Cokelat Klasik Tugas Sejarah Presentasi - 20240227 - 084850 - 0000
Cokelat Klasik Tugas Sejarah Presentasi - 20240227 - 084850 - 0000
SOSIOLOGI
Oleh
Aliya rahmah N
Firdaus affandi w
Ibrahim alkaf assyfa
Lintang aulia
Aksi 2 Desember atau yang disebut juga Aksi 212 dan Aksi Bela
Islam III terjadi pada 2 Desember 2016 di Jakarta, Indonesia di
mana sedikitnya dua juta massa. dari seluruh Indonesia kembali
menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok), yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus
dugaan penistaan agama. Aksi ini juga dikenal dengan sebutan Aksi
Damai 2 Desember. Aksi tersebut merupakan peristiwa penuntutan
kedua terhadap Ahok pada tahun 2016 setelah unjuk rasa
sebelumnya terjadi pada 4 November. Pada awalnya, aksi tersebut
rencana diadakan pada 25 November, namun kemudian disepakati
diadakan pada tanggal 2 Desember 2016.
Aksi ini dilaksanakan di halaman Monumen Nasional, Jakarta dalam
keadaan hujan. Jumlah peserta hadir berkisar antara 200 ribu (klaim
polisi hingga jutaan (klaim penyelenggara). Dari bukti - bukti video yang
tersebar di berbagai sosial media dan situs berbagi video melalui
tangkapan kamera drone, dapat terlihat bahwa jumlah massa meluas
hingga mamadati area Bundaran Hotel Indonesia (HI).[butuh rujukan]
Dalam aksi ini, sejumlah kegiatan yang dilaksanakan adalah berdoa dan
melakukan salat Jumat bersama. Presiden Joko Widodo hadir dalam
acara ini dan disambut hangat oleh para peserta aksi.
penyebab
Kala itu umat Muslim menyuarakan aksi prihatin, marah, hingga murka ketika Alquran
dianggap dinista oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Gubernur DKI saat itu
berpidato menyinggung Surat di dalam Alquran, Al-Maidah ayat 51 tentang pedoman
memilih pemimpin. Konten pidatonya kemudian divonis hakim menghinakan Alquran.
Pidato Ahok, video Buni Yani, dan pelaporan ke polisi itu menjadi titik awal massa
dalam hitungan ratusan ribu itu berkumpul atas nama Aksi 212. Angka 212 merupakan
penjelasan dari aksi yang dilakukan pada tanggal 2 Desember.
Ahok sempat meminta maaf atas yang ia sebutkan dalam pidatonya, namun hal ini
justru menuai reaksi yang lebih besar. Pada 7 November 2016, ia datang ke Bareskrim
untuk memberikan klarifikasi.
MUI menyatakan sikap keagamaan, bahwa pernyataan Ahok termasuk menghina
Alquran dan atau menghina ulama. Fatwa juga meminta, aparat penegak hukum wajib
menindak tegas yang bersangkutan. Sikap dan pernyataan ini kemudian jadi landasan
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI.
penyelesaian
Rakornas PA 212 menghasilkan sebuah resolusi. Resolusi tersebut
bertujuan mengajak umat Islam di Indonesia dan segenap bangsa
menyepakati 12 hal yang harus dimiliki capres dan cawapres.