Anda di halaman 1dari 3

Mekanisme Kognitif Lain dalam Prasangka:

Hubungan Palsu dan Homogenitas Out-group


Perhatikan serangkaian informasi berikut ini: (1) Ada seribu anggota kelompok
A, tetapi hanya seratus anggota kelompok B; (2) seratus anggota kelompok A ditahan
oleh polisi tahun lalu, dan sepuluh anggota kelompok B juga ditahan. Andai anda
diminta untuk mengevaluasi kecenderungan kriminalitas dari kelompok tersebut.
Apakah anda akan memberikan penilaian yang berbeda pada mereka? Jawaban
pertama anda mungkin adalah "Tentu saja tidak-mengapa harus?" Tingkat tindakan
kriminal adalah sepuluh persen untuk masing-masing kelompok, jadi mengapa memberi
penilaian yang berbeda pada mereka? Yang mengejutkan, banyak bukti yang menyatakan
bahwa Anda sebenarnya akan memberikan penilaian yang lebih pada kelompok B (Johnson &
Mullen, 1994; Mcconnel, Sherman & Hamilton, 1994). Psikolog sosial merujuk
kecenderungan melebih-lebihkan penilaian tingkah laku negatif dalam kelompok yang relatif
kecil sebagai hubungan ilusi (illusory correlation). Istilah ini sangat masuk akal, karena efek
ini melibatkan persepsi hubungan antara variabel yang sebenarnya tidak ada— dalam kasus
ini, hubungan antara menjadi anggota kelompok B dan kecenderungan untuk terlibat dalam
tingkah Iaku kriminal.
Seperti yang dapat Anda Iihat, hubungan ilusi, memiliki implikasi penting terhadap prasangka.
Secara khusus, hubungan ini membantu menjelaskan mengapa tingkah laku sering kali negatif dan
kecenderungan oleh anggota kelompok mayoritas diatribusikan pada anggota berbagai kelompok
minoritas. Sebagai contoh, beberapa psikolog sosial telah menyatakan bahwa efek hubungan ilusi
membantu menjelaskan mengapa banyak orang kulit putih di Anierika Serikat melebih-lebihkan
perkiraan tingkat kejahatan yang dilakukan oleh laki-laki kulit hitam (Hamilton & Sherman, 1989).
Untuk banyak alasan kompleks, laki-laki muda kulit hitam, ternyata, ditangkap karena berbagai
kejahatan dengan tingkat yang lebih tinggi daripada la}d-laki muda kulit putih atau laki-laki Asia
(United States Department of Justice, 1994). Akan tetapi, orang kulit putih Amerika cenderung
melebih-lebihkan perkiraan perbedaan ini, dan hal ini dapat diinterpretasikan sebagai sebuah contoh
hubungan ilusi.
Mengapa efek ini terjadi? Satu penjelasan yang dapat diberikan berdasarkan pada perbedaan
frekuensi kejadian atau stimuli- Berdasarkan pandangan ini, peristiwa yang jarang terjadi
menjadikannya lebih menonjol—dan dengan mudah diingat. Selain itu, kejadian tersebut disimpan
secara lebih mendalam daripada hal lain yang dialami, sehingga lebih mudah diingat dalam memori.
Dengan demikian, ketika penilaian terhadap kelompok tersebut dilakukan di lain waktu, kejadian
yang menonjol tersebut mudah diingat, dan hal ini menyebabkan interpretasi yang berlebihan
terhadap kejadian tersebut. Bayangkan bagaimana penjelasan ini diaplikasikan pada kecenderungan
orang kulit putih Amerika dalam memperkirakan secara berlebihan tingkat kejahatan di antara
orang kulit hitam. Orang kulit hitam adalah sebuah kelompok minoritas (jurnlahnya dua belas
persen dari total populasi); maka, mereka sangat menonjol atau khas. Banyak tingkah laku kriminal,
menjadi Sangat menonjol, walaupun faktanya, kejadian tersebut telah banyak meningkat dalam
dekade terakhir ini. Ketika berita melaporkan bagaimana orang Amerika keturunan Afrika ditangkap
untuk sebuah tindak kejahatan, informasi ini diproses dengan teliti dan menjadi sangat mudah
diingat. Maka hal ini di lain waktu dengan mudah diingat dan menyebabkan kecenderungan
perkiraan yang berlebihan terhadap kelornpok minoritas—sebuah contoh hubungan ilusi. Banyak
bukti yang memberi dukungan terhadap interpretasi berdasarkan kekhasan (distinctivenessbased
interpretation) dari hubungan ilusi (Stroessner, Hamilton, & Mackie, 1992), sehingga dengan
beberapa rnodifikasi, tampaknya cukup berguna untuk memahami akar kesalahan kognitif seperti
ini.
• PERBEDAAN IN-GROUP, HOMOGENITAS OUT-GROUP: "MEREKA SEMUA SAMA"
BENARKAH? Orang yang memiliki prasangka yang kuat terhadap kelompok sosial tertentu sering
kali membuat pernyataan seperti ini: "Anda tahu kan mereka seperti apa; mereka semua sama".
Implikasi komentar tersebut adalah anggota sebuah Out-group lebih serupa satu sama lain (lebih
homogen) daripada anggota kelompoknya sendiri. Kecenderungan untuk mempersepsikan orang
yang menjadi bagian dari kelompok Jain yang bukan kelompoknya sebagai orang yang serupa,
dikenal sebagai ilusi homogenitas out-group (illusion of out-group homogeneity) (Linville, Fischer,
& Salovey, 1989). Lawan dari kecencterungan tersebut adalah perbedaan in-group (in-group
differentiation)--kecenderungan untuk mempersepsikan anggota kelompoknya dalam
menunjukkan keragaman yang lebih besar satu sama lain (lebih heterogen) dari pada kelompok-
kelompok lain.

Keberadaan ilusi homogenitas out-group telah ditunjukkan dalam berbagai konteks yang
berbeda. Sebagai contoh, individu cenderung mempersepsikan orang yang lebih tua atau
lebih muda serupa satu sama Iain dilihat dari trait pribadinya dari pada orang dengan
kelompok usianya sendiri—sebuah tipe perbedaan generasi yang menarik (Linville,
Fischer, & Salovey, 1989); bahkan mereka mempersepsikan mahasiswa dari universitas Iain
lebih homogen dari pada mahasiswa di universitas mereka sendiri—khususnya ketika
orang-orang ini tampaknya memiliki pandangan yang bias terhadap mereka (Rothgerber,
1997).
Apa yang menyebabkan adanya kecenderungan mempersepsikan anggota
kelompok Iain lebih homogen daripada anggota kelompok kita sendiri? Satu penjelasan
melibatkan fakta bahwa kita memiliki pengalaman yang luas dengan anggota kelompok
kita sendiri, dan dalam kelompok kita, kita berhadapan dengan berbagai lipe individu
yang beragam. Sebaliknya, pada umumnya kita memiliki pengalaman interaksi yang
lebih sedikit dengan anggota kelompok Iain sehingga tidak berhadapan langsung
dengan individu yang bervariasi dalam kelompok tersebut (contoh, Linville, Fischer, &
Salovey, 1989). Apa pun dasar terhadap keberadaannya (lihat, contoh, Lee dan Ottati,
1993), kecenderungan untuk mempersepsikan kelompok Iain lebih homogen daripada
kelompok kita sendiri dapat memainkan peran yang penting dalam prasangka dan
menetapnya stereotip negatif. (Melalui diskusi ini, kita telah memfokuskan khususnya
pada prasangka rasial dan etnis. Sementara hal ini sangat penting, namun tentu saja
bukanlah satu-satunya bentuk prasangka yang memiliki efek berbahaya pada sasaran
prasangkanya. Untuk diskusi Iainnya, silakan baca bagian Di balik Berita Utama).
Hubungan ilusi: Persepsi bahwa
ada hubungan yang lebih kuat
antara dua variabel daripada yang
sebenarnya terjadi, karena setiap
variabel tersebut adalah peristiwa
yang menonjol dan terjadinya
peristiwa tersebut dapat dengan
mudah disimpan dalam memori
dan diingat Kembali.

Ilusi homogenitas out-group:


Kecenderungan untuk mem-
Persepsikan anggota out-groups.
lebih serupa satu sama lain
(kurang keragamannya) daripada
anggota kelompoknya sendiri.

Perbedaan in-group:
Kecenderungan untuk
mempersepsikan anggota
kelompok kita sendiri dalam
menunjukkan keragaman yang
lebih satu sama lain (lebih
heterogen) dari pada anggota
kelompok lain.

Anda mungkin juga menyukai