Anda di halaman 1dari 26

BUKU INFORMASI

MERENCANAKAN MODA TRANSPORTASI


H.522900.026.01

PENYUSUN MODUL
NAMA PROFESI
RIDHA LUTHVINA, ST., MT. DOSEN POLITEKNIK ATI PADANG

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI


POLITEKNIK ATI PADANG
Jl. BUNGO PASANG, TABING, PADANG
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------ 2


BAB I PENDAHULUAN ---------------------------------------------------------- 3
A. Tujuan Umum -------------------------------------------------------------------- 3
B. Tujuan Khusus ------------------------------------------------------------------- 3
BAB II MENGESTIMASI KEBUTUHAN MODA TRANSPORTASI
(INTERNAL/EKSTERNAL) ----------------------------------------------- 4
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam mengestimasi kebutuhan moda
transportasi (internal/eksternal) ----------------------------------------------- 4
1. Jenis-jenis Moda Transportasi----------------------------------------------- 4
2. Biaya transportasi ------------------------------------------------------------ 6
3. Alternatif Pelaksanaan Aktivitas Transportasi (Internal/Eksternal)---- 10
4. Prosedur Pemilihan Transporter Eksternal -------------------------------- 12
B. Keterampilan yang diperlukan dalam mengestimasi kebutuhan moda
transportasi (internal/eksternal) ----------------------------------------------- 13
C. Sikap Kerja dalam mengestimasi kebutuhan moda
transportasi (internal/eksternal) ----------------------------------------------- 13
BAB III MENENTUKAN MODA TRANSPORTASI--------------------------------- 14
A. Pengetahuan yang dibutuhkan dalam menentukan moda transportasi - 14
1. Karakteristik Moda Transportasi -------------------------------------------- 14
2. Efektivitas Moda Transportasi ----------------------------------------------- 16
3. Efisiensi Moda Transportasi ------------------------------------------------- 19
4. Menentukan Moda Transportasi -------------------------------------------- 20
B. Keterampilan yang diperlukan dalam menentukan moda transportasi -- 22
C. Sikap kerja dalam menentukan moda transportasi ------------------------- 22
DAFTAR PUSTAKA---------------------------------------------------------------- 23
DAFTAR PERALATAN/MESIN dan BAHAN ------------------------------------- 25
DAFTAR PENYUSUN MODUL ---------------------------------------------------- 26

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 2 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu merencanakan
moda transportasi.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi merencanakan
moda transportasi ini guna memfasilitasi peserta didik sehingga pada akhir
pembelajaran diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
Mengestimasi kebutuhan moda transportasi (internal/eksternal) dan
menentukan moda transportasi.

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 3 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

BAB II
MENGESTIMASI KEBUTUHAN MODA TRANSPORTASI
(INTERNAL/EKSTERNAL)

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam mengestimasi kebutuhan moda


transportasi
Moda transportasi terdiri dari dua kata yaitu moda dan transportasi.
Moda adalah bentuk atau jenis. Sedang transpotasi secara umum adalah
suatu kegiatan memindahkan sesuatu (orang dan/barang ) dari satu tempat ke
tempat lain baik dengan atau tanpa sarana. Jadi, pengertian dari moda
transportasi adalah jenis atau bentuk (angkutan) yang digunakan untuk
memindahkan orang dan/ barang dari satu tempat (asal) ketempat lain
(tujuan).

1. Jenis-jenis Moda Transportasi


Berikut ini merupakan jenis-jenis moda transportasi (Zaroni, 2015)
a. Moda Transportasi Jalan.
Bisnis transportasi truk terdiri dari dua segmen utama, yaitu TL (truckload)
dan LTL (less-than-truckload). Untuk jarak jauh, trucking lebih mahal dari
kereta api, tapi menawarkan keuntungan fleksibilitas pengiriman door-to-
door dan waktu pengiriman yang lebih pendek. Selain itu, trucking tidak
memerlukan transfer antar pickup dan pengiriman. Umumnya TL untuk
pengangkutan barang-barang dengan total lebih dari 6 ton yang tidak
memerlukan pemberhentian antara dari lokasi asal ke lokasi tujuan.

Sementara LTL umumnya digunakan untuk segmen angkutan barang yang


kurang dari 6 ton yang mengharuskan konsolidasi agar dicapai kapasitas
maksimal dari truk yang digunakan. Isu-isu kunci untuk industri LTL
mencakup lokasi pusat konsolidasi, tingkat beban truk, dan penjadwalan
dan penentuan rute pickup dan pengiriman. Tujuannya adalah untuk
meminimalkan biaya operasional melalui konsolidasi tanpa mengorbankan
waktu pengiriman dan keandalan.

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 4 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

b. Moda Transportasi Kereta Api.


Moda kereta api tepat untuk transportasi barang-barang yang memerlukan
kapasitas besar, berat, densitas tinggi, dan jarak jauh. Kelemahan moda
kereta api terletak pada kekakuan dalam pengaturan lokasi asal dan
tujuan, waktu muat dan bongkar barang, dan waktu singgah.

c. Moda Transportasi Laut.


Perkembangan perdagangan antarnegara dengan menggunakan jalur
maritim telah mendorong pertumbuhan kontainerisasi. Hal ini telah
menyebabkan permintaan sea freightyang lebih besar, lebih cepat, dan
kapal yang lebih khusus untuk meningkatkan ekonomi transportasi
kontainer. Penundaan di pelabuhan (dwelling time), bea cukai, keamanan,
dan pengelolaan kontainer yang digunakan merupakan isu utama dalam
pengiriman global. Selain itu, kemacetan akses ke pelabuhan telah
menjadi masalah besar.

d. Moda Transportasi Udara.


