Anda di halaman 1dari 3

Bergaul dengan Non Muslim

Hidup di tengah-tengah masyarakat kita tak bisa menghindari bergaul dengan orang-orang yang
tidak seiman dengan kita. Islam tidak melarang umatnya bergaul dengan mereka.

Hanya saja, dalam pergaulan dengan non-Muslim, Islam telah memberikan adab-adabnya, antara
lain sebagai berikut:

Pertama, memberi kesempatan kepada orang-orang non-Muslim untuk mendengar kalamullah.


Bisa jadi, mereka tidak beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena belum pernah
mendengar firman Allah. Allah berfirman:

“Dan jika seseorang dari orang-orang musyirikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka
lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah. Kemudian antarkanlah ia ke tempat
yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.” (At-Taubah
[9]: 6)

Kedua, karena orang-orang non Muslim tidak beriman dan menyekutukan Allah dengan sesuatu,
hati orang Muslim harus membenci mereka. Namun kebencian hati bukan berarti bersikap zalim.
Islam melarang umatnya menganiaya, curang, mencuri harta, serta mengkhianati amanah
mereka.

“……dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Bagi kami amal-amal kami dan
bagi kamu amal-amal kamu.Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah
mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita)”. (Asy-Syuraa [42]:15).

Adapun bagi kaum non Muslim yang memerangi dan mengeluarkan umat Islam dari negerinya,
darah mereka halal.

Ketiga, Seorang Muslim boleh berbuat baik kepada non-Muslim dalam suasana damai dengan
membantu finansial, memberi makan, memberi pinjaman, menolong mereka dalam perkara-
perkara yang mubah, serta berlemah-lembut dalam tutur kata.
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Al-Mumtahanah [60]: 8)

Keempat, berlaku adil dalam memutuskan hukum antara orang non Muslim dan kaum
Muslimin, jika mereka berada di tengah-tengah penerapan hukum Islam.

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil
itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Maidah [5]: 8)

Kelima, Kaum muslimin harus meyakini bahwa ada perbedaan antara Muslim dengan non-
Muslim dalam beberapa ketentuan hukum, seperti diyat (ganti rugi untuk pihak keluarga
terbunuh, bila si pembunuh tidak diqishah), warisan, pernikahan, perwalian dalam nikah, masuk
kota Makkah dan lain-lain. Kesemuanya itu didasari oleh perintah-perintah dari Allah dan Rasul-
Nya, sehingga tidak mungkin disamaratakan antara orang yang beriman dengan yang non
Muslim kepada Allah.

Keenam, wajib membalas salam apabila diberi salam oleh orang non Muslim, dengan jawaban
“Wa ‘alaikum.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika salah seorang dari Ahlul Kitab
mengucapkan salam pada kalian, maka balaslah: Wa ‘alaikum.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Akan tetapi, kita dilarang memulai mengucapkan salam lebih dulu pada mereka. Rasulullah
bersabda, “Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashrani dalam ucapan salam.” (Riwayat
Tirmidzi dan Ahmad)

Demikianlah beberapa adab yang harus dipegang teguh oleh kaum Muslimin dalam
hubungannya dengan orang-orang non-Muslim.* Bahrul Ulum/Suara Hidayatullah, JUNI 2011

Anda mungkin juga menyukai