Anda di halaman 1dari 6

Zella Yentri Anisa

Bidang Studi Matematika Rombel A


PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023
Universitas Riau

Prinsip Pengajaran dan Asesmen II di Sekolah Dasar dan Menengah


02.02.b.3-T1-3-a Ruang Kolaborasi

Teknik Asesmen Kelebihan Kekurangan


Wawancara 1. Mendapatkan informasi secara 1. Subjektifitas pewawancara
langsung dari sumber utama Wawancara bergantung pada
Wawancara memungkinkan kemampuan dan sudut pandang
interviewer mendengar langsung dari interviewer. Hasil wawancara bisa
narasumber tentang keluhan, sangat dipengaruhi oleh interviewer
perasaan, dan pengalaman mereka dalam mengajukan pertanyaan dan
selama proses pembelajaran di kelas menginterpretasikan jawaban.
maupun di sekolah.
2. Kesulitan menggali informasi
2. Mendapatkan informasi sensitif
mendalam Informasi sensitif terkadang sulit
Melalui wawancara, interviewer digali melalui wawancara, karena
dapat menggali informasi lebih detail narasumber enggan
dan mendalam dengan mengajukan membicarakannya.
pertanyaan tambahan kepada
narasumber. 3. Membutuhkan keterampilan
wawancara
3. Fleksibilitas Untuk mendapatkan informasi
Interviewer dapat menyesuaikan yang berguna, interviewer perlu
pertanyaan berdasarkan jawaban dan memiliki keterampilan bertanya,
respon narasumber agar mendengarkan, dan menggali
mendapatkan pemahaman yang lebih informasi secara mendalam. Tanpa
baik. keterampilan ini, hasil wawancara bisa
menjadi tidak akurat.
4. Mengamati sikap dan perilaku
non-verbal 4. Rentan bias konfirmasi
Selain jawaban verbal, Interviewer bisa tanpa sadar
interviewer juga bisa mengamati mengajukan pertanyaan yang
bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan memancing jawaban sesuai
intonasi narasumber. prasangkanya, sehingga tidak objektif.

5. Membangun hubungan saling 5. Terbatasnya ingatan dan catatan


percaya Keterbatasan daya ingat manusia
Wawancara yang hangat dan membuat informasi dari wawancara
empatik dapat membangun rasa bisa dilupakan atau salah ingat. Perlu
aman dan respect pada narasumber. ada catatan lengkap agar informasi
terekam dengan baik.
6. Efisiensi waktu
Informasi esensial dapat digali
dalam satu sesi wawancara jika
dilakukan dengan terstruktur.
Teknik Asesmen Kelebihan Kekurangan
7. Biaya rendah
Wawancara tidak memerlukan
peralatan khusus sehingga biaya
yang dibutuhkan relatif murah.
Kuis 1. Praktis dan mudah diberikan 1. Informasi terbatas
Kuis bisa dengan mudah dan Kuis hanya mengungkap aspek
praktis diberikan kepada peserta tes tertentu saja, tidak bisa
tanpa memerlukan peralatan khusus. menggambarkan keseluruhan kondisi
peserta tes.
2. Menghasilkan data kuantitatif
Skor pada kuis dapat dianalisis 2. Jawaban dapat ditebak
secara kuantitatif. Beberapa peserta tes bisa menebak
jawaban yang 'benar' sehingga hasilnya
3. Meminimalisasi bias tidak akurat.
Pertanyaan kuis yang
terstandarisasi dapat meminimalkan 3. Rentan manipulasi
bias dari pemberi asesmen. Peserta tes dapat sengaja memilih
jawaban yang ingin ditampilkan,
4. Mendeteksi dengan cepat bukan kondisi sesungguhnya.
Kuis bisa mendeteksi adanya
kelainan atau masalah psikologis 4. Budaya tertentu
dengan relatif cepat. Kuis dibuat berdasarkan budaya
dan aturan tertentu sehingga kurang
5. Validitas dan reliabilitas tepat untuk peserta tes dari budaya
Kuis yang terstandarisasi yang berbeda.
umumnya telah melalui uji validitas
dan reliabilitas yang baik. 5. Memerlukan kemampuan baca-tulis
Peserta tes dengan gangguan baca-
6. Menentukan intervensi tulis mungkin tidak bisa mengerjakan
selanjutnya kuis dengan benar.
Hasil kuis membantu
merumuskan diagnosa dan 6. Kurang fleksibel
menentukan intervensi yang sesuai. Pertanyaan kuis bersifat tetap
sehingga sulit menggali isu unik setiap
peserta didik.
Penilaian diri 1. Mendapatkan informasi langsung 1. Bersifat subjektif dan dipengaruhi
dari sumbernya persepsi peserta tentang dirinya
Penilaian diri langsung sendiri.
memberikan informasi dari 2. Kecenderungan peserta menilai dirinya
perspektif dan pemahaman peserta lebih positif agar diterima secara
tentang dirinya sendiri. sosial.
3. Kecenderungan untuk selalu
2. Mengetahui aspek-aspek internal menjawab pernyataan dengan jawaban
Penilaian diri dapat menggali 'setuju'.
informasi seperti perasaan, pikiran, 4. Peserta bisa dengan sengaja memilih
motivasi yang hanya diketahui jawaban yang tidak mencerminkan
peserta. dirinya.
5. Membutuhkan kemampuan introspeksi
3. Praktis dan mudah dibuat dan wawasan diri yang baik dari
Asesmen penilaian diri relatif peserta.
mudah disusun dan diberikan kepada 6. Peserta mungkin lupa atau salah
peserta. mengingat kelakuannya di masa lalu.
Teknik Asesmen Kelebihan Kekurangan
4. Waktu dan biaya efisien Peserta menutupi masalah-masalah
Pengisian skala penilaian diri sensitif yang dianggap memalukan.
tidak memakan banyak waktu dan 7. Peserta dengan keterbatasan membaca
biaya. akan kesulitan mengisi.