Operator transpotasi udara (air freight) menawarkan layanan transportasi
yang sangat cepat, namun dengan biaya transportasi yang mahal.
Penggunaan air freight lebih tepat untuk barang-barang ukuran relatif kecil
dan bernilai tinggi atau pengiriman barang yang memerlukan waktu cepat
dan jarak yang jauh. Isu-isu penting dalam pengelolaan air freight ini
antara lain: lokasi dan jumlah hub, rute pesawat, pengaturan jadwal
pemeliharaan pesawat, penjadwalan kru, dan strategi penetapan harga.

e. Transportasi Pipa.
Pipeline digunakan terutama untuk pengangkutan minyak mentah, produk
minyak olahan, dan gas alam. Transportasi dengan moda pipeline
memerlukan infrastruktur dengan investasi biaya tetap yang besar.
Operasional pipeline umumnya dioptimalkan sekitar 80% sampai 90% dari
kapasitas pipa. Pipeline menjadi cara yang efektif untuk angkutan minyak
mentah ke port atau kilang yang memerlukan arus yang besar dan stabil.

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 5 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

2. Biaya Transportasi
Transportasi adalah kegiatan yang mengkonsumsi sumber daya baik
keuangan, waktu, dan energi bahkan bukan kegiatan bernilai tambah.
Transportasi menyerap hampir sepertiga dari total biaya logistik (Hadiguna,
2017). Dalam penghitungan biaya logistik, komponen biaya transportasi
mencakup biaya transportasi primer dan biaya transportasi sekunder.
Transportasi primer adalah transportasi untuk pergerakan produk jadi dari
pabrik dan pemasok ke gudang. Biaya transportasi primer mencakup biaya
pergerakan barang dari pabrik atau pusat distribusi ke pabrik atau pusat
distribusi lain, atau angkutan inbound pembelian barang dari pabrik atau
distributor untuk dijual kembali (resale). Sementara transportasi sekunder
merupakan distribusi atau pengiriman produk jadi ke konsumen akhir. Biaya
transportasi sekunder mencakup biaya pickup, biaya angkutan distribusi,
biaya operasional bongkar dan muat barang, dan biaya administrasi distribusi
Zaroni (2017b).

Purnoto (2016) menjelaskan komponen biaya dalam transportasi dapat


dibagi ke dalam direct cost dan indirect cost. Faktor yang termasuk direct cost
yaitu biaya BBM dan biaya operasional driver (Tol, Parkir, UM, Honor, Mel, dll).
Sedangkan faktor yang termasuk indirect cost yaitu:
a. Biaya Maintenance.
b. Biaya Tire atau Ban.
c. Biaya Depresiasi.
d. Biaya Bunga Investasi.
e. Biaya Legal dan Liaisons (administrasi)
f. Biaya Over Head atau biaya tetap kantor.
g. Profit atau Keuntungan Perusahaan.

Dengan rasio 45 : 55 dimana 45% adalah biaya operasional yang terdiri


dari biaya BBM, biaya kuli bongkar muat, biaya tol, serta biaya komisi driver
dan helper. Sedangkan 55% lagi terdiri dari leasing 25%, maintenance dan ban
10%, biaya overhead 10%, biaya perizinan 1%, biaya asuransi 3%, biaya
administrasi 1%, dan profit perusahaan 10% (Purnoto, 2016).

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 6 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

2.1 Biaya BBM


Biaya BBM merupakan salah satu biaya terbesar yang mempengaruhi
dalam perhitungan tarif angkutan (untuk perusahaan transport) ataupun biaya
operasional internal transport. Perhitungan biaya BBM ditentukan atau
dihitung dari dari Jarak tempuh X dengan rasio BBM per masing-masing jenis
truck X harga BBM ( solar ) baik untuk yang menggunakan solar subsidi
(5.650) maupun yang menggunakan solar industri ( 6.000 ) per liternya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio BBM antara lain:
a. Driver behavior atau prilaku driver mengemudi
b. Kondisi jalan yang dilalui (rata, atau banyak tanjakan dan turunan atau
kondisi jalan rusak)
c. Beban atau load cargo yang diangkut
d. Tekanan ban (semakin kurang tekanan anginnya dalam Psi, maka akan
semakin banyak konsumsi BBMnya)
e. Pengoperasian kendaraan, apakah banyak stop and go atau continue.

Tabel 1. Acuan Rasio BBM per Jenis Truck (Purnoto, 2016)

2.2 Jarak (Distance)


Jarak dalam KM memberikan peranan yang penting dalam perhitungan
tarif atau penentuan biaya transport. Total jarak per cutomer dibagi dengan
rasio BBM per jenis truk dan dikalikan dengan harga BBM, akan menjadi
dasar utama dalam penetapan tarif ke customer. Metode RHM (Road Hazard
Mapping) dapat digunakan untuk menghitung akurasi jarak per cutomer, baik
untuk akses menuju ke customer maupun akses dari customer.

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 7 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

2.3 Bobot (Weight)


Bobot dalam cargo menjadi acuan kedua dalam menentukan standar tarif.
Dasar hukum penentuan standar bobot cargo adalah batasan pay load atau
JBI (Jumlah beban yang diizinkan) yang dikeluarkan oleh Kementerian
perhubungan dan tercetak dalam buku KIR setiap kendaraan. Bobot cargo
diperhitungkan jika, tarif yang akan digunakan menggunakan jenis tarif per
KG/Ton, bukan base on trip atau M3. Sehingga perhitungan minimum bobot
atau berat dan maksimum berat harus menjadi perhatian utama pada saat
menentukan tarif dan juga batasan pay load.

2.4 Biaya Operasional Driver


Biaya operasional driver mencakup biaya-biaya :
a. Komisi atau fee atau gaji untuk driver dan asisten driver,
b. Biaya uang makan driver dan asisten driver.
c. Biaya koordinasi atau mel langsung yang dilakukan oleh driver dijalan
maupun dijembatan timbang.
d. Biaya parkir.
e. Biaya Tol
f. Biaya penyeberangan.
g. Biaya-biaya lain diluar biaya diatas.

2.5 Biaya Tire dan Maintenance


Biaya tire atau ban bisa dihitung dalam satuan CPK atau cost per KM
yang merupakan standar baku dalam menghitung biaya tire. Jenis tire atau
ban bisa dikelompokkan dalam 3 kelompok besar yaitu:
a. Bias ( 10.00 – 20 ) dengan rata-rata CPK Rp. 50/KM
b. Radial tube/tube type/TBR (10.00 R20) dengan rata-rata CPK Rp. 35/KM
c. Radial Tubles/Tubles (R11 – 22.5) dengan rata-rata CPK Rp. 30/KM

Biaya maintenance dikelompokkan dalam 3 jenis maintenance yang


pengukurannya juga menggunakan CPK atau Cost per KM yaitu sebagai
berikut.
a. Preventive maintenance
b. Regular maintenance
c. Breakdown maintenance
Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 8 dari 26
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

2.6 Biaya Depresiasi


Biaya depresiasi atau biaya penyusutan untuk transportasi atau aset yang
bergerak akan dihitung dalam metode garis lurus selama 60 bulan, yaitu
dengan membagi nilai asset saat pembelian dengan 60 dan dibebankan dalam
perhitungan biaya setiap bulan. Dalam perhitungan riil untuk penetapan tarif
transport, maka nilai depresiasi 5 tahun tidak bisa masuk dalam perhitungan
tarif, sehingga harus dimundurkan menjadi 10 tahun atau 120 bulan dengan
pembebanan hanya 80% dari nilai buku pembelian, karena itulah kondisi
market price tarif transportasi saat ini.

2.7 Biaya Bunga Leasing


Pada biaya bunga leasing/bunga bank, tarif atau tingkat suku bunga
investasi di transport untuk tenor 1 – 3 tahun adalah 6% - 7%. Saat ini tenor
maksimal rata-rata perusahaan leasing adalah 3 tahun atau maksimal 36
bulan dengan bunga maksimal 21%. Biaya bunga untuk tenor waktu 3 tahun
tersebut akan dibebankan dalam perhitungan biaya setiap bulan dan akan
masuk dalam perhitungan biaya transport. Dalam perhitungan riil untuk
penetapan tarif transport, maka bunga yang 3 tahun tidak bisa masuk dalam
perhitungan tarif, sehingga harus di mundurkan menjadi 10 tahun atau 120
bulan dengan pembebanan hanya 80% dari nilai buku pembelian

2.8 Biaya Over Head


Yang termasuk dalam biaya over head di transportasi adalah:
a. Biaya gaji karyawan diluar driver.
b. Biaya sewa kantor atau depresiasi kantor.
c. Biaya listrik, telpon, dan perlengkapan kantor lainnya.
d. Biaya back office lainnya yang masuk dalam kepentingan operasional
transport.

2.9 Biaya Perizinan


Yang masuk dalam biaya perizinan di transportasi adalah:
a. Biaya STNK.
b. Biaya KIR.

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 9 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

c. Biaya izin usaha, izin B3, biaya Terra dan Kalibrasi, biaya retribusi dan
dispensasi.
d. Biaya koordinasi lainnya yang masuk dalam kepentingan operasional
transport.

3. Alternatif Pelaksanaan Aktivitas Transportasi (Internal/Eksternal)


Pertimbangan pilihan keputusan manajemen transportasi tidak hanya
semata didasarkan pada pertimbangan biaya transportasi yang murah,
melainkan juga harus mempertimbangkan dari aspek kualitas kinerja
pelayanan. Ketepatan pengiriman barang akan membantu perusahaan untuk
mengurangi sediaan barang, biaya penyimpanan, dan material handling. Jadi,
nilai proposisi transportasi yang diberikan oleh aktivitas transportasi tidak
sesederhana pemindahan barang dari satu lokasi ke lokasi lain (Zaroni, 2015).

Sople (2007) dalam Tumola (2014) mengatakan, saat ini telah menjadi tren
bagi perusahaan besar untuk menggunakan jasa 3PL. Perusahaan yang
mengalami kurangnya daya saing dan mereka menemukan outsourcing sebagai
solusi bagi permasalahan tersebut. Biasanya, perusahaan melakukan
outsourcing karena alasan berikut. Faktor yang berkaitan dengan biaya,
kurangnya sumber daya atau ahli di suatu bidang, masalah geografis, atau
perusahaan ingin lebih focus pada kompetensi inti mereka.

Logistik Pihak Ketiga (disingkat 3PL: third-party logistics) merupakan


pemanfaatan organisasi eksternal untuk menjalankan kegiatan-kegiatan
logistik yang secara tradisional dilakukan di dalam organisasi itu sendiri.
Pengertian lainnya dari 3PL juga adalah perusahaan yang menyediakan
pelayanan distribusi logistik sesuai dengan kompleksitas layanan distribusi
logistik yang diinginkan. Tanggung jawab dari perusahaan 3PL adalah
berkaitan dengan inbound manajemen penerbangan, bea cukai, warehousing,
packaging, pemenuhan pesanan, distribusi dan outbond foreight kepada
konsumen (Hajar dan Arifin, 2015).

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 10 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

Berikut alasan-alasan kenapa kita membutuhkan perusahaan


3PL daripada mengurus urusan logistik sendiri (Linc group, 2016):
a. Penggunaan teknologi terbaru
Dengan pesatnya perkembangan teknologi tentu perusahaan 3PL akan
selalu memperbaharui peralatan dan teknologi mereka sehingga
perusahaan tidak perlu lagi untuk mengeluarkan uang untuk berinvestasi
b. Mahalnya sertifikasi
Menjalankan dan mengelola gudang merupakan pekerjaan yang kompleks.
Maka dari itu butuh adanya standar prosedur yang bisa didapatkan
melalui pelatihan yang bersertifikasi dari masing-masing institusi.
Sertifikasi dan pelatihan agar gudang bisa beroperasi dengan aman dan
benar tentu membutuhkan biaya dan waktu.
c. Fokus pada bisnis
Lebih baik perusahaan fokus dalam mengembangkan bisnis yang bisa
berdampak langsung pada peningkatkan pendapatan daripada membangun
dan mengelola gudang sendiri yang nantinya bisa membuat biaya
operasional membengkak.
d. Ahli pada bidangnya
Penyedia jasa 3PL dipastikan memiliki tenaga ahli yang sudah
berpengalaman dan perusahaan juga bisa berkonsultasi kepada mereka
untuk membantu menyelesaikan permasalahan logistik yang terjadi pada
perusahaan
e. Fleksibel
Bisnis akan menjadi lebih fleksibel dengan menggunakan jasa 3PL. Saat
musim liburan ataupun saat sepi perusahaan tinggal menyesuaikan
kebutuhan dan menyerahkannya kepada penyedia jasa 3PL. Misalnya jika
perusahaan membutuhkan space yang lebih besar pada gudang milik
sendiri, penyedia jasa 3PL bisa menyediakan space yang dibutuhkan.
f. Menghemat Waktu dan Biaya
Jika perusahaan baru saja merintis, tentu berat jika harus
menginvestasikan uang untuk membangun gudang. Seperti biaya sewa
atau membeli tanah, biaya pembangunan, membeli teknologi warehouse
Management System (WMS), sertifikasi pelatihan, dan mengurus banyaknya
tenaga kerja. Hal-hal tersebut tentu membutuhkan biaya yang tidak

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 11 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

murah. Dengan bekerjasama dengan perusahaan 3PL, perusahaan perlu


mengeluarkan investasi yang besar dan tidak perlu menanggung risiko
untuk mengurus masalah pergudangan.
g. Meningkatkan layanan pelanggan
Jika permasalahan logistik sudah diserahkan pada perusahaan 3PL,
selanjutnya perusahaan bisa fokus pada hal lain, seperti melakukan
peningkatan layanan pelanggan yang bertujuan pada peningkatan
kepuasan dan kesetiaan pelanggan.

4. Prosedur pemilihan Transporter Eksternal


Perusahaan perlu melakukan seleksi perusahaan 3PL sebagai partner
dalam solusi transportasi dan pergudangan untuk mengelola inventory dalam
sistem saluran distribusi. Kriteria pemilihan perusahaan 3PL didasarkan
pada track record atau pengalaman perusahaan 3PL, referensi atau review dari
pelanggannya, keandalan sisem WMS, TMS, FMS yang digunakan, dan tidak
kalah pentingnya adalah pelayanan dari timnya. Untuk memastikan bahwa
perusahaan 3PL tersebut mampu memberikan pelayanan logistik dengan andal
dan apakah ada peningkatan service levelnya, perlu dilakukan Monthly
Business Review (MBR). Umumnya pembahasan MBR difokuskan terhadap
pencapaian service level sesuai Key Performance Indicators (KPI) yang telah
ditetapkan bersama (Zaroni, 2017a).

KPI pengelolaan logistik dalam saluran distribusi, misalnya order


fulfillment rate, plant to order rate, not good rate, lead time, dan lain-lain.
Pengukuran KPI tersebut didasarkan pada data primer yang diperoleh dari
sistem aplikasi WMS, TMS, dan FMS yang digunakan. Bagi perusahaan 3PL,
menjadi penting untuk tetap menjaga pencapaian KPI dan bahkan perlu
dilakukan upaya untuk selalu meningkatkan skor KPI. Setiap
ketidaktercapaian KPI perlu diinvestigasi penyebab atau root cause-nya, untuk
dicarikan solusi terbaiknya. Kolaborasi yang baik antara perusahaan 3PL
dengan perusahaan pemilik produk akan memungkinkan pengelolaan saluran
distribusi menjadi efektif dan pada akhirnya konsumen akan mendapatkan
produk tersebut dengan mudah (Zaroni, 2017a)

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 12 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

B. Keterampilan yang diperlukan dalam mengestimasi kebutuhan moda


transportasi
1. Mengidentifikasi jenis moda transportasi yang sesuai dengan kebutuhan
industri
2. Mengestimasi jumlah moda transportasi yang dibutuhkan
3. Mengidentifikasi biaya tetap, biaya variabel, biaya langsung dan biaya
tidak langsung yang berkaitan dengan aktivitas transportasi.
4. Menghitung biaya transportasi total
5. Menganalisis kelebihan dan kekurangan kinerja layanan transportasi baik
internal maupun eksternal dari berbagai aspek
6. Menentukan prosedur pemilihan transporter eksternal
7. Menentukan transporter eksternal yang akan dipakai jasanya

C. Sikap Kerja dalam mengestimasi kebutuhan moda transportasi


1. Tepat dalam mengidentifikasi kebutuhan moda transportasi
2. Tepat dalam mengestimasi jumlah moda transportasi yang dibutuhkan
3. Cermat dan teliti dalam mengidentifikasi biaya tetap, biaya variabel, biaya
langsung dan biaya tidak langsung yang berkaitan dengan aktivitas
transportasi
4. Cermat dan teliti dalam menghitung biaya transportasi total
5. Tepat dalam kelebihan dan kekurangan kinerja layanan transportasi baik
internal maupun eksternal dari berbagai aspek
6. Cermat dalam menentukan prosedur pemilihan transporter eksternal
7. Tepat dalam memilih transporter eksternal

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 13 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

BAB III
MENENTUKAN MODA TRANSPORTASI

A. Pengetahuan yang dibutuhkan dalam menentukan moda transportasi


1. Karakteristik Moda Transpoprtasi
Tabel 2. Perbandingan Moda Transportasi (Hadiguna, 2017)
Jalan Raya Rel Kereta Laut Udara
Ke cepatan Sedang Sedang Lambat Sangat cepat
Ke andalan Baik Baik Terbatas Sangat baik
Biaya per Ton Sedang Rendah Sangat rendah Tinggi
Fleksibilitas Tinggi Rendah Rendah Sedang
Jangkauan Sangat Luas Sangat terbatas Sangat terbatas Sangat Terbatas
Perjalanan Domestik Domestik Domestik dan internasional Domestik dan internasional

Karakteristik setiap moda menyebabkan selalu munculnya isu-isu penting.


Truk sebagai moda transportasi jalan raya menghadapi isu-isu antara lain
utilisasi, konsistensi pelayanan, backhauls, lokasi fasilitas konsolidasi, rute
pengiriman dan customer service. Ketersediaan truk, penugasan pengiriman,
jaringan logistik dan standar pelayanan harus dioptimalkan. Pemahaman
terhadap kapasitas alat angkut barang seperti truk sangat membantu dalam
pemilihan tipe truk. Kapasitas bak berpengaruh terhadap volume barang yang
diangkut serta menentukan frekuensi pengiriman barang (Hadiguna, 2017).

Tabel 3. Spesifikasi Truk, Volume, dan Kapasitas Muatan (Hadiguna, 2017)


Panjang, Lebar, dan Volume Muatan
No Spesifikasi Truk
Tinggi Bak (m) (m3) (ton)
1 Truk Pick Up 2-3, 1-1.8, 1-1.8 7 1-2
2 Truk Box Ban Ganda 3-4, 1-2, 1.5-2 14 2 - 3.5
3 Truk Fuso Engkel 6-7, 2.3-2.5, 2-2.5 29 7 - 15
4 Truk tonton tiga sumbu 7-9, 2.2-2.5, 2.3-2.5 34 25 - 30
5 Truk Wing box tronton 8.85, 2.4, 2.1 45 32 - 36
6 Truk container 20 feet 5.9-6.2, 2.3-2.6, 2.5-2.7 33 20
7 Truk container 40 feet 12-12.3, 2.3-2.6, 2.5-2.7 66 27

Moda kereta api menghadapi isu delay, penjadwalan, variabilitas frekuensi


pengiriman dan yard operations. Penjadwalan kereta ditujukan untuk
meminimasi delay. Penggabungan antara gerbong penumpang dan barang
menjadi salah satu pilihan untuk meminimasi biaya pengiriman. Moda

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 14 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

transportasi udara dihadapkan pada isu lokasi dan jumlah hub pelabuhan
udara, penugasan fleet, penjadwalan crew, dan manajemen yield. Moda
transportasi laut menggunakan kapal laut menghadapi persoalan maksimasi
utilisasi kapasitas angkut karena area geografis yang sangat terbatas oleh lokasi
pelabuhan. Pendekatan gabungan pengiriman dapat meminimasi biaya
pengiriman (Hadiguna, 2017).

Kapal Kargo Kapal tanker

Bulk Carrier Kapal Kontainer

Kapal Ro-ro
Gambar 1. Tipe-tipe Kapal

Kapal laut adalah tipe sarana transportasi yang menjadi pilihan utama
bagi negara dengan karakteristik wilayah laut yang luas. General cargo ship
biasanya untuk mengangkut barang dalam bentuk karungan, peti-petian, palet,
Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 15 dari 26
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

atau jenis lain. Tanker ship untuk mengangkut barang dalam bentuk cairan
seperti minyak, bahan kimia, dan gas cair. Bulk Carrier mengangkut muatan
seperti batubara, biji besi, semen bentuk curah, gandum, kedelai, gula, dan
lain-lain. Kapal Container memuat container. Kapal Ro-Ro (Roll on – Roll off)
adalah kapal yang dirancang proses pemuatan dan pembongkaran muatan
melalui ramps door.

2. Efektivitas Moda Transportasi


Pelayanan yang efektif dalam bidang transportasi adalah meliputi tepat
sasaran dan waktu, serta, sesuai dengan keinginan stakeholders di bidang
tersebut. Tuntutan akan pelayanan yang efektif dapat dilakukan oleh melalui
pelayanan satu atap atau satu pintu. Misalnya dalam hal pengurusan izin
operasional transportasi dapat diselesaikan melalui satu birokrasi. Sementara,
kriteria sistem transportasi yang efektif berdasarkan visi-dan misi dinas
perhubungan yaitu pelayanan transportasi yang selamat, aksesibilitas tinggi,
terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat
waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman serta polusi rendah.

