Anda di halaman 1dari 3

DRAMA SEJARAH

HOMOFLORIENSIS

Sepasang burung bangau melayang menerjang angin, berputar-putar tinggi di langit.


Suaranya melengking seperti keluhan panjang. Air. Kedua unggas itu telah melayang beratus-
ratus kilometer mencari genangan air. Pada akhirnya, mereka menemukan sebuah lintasan air,
sungai. Mereka mendarat di tepi sungai, kemudian menangkap mangsa menggunakan
paruhnya.

Adalah pemandangan menakjubkan bagi Dilarin, seorang ilmuan amatir yang tertarik
terhadap alam dan pengoleksi barang-barang peninggalan dari masa lalu. Melihat sepasang
bangau yang kilat menerjang air, kemudian dengan lahap menyantap ikan-ikan yang berhasil
diperoleh.

Profesor Dilarin meneruskan perjalanan mengelilingi sungai. Makin jauh dirinya


berjalan, Lintasan air makin melebar. Sampailah dia pada tempat dimana konon para manusia
purba berkoloni dan membuat tempat tinggal. Profesor Dilarin percaya, mungkin dia dapat
menemukan sesuatu di sekitar hamparan sungai.

Setelah mencari dan mencari, Profesor Dilarin menemukan sebuah barang misterius
diantara mosaik dedaunan kering yang gugur dari pohon indangnya. Barang misterius
tersebut berupa artefak peninggalan masa lalu.
Prof. : Apa itu? …
Prof : Sepertinya ini artefak dari peninggalan zaman manusia purba. Tapi … kok
bentuknya seperti kompas dan mengapa didalamnya ada jam
Dia sangat kebingungan dengan rupa barang yang ditemukannya. tidak mengetahui
bahwa Jam yang dia temukan itu adalah sebuah tiket perjalanan waktu.
Prof : Keren nih … Sayang kalau dibiarin.
Karena dia merupakan seorang yang perfeksionis, maka dia mengubah posisi jarum
pada jam tersebut agar sama seperti waktu sekarang yang sebenarnya.
Prof : Jam berapa ya ini?... Oke jam 1, dan mari kita putar ke arah jam 1.
Disaat dia mengutak – atik artefak tersebut terjadi suatu hal misterius yang tidak
dirasakan oleh dirinya. Tanpa dia sadari, dirinya membuat lintasan ruang waktu yang
membawanya ribuan tahun ke masa lalu.
Prof : kok aku pusing ya? Kenapa nih. … Oke Jam sudah sesuai, mari lanjut mencari. Di
kejauhan Profesor Arya melihat beberapa makhluk kecil yang sedang melakukan sesuatu
diluar nalar,
Prof : Ehh… itu orang ya? Klo orang kok aneh ya, kaya habis kena kutukan. Samperin
ahh..
Dengan perlahan tapi pasti, dia menghampiri sepasang makhluk itu.
Prof : Sumimasen, Can you speak Bahasa?
Mitha : Of course I can. I asli Indonesia say.
Kedua makhluk tersebut menatap aneh Profesor Dilarin, dan egitu pula sebaliknya.
Prof : O … kay. Kalian disini lagi ngapain?
Kiren : Menurut mu?
Mitha : Ya metik buah lah … duhh.
Prof : Lah iya juga… hehehe. saya mau nanya boleh ya… Anda ini apa?
Kiren : Saya tidak mengerti apakah gerr gerangan yang anda maksud?
Karena merasa kesal,
Prof : Anda tahu sekarang tahun berapa?
Prof : Anda tahu kan Devon matematika?
Prof : Anda tahu kan kemarin Smansaku dibantai sama resman?

Mendengar pertanyaan bertingkat dari Professor Dilarin, Kedua makhluk itu tertegun dan
bingung.

Prof : Baik saya mengerti. Apakah kalian asli sini?


Mitha : Ohh, tentu. Kami Orang asli flores. Kami menetap di gua yang jauh dari sini.
Pemandangan indah mencuci mata Profesor Dilarin. Lambat laun, dia mentadari bahwa dia
sedang berada pada masa lalu.
Prof : Itu teman kalian ya? Coba panggil kesini!
Profesor dilarin melihat seseorang manusia purba lagi di pinggir sungai. Manusia purba itu
sedang menumbak ikan.

Kiren : tentu “Berbicara bahasa mulut”


Dila : Iya?
Mitha : Sini
Dila : Oke
Profesor : Kamu, Bagaimana caramu mempelajari cara berburu?
Dila : Hellooo, Walaupun gelar kami Manusia purba, tetapi kami tidak sejadul itu
Kiren : Iya kami bukan tipe manusia purba yang Ketinggalan jaman say.
Mitha : Iya.
Rasa ingin tahu makin membaluti pikiran profesor.
Prof : Hehe iya juga ya … Ini benda kalian dapet dari siapa?
Dilla : ini senjata punya pendahulu kita, namanya homo erectus
Prof : Kayanya ini terbuat dari ….
Dilla : tombak ini terbuat dari kayu dan batu yg dilancipkan
Dan pada akhirnya dia melakukan ...
Prof : Baik, saya ingin melakukan sedikit riset. Kamu (Dila) silahkan kesini
Prof : Volume otak kalian ternyata kecil ya. Hm tinggi badan kalian bahkan sepertinya tidak
hampir 1 meter.
Prof : Tentu akan merasa tertarik meneliti kalian lebih jauh lagi.
Mitha : Boleh silahkan berkunjung ke tempat kami tinggal, Goa Kebanggaan.
Prof : Sepertinya menyenangkan, baiklah Saya ikut.
Kiren : Ayo.
Dan begitulah awal dari penelitian Profesor dilarin di Masa Lalu. Dia tidak merasa khawatir
jika dia tidak berhasil kembali ke masanya. Selama Artefak jam yang ditemukan olehnya
tidak hilang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Anda mungkin juga menyukai