5. Beragam aspek psikologis


Penilaian diri dapat dibuat untuk
menilai berbagai aspek seperti
kepribadian, interaksi sosial, dan
lainnya.
Observasi 1. Mendapatkan data aktual dan 1. Memerlukan waktu dan tenaga
langsung lebih banyak
Observasi memungkinkan Observasi memerlukan waktu
pengamatan langsung terhadap yang cukup lama dan tenaga observer
subjek sehingga data yang diperoleh yang lebih besar.
bersifat aktual dan nyata.
2. Kesulitan observasi perilaku
2. Mengamati perilaku alami subjek jarang muncul
Perilaku yang diamati Perilaku yang muncul jarang
merupakan perilaku alami, bukan atau sudah lama terjadi akan sulit
buatan. diobservasi.

3. Fleksibilitas 3. Reaktivitas
Dapat diaplikasikan pada Subjek yang mengetahui sedang
beragam kelompok usia, kondisi, dan diobservasi dapat merubah
latar belakang subjek. perilakunya.

4. Beragam aspek yang dapat diamati 4. Bias observer


Mulai dari perkembangan Hasil observasi dapat
motorik, interaksi sosial, aktivitas dipengaruhi oleh subjektivitas dan
bermain, hingga dinamika keluarga. bias dari pengamat.

5. Mendeteksi hal yang tidak disadari 5. Hanya untuk perilaku yang kasat
subjek mata
Dapat mengungkap hal-hal Observasi hanya bisa mengamati
diluar kesadaran atau luput dari perilaku yang bersifat lahiriah, bukan
perhatian subjek. proses mental.

6. Objektivitas 6. Kesulitan pencatatan saat


Data cenderung objektif karena observasi
berdasarkan pengamatan langsung Sulit mencatat secara rinci dan
oleh pengamat. teliti saat sedang mengamati.

7. Membantu asesmen lainnya 7. Membutuhkan keahlian observasi


Hasil observasi dapat Pengamat perlu terlatih dan
melengkapi atau mengkonfirmasi memiliki kemampuan observasi yang
data dari wawancara, angket, dan tes. baik.
Instrumen Asesmen Kelebihan Kekurangan
Rubrik 1. Rubrik memberikan kriteria yang 1. Pembuatan rubrik yang baik
jelas dan terdefinisi dengan baik membutuhkan waktu dan tenaga
untuk menilai kinerja atau hasil. yang cukup besar.

2. Rubrik memperjelas apa yang 2. Meskipun rubrik dimaksudkan untuk


diharapkan dari peserta dalam meningkatkan objektivitas, tetap ada
kaitannya dengan kriteria penilaian. kemungkinan subjektivitas dalam
penilaian, terutama jika rubrik tidak
3. Dengan menggunakan rubrik, dirancang dengan baik atau jika
penilai cenderung memberikan penilai tidak konsisten dalam
penilaian yang lebih konsisten penerapannya.
karena kriteria penilaian telah
ditetapkan sebelumnya. 3. Rubrik yang sudah dibuat mungkin
tidak selalu cocok untuk setiap
4. Rubrik membantu peserta situasi atau konteks penilaian.
memahami area di mana mereka
perlu meningkatkan kinerja 4. Rubrik cenderung memberikan
mereka. penilaian yang lebih tersegmentasi
dan seringkali tidak mampu
5. Rubrik sering kali mencakup menangkap kompleksitas dari
berbagai aspek atau dimensi dari kinerja atau hasil yang dievaluasi.
kinerja atau hasil yang dievaluasi,
sehingga memberikan gambaran 5. Terlalu banyak fokus pada kriteria
yang lebih komprehensif tentang yang telah ditentukan dalam rubrik
prestasi peserta. dapat membatasi kreativitas dan
inovasi peserta, terutama dalam
6. Rubrik dapat disesuaikan dengan konteks di mana aspek ini penting.
kebutuhan spesifik dari penilaian
tertentu. 6. Kinerja atau hasil kadang-kadang
sulit untuk dinilai dengan satu set
7. Rubrik memungkinkan penilai kriteria yang kaku.
memberikan umpan balik yang
terperinci dan bermakna kepada 7. Rubrik cenderung lebih efektif dalam
peserta. menilai aspek kuantitatif
dibandingkan dengan aspek
8. Dengan menggunakan rubrik, kualitatif.
proses penilaian menjadi lebih
terstruktur dan terdokumentasi
dengan baik.
Ceklis 1. Instrumen ceklis relatif mudah 1. Instrumen ceklis cenderung tidak
digunakan dan dipahami. Penilai mampu menangkap kompleksitas
hanya perlu mencentang item yang dari kinerja atau hasil yang
relevan atau mencocokkan dengan dievaluasi.
kriteria yang telah ditentukan.
2. Instrumen ceklis cenderung lebih
2. Instrumen ceklis memungkinkan efektif dalam mengukur kuantitas
penilai untuk menilai sejumlah daripada kualitas.
besar peserta atau item dalam
waktu yang relatif singkat. 3. Terkadang, instrumen ceklis dapat
menimbulkan risiko kesalahan
3. Penggunaan instrumen ceklis interpretasi karena pertanyaan atau
memastikan bahwa semua penilai item yang ambigu atau terbuka untuk
interpretasi yang berbeda.
Instrumen Asesmen Kelebihan Kekurangan
menggunakan kriteria yang sama
dalam penilaian mereka. 4. Instrumen ceklis mungkin tidak
mampu menangani variasi atau
4. Instrumen ceklis memungkinkan kompleksitas dalam kinerja atau
penilai untuk dengan mudah hasil yang dievaluasi.
mengidentifikasi item atau kriteria
yang telah dipenuhi atau belum 5. Instrumen ceklis seringkali kurang
dipenuhi oleh peserta. fleksibel dibandingkan dengan
instrumen penilaian lainnya seperti
5. Dengan menggunakan instrumen rubrik.
ceklis, penilai dapat melacak
kemajuan peserta dari waktu ke 6. Instrumen ceklis cenderung
waktu dengan cara yang lebih memberikan informasi yang lebih
terstruktur dan terukur. terbatas daripada instrumen
penilaian lainnya.
6. Instrumen ceklis dapat dirancang
untuk menilai peserta terhadap 7. Peserta mungkin cenderung
kriteria tertentu atau standar yang berperilaku sesuai dengan apa yang
telah ditetapkan sebelumnya. diukur oleh instrumen ceklis.

7. Instrumen ceklis dapat digunakan 8. Instrumen ceklis mungkin tidak


secara efektif dalam penilaian selalu mampu mencakup aspek
formatif, di mana fokus utamanya kontekstual yang penting dalam
adalah pada memberikan umpan penilaian.
balik untuk meningkatkan kinerja
peserta.
Catatan anekdotal 1. Catatan anekdotal memungkinkan 1. Catatan anekdotal rentan terhadap
penilai untuk menangkap konteks subjektivitas penilai. Penilaian yang
spesifik di mana perilaku atau didasarkan pada catatan anekdotal
kejadian terjadi. dapat dipengaruhi oleh preferensi
pribadi, bias, atau persepsi subjektif
2. Dengan mencatat kejadian atau penilai.
perilaku secara kronologis, catatan
anekdotal memungkinkan penilai 2. Karena catatan anekdotal bersifat
untuk melacak perkembangan naratif dan kurang terstruktur, hal ini
peserta dari waktu ke waktu. dapat menyebabkan
ketidakobjektifan dalam penilaian.
3. Catatan anekdotal memberikan
kesempatan bagi penilai untuk 3. Penilai mungkin tidak selalu dapat
merenungkan secara mendalam mencatat semua kejadian atau
tentang perilaku atau kejadian yang perilaku yang relevan.
dicatat.
4. Analisis catatan anekdotal dapat
4. Catatan anekdotal tidak terbatas menjadi rumit dan memakan waktu.
pada kriteria atau format tertentu,
sehingga memungkinkan penilai 5. Catatan anekdotal cenderung kurang
untuk mencatat berbagai jenis standar dibandingkan dengan
informasi yang dianggap relevan instrumen penilaian yang lebih
atau penting. terstruktur seperti rubrik atau
instrumen ceklis.
5. Catatan anekdotal menyediakan
bukti kualitatif tentang kinerja atau 6. Catatan anekdotal cenderung tidak
perilaku peserta, yang dapat mampu menangkap aspek kuantitatif
Instrumen Asesmen Kelebihan Kekurangan
memberikan wawasan yang dari kinerja atau perilaku peserta
berharga bagi penilai. dengan baik.

6. Dalam konteks pendidikan atau 7. Catatan anekdotal mungkin tidak


pengembangan profesional, catatan selalu memberikan umpan balik yang
anekdotal dapat digunakan sebagai spesifik atau terukur kepada peserta.
dasar untuk diskusi kolaboratif
antara penilai, peserta, dan pihak
lain yang terlibat.

Anda mungkin juga menyukai