Abstrak
Gerakan dan tuntutan mengenai keadilan antara laki-laki dengan perempuan bukan hanya dalam
hak dan juga status melainkan sudah mencakup segala aspek kehidupan, seperti dalam berkeluarga.
Dalam tulisan ini akan menjelaskan bagaimana posisi, peran dan hubungan gender dalam keluarga
pekerja, dan bagaimana melalui peran dan pembagian kerja kita dapat membangun kemitraan yang setara
dan berkeadilan gender. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara. Sumber data ynag diperoleh dari penelitian ini yaitu sumber data primer dan sumber
data sekunder. Prinsip kesetaraan gender adalah keyakinan bahwa laki-laki dan perempuan harus
diperlakukan sama dalam memiliki hak dan kesempatan, tanpa memandang jenis kelamin. Kemitraan
gender merujuk pada kerja sama antara laki-laki dan perempuan dalam rangka mencapai kesetaraan
gender dan mempromosikan hak-hak perempuan. Terdapat tiga pembagian peran suami dan istri dalam
kehidupan berumahtangga, yaitu: pengambilan keputusan, pengelolaan keuangan keluarga, dan
pengasuhan anak.
Kata Kunci: Gender, Keluarga, Pasangan Pekerja, Kesetaraan Gender
yang biasanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak- Masalah keluarga saat ini dan masa
anak. Ikatan sosial yang ada dalam keluarga depan cenderung diperburuk oleh banyaknya
relatif kuat dan didasarkan pada ikatan darah, perubahan cepat dalam masyarakat. Tantangan
perkawinan dan adopsi. Hubungan antara bagi keluarga juga menjadi semakin beragam.
keluarga ini ditandai dengan adanya kasih Masyarakat yang berubah dengan cepat ini
sayang dan memiliki rasa tanggung jawab. menimbulkan ketakutan karena nilai-nilai yang
Peran keluarga adalah merawat, mengasuh, secara tradisional menjadi dasar masyarakat
dan melindungi anak sebagai bagian dari tidak berlaku lagi (Aziz, 2017). Keadaan ini
mengendalikan diri dan mengembangkan jiwa dimainkan oleh pasangan suami dan istri yang
sosial. Ciri umum keluarga adalah hidup akan berdampak pada hubungan mereka dalam
bersama dalam satu atap dan membentuk keluarga. Rumah merupakan tempat yang
rumah. Keluarga adalah perkumpulan orang paling aman dan juga tenang untuk dirasakan
yang saling berinteraksi dan berkomunikasi oleh semua anggotanya. Namun pada
satu sama lainnya, yang dapat menciptakan kenyataannya masih adanya peran gender dan
peran sosial bagi anggotanya dan keluarga pembagian kerja yang timpang dalam keluarga
antar asuami dan istri, sehingga menimbulkan ibu rumah tangga yang berperan dalam
beban ganda pada pihak perempuan mengurus keluarga, sebagai binatu,
(Badruzaman, 2020). Beberapa masalah yang menyiapkan makanan, mengasuh anak, dll.
muncul dalam keluarga terutama yang Konsep model tradisional mengalami
disebabkan oleh adanya struktur sosial dan perubahan sesuai dengan perubahan kondisi
budaya yang dipahami dan diterima oleh sosial. Sebagian besar perkembangan
masyarakat, daripada prinsip kesetaraan antara berhubungan dengan tuntutan dari feminis
laki-laki dan perempuan. Misalnya untuk persamaan hak danperan bagi
ketidakseimbangan pembagian peran antara perempuan (Fitriyaningsih dkk, 2020).
laki-laki (suami dan anak laki-laki) dan Hubungan ideal keluarga saat ini didasarkan
perempuan (istri dan anak perempuan) dalam pada kesetaraan gender. Berbicara mengenai
keluarga. Masih banyak yang beranggapan gender sudah tidak asing lagi dikalangan
bahwa laki-laki lebih diistimewakan dan masyarakat. Pergerakan dan tuntutan dalam
perempuan lebih rendah. Artinya, perempuan keadilan dan kesetaraan antara laki-laki dan
masih berada di bawah laki-laki dalam posisi perempuan tidak hanya menyangkut hak dan
sosial di masyarakat (Yustika dan Shelo, 2021) juga status, tetapi mencakup seluruh aspek
Ekspresi identitas gender yang mengacu kehidupan, misalnya dalam keluarga.
