Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

IKLIM SCHMIDT-FERGUSON
DI SUSUKAN MOJO
KELOMPOK 3

Disusun Oleh :
Febrina Aisya Karunia Siwi (14)
Grenada Azzahra Abdul (15)

MATA PELAJARAN GEOGRAFI


SMAN 1 UNGARAN
2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Iklim Schmidt-Ferguson


Iklim Schmidt Ferguson, atau Klasifikasi Iklim Schmidt dan Ferguson, adalah
salah satu metode klasifikasi iklim yang didasarkan pada tingkat curah hujan
di suatu wilayah. Metode ini dikembangkan oleh Bruno Schmidt dan Brian
Ferguson pada tahun 1950 dan banyak digunakan di Indonesia, terutama
untuk mengklasifikasikan iklim di daerah tropis.

1.2 Klasifikasi Iklim


Klasifikasi ini membagi iklim menjadi delapan jenis berdasarkan perhitungan
jumlah bulan kering dan bulan basah dalam setahun. Bulan kering
didefinisikan sebagai bulan dengan curah hujan kurang dari 60 mm,
sedangkan bulan basah memiliki curah hujan lebih dari 100 mm, dan juga
bulan lembab antara 60-100 mm.

1.3 Jenis Iklim Schmidt-Ferguson


Iklim Schmidt-Ferguson memiliki delapan jenis pembagian. Penentuan jenis
iklim ini didasarkan pada perhitungan jumlah bulan kering dan bulan basah
dari data curah hujan minimal 10 tahun (idealnya 30 tahun) di suatu wilayah.
Dari data tersebut, dihitung jumlah bulan kering dan bulan basah.
Berikut rumus untuk menentukan tipe iklim Schmidt Ferguson :

%
Klasifikasi ini membagi iklim menjadi delapan tipe, yaitu:
1. Tipe A
Tipe A merupakan keadaan iklim daerah sangat basah dengan
Q < 14,3%. Curah hujan tinggi dan merata sepanjang tahun dan vegetasinya
adalah hutan hujan tropika.

2. Tipe B
Tipe B merupakan keadaan iklim daerah basah dengan
Q = 14,3% - 33,3% Curah hujan tinggi dan vegetasinya adalah hutan hujan
tropika.

3. Tipe C
Tipe C merupakan keadaan iklim daerah agak basah dengan
Q = 33,3% - 60%. Curah hujan sedang dan vegetasinya adalah hutan rimba,
daun gugur pada musim kemarau.
4. Tipe D
Tipe D merupakan keadaan iklim daerah sedang dengan
Q = 60-100 %. Curah hujan cukup merata dan vegetasinya adalah hutan
musim atau hutan gugur.

5. Tipe E
Tipe E merupakan keadaan iklim daerah agak kering dengan
Q = 100-167 %. Curah hujan rendah dan vegetasinya adalah hutan musim ke
hutan sabana.

6. Tipe F
Tipe F merupakan keadaan iklim daerah kering dengan
Q = 167-300 %. Curah hujan sangat rendah dan jarang terjadi. Vegetasinya
adalah hutan sabana.
7. Tipe G
Tipe G merupakan keadaan iklim daerah sangat kering dengan
Q = 300-700 %. Curah hujan sangat rendah dan sering terjadi kekeringan.
Vegetasinya adalah padang ilalang.

8. Tipe H
Tipe H merupakan keadaan iklim daerah ekstrim kering dengan
Q = >700 %. Curah hujan hampir tidak ada sama sekali, menyebabkan kondisi
sangat kering dan gersang. Vegetasinya adalah padang ilalang.
BAB II
HASIL
2.1 Tabel Pengamatan

Tabel biru menunjukkan bulan kering, tabel hijau menunjukkan bulan lembab
dan tabel merah menunjukkan bulan basah. Bedasarkan rumus jenis iklim di
Susukan Mojo adalah basah.

2.2 Pengalaman saat mengambil data


Saat mengerjakan saya menampung selama 7 hari air menggunakan wadah
dengan diameter 28 cm dengan daya tampung 16 L. Saya mengganti wadah
setiap jam 12 malam, dan saya mengukurnya di pagi hari. Setelah saya
melakukan pengamatan saya mendapat pengalaman yang menyenangkan, saya
jadi tahu tentang cara menentukan jenis iklim berdasarkan data dan
menambah ilmu tentang delapan jenis iklim Schmidt-Ferguson beserta ciri-
cirinya.
BAB III
KESIMPULAN
Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson adalah metode untuk mengelompokkan
iklim berdasarkan rata-rata curah hujan bulanan di suatu wilayah. Metode ini
menghasilkan delapan jenis iklim.
Berdasarkan pengamatan, hasil presentase yang didapat adalah 14,46%.
Susukan Mojo, Ungaran Timur memiliki jenis iklim yaitu daerah basah
(Tipe B), dengan curah hujan yang tinggi dan vegetasinya berupa hutan hujan
tropika seperti hutan pinus.

BAB IV
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai