Anda di halaman 1dari 4

BAB II

METODE PENYUSUNAN RENCANA

2.1 Kerangka Pendekatan Pengelolaan DAS


Rencana Pengelolaan DAS Sumber Brantas disusun berdasarkan Peraturan
Pemerintah nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan DAS Sungai dan
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.39/Menhut-11/2009
tentang Pedoman Pengelolaan DAS Terpadu Sumber Brantas. Penyusunan
Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu dan Peraturan Menteri
Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.42/Menhut-I11/2009 tentang Pola
Umum, Kriteria dan Standar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu.
Pengelolaan DAS harus dilaksanakan secara menyeluruh mulai dari hulu hingga
hilir mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, serta
pembinaan dan pengawasan. Pengelolaan DAS diawali dengan penyusunan
Rencana Pengelolaan DAS (RPDAS) bagi DAS yang daya dukungnya dipulihkan
dan DAS yang dipertahankan.
Pendekatan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan Rencana
Pengelolaan DAS Sumber Brantas antara lain:
1. Analisis Pemangku Kepentingan
Metode atau teknik yang akan digunakan untuk menganalisis pemangku
kepentingan pilihlah yang paling sederhana namun paling komprehensif
itu adalah:
a. Langkah pertama adalah identifikasi pemangku kepentingan melalui
pembuatan daftar pihak-pihak yang terlibat/terkena dampak rencana
pengelolaan DAS
b. Langkah kedua adalah mengelompokkan pihak-pihak berdasarkan
keterlibatannya dalam pelaksanaan operasional kegiatan (kategori
primer, sekunder, tersier) yang didasarkan pada keterlibatannya dalam
pelaksanaan operasional Pengelolaan DAS, bukan berdasarkan penting
atau tidaknya pihak-pihak tersebut
c. Langkah ketiga adalah mengidentifikasi setiap kelompok pemangku
kepentingan berdasarkan (1) karakteristik status sosial dan ekonomi,
struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab; (2) masalah: kebutuhan,
minat, objektif; (3) potensi: sumber daya yang dimiliki, pengetahuan,
pengalaman; (4) keterlibatan dalam pelaksanaan kegiatan program:
manfaat, mendukung, resistensi, dan lainnya
d. Analisis kepentingan dan pengaruh pemangku kepentingan pada tahap
ini ditinjau setiap pemangku kepentingan khususnya pemangku
kepentingan yang “penting” ditinjau dari pengaruhnya (memiliki
kekuasaan/kekuatan) dan pentingnya keterlibatan dalam pengelolaan
DAS serta mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan kegiatan program.
Kepentingan disini maksudnya bagaimana permasalahan, kebutuhan
dan kepentingan pihak-pihak tertentu sejalan dengan pengelolaan
DAS. Berikut merupakan kategori pemangku kepentingan berdasarkan
matriks dan pengelompokan:
Tinggi Pemangku Pemangku
kepentingan mengerti kepentingan ini yang
dan menghendaki paling perlu untuk
adanya sebuah insiatif dilibatkan serta
terkait pelibatan agar bekerjasama dalam
kepentingan mereka upaya pelaksanaan
dapat tersalurkan dan program suatu
terlindungi kegiatan

Keterangan: Keterangan:
Kepentingan dan Kepentingan tinggi
ketertarikan tinggi dan pengaruh tinggi

Kepentingan Pemangku Pemangku


kepentingan perlu kepentingan dapa
dipertimbangkan mempengaruhi
untuk ikut serta dan dampak dari adanya
terlibat dalam pelaksanaan suatu
kegiatan pelaksanaan program kegiatan
suatu program
kegiatan Keterangan:
ketertarikan dan
Keterangan: kepentingan rendah
ketertarikan dan
kepentingan rendah
Rendah Pengaruh Tinggi

2. Analisis Masalah dan Tujuan


Analisis permasalahan dilakukan secara partisipatif setelah sebelumnya
dilakukan analisis pemangku kepentingan. Analisis masalah ini dapat
dilakukan dengan menggunakan pohon masalah melalui proses sebab
akibat. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menganalisis
masalah adalah sebagai berikut:
A. Identifikasi masalah utama
B. Identifikasi dampak langsung jika “Masalah Utama” tidak teratasi
C. Identifikasi penyebab langsung dari masalah yang menyebabkan
terjadinya masalah utama
D. Identifikasi sub penyebab yang menyebabkan penyebab langsung
Permenhut nomor P.39/Menhut-I1/2009 tentang Pedoman Penyusunan
Pengelolaan DAS Terpadu telah membantu memberikan gambaran
permasalahan dan permasalahan pokok dalam pengelolaan DAS, antara
lain:
1. Penggunaan lahan tidak sesuai dengan daya dukung
2. Penerapan sistem pertanian intensif dengan menggunakan pestisida
3. Pemasangan pipa illegal oleh masyarakat
Setelah analisis masalah dengan pohon masalah diatas selesai, selanjutnya
dilakukan analisis tujuan dengan menggunakan pendekatan analisis pohon
tujuan. Analisis ini dilakukan dengan mengubah bentuk permasalahan
yang negatif menjadi bentuk positif. Salah satu cara untuk merumuskan
tujuan secara rinci adalah dengan menggunakan Logical Framework
Analysis (LFA), yaitu cara untuk melihat struktur hubungan antar “faktor”
(Problem Structure) yang menyebabkan masalah. Tujuan dan sasaran
dirumuskan dengan jelas dan tingkat pencapaiannya dapat diukur, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif. Ukuran tingkat pencapaian tujuan dan
sasaran dirumuskan dalam bentuk kriteria dan indikator tujuan dan
sasaran. Tujuan pengelolaan sumber daya dalam jangka waktu tertentu
perlu mempertimbangkan:
A. Permasalahan utama adalah situasi/fenomena yang perlu segera
diatasi/diatasi/dikendalikan
B. Kondisi dan tren sumber daya saat ini terkait dengan isu-isu utama
C. Kapasitas sumber daya (manusia, keuangan, infrastruktur,
kelembagaan) yang dimiliki oleh lembaga pemerintah dan non-
pemerintah di suatu daerah aliran sungai.
D. Kondisi eksternal yang mempengaruhi pengelolaan dan pengelolaan
sumber daya di dalam DAS (misalnya Peraturan Daerah dan Nasional,
Iklim Global) yang mempengaruhi pengelolaan sumber daya di dalam
DAS.

Anda mungkin juga menyukai