kekerasanterhadap kelompok minoritas dari pembunuhan di selatan sampai kriminalitas akibat kebencian di new york.
Pada tahun 1939 beberapa psikologi sosial mempublikasikan
sebuah buku yang berpengaruh dengan judul frustration and anggression (dollard,dkk.,1939) dalam buku ini, mereka menyatakan bahwa agresi sering kali berakar dari frustasi intervensi terhadap tingkah laku yang memiliki tujuan tertentu.
Walaupun kemungkinan hubungan antara konflik, prasangka, dan
agresi dipelajari dalam beberapa cara yang berbeda, penemuan yang paling menakutkan dilaporkan oleh hovland dan sears (1940).
Satu kemungkinan adalah ada sesuatu yang unik pada saat
periode waktu yang dipelajari olehhovland dan sears, lagi pula, saat itu periode yang sangat tidak menyenangkan dan sulit di selatan, yang masih belum pulih dari kehancuran perang dunia.
Penelitian yang dilaporkan oleh sherif dan kolegannya dipandang
sebagai penelitian klasik mengenai prasangka. Akan tetapi, penelitian tersebut bukanlah penelitian dramatis pertama terhadap hubungan antara konflik dan prasangka yang dilakukan oleh psikologi sosial.
PERAN PEMBELAJARAN SOSIAL
Penjelasan kedua untuk sumber prasangka secara
langsung menyatakan bahwa prasangka di pelajari dan dikembangkan dengan cara yang sama serta melalui mekanisme dasar yang sama.
Proses belajar sosial (sosial rearning view) anak
memperoleh sikap negatif melalui berbagai kelompok sosial karena mereka mendengar pandangan tersebut diekspresikan oleh orang tua,teman,guru, dan orang lain, dan karena mereka secara langsung diberikan rewards (berupa cinta, pujuan, dan persetujuan) untuk mengadopsi pandangan-pandangan ini. Selain itu, dengan mengoservasi orang lain, norma sosial (social norms) yang berupa peraturan dalam sebush kelompok yang menyatakan tindakan atau sikap yang pantas juga penting (pettigrew, 1969).
PANDANGAN PROSES BELAJAR SOSIAL
Sebuah pandangan bahwa prasangka di peroleh melalui
pengalaman langsung dan vicarious, sebuah cara yang sama dari mana sikap lain diperoleh
Secara umum, tampak sikap rasial memang dibentuk oleh
pengalaman sosial dan merefleksikan sikap orang tua dan frekuensi serta sifat dari pengalaman masa kecil kita dengan anggota kelompok minoritas.
KESALAHAN ATRIBUSI “UTAMA”
Pandangan ketiga tehadap sumber prasangka
dimulai dengan kenyataan dasar bahwa pada umumnya orang membagi dunia sosial dalam dua kategori yang berbeda ‘kita’ dan ‘mereka’ yaitu merujuk pada kategori sosial (social categorization)
TEORI IDENTITAS SOSIAL
Sebuah teori yang menyatakan bahwa individu
berusaha meningkatkan esteem- self-nya sendiri dengan mengidentifikasikan diri dengan kelompok sosial tertentu.
SUMBER KOGNITIF PRASANGKA
Berikunnya, kita sampai pada beberapa sumber
potensial prasangka yang paling tidak menyenangkan. Hal ini melibatkan kemungkinan bahwa setidaknya sebagian prasangka bersumber dari aspek dasar kognisi sosial.
Seperti kerangka berpikir kognitif lainnya yang
telah kita pelajari, stereotip memberikan efek kuat kuat pada bagaimana kita memproses informasi sosial. Informasi cepat dan diingat lebih baik, dari pada informasi yang tidak berhubungan dengan hal tersebut (contoh, dovidio, evans, & tyler, 1986; macrae dkk.,1997).
Dalam Kasus ini, yang menjadi stimulus dasar
(prime) adalah skema wajah orang kulit hitam dan putih. Sebagi contoh, sebuah kata yang dihubungkan dengan stereotip rasuial untuk orang kulit putih adalah konvensioanal, sementara kata yang berhubungan dengan stereotip rasial untuk orang kulit hitam adalah musikal.
Jika benar stereotip rasial implisit diaktivasi
dengan stimulus priming (wajah orang kulit hitam atau putih), maka diduga bahwa waktu respon tehadap target kata akan bervariasi sebagai fungsi dari stimulus dasar ini.
Yang penting tentang stereotip adalah: kita
mungkin tidak menyadari kenyataan bahwa stereotip bekerja, tetapi mereka tetap kuat mempengaruhi penilaian kita atau keputusan kita tentang orang lain, atau bahkan bagaimana kita berinteraksi dengan merekaa.