a. Keselamatan dan Kenyamanan Transportasi


Menurut Kemenhub, salah satu cara meningkatkan aspek keselamatan dan
kenyamanan transportasi di tanah air adalah melalui penguatan regulasi.
Penguatan fungsi pemerintah sebagai regulator harus dibarengi dengan
pengawasan dan peningkatan integritas insan perhubunhgan itu sendiri.
b. Aksesibilitas tinggi
Sistem transportasi yang berkelanjutan menyangkut tiga komponen
penting, yaitu aksesibilitas, kesetaraan dan dampak lingkungan.
Aksesibilitas diupayakan dengan perencanaaan jaringan transportasi dan
keragaman alat angkutan dengan tingkat integrasi yang tinggi antara satu
sama lain. Kesetaraan diupayakan melalui penyelenggaraan transportasi
yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat, menjunjung tinggi
persaingan bisnis yang sehat, dan pembagian penggunaan ruang dan
pemanfaatan infrastruktur secara adil serta transparansi dalam setiap
pengambilan kebijakan.

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 16 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

c. Transportasi yang Terpadu


Langkah-langkah untuk mengoptimasikan angkutan barang menurut Raza
(2015) dalam Wibowo dan Chairuddin (2017), dapat dilakukan antara lain
melalui hal-hal sebagai berikut:
(1) Membangun jaringan dan rute-rute pelayanan berbagai moda
transportasi yang terintegrasi, meliputi lalu lintas angkutan jalan, laut,
udara, kereta api, dan dry-port, serta layanan transportasi terpadu;
(2) Membangun jaringan prasarana baik simpul maupun ruang lalu lintas;
(3) Memangun terminal terpadu dan fasilitas pelayanan alihmoda untuk
perpindahan barang secara cepat dan nyaman.;
(4) Membangun akses kereta api menuju ke pelabuhan dan bandara
internasional.
d. Kapasitas Angkut Barang
Berbagai moda transportasi memiliki kapasitas angkut yang berbeda.
Perusahaan dapat memilih moda transportasi atau multimoda yang sesuai
dengan kebutuhan industri. Karakteristik barang yang diangkut dengan
pesawat adalah jenis barang yang tidak terlalu berat, barang tersebut
memiliki nilai yang sangat tinggi dan butuh untuk segera dikirim dengan
jarak yang sangat jauh. Hal ini yang menjadikan pesawat sebagai alternatif
trerbaik. Kapasitas angkut barang dengan truk dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Kapasitas angkut barang dengan truk (jualbuisbeton.com)

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 17 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

Syarat minimal volume angkutan barang untuk bekerjasama dengan PT


Kereta Api Indonesia (Persero) diataur sebagai berikut (Cargo.kai.id, 2017):
(1) Minimal 10 ton sekali jalan untuk angkutan retail (angkutan paket /
angkutan kiriman hantaran)
(2) Minimal 800 ton sekali jalan untuk angkutan corporate (angkutan hasil
tambang, angkutan CPO, angkutan semen, angkutan pupuk dan lain –
lain)
(3) Adanya kepastian volume angkutan yang berkelanjutan selama minimal
1 tahun
(4) Kerjasama angkutan dituangkan dalam Perjanjian Angkutan dengan
syarat dan ketentuan yang berlaku

e. Fleksibilitas tinggi
Moda transportasi jalan merupakan moda yang sangat umum digunakan
dalam kehidupan kita sehari-hari. Kelebihannya, moda ini mempunyai
fleksibilitas yang tinggi selama ada dukungan dari jaringan infrastruktur.
Truk memiliki kemempuan untuk mendistribusikan barang secara door-to-
door ke konsumen secara langsung. Selain itu truk juga memiliki kelebihan
seperti mampu melakukan pengambilan barang untuk area yang sulit
terjangkau oleh moda transportasi lain. Kereta api tergolong sangat efektif
karena dapat mengangkut Lebih banyak muatan dan hampir tidak ada
hambatan. Pengiriman barang menggunakan kapal memerlukan waktu
yang sangat lama dan tidak fleksibel.
f. Jarak tempuh moda
Pelayaran merupakan moda angkutan yang paling efektif untuk angkutan
barang jarak jauh dalam jumlah yang besar. Pelayaran dapat berupa
pelayaran antar pulau, pelayaran samudera ataupun pelayaran pedalaman
melalui sungai atau pelayaran di danau.
g. Kecepatan tinggi
Moda transportasi udara mempunyai karakteristik dalam kecepatan tinggi
dan dapat melakukan penetrasi sampai keseluruh wilayah yang tidak bisa
dijangkau oleh moda transportasi lain.

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 18 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

h. Tepat Waktu
Salah satu kelebihan yang dimiliki kereta api adalah transportasi ini bebas
dari macet. Jalur khusus yang dimiliki menjadikan ketepatan pengiriman
dapat diprediksi lebih akurat.

3. Efisiensi Moda Transportasi


Dalam konteks manajemen berbasis aktivitas (value-based management),
aktivitas transportasi termasuk aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah
(Zaroni, 2015). Efisien dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi.
Sistranas yang efektif dan efisien diwujudkan melalui pembentukan jaringan
transportasi yang merupakan satu kesatuan jaringan prasarana dan jaringan
pelayanan transportasi.

Dinas Perhubungan NTT (2013) menjelaskan dalam rencana strategis


tahun 2013-2018 bahwa, kriteria sistem transportasi yang efisien adalah
mampu memberikan manfaat yang maksimal dengan pengorbanan tertentu
yang harus ditanggung oleh pemerintah, operator, masyarakat dan lingkungan
atau memberikan manfaat tertentu dengan pengorbanan minimum. Proses
transportasi pada dasarnya ditujukan untuk mengoptimalkan faktor produksi,
yaitu untuk melakukan optimasi terhadap waktu, biaya dan kualitas.
Pengiriman secara aman dan tepat waktu sangat penting bagi perekonomian
sebagai nilai lebih untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Oleh
karena itu untuk bisa menyerahkan barang secara aman dan tepat waktu
diperlukan infrasruktur yang baik dari moda transportasi yang
digunakan. Dalam hal ini secara tidak langsung moda
transportasi dapat mempengaruhi tinggi rendahnya biaya dari proses
penggunaannya.

Dari semua angkutan barang dan penumpang, kereta api adalah


transportasi yang paling murah. Angkutan itu lebih murah karena hitungan
biaya bisa dilihat dari biaya gerbong dibagi jumlah penumpang kemudian
apapun bahan bakarnya, tetap jadi lebih murah. Penumpangnya lebih banyak,
muatannya lebih banyak, sementara bahan bakarnya lebih murah, baik itu
gas, batubara ataupun listrik (Ardianto, 2015). Dari sisi pembebasan lahan

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 19 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

untuk rel kereta api, jika untuk kepentingan negara, maka semua masyarakat
bisa memberikan lahan untuk pembangunan itu. Negara yang punya lahan,
kalau untuk kepentingan umum, semua bisa diambil negara.

Dalam pertimbangan biaya, truk memiliki biaya tetap dan variable yang
sangat rendah. Dimana truk dapat menjadi pertimbangan untuk melakukan
pengiriman selama jarak pengiriman tidak mencapai 1600 Kilometer. Jika
melebihi batas tersebut, perusahaan perlu memikirkan alternative
transportasi. Dari segi biaya yang harus dikeluarkan kereta api relative lebih
murah dibandingkan dengan transportasi udara dan truk. Biaya pengiriman
barang menggunakan transportasi udara (pesawat) sangat mahal jika
dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Pengiriman barang dengan
menggunakan kapal sangat murah jika dibandingkan dengan jenis
transportasi lainnya. Transportasi berbasis pipa merupakan jenis moda
transportasi yang khusus untuk barang tertentu seperti minyak dan gas. Pada
jenis transportasi ini perusahaan perlu membuat jaringan pipa awal. Biaya
yang dikeluarkan untuk perawatan sangat rendah. Hal lain yang sangat unik
dari transportasi ini adalah pengiriman yang dilakukan bersifat continue
(Albab, 2016).

4. Menentukan Moda Transportasi


Secara garis besar, pemilihan model transportasi dipengaruhi oleh faktor
operasional dan kriteria tertentu. Beberapa faktor operasional yang harus
dipertimbangkan antara lain (Tnunay, 2014):
a. Kondisi atau sifat dari barang/material yang akan diangkut, antara lain:
 Ukuran, bentuk dan berat barang/material.
 Nilai barang atau material, kebutuhan untuk keamanan selama masa
transport serta tingkat kerapuhan barang / material tersebut.
 Periode kerusakan atau kemerosotan barang / material.
 Termasuk kategori barang / material berbaya atau tidak.
b. Kebutuhan & syarat untuk fitur konsumen (dari sisi transporter juga)
antara lain:
 Lokasi geografis pengirim dan penerima.

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 20 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

 Waktu pengiriman dan semua persyaratan yang diinginkan misalnya


konsumen menginginkan barang harus dikirim dalam waktu 1 x 24 jam.
 Kondisi tempat/titik penerima harus diketahui dengan jelas dalam hal
ini antara lain akses fisik / kondisi jalan, apakah ada larangan untuk
berat angkutan tertentu, serta fasilitas yang ada misalnya fasilitas
bongkar-muat, dan sebagainya.
 Ukuran rata-rata barang/material yang dikirim.
c. Faktor lingkungan serta kondisi politik, sosial dan ekonomi antara lain:
 Di beberapa negara atau kota, ada peraturan menyangkut masalah
lingkungan misalnya peraturan untuk batas berat kendaraan dan poros.
 Kondisi jalan dan rel kereta api.
 Undang-undang dan kebijakan pajak yang menawarkan insentif atau
pembatasan untuk penggunaan model tertentu.
 Ketersediaan tenaga kerja dan modal, serta tenaga spesialis.
 Kondisi cuaca, misalnya musim angin/hujan deras.

Ada empat kriteria kunci untuk menyeleksi pemilihan model transportasi


(Tnunay, 2014):
a. Kecepatan yang dapat diberikan oleh model tertentu. Sifat dari model
tertentu akan menentukan seberapa cepat barang / material akan
ditransport. Namun perlu diperkatikan juga kadang-kadang masalah
infrastruktur sangat mempengaruhi kecepatan dari model tersebut.
b. Kehandalan dari setiap model yang dapat menunjukkan kemampuannya
dalam memenuhi kebutuhan layanan. Kehandalan pelayanan transportasi
untuk mengantarkan barang/material yang benar, dalam kondisi yang
tepat, pada waktu yang diinginkan merupakan aspek utama dari harapan
konsumen / pelanggan.
c. Biaya per unit yang komperatif. Biasanya biaya setiap model dinyatakan
dalam satuan namun itu bukan angka mutlak. Ada biaya per ton, per sak,
per palet dan sebagainya. Jarak pun menentukan sehingga kadang ada
biaya yang dibuat per kilometer ton.
d. Fleksibilitas dari setiap model. Hal ini bergantung pada variasi yang ada
dari setiap model. Terkadang karena masalah infrastruktur jalan yang
kurang bagus menuntut model tertentu untuk bisa beradaptasi dengan

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 21 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

keadaan tersebut. Contoh lain adalah pengunaan kereta api mungkin agak
kurang fleksibel di beberapa tempat karena keterbatasan rel kereta api.

Salah satu hal yang membantu optimasi penggunaan transportasi adalah


pemakaian perangkat lunak dengan berbasis pada otomasi yang dikenal
dengan Transport Management System atau TMS. Salah satu fitur yang
dimiliki oleh TMS adalah Optimasi Pemilhan Moda Transport. Fitur ini akan
membantu dalam pemilihan moda transportasi yang paling menguntungkan
dalam hal biaya, efisiensi dan jarak berdasarkan kebutuhan. Sistem akan
dirancang untuk memberikan pilihan shipper terbaik berdasarkan kinerja,
harga serta kebutuhannya. Fleksibilitas ini memungkinkan shipper akan
mengetahui kualitas antara transporter satu dengan yang lainnya berbeda.
Selain itu dapat juga jika memiliki lebih dari satu shipment yang memerlukan
lead time yang singkat, maka TMS akan memberikan tranporter yang paling
cocok untuk rute tertentu (Jonar, 2015).

B. Ketrampilan yang Diperlukan dalam menentukan moda transportasi


1. Membandingkan berbagai moda transportasi berdasarkan karakteristik
tertentu
2. Menganalisis efektivitas moda transportasi
3. Menganalisis efisiensi moda transportasi
4. Menghitung volume/berat bahan/produk agro yang akan diangkut
5. Menentukan moda transportasi yang sesuai dengan kondisi/sifat
bahan/produk agro yang akan diangkut

C. Sikap Kerja dalam menentukan moda transportasi


1. Tepat dan cermat dalam membanding-kan berbagai moda transportasi
berdasarkan karakteristik tertentu
2. Cermat dalam menganalisis efektivitas moda transportasi
3. Cermat dalam menganalisis efisiensi moda transportasi.
4. Menghitung volume/berat bahan/produk agro yang akan diangkut
5. Tepat dalam menentukan moda transportasi yang sesuai dengan
kondisi/sifat bahan/produk agro yang akan diangkut

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 22 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

DAFTAR PUSTAKA

Albab, M. U. 2016. Dasar-Dasar Transportasi. Diakses tanggal 19 Maret 2018


dari http://supplychainindonesia.com/new/wp-
content/files/Dasar_Dasar_Transportasi.pdf

Angkasapura2. 2016. Harhubnas 2016, Budi Karya: Tingkatkan Transportasi


Selamat, Aman & Nyaman. Diakses tanggal 19 Maret 2018 dari
http://beritatrans.com/2016/09/19/harhubnas-2016-budi-karya-
tingkatkan-transportasi-selamat-aman-nyaman/

Hadiguna, R.A. 2017. Sistem Logistik. Padang: Andalas University Press.

Jonar, A.N. 2015. Desain Transport Management System (TMS). Diakses


tanggal 15 Februari 2018 dari https://www.linkedin.com/pulse/desain-
transport-management-system-tms-artha-nugraha-jonar

Linc Group. 2016. 7 Alasan kenapa Butuh Third Party Logistic untuk Bisnis
Anda. Diakses tanggal 11 Januari 2018 dari
http://www.lincgrp.com/id/news/read_article/7-Alasan-kenapa-Butuh-Third-Party-
Logistic-untuk-Bisnis-Anda

Purnoto, S. 2016. Tantangan dan Strategi Truk Angkutan Barang dalam


Menciptakan Keunggulan Bersaing. Seminar Supplay Chain Indonesia
25-26 Januari 2016.

Siagian, Y.M. 2005. “Aplikasi Supply Chain Management dalam Dunia Bisnis.
Grasindo : Jakarta.

Tnunay, R. 2014. “Supply Chain (Rantai Pasokan) di bidang Kemanusiaan”. Diakses


tanggal 24 Januari 2018 dari https://rinatnunay.com/tag/transportasi/

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 23 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

Tuomola, E. 2014. Introducing an Effective Inbound Logistics Concept to the


Automotive Industri. Bachelor’s Thesis: JAMK University of Applied
Sciences.

Wibowo, W. dan Chairuddin, I. 2017. Sistem Angkutan Multimoda dalam


Mendukung Efisiensi Biaya logistic di Indonesia. Jurnal Manajemen
Transportasi dan Logistik Vol. 04 No. 01

W-IIICargo. 2017. Moda Transportasi. Diakses tanggal 18 Maret 2018 dari


https://w3cargo.com/moda-transportasi/

Zaroni. 2015.“Transportasi dalam Rantai Pasok dan Logistik”. Diakses tanggal


24 Januari 2018 dari

Zaroni. 2017(a). Mengelola Distribusi dan Logistik. Diakses tanggal 15 Februari


2018 dari http://supplychainindonesia.com/new/mengelola-distribusi-
dan-logistik/

Zaroni. 2017(b). “Biaya Logistik Agregat”. Diakses tanggal 25 Januari 2018 dati
http://supplychainindonesia.com/new/wp-content/files/SCI_-
_Artikel_Biaya_Logistik_Agregat.pdf

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 24 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Laptop, infocus, laserpointer Untuk di ruang teori
2. Printer

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Modul Pelatihan (buku informasi, buku kerja, Setiap peserta
buku penilaian)
2. Kertas HVS A4
3. Spidol whiteboard
4. Kertas chart (flip chart)
5. Tinta printer

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 25 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.026.01

DAFTAR PENYUSUN MODUL

NO. NAMA PROFESI

1. Ridha Luthvina, ST., MT.  Dosen Politeknik ATI Padang

Judul Modul: Merencanakan Moda Transportasi Halaman: 26 dari 26


Buku Informasi Versi: 2018

Anda mungkin juga menyukai