Penulis
Sri Harni, S.Pd
Tujuan
Pembelajaran Peserta didik mampu memahami dan menguasai unsur keaktoran dalam teater realis
1. Peserta didik mampu mencatat dan merekam analisis tokoh yang diamati
dengan menjawab 7 langkah pertanyaan kunci dari metode Stanislavski
dengan runtut
2. Peserta didik mampu menjelaskan karakternya dihubungkan dengan bentuk
fisik dan lingkungan sosial dengan kritis
3. Peserta didik mampu membuat dan memperagakan pelatihan dasar seni
peran terkait unsur luar aktor dan unsur dalam aktor
4. Peserta didik mampu mengeksplorasi suara dengan kreatif sesuai karakter
yang diperankan
Informasi Umum
Penyusun : Sri Harni, S.Pd
Tahun Penyusunan : 2020
Jenjang sekolah : SMP UNIT 1
Kelas : VIII ( Delapan)
Alokasi Waktu : 480 Menit
Fase Capaian Kata Kunci dan
Konten Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran Pertanyaan Inti
FASE D Penguasaan unsur Tujuan Pembelajaran Unsur keaktoran
Pada akhir fase D, Peserta keaktoran dalam Umum : Peserta didik dengan metode
didik dapat memahami teater realis mampu memahami dan Stanislavski
penggunaan seluruh elemen menguasai teknik Kata kunci
pertunjukkan teater secara keaktoran dengan apa saja yang
utuh(unity) termasuk di metode Stanislavski perlu dipahami
dalamnya teknik keaktoran, dan dikuasai
penyutradaraan dan 1. Melalui serangkaian pada unsur
memahami fungsi elemen kegiatan observasi, keaktoran
artistik seperti kostum, peserta didik mampu dengan
properti, musik dan tata mencatat dan metode
panggung untuk merekam analisis Stanislavski
menyampaikan cerita, tokoh yang diamati Pertanyaan
terutama yang berhubungan dengan menjawab 7 pemantik:
dengan tema-tema yang langkah pertanyaan 7 langkah
bersifat remaja atau kunci dari metode pertanyaan
faktual. Pada akhir fase ini, Stanislavski dengan kunci apa saja
selanjutnya peserta didik runtut. yang perlu
telah diperkenalkan dengan 2. Melalui serangkaian dikuasai oleh
ragam bentuk teater realis kegiatan seorang aktor
dan genre teater seperti observasi/pengamata berdasarkan
realis, teater komedi, atau n seorang tokoh, metode
teknik dramatic reading. peserta didik mampu Stanislavski
Melalui pengalaman ini, menjelaskan Sebutkan
peserta didik diharapkan karakternya latihan dasar
mampu menyusun skema dihubungkan dengan seni peran
pertunjukan sederhana bentuk fisik dan terkait unsur
secara mandiri dan lingkungan sosial dalam aktor
kemudian menuangkan ide dengan kritis. dan luar aktor
dan gagasan ke dalam 3. Melalui serangkaian Lakukanlah
bentuk naskah atau desain kegiatan latihan dasar latihan dasar
sederhana pertunjukan. olah tubuh seni peran
Peserta didik mampu menggunakan teknik terkait unsur
mengaplikasikan proses dasar keaktoran dalam aktor
peniruan tokoh atau Stanislavski, peserta dan luar aktor.
karakter(mimesis) didik mampu
berdasarkan pada analisis memeragakan latihan
karakter dasar seni peran
tokoh(fisik,Psikologis dan terkait unsur luar
sosiologis) agar mampu aktor yaitu olah
menafsir dan menjiwai tubuh, vokal dan
peran tokoh secara akurat pernafasan dengan
dan menyakinkan. teknik yang tepat.
4. Melalui serangkaian
kegiatan latihan dasar
olah tubuh
menggunakan
menggunakan teknik
dasar keaktoran
Stanislavski, peserta
didik mampu
melakukan dasar seni
peran terkait unsur
dalam aktor yaitu
meditasi, konsentrasi
dan pengemabngan
imajinasi dengan
penuh konsentrasi.
5. Melalui serangkaian
kegiatan latihan
proyeksi suara,
peserta didik mampu
melakukan eksplorasi
suara dengan kreatif
sesuai karakter yang
diperankan.
Mandiri
Terlihat pada elemen mengalami, ditunjukkan
pada saat peserta didik mencatat dan merekam
analisis tokoh yang diamati dengan menjawab 7
langkah pertanyaan kunci dari metode Stanislavski.
Bernalar Kritis
Terlihat pada elemen mereflesksikan, ditunjukkan
Profil Pelajar Pancasila pada saat peserta didik menjelaskan karakter
tokoh yang diamati.
