Anda di halaman 1dari 21

ANALYTICAL STUDY

Lorda Presenta (30000223420022)

Field Epidemiology Training Program Diponegoro University


COHORT STUDY

Studi Cohort merupakan studi untuk membandingkan dan


membuktikan hipotesis yang menunjukkan hubungan kausal
(sebab akibat) pada kejadian peyakit dengan kelompok paparan
yang berbeda
Sasaran dari studi Cohort adalah individu dan kelompok
Kelompok dalam studi Cohort terbagi menjadi dua, yaitu
kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar
Prinsip Memilih Kelompok dalam Studi Cohort, yaitu menyeleksi Populasi
Penelitian dengan melihat beberapa faktor sebagai berikut :
1. Komparabilitas dari sampel - Memiliki atribut yang sama atau tidak dengan
kelompok kontrol (menghindari bias seleksi)
2. Frekuensi Faktor Risiko - Menentukan kelompok yang memiliki faktor risiko
yang sama
3. Frekuensi Penyakit - Memengaruhi jumlah sampel (semakin sedikit frekuensi
penyakit pada populasi akan berdampak pada waktu yang lama dan jumlah
sampel yang besar)
4. Derajat Sensitivitas dari Studi - Berdampak pada presisi sehingga akan
menyebabkan jumlah sampel yang besar
5. Representasi Populasi Penelitian
6. Asesibilitas - Mampu untuk memberikan informasi yang lengkap
Prinsip Desain Studi Cohort, yaitu :
1. Mengidentifikasi individu atau kelompok yang tidak sakit dan
tidak menerima paparan
2. Mengukur paparan yang diminati untuk membuat kelompok
(terpapar dan tidak terpapar)
3. Mengikuti perkembangan paparan dari waktu ke waktu / pada
periode waktu tertentu untuk menentukan kejadian penyakit
(sakit atau tidak sakit)

Macam - macam desain studi Cohort, yaitu :


1. Cohort Prospektif (Maju)
2. Cohort Retrospektif (Mundur)
COHORT PROSPEKTIF
Desain Studi Cohort Prospektif merupakan desain studi yang digunakan untuk
membuktikan hipotesis yang berkaitan dengan penyebab / paparan dari
sebuah penyakit / masalah kesehatan
Populasi Umum :
Orang dengan kriteria
tertentu dengan
penyakit tertentu
Populasi Referensi :
Orang dengan kriteria
tertentu TANPA
penyakit tertentu
Keterangan :
a : Kelompok TERPAPAR dan mengalami SAKIT (true positive)
b : Kelompok TERPAPAR tapi TIDAK SAKIT (false positive)
c : Kelompok TIDAK TERPAPAR tapi SAKIT (false negative)
d : Kelompok TIDAK TERPAPAR tapi TIDAK SAKIT (true negative)
Desain Studi Cohort dapat di hitung dengan menggunakan Relative Risk (RR)
COHORT RETROSPEKTIF
Desain Studi Cohort Retrospektif merupakan desain studi yang digunakan
untuk melihat efek - efek atau paparan yang berpengaruh terhadap suatu
penyakit
Populasi Umum :
Orang dengan kriteria
tertentu dengan
penyakit tertentu
Populasi Referensi :
Orang dengan kriteria
tertentu TANPA
penyakit tertentu
Kelebihan Desain Studi Cohort :
1. Digunakan untuk mengetahui perkembangan normal (karena
berjalan secara maju atau ke depan)
2. Dapat digunakan untuk mempelajari timbulnya penyakit secara
alamiah akibat terjadinya paparan
3. Digunakan untuk mempelajari perjalanan klinis suatu penyakit
4. Digunakan untuk mempelajari insidensi penyakit tertentu
5. Cocok digunakan pada studi dengan faktor yang jarang
6. Dapat menilai multi efek dari satu faktor
7. Mengurangi bias pengukuran faktor
Kekurangan Desain Studi Cohort :
1. Membutuhkan biaya yang banyak, waktu yang LAMA dan
membutuhkan jumlah sampel yang BANYAK, sehingga sulit
mempertahankan subjek studi mengikuti proses penelitian
2. Penelitian ini SULIT dilakukan pada penyakit yang JARANG
3. Tidak EFISIEN untuk penyakit dengan masa laten yang lama
4. Validitasnya terganggu karena kehilangan subjek pada masa
follow-up
EXPERIMENTAL STUDY
Experimental Study bertujuan untuk mengetahui bagaimana
perlakuan terntentu berdampak pada situasi yang terkendalikan
Prinsip Studi Experimental, yaitu :
a. Dapat mengontrol PAPARAN untuk setiap individu (Uji Klinis)
atau komunitas (Uji Komunitas)
b. Dapat melacak individu atau komunitas tersebut dari waktu
ke waktu, untuk melihat / mendeteksi paparan
c. Dapat menemukan individu / komunitas yang terpapar / tidak
terpapar tersebut menjadi sakit / tidak sakit.
Pada Experimental Study memiliki 2 (dua) hipotesis, yaitu :
Hipotesis 0 (H0)
Hipotesis 1 (H1) - Hipotesis Alternatif
Kelebihan Experimental Study, yaitu :
a. Menunjukkan hubungan kausal yang paling kuat
b. Dapat memanulasi secara tepat satu atau lebih variabel
yang diinginkan
c. Memiliki validitas internal yang tinggi
STUDI EXPERIMENTAL