pada ekspektasi sosial dan budaya disebut Kompromi disebut juga keseimbangan
sebagai peran gender. Sebagai contoh, dalam (equilibrium) yang menekankan konsep
pembagian peran gender ini (dalam kemitraan dan keharmonisan pada hubungan
masyarakat patriarkis) laki-laki bertugas antara perempuan dan laki-laki. Perspektif ini
sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah, tidak membedakan antara perempuan dan laki-
sementara itu perempuan bertugas untuk laki, karena keduanya perlu menjalin
mengurusi anak dan keluarga). Pembagian kemitraan dan bekerja sama secara harmonis
peran tersebut kemudian juga memisahkan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat
ruang antara laki-laki dengan perempuan, laki- dan berbangsa (Kiram, 2020). Oleh karena itu,
laki beraktifitas dalam ranah publik dan pencapaian kesetaraan dan keadilan gender
perempuan bertugas dalam ranah privat tidak didasarkan pada perhitungan jumlah dan
(Musahwi dan Rizki, 2017). tarif saja, melainkan juga pada masalah yang
Pengertian keluarga tradisional meliputi ada di tempat dan waktu tertentu dan masalah
suami berperan sebagai pencari nafkah dan tergantung situasi yang harus diperhatikan dan
juga pelindung bagi keluarganya, istri sebagai tidak bersifat universal.
pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, kesejahteraan yang diterima, laki-laki dan
dan pelecehan seksual. perempuan harus diperlakukan sama tanpa
Prinsip Kesetaraan Gender memandang jenis kelamin. Keadilan dalam
Prinsip kesetaraan gender adalah peran dan tanggung jawab: Dalam hal
keyakinan bahwa laki-laki dan perempuan tanggung jawab dan peran di dalam keluarga,
harus diperlakukan sama dalam memiliki hak masyarakat, dan tempat kerja laki-laki dan
dan kesempatan, tanpa memandang jenis perempuan harus diperlakukan dengan sama.
kelamin. Prinsip ini mendasarkan bahwa Prinsip kesetaraan gender sangat penting
gender bukanlah faktor yang menentukan dalam memastikan bahwa setiap orang
kualitas, kemampuan, atau nilai seseorang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih
dalam masyarakat. Kesetaraan gender kehidupan yang sejahtera dan berkontribusi
merupakan hak bagi setiap orang dari berbagai secara maksimal pada masyarakat
golongan baik golongan kelas atas, kelas Kemitraan Gender (Gender Partnership)
menengah maupun kelas bawah tanpa Kemitraan gender atau gender
memandang jenis kelamin baik laki-laki partnership merujuk pada kerja sama antara
maupun perempuan. Setiap orang berhak laki-laki dan perempuan dalam rangka
mendapatkan kesetaran gender dalam setiap mencapai kesetaraan gender dan
bidang kehidupan di hidupnya (Sulistyowati, mempromosikan hak-hak perempuan.
2020). Kemitraan gender bertujuan untuk mengurangi
Beberapa prinsip kesetaraan gender yang ketidakadilan gender dan meningkatkan
penting adalah Non-diskriminasi: Setiap partisipasi dan pemberdayaan perempuan
orang, baik laki-laki maupun perempuan, dalam semua aspek kehidupan. Kemitraan
memiliki hak yang sama untuk mendapatkan gender melibatkan pemberdayaan perempuan
perlakuan yang adil dan tidak membeda- melalui pemberian akses terhadap pendidikan,
bedakan berdasarkan jenis kelamin. pelatihan, dan pengembangan keterampilan
Kesetaraan akses dan kesempatan: Setiap (Sulistyowati, 2021). Hal ini bertujuan untuk
orang, baik itu laki-laki maupun perempuan, memperkuat kemampuan perempuan dalam
dapat memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi secara aktif dalam berbagai
memperoleh kesempatan dalam hal akses bidang seperti politik, ekonomi, dan sosial.
pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan layanan Selain itu, kemitraan gender juga melibatkan
publik lainnya (Syafei dkk, 2020). Kesetaraan laki-laki sebagai sekutu dalam perjuangan
upah dan kesejahteraan: Dalam hal upah dan untuk kesetaraan gender. Melalui pendidikan
pengasuhan dan perkembangannya (Alie dan penting untuk dijunjung tinggi agar terciptanya
Elanda, 2020). masyarakat yang adil dan merata bagi semua
Dari hasil wawancara yang telah orang tanpa terkecuali.
diperoleh, pasangan suami dan istri Kemitraan gender ini bertujuan untuk
bekerjasama dalam memberikan pendidikan menciptakan kesetaraan dan keadilan gender,
baik pendidikan dalam keluarga maupun serta meningkatkan partisipasi aktif
pendidikan secara formal. Dalam perempuan dalam pembangunan dan
mendampingi anak, pasangan suami dan istri pengambilan keputusan di masyarakat. Dalam
ini melakukan kerja sama dengan baik, yaitu kemitraan gender laki-laki dan perempuan
dengan bergantian dalam mengawasi anak saat memiliki peran yang sama pentingnya dalam
tidak ada kesibukan dalam pekerjaannya. mencapai tujuan bersama.