Kreatif
Terlihat pada elemen mencipta, ditunjukkan pada
saat peserta didik memeragakan latihan dasar seni
peran baik yang terkait unsur luar aktor maupun
dalam aktor.
Laptop/PC
Jaringan Internet
Sarana prasarana
Pengeras suara
Pengalaman guru
Tatap Muka
Model pembelajaran
Paduan antara tatap muka dan PJJ
(blended learning)
Materi / Sumber Belajar yang Utama Alat dan bahan
Pembukaan pembelajaran
Refleksi guru Apakah guru sudah memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik
dan mengelola kelas dengan baik
Apakah keseluruhan materi yang diberikan dalam pembelajaran dapat
dipahami oleh peserta didik?
Apakah tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai 100%
Apakah guru dalam proses pembelajaran sudah mengaitkan materi dengan
fenomena dalam kehidupan sehari-hari
Bagi peserta didik yang mengalami kesulitan, dibimbing oleh guru melakukan
latihan-latihan dasar seni peran secara perlahan-lahan, memilih dasar-dasar
Materi kesulitan seni peran yang paling mudah,seperti latihan meditasi bagi pemula, latihan
belajar pernafasan dengan pelan-pelan.
Penilaian sikap
Penilaian sikap diambil berdasarkan atas Profil Pelajar Pancasila(PPP). Penilain
dilakukan menggunakan jurnal harian
Penilaian tertulis/lisan
Peserta didik mampu menjawab 7 langkah pertanyaan kunci dari metode
Stanislavski dengan runtut. Penilaian yang dilakukan guru hanya dengan cek
list peserta didik mampu menjawab dan runtut atau belum mampu menjawab
dengan runtut
Assesmen Penilaian praktik/performance
Penampilan secara individu melakukan peragaan dasar seni peran
terkait unsur luar aktor dan unsur dalam aktor
Rubrik pengamatan
NO Aspek yang diamati Berhasil Belum berhasil
(V) (V)
1 Olah Vokal
2 Pernafasan
3 Meditasi
4 Konsentrasi
ANALISIS NASKAH TEATER REALIS
Tujuan
Peserta didik mampu memahami dan menguasai analisis naskah teater realis
Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menjelaskan dengan kata-kata sendiri tipe karakter, alur
cerita, bit, situasi terberi berdasarkan naskah yang disajikan
2. Peserta didik mampu menampilkan sosok/tokoh dalam pementasan monolog
singkat dengan blocking dan penerapan di atas panggung sesuai ritme, emosi dan
cerita
3. Peserta didik mampu melakukan evaluasi atas penghayatan sosok/tokoh yang
dipilihnya
4. Peserta didik mampu mengeksplorasi hands props untuk memberikan penguatan
kepada sosok/tokoh yang diperankan
Materi ajar
Materi ajar, Analisis naskah
alat, dan monolog
bahan Alat dan bahan
Naskah monolog singkat
Lembar Kerja Peserta Didik
Rubrik Penilaian
Laptop/PC
Sarana Pengeras suara
Prasarana Jaringan Internet
Ruang latihan
Pengalaman guru
Informasi Umum
Penyusun : Sri Harni, S.Pd
Mandiri
Terlihat pada elemen mengalami, ditunjukkan pada saat peserta didik
menjelaskan sosok/karakter
Kreatif
Terlihat pada elemen mengalami, ditunjukkan pada saat peserta didik
menganalisis naskah monolog.
Bernalar kritis
Terlihat pada elemen merefleksikan, ditunjukkan pada saat peserta
didik melakukan evaluasi atas penghayatan tokoh/sosok yang dilakukan
oleh teman sekelasnya.
Laptop/PC
Pengeras suara
Sarana prasarana Jaringan internet
Ruang latihan
Pengalaman guru
Tatap muka
Paduan antara tatap muka dan PJJ(blended
Model pembelajaran learning)
Pembukaan pembelajaran
Memberikan apersepsi dengan pertanyaan pemantik
Memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
Pembukaan
Memberikan petunjuk pelaksanaan pembelajaran 15 menit
Sumber : https://www.solopos.com/ironi-negeri-dalam-pentas-
monolog-yustinus-yantoro-949705
Sumber :https://www.suarainvestor.com/sukses-pentas-monolog-
pisang-terakhir-karya-rizal-siregar/
Sumber : https://news.uad.ac.id/pentas-parade-monolog-teater-jab/
Sumber:Dokumen Pribadi
Menutup pembelajaran
Monolog
Monolog adalah percakapan seorang pelaku dengan dirinya sendiri, baik
berupa cerita maupun sebagian. Monolog bisa dilakukan di awal, tengah,
akhir atau kombinasi dari ketiganya. Biasanya monolog dipakai untuk
perasaan atau perenungan. Untuk latihan monolog diperlukan
kepandaian pemain dalam berbicara, keberanian mengungkapkan
Bahan bacaan guru dan perasaan dan kemampuan melahirkan kata-kata kalimat yang bervariasi.
peserta didik Pemain bebas berbicara apa saja dan seenaknya asal ada maksud dan
arah tujuannya. Hal ini juga untuk mengajarkan berimprovisasi, dari
kata, kalimat, hingga membentuk sebuah cerita.
