lebih dan subjek baik dengan baik. berkomunikasi verbal ataupun tidak. 7. Refleksi observe, struktur kepribadian 5. Dengan observasi, observer tidak observer turut berpengaruh dan memerlukan bahasa verbal sebagai bermain dalam hasil pengamatannya alat untuk memperoleh data. terhadap obyek yang diobservasi Misalnya dalam melakukan misalnya : pengalaman-pengalaman penelitian sering subjek tidak mau emosional observer dapat tampil pada berkomunikasi secara verbal dengan waktu observasi berlangsung. peneliti karena takut tidak punya waktu atau enggan. Namun hal ini dapat diatasi dengan adanya pengamatan observasi langsung. 6. Observasi merupakan teknik yang langsung dapat digunakan untuk memperoleh data berbagai aspek tingkah laku. 7. Bagi observant (yang diobservasi) hal ini lebih meringankan dibandingkan apabila mereka disuruh mengisi angket atau menjawab pertanyaan. 8. Teknik observasi memungkinkan dilakukan pencatatan yang serempak dengan terjadinya gejala atau kejadian penting. 9. Observasi dapat merupakan teknik untuk mengecek data yang diperolehdengan teknik lain seperti wawancara angket dan sebagainya.
1. Tugas-tugas asesmen ini biasanya 1. Memberikan kesempatan untuk
sulit untuk diselesaikan dengan mengaplikasikan ketrampilan lengkap oleh siswa. menemukan. 2. Ada unsur subjektivitas dalam 2. Memberikan peluang untuk aplikasi- menilai kinerja siswa. aplikasi pertanyaan-pertanyaan 3. Memberikan banyak variasi berakhir terbuka. Kinerja performens yang biasanya berakhir 3. Mengembangkan kemampuan terbuka. berfikir kritis siswa. 4. Menilai kinerja merupakan tugas 4. Memberikan bukti mengenai apa yang spesifik. yang dapat siswa lakukan. 5. Perlu mengatur waktu dan kelompok 5. Memberikan kesempatan untuk dengan baik. kreatifitas siswa. 6. Memerlukan waktu untuk merancang, mengimplementasikan dan mengevaluasi kinerja siswa. 7. Sulit untuk merancang tugas dan rubrik dengan baik.
1. Penilaian Kemampuan Analitis: Tes 1. Waktu yang Dibutuhkan: Evaluasi tes
tulis memungkinkan siswa untuk tulis dapat membutuhkan waktu yang menunjukkan kemampuan analitis cukup lama, baik dalam penyusunan mereka dalam menyusun argumen, dan penilaian, terutama untuk kelas menyajikan fakta, dan mengevaluasi yang besar. informasi. 2. Subjektivitas Penilaian: Penilaian tes 2. Pengukuran Pemahaman tulis dapat menjadi subjektif karena Mendalam: Tes tulis dapat melibatkan interpretasi guru terhadap mengukur pemahaman mendalam jawaban siswa, yang dapat bervariasi siswa terhadap materi, karena antar penilai. mereka harus menjelaskan konsep 3. Keterbatasan dalam Pengukuran atau menjawab pertanyaan dengan Keterampilan Praktis: Tes tulis menggunakan bahasa mereka mungkin kurang efektif dalam sendiri. mengukur keterampilan praktis atau 3. Pengembangan Keterampilan kemampuan tindakan langsung yang Menulis: Menggunakan tes tulis tidak dapat diungkapkan dalam memberikan kesempatan bagi siswa bentuk tulisan. Tes Tulis untuk mengembangkan 4. Memprioritaskan Gaya Menulis keterampilan menulis mereka, tertentu: Siswa dengan gaya menulis termasuk struktur penulisan, tata tertentu mungkin diuntungkan lebih bahasa, dan gaya penulisan. dari jenis tes ini, sementara siswa 4. Refleksi Pribadi: Siswa dapat dengan gaya menulis yang berbeda menggunakan tes tulis sebagai dapat merasa kurang nyaman atau sarana untuk merefleksikan tidak dapat mengekspresikan diri pemahaman mereka sendiri, dengan baik. menyampaikan pendapat, atau 5. Tidak Memungkinkan Pertanyaan menyajikan pandangan pribadi Terbuka Secara Luas: Tes tulis tentang suatu topik. mungkin tidak dapat mencakup 5. Keadilan dalam Evaluasi: Tes tulis seluruh materi atau memberikan dapat memberikan kesempatan yang gambaran lengkap terhadap semua lebih adil bagi siswa yang mungkin aspek pembelajaran yang diinginkan. tidak begitu unggul dalam ujian pilihan ganda atau tes yang lebih terfokus pada pengetahuan faktual.
1. Menyajikan gambaran menyeluruh: 1. Membutuhkan waktu dan usaha:
Portofolio mampu menunjukkan Menyusun portofolio membutuhkan perkembangan dan pertumbuhan waktu dan usaha dari siswa dan guru. kemampuan siswa dari waktu ke Guru perlu menyusun pedoman yang Portofolio waktu, bukan hanya hasil akhir. Hal jelas dan memberikan umpan balik ini memberikan informasi yang lebih yang konstruktif kepada siswa. komprehensif tentang pembelajaran 2. Subjektivitas: Penilaian portofolio siswa. dapat bersifat subjektif, tergantung 2. Memperkuat refleksi diri: Siswa pada interpretasi guru terhadap karya didorong untuk merenungkan hasil siswa. Hal ini dapat menimbulkan kerja mereka, menganalisis bias dalam penilaian. kekuatan dan kelemahannya, serta 3. Keterbatasan akses: Jika portofolio menetapkan tujuan belajar dibuat dalam bentuk fisik, aksesnya selanjutnya. Proses refleksi ini bisa terbatas. Hal ini dapat membantu siswa memahami diri menyulitkan guru dan orang tua mereka sebagai pembelajar dan untuk melacak perkembangan siswa. meningkatkan motivasi belajar. 3. Menilai berbagai aspek: Portofolio dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek pembelajaran, seperti keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini memungkinkan guru untuk melihat perkembangan siswa secara holistik. 4. Meningkatkan keterlibatan siswa: Proses penyusunan portofolio melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Mereka memilih karya terbaiknya, merefleksikan hasil karyanya, dan mempresentasikannya kepada orang lain. Hal ini meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepemilikan siswa atas pembelajaran mereka. 5. Memfasilitasi pembelajaran berdiferensiasi: Portofolio memungkinkan guru untuk menilai siswa secara individual dan memberikan umpan balik yang sesuai dengan kebutuhan masing- masing. Hal ini membantu guru untuk mengakomodasi berbagai gaya belajar dan tingkat kemampuan siswa. Instrumen Kelebihan Kekurangan Asesmen
1. Membantu proses penilaian menjadi Pembuatan rubrik bisa sangat memakan
lebih efisien. waktu dan waktu bukanlah sesuatu yang 2. Membantu dosen menilai/skor dimiliki sebagian besar guru secara dengan lebih akurat, adil, dan dapat berlebihan. Mungkin juga sulit bagi guru diandalkan. untuk menggunakan bahasa yang tepat 3. Mewajibkan fakultas untuk untuk rubrik tersebut sehingga menetapkan dan mendefinisikan harapannya sangat jelas. Terkadang, secara lebih tepat kriteria yang rubrik memerlukan banyak revisi agar digunakan dalam proses penilaian. dapat digunakan dengan mudah . 4. Mendukung proses penilaian yang seragam dan terstandarisasi di antara Rubrik anggota fakultas yang berbeda. 5. Mengklarifikasi harapan kualitas kepada siswa tentang tugas mereka. 6. Siswa dapat menilai sendiri pekerjaannya sebelum diserahkan. 7. Siswa dapat lebih memahami alasan dan alasan nilai. 8. Membantu mengkomunikasikan nilai antara dosen dan mahasiswa. 9. Membantu meningkatkan kinerja siswa, karena mereka tahu apa yang harus difokuskan.
1. Efisiensi dan Cepat : Instrumen 1. Kurangnya Kedalaman
ceklis memungkinkan penilaian Pemahaman:Instrumen ceklis yang cepat karena hanya mungkin kurang mampu mengukur memerlukan tanda centang atau pemahaman mendalam atau jawaban singkat, mempercepat kemampuan analitis peserta karena proses penilaian. jawaban terbatas pada pilihan yang 2. Objektif :Kecenderungan sudah disediakan. subjektivitas dapat dikurangi karena 2. Ketidakmampuan Mengukur instrumen ceklis memiliki kriteria Keterampilan Praktis:Instrumen ini penilaian yang jelas, memudahkan mungkin tidak efektif dalam penilai untuk memberikan skor mengukur keterampilan praktis yang Ceklis secara konsisten. memerlukan tindakan langsung atau 3. Skor yang Mudah Dianalisis: Hasil demonstrasi. dari instrumen ceklis mudah untuk 3. Tidak Fleksibel:Tidak dapat dianalisis secara kuantitatif. Ini menangkap nuansa atau konteks yang mempermudah pengumpulan data mungkin relevan dalam jawaban untuk evaluasi dan pemantauan. peserta. Jawaban yang kompleks atau 4. Penggunaan Massal:Cocok untuk kontekstual mungkin sulit penilaian yang melibatkan sejumlah diungkapkan. besar peserta karena instrumen ini 4. Kecenderungan Pemahaman yang dapat diberikan dan dinilai dengan Terbatas:Instrumen ceklis cenderung relatif mudah. membatasi kemampuan peserta untuk 5. Memudahkan Pelaporan dan mengekspresikan pemahaman atau Komunikasi: Skor yang diperoleh pandangan mereka dengan bebas. dari instrumen ceklis dapat dengan 5. Kurang Memotivasi Peserta:Peserta mudah dikomunikasikan dan mungkin merasa kurang termotivasi dilaporkan kepada pesertanya. karena jawaban yang benar atau salah telah ditentukan sebelumnya, mengurangi elemen tantangan atau eksplorasi.
1. Pendidik dapat mencatat peristiwa 1. Taraf reliabilitasnya lebih rendah
yang penting untuk membantu karena dipengaruhi oleh pemikiran mencapai perkembangan peserta dari pendidik yang terkadang tidak didik agar berhasil dengan baik. seimbang. 2. Hasil yang diperoleh sudah pasti asli 2. Mengharuskan untuk meningkatkan karena diambil dari kegiatan kesabaran karena dibutuhkan waktu Catatan pembelajaran secara langsung. yang cukup lama dalam mengamati Anekdotal 3. Pendidik bisa menggunakannya suatu kegiatan yang dilakukan untuk untuk memahami peserta didik lebih memperoleh hasil yang maksimal. baik dan rinci tingkah lakunya. 3. Objektivitas catatan dapat berkurang jika pencatatan tidak dilakukan segera lalu kelupaan sehingga membuat catatan tidak sesuai dengan peristiwa yang terjadi sebenarnya.
1. Observer dapat mencatat langsung 1. Penilaian bersifat subjektif.
setiap proses pembelajaran yang 2. Memungkinkan terjadinya dialami peserta didik. ketidakwajaran apabila peserta didik Pedoman 2. Observer tidak memerlukan bahasa yang diobservasi mengetahui sedang Observasi verbal sebagai alat bantu untuk diobservasi. memperoleh data 3. Observer harus sangat teliti dalam mengamati setiap kejadian yang terjadi.
1. Tidak memerlukan kehadiran 1. Responden sering tidak teliti dalam
seorang peneliti menjawab sehingga ada pertanyaan 2. Dapat dibagikan secara serentak yang terlewati tidak dijawab kepada responden 2. Seringkali sukar diberi validitasnya 3. Dapat dijawab oleh responden 3. Walaupun dibuat anonim, kadang- menurut kecepatan masing-masing kadang responden dengan sengaja dan menuntut waktu senggang memberikan jawaban yang tidak responden betul atau tidak jujur Angket 4. Dapat dibuat anonim, sehingga 4. Seringkali angket tidak dikembalikan responden bebas, jujur dan tidak terutama jika dikirim lewat pos malu-malu menjawab 5. Waktu pengambilannya tidak 5. Dapat dibuat terstandar sehingga bersama-sama kadang ada yang bagi semua responden dapat diberi terlalu lama sehingga terlambat pertanyaan yang benar-benar sama 6. Pilihan jawaban mungkin tidak 6. Mudah pengsiannya karena mencakup apa yang terkandung responden tidak perlu menuliskan dalam hati responden buah pikirannya 7. Jawaban responden sudah diarahkan 7. Tidak memerlukan banyak waktu oleh peneliti, sehingga kurang ada untuk mengisinya kebebasan secara leluasa dari 8. Lebih besar harapan untuk responden dikembalikan 8. Jawaban dari responden terkadang 9. Lebih mudah pengolahan datanya seadanya, bisa jadi tidak dalam 10. Dapat menjangkau responden dalam keadaan yang sesungguhnya, karena jumlah besar dalam pilihan jawaban ada yang paling baik dan pilihan itu cenderung dipilih oleh responden, padahal dalam kenyataannya tidak seperti itu.
1. Terstruktur dan petunjuknya jelas. 1. Koreksi memerlukan waktu dan
2. Penilaian mudah serta objektif. ketelitian. 3. Dapat memuat materi yang lebih 2. Kurang memberikan kesempatan luas/dapat mencakup hampir untuk menyatakan gagasan. Tes seluruh SK, KD. 3. Memerlukan ketelitian, waktu cukup 4. Hasil belajar dapat diukur yang lama dan kurang ekonomis. dimulai dari sederhana hingga kompleks.
1. Instrumen asesmen ini berupa grafik 1. Hanya menekankan persepsi indra
atau infografik yang bisa mata. menggambarkan tahap 2. Ukurannya sangat terbatas untuk perkembangan belajar peserta didik. kelompok besar. Jadi dalam grafik atau infografik ini 3. Media grafik yaitu grafik hanya memuat informasi tentang menyajikan satu persoalan. perkembangan belajar dari peserta didik. Instrumen asesmen ini diperlukan dalam proses belajar mengajar agar kegiatan pembelajaran dapat mencapai hasil belajar yang baik. Dengan adanya instrumen asesmen ini hasil belajar peserta didik valid dan dapat Grafik ditindak lanjuti. Perkembangan 2. Bersifat konkret 3. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. 4. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. 5. Gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman. 6. Gampang dibuat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus. 7. Media grafik memudahkan kita dalam memahami data kuantitatif, data-data statistik yang sullit di baca dapat dengan mudah disajikan melalui grafi, pembuatannya cukup mudah dan sederhana.