Selain tiga pembagian peran dalam kehidupan Dalam keluarga pasangan pekerja
berumahtangga, pasangan suami istri tersebut terdapat tiga pembagian peran suami dan istri
menyatakan bahwa mereka berusaha mencapai dalam kehidupan berumahtangga, yaitu:
kesetaraan gender dalam keluarga dengan cara pengambilan keputusan, pengelolaan keuangan
saling menghormati perbedaan dan tidak keluarga, dan pengasuhan anak. Selain itu
membeda-bedakan gender. Mereka saling suami istri yang bekerja berupaya mencapai
menghormati keputusan masing-masing dalam kesetaraan gender dalam keluarga dengan
memilih pekerjaan dan karir. berbagi tugas rumah tangga, berkomunikasi
Pasangan itu berbagi pekerjaan rumah secara terbuka,menghargai perbedaan, dan
tangga dengan adil. Sang suami membantu membangun hubungan yang sehat. Upaya ini
istrinya dengan pekerjaan rumah tangga dapat menjadi contoh bagi keluarga lain untuk
seperti mencuci piring, membersihkan rumah, mencapai kesetaraan gender dalam kehidupan
dan mencuci pakaian. Sedangkan sang istri sehari-hari.
membantu suaminya memasak dan mengurus
DAFTAR PUSTAKA
kebutuhannya. Alie, A., & Elanda, Y. (2020). Perempuan dan
ketahanan ekonomi keluarga (studi di
KESIMPULAN
Laki-laki maupun perempuan memiliki Kampung Kue Rungkut Surabaya).
Journal of Urban Sociology, 2(2), 31-42.
hak yang sama dalam segala aspek kehidupan,
Aziz, Abdul. 2017. Relasi Gender Dalam
seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, Membentuk Keluarga Harmoni (Upaya
pekerjaan, kesehatan, dan perlindungan dari Membentuk Keluarga Bahagia). Harkat:
Media Komunikasi Islam Tentang
kekerasan. Pada prinsip kesetaraan gender
Gender Dan Anak. Vol. 12 No. 2
Badruzaman, D. (2020). Keadilan Dan Yustika Irfani Lindawati, Shelo Mita Nur
Kesetaraan Gender Untuk Para Chintanawati. 2021. Analisis Wacana
Perempuan Korban Kekerasan Dalam Representasi Perjuangan Perempuan
Rumah Tangga (KDRT). Tahkim, 3(1), Dalam Mengejar.
103-124.
Fitriyaningsih, P. D. A., & Faizah, F. N.
(2020). Relevansi kesetaraan gender dan
peran perempuan bekerja terhadap
kesejahteraan keluarga di indonesia
(perspektif ekonomi islam). Jurnal Al-
Maiyyah, 13(1).
Kiram, M. Z. (2020). Pendidikan Berbasis
Gender Dalam Keluarga Masyarakat
Aceh. Community: Pengawas Dinamika
Sosial, 6(2), 180-191.
Musahwi dan Rizki Setiawan, 2017. Relasi
Sosial dan Gender Siswa dan Guru SMA
N CMBBS. Jurnal Hermeneutika. Vol. 3,
No. 2 hal 14-26.
Opy Trisnawati, Subhan Widiansyah. 2022.
Kesetaraan Gender Terhadap Perempuan
Dalam Bidang Pendidikan Di Perguruan
Tinggi. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan
Humaniora. Volume 13 hal 339-347.
Sulistyowati, Y. (2021). Kesetaraan gender
dalam lingkup pendidikan dan tata
sosial. Ijougs: Indonesian Journal of
Gender Studies, 1(2), 1-14.
Stevany, Afrizal dan Polelah. 2021. Peran
Ganda Perempuan Dalam Peningkatan
Perekonomian Keluarga (Studi Kasus
Pada Perempuan Bekerja Di Kecamatan
Padarincang Kabupaten Serang).
Indonesian Journal Of Sociology,
Education, And Development. Vol. 3
No. 1 (53-62)
Syafei, I., Mashvufah, H., Jaenullah, J., &
Susanti, A. (2020). Konsep Gender
Dalam Perspektif Pendidikan Islam. Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam,
11(2), 243-257.