Rencana Pengelolaan DAS Sumber Brantas disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan DAS Sungai dan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.39/Menhut-11/2009 tentang Pedoman Pengelolaan DAS Terpadu Sumber Brantas. Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu dan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.42/Menhut-I11/2009 tentang Pola Umum, Kriteria dan Standar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu. Pengelolaan DAS harus dilaksanakan secara menyeluruh mulai dari hulu hingga hilir mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, serta pembinaan dan pengawasan. Pengelolaan DAS diawali dengan penyusunan Rencana Pengelolaan DAS (RPDAS) bagi DAS yang daya dukungnya dipulihkan dan DAS yang dipertahankan. Pendekatan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Sumber Brantas antara lain: 1. Analisis Pemangku Kepentingan Metode atau teknik yang akan digunakan untuk menganalisis pemangku kepentingan pilihlah yang paling sederhana namun paling komprehensif itu adalah: a. Langkah pertama adalah identifikasi pemangku kepentingan melalui pembuatan daftar pihak-pihak yang terlibat/terkena dampak rencana pengelolaan DAS b. Langkah kedua adalah mengelompokkan pihak-pihak berdasarkan keterlibatannya dalam pelaksanaan operasional kegiatan (kategori primer, sekunder, tersier) yang didasarkan pada keterlibatannya dalam pelaksanaan operasional Pengelolaan DAS, bukan berdasarkan penting atau tidaknya pihak-pihak tersebut c. Langkah ketiga adalah mengidentifikasi setiap kelompok pemangku kepentingan berdasarkan (1) karakteristik status sosial dan ekonomi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab; (2) masalah: kebutuhan, minat, objektif; (3) potensi: sumber daya yang dimiliki, pengetahuan, pengalaman; (4) keterlibatan dalam pelaksanaan kegiatan program: manfaat, mendukung, resistensi, dan lainnya d. Analisis kepentingan dan pengaruh pemangku kepentingan pada tahap ini ditinjau setiap pemangku kepentingan khususnya pemangku kepentingan yang “penting” ditinjau dari pengaruhnya (memiliki kekuasaan/kekuatan) dan pentingnya keterlibatan dalam pengelolaan DAS serta mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan kegiatan program. Kepentingan disini maksudnya bagaimana permasalahan, kebutuhan dan kepentingan pihak-pihak tertentu sejalan dengan pengelolaan DAS. Berikut merupakan kategori pemangku kepentingan berdasarkan matriks dan pengelompokan: Tinggi Pemangku Pemangku kepentingan mengerti kepentingan ini yang dan menghendaki paling perlu untuk adanya sebuah insiatif dilibatkan serta terkait pelibatan agar bekerjasama dalam kepentingan mereka upaya pelaksanaan dapat tersalurkan dan program suatu terlindungi kegiatan
Keterangan: Keterangan: Kepentingan dan Kepentingan tinggi ketertarikan tinggi dan pengaruh tinggi
Kepentingan Pemangku Pemangku
kepentingan perlu kepentingan dapa dipertimbangkan mempengaruhi untuk ikut serta dan dampak dari adanya terlibat dalam pelaksanaan suatu kegiatan pelaksanaan program kegiatan suatu program kegiatan Keterangan: ketertarikan dan Keterangan: kepentingan rendah ketertarikan dan kepentingan rendah Rendah Pengaruh Tinggi
2. Analisis Masalah dan Tujuan
Analisis permasalahan dilakukan secara partisipatif setelah sebelumnya dilakukan analisis pemangku kepentingan. Analisis masalah ini dapat dilakukan dengan menggunakan pohon masalah melalui proses sebab akibat. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menganalisis masalah adalah sebagai berikut: A. Identifikasi masalah utama B. Identifikasi dampak langsung jika “Masalah Utama” tidak teratasi C. Identifikasi penyebab langsung dari masalah yang menyebabkan terjadinya masalah utama D. Identifikasi sub penyebab yang menyebabkan penyebab langsung Permenhut nomor P.39/Menhut-I1/2009 tentang Pedoman Penyusunan Pengelolaan DAS Terpadu telah membantu memberikan gambaran permasalahan dan permasalahan pokok dalam pengelolaan DAS, antara lain: 1. Penggunaan lahan tidak sesuai dengan daya dukung 2. Penerapan sistem pertanian intensif dengan menggunakan pestisida 3. Pemasangan pipa illegal oleh masyarakat Setelah analisis masalah dengan pohon masalah diatas selesai, selanjutnya dilakukan analisis tujuan dengan menggunakan pendekatan analisis pohon tujuan. Analisis ini dilakukan dengan mengubah bentuk permasalahan yang negatif menjadi bentuk positif. Salah satu cara untuk merumuskan tujuan secara rinci adalah dengan menggunakan Logical Framework Analysis (LFA), yaitu cara untuk melihat struktur hubungan antar “faktor” (Problem Structure) yang menyebabkan masalah. Tujuan dan sasaran dirumuskan dengan jelas dan tingkat pencapaiannya dapat diukur, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Ukuran tingkat pencapaian tujuan dan sasaran dirumuskan dalam bentuk kriteria dan indikator tujuan dan sasaran. Tujuan pengelolaan sumber daya dalam jangka waktu tertentu perlu mempertimbangkan: A. Permasalahan utama adalah situasi/fenomena yang perlu segera diatasi/diatasi/dikendalikan B. Kondisi dan tren sumber daya saat ini terkait dengan isu-isu utama C. Kapasitas sumber daya (manusia, keuangan, infrastruktur, kelembagaan) yang dimiliki oleh lembaga pemerintah dan non- pemerintah di suatu daerah aliran sungai. D. Kondisi eksternal yang mempengaruhi pengelolaan dan pengelolaan sumber daya di dalam DAS (misalnya Peraturan Daerah dan Nasional, Iklim Global) yang mempengaruhi pengelolaan sumber daya di dalam DAS.