PRE-EKSPERIMEN QUASI EKSPERIMEN

TRUE FAKTORIAL
EKSPERIMENTAL EKSPERIMENTAL
PRE - EXPERIMENTAL
Pre - Experimental Study merupakan desain eksperimental dimana
terdapat variabel luar yang berpengaruh terhadap pembentukan
variabel dependen.
Penyebab :
a. Tidak adanya variabel kontrol
b. Sampel tidak dipilih secara random
Tujuan Pre - Eksperimental Study yaitu untuk mendapatkan
informasi awal terhadap rumusan masalah yang ada di dalam
penelitian
Macam - Macam Pre - Eksperimental Studi, yaitu:
a. Posttest Only Design / One Shoot Case Study
Terdiri dari satu kelompok (kelompok eksperimen) dan tidak ada pre-
test
b. One-Group Pretest Postest Design
Terdiri dari satu kelompok (kelompok eksperimen) tapi diberikan pre-
test dan post-test
Pengamatan dilakukan sebelum dan setelah eksperimen
c. Static Group Comparison
Terdapat dua kelompok (kelompok eksperimen dan kontrol)
Kelompok eksperimen diberikan perlakuan dan post-test
Kelompok kontrol hanya diberikan post-test
TRUE EXPERIMENTAL

True Experimental merupakan eksperimen yang benar karena


peneliti dapat mengontrol variabel liar yang dapat memengaruhi
jalannya eksperimen
Ciri True Experimental, yaitu:
a. Kelompok eksperimen digunakan untuk eksperimen
b. Kelompok kontrol dipilih secara random dari populasi
c. Telah dilakukannya kontrol terhadap variabel pengganggu
Macam - macam desain studi True Experimental, yaitu:
1. Pre-test Post-test with Control Group
2. Randomized Salomon Four Group
a. Kelompok perlakuan dengan pengukuran pra-ntervensi dan
pasca-intervensi
b. Kelompok kontrol dengan pengukuran pre-test dan post-test
c. Kelompok perlakuan dengan post-test
d. Kelompok kontrol dengan post-test
3. Post-test Only Control Group Design
RANDOMIZED
SALOMON
FOUR GROUP
QUASI EXPERIMENTAL

Quasi Experimental merupakan pengembangan dari true


experimental.
Ciri dari Quasi Experimental yaitu :
a. Memiliki kelompok kontrol, tapi tidak berfungsi untuk
mengontrol variabel luar yang mengganggu
b. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih
secara random
Quasi Experimental terdiri dari 4 (empat) desain, yaitu:
a. Time Series Design
Hasil akhir pre-test seharusnya SAMA dengan post-test
b. Control Times Series Design
Pengamatan dilakukan di awal dan akhir. Namun hanya kelompok
eksperimen saja yang diberikan perlakuan
c. Non-Equivalen Control Group
Pengamatan hanya dilakukan pada awal/akhir. Namun, kelompok
eksperimen tetap diberikan perlakuan
d. Separate Sampel Pre-test Post-test
Pada deign ini, kelompok eksperimen dan kontrol diberikan perlakuan yang
sama. Namun pengamatannya berbeda, kelompok eksperimen dilakukan
diawal. Sedangkan kelompok kontrol dilakukan di akhir
FAKTORIAL EXPERIMENTAL
Faktorial Eksperimental merupakan modifikasi dari true eksperimental
Ciri dari Faktorial Eksperimental yaitu:
a. Memperhatikan variabel moderator yang memengaruhi variabel
terikat.
b. Semua kelompok (eksperimen dan kontrol) dilakukan secara random
DAFTAR PUSTAKA
1. Lapau, Buchari dan Alib Birwin. 2017. Prinsip dan Metode Epidemiologi.
Jakarta : Kencana.
2. Kestenbaum, Bryan. 2019. Epidemiology and Biostatistic : An
Introduction to Clinical Research. Springer.
3. Alwi, Juwitriani et al. 2020. Metode Penelitian Epidemiologi. Bandung :
Media Sains Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai