Yang terhormat, Ibu Alfi Sahrina, S.Pd., M.Pd sebagai dosen pembimbing
Yang terhormat, Ibu Fatiya Rosyida, S.Pd., M.Pd sebagai dosen penguji 1
Yang terhormat, Bapak Sugeng Utaya, M.Si., P.hD sebagai dosen penguji 2
Serta terimakasih kepada teman-teman yang sudah hadir dalam ujian proposal saya hari ini. Sebelumnya
perkenalkan saya Chahya Ramadhanti. Pada pagi hari ini izinkan saya memaparkan proposal penelitian
saya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry Berbantuan Video Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI”.
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perkembangan pendidikan pada abad 21 ini telah memunculkan model-model
pembelajaran yang inovatif, kreatif, serta membuat siswa aktif dalam membangun
suatu pengetahuan salah satunya yakni model pembelajaran guided inquiry (inkuiri
terbimbing).
Menurut Suastra (2002) model pembelajaran guided inquiry memiliki beberapa
kelebihan antara lain:
- dapat membuat siswa lebih aktif dan memperoleh pengalaman baru dalam proses
pembelajaran sehingga siswa dapat memahami konsep pembelajaran dengan baik.
Hal ini didukung oleh pendapat Anas, L. H. (2021) yang menyatakan bahwa model
pembelajaran guided inquiry menuntun siswa untuk memunculkan pertanyaan,
mencari keterangan melalui penyelidikan sehingga siswa dapat menjadi lebih aktif
dalam pembelajaran secara mental dan fisik.
3. DEFINISI OPERASIONAL
1. Kemampuan berpikir kritis adalah suatu hal yang digunakan untuk memecahkan permasalahan
secara rasional dengan memperhatikan indikator sebagai berikut : 1) merumuskan masalah, 2)
memberikan argumen, 3) melakukan dedukasi, 4) melakukan induksi, 5) memberikan evaluasi,
6) memutuskan atau melaksanakan.
2. Model pembelajaran guided inquiry berbantuan video adalah suatu kegiatan pembelajaran
penyelidikan dalam memecahkan suatu permasalahan dengan bimbingan guru serta dibantu
media video agar dapat memvisualisasikan fenomena atau peristiwa secara nyata melalui
beberapa sintaks yakni : 1) orientasi dengan memberi tayangan video, 2) merumuskan masalah
yang dianalisis dari video, 3) merumuskan hipotesis dari tayangan video , 4) mengumpulkan data
yang dapat diperoleh dari video dan sumber lain yang terpercaya, 5) menguji hipotesis, 6)
merumuskan kesimpulan.
PEMBAHASAN
Pada sintaks model guided inquiry dan indikator kemampuan berpikir kritis sama sama memiliki tahapan
merumuskan masalah. Pada sintaks model guided inquiry terdapat tahapan menentukan hipotesis yang
memiliki fungsi yang sama pada indikator kemampuan berpikir kritis yakni memberikan argumen. Pada
kegiatan mengumpulkan data dan menguji hipotesis juga memiliki fungsi yang sama dengan melakukan
deduksi, melakukan induksi, dan melakukan evaluasi pada indikator kemampuan berpikir kritis. Pada
kegiatan merumuskan kesimpulan juga memiliki fungsi yang sama dengan indikator kemampuan
berpikir kritis yakni memutuskan atau melaksanakan
Metode
Rancangan penelitian
- Kelompok yang diberi perlakuan model pembelajaran guided inquiry berbantuan video, serta
diberi posttest untuk mengukur kemampuan berpikir kritis
- Kelompok yang tidak diberi perlakuan model pembelajaran guided inquiry berbantuan video,
akan tetapi menggunakan model pembelajaran konvensional dan diberi posttest untuk
mengukur kemampuan berpikir kritis
Subjek penelitian
Siswa kelas xi sma negeri 2 batu
Penentuan kelas bedasarkan nilai rata-rata UAS mata pelajaran geografi semester ganjil tahun pelajaran
2022/2023. Berikut merupakan tabel nilai rata-rata uas dan jumlah siswa di kelas XI sman 2 batu
Kelas XI 1 memiliki rata rata uas sebesar…. Dan jumlah siswa sebesar….
Teknik penentuan kelas menggunakan purposive sampling. Kelas yang digunakan yakni….
Teknik pengumpulan data menggunakan tes yang berjumlah 6 butir soal berupa posttest yang
diberikan setelah siswa diberi perlakuan.
soal essay disesuaikan dengan indicator kemampuan berpikir kritis ranah kognitif C4 (menganalisis),
C5 (mengevaluasi), dan C6 (menciptakan). Sebelum digunakan perlu di uji validitas dan uji relibilitas
dengan ketentuan sebagai berikut
uji validitas
Uji validitas menggunakan korelasi Product Moment Pearson (Bivariate Pearson). Jika
hasil uji validitas memperoleh nilai Sig. (2 tailed) > 0,05 dapat dikatakan valid pada tiap
butir soal. Jika nilai Sig. (2 tailed) < 0,05 dapat dikatakan tidak valid. Bedasarkan hasil
analisis validitas, butir soal yang valid dapat digunakan sebagai instrumen penelitian
uji reabilitas
Uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha .Pada uji reabilitas nilai signifikansi harus
> 0,05 agar data dapat dikatakan reliabel.
Teknik analisis data
Uji normalitas menggunakan Shapiro wilk karena sampel yang digunakan kurang dari 50
orang. Kriteria uji normalitas yakni jika taraf signifikansi > 0,05 maka data terdistribusi
normal. Jika taraf signifikansi < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Data yang
tidak terdistribusi dengan normal maka dapat dilakukan uji non parametrik
Uji homogenitas menggunakan Uji Levene’s test for equality of variance dengan kriteria
jika taraf signifikansi > 0,05 maka data dapat dikatakan homogen
Uji hipotesis menggunakan uji-t dua sampel independen (Independent sample t-test).
Dengan ketentuan sebagai berikut :
- Jika taraf signifikansi > 0,05 dan nilai rata-rata kelas eksperimen > kelas kontrol
maka H0 diterima artinya model pembelajaran Guided Inquiry berbantuan video
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
- Jika taraf signifikansi <0,05 maka Ho ditolak dan nilai rata-rata kelas eksperimen <
kelas kontrol artinya model pembelajaran Guided Inquiry berbantuan video
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
Sekian terimakasih presentasi dari saya kurang lebihnya mohon maaf, saya kembalikan
ke moderator