Latihan-latihan yang bisa dilakukan antara lain:
Latihan ke 1
Di depan anda ada sebuah patung, atau benda apa saja yang berdiri
tegak. Bayangkan benda tersebut sebagai benda yang benar-benar hidup
dan ajaklah berbicara.
Latihan ke 2
Ingat-ingatlah sebuah cerita yang anda dengar atau baca. Ceritakan
kembali itu seperti seorang ibu/nenek bercerita kepada anak/cucunya.
Latihan ke 3
Pejamkan mata anda. Ingat-ingat kembali pengalaman yang pernah anda
alami atau kejadian yang sangat berkenan di hati. Ungkapkan
pengalaman itu dengan kata-kata.
Latihan ke 4
Ambillah sebuah kayu, atau apa saja anggaplah benda itu sebagai
gagang telepon. Berbicaralah dengan ekspresi dalam situasi yang
berbeda. Misal: mendengar berita gembira, berita sedih atau sedang
membicarakan sesuatu yang bersifat rahasia.
Latihan ke 5
Berbicaralah dalam suasana hati berbeda-beda. Marah, sedih, tobat,
sayang, atau lainnya. Agar tercipta situasi yang lebih hidup, bisa
dilakukan dengan gerak dan ekspresi yang mendukung.
Latihan ke 6
Seperti pada latihan ke 5, tetapi dengan mengubah usia, watak, fisik.
Misalnya orang tua pemarah dan bungkuk sedang memarahi anaknya.
Latihan ke 7
Ada sesuatu kejadian atau keadaan tertentu yang tidak terduga
sebelumnya tiba-tiba muncul, misalnya ada sebuah benda jatuh,
responlah kejadian tersebut dengan mengucapkan kalimat yang sesuai.
Latihan monolog membutuhkan kreativitas dan disiplin pada diri
pemain. Untuk lebih memperluas pandangan dan memperkaya kosa
kata, maka alangkah baiknya jika sering membaca naskah-naskah drama
yang baik. Bacalah naskah itu dengan diucapkan.
Istilah monolog seringkali terdengar dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti namanya, monolog merupakan sebuah percakapan tunggal
antara seseorang dengan dirinya sendiri. Biasanya monolog seringkali
dikaitkan dalam pentas drama, namun kenyataannya, monolog juga bisa
disajikan ke dalam bentuk teks
Monolog disebut juga monodrama. Tokoh melakukan sandiwara tunggal
dengan membawakan percakapan seorang diri. Jadi monolog adalah
drama yang mengandung percakapan atau narasi yang disampaikan oleh
tokoh, tanpa ada balasan dari tokoh lain. Atau dapat pula dikatakan
bahwa monolog adalah seni peran di mana hanya dibutuhkan satu orang
atau dialog bisu untuk melakukan adegan.
Dalam menganalisis naskah monolog harus menguasai tentang alur
cerita, bit, situasi terberi.
Alur cerita adalah rangkaian atau peristiwa yang membentuk suatu
cerita
Bit adalah ketukan ketika melakukan analisis naskah, di mana setiap bit
dilatar belakangi oleh motivasi atau tujuan aktor melakukan aksinya.
Situasi terberi adalah segala data atau fakta yang telah ada di dalam
naskah atau tujuan pertunjukkan, meliputi latar belakang karakter,
tempat, waktu, peristiwa, kondisi atau situasi yang terbangun.
Teks monolog memiliki arti sebagai sebuah teks yang hanya terdiri dari
dialog pada diri sendiri. Walaupun hanya terdiri dari dialog satu orang
saja, tetapi emosi dan pesan tetap dapat dirasakan oleh pembacanya.
Contoh teks monolog nantinya akan berbentuk sebuah teks yang berisi
beberapa buah percakapan antara seseorang dengan dirinya sendiri
tanpa campur tangan orang lain. Hampir semua yang diucapkan
seseorang tersebut tidak diketahui orang lain. Adapun isi percakapan
tersebut biasanya berupa tanggapan atas sesuatu, hal yang akan
dilakukan dan juga perasaan yang sedang dirasakan.