Anda di halaman 1dari 20

“CONTOH SKRIPSI “ CROS SECTIONAL”

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN


BEROBAT PASIEN TB PARU DI PUSKESMAS

………………………………………

46
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan berobat pasien TB
paru.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran kepatuhan berobat penderita Tuberkulosis paru di
Puskesmas ……………….
b. Mengetahui gambaran tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, jarak dari
tempat tinggal ke puskesmas, ketersediaan sarana transportasi, peran pengawas
minum obat atau PMO, dan peran petugas kesehatan
c. Mengetahui hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, jarak dari
tempat tinggal ke puskesmas, ketersediaan sarana transportasi, peran pengawas
minum obat atau PMO, dan peran petugas kesehatan dengan kepatuhan berobat
penderita Tuberkulosis paru di Puskesmas ………………….

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

……. Teori2 dan hasil penelitian sebelumnya……..

47
Di bagian bab 2 - - uraian terakhir adalah Kerangka Teori

BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep
………………………………………………………………………………….

3.1 Skema Kerangka Konsep


Variabel Independen Variabel Dependen

1. Tingkat Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Jarak dari Tempat
Kepatuhan Berobat
Tinggal Ke Puskesmas
4. Sarana transportasi Pasien TB Paru
5. Peran pengawas minum
obat (PMO)
6. Peran petugas kesehatan

48
47

B. Hipotesis
………………………………………………………………………..

a. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan


berobat pasien TB paru
b. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan berobat
pasien TB paru
c. Ada hubungan antara Jarak Tempat Tinggal Dengan Puskesmas
dengan kepatuhan berobat pasien TB paru di Puskesmas
d. Ada hubungan antara sarana transportasi dengan kepatuhan
berobat pasien TB paru
e. Ada hubungan antara peran pengawas minum obat (PMO) dengan
kepatuhan berobat pasien TB paru
f. Ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan kepatuhan
berobat pasien TB paru

C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga peneliti dapat melakukan
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek (Hidayat, 2007). Untuk
membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel diamati/diteliti
perlu sekali variabel-variabel tersebut di beri batasan atau “definisi
operasional”. Definisis operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan
kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yeng
bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur) (Notoadmojo,
2012).
48

Tabel 3.1 Tabel 3.1 Definisi operasional mengenai faktor-faktor yang


berhubungan dengan kepatuhan minum obat pada pederita tuberkulosis

Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
Kepatuhan Perilaku penderita Kuisioner Responden Dikelompokan Nominal
TB paru dalam hal mengisi berdasarkan
minum obat dan lembar klasifikasi
pemeriksaan secara kuisioner penilaian cut of
rutin sesuai jadwal
point by
yang ditentukan
median :
1. Patuh jika
skor yang
diperoleh ≥
44,00
2. Tidak Patuh
jika skor
yang
diperoleh <
44,00
Pendidikan Sekolah formal Kuesioner Responden Dikelompokan ordinal
yang berhasil lembar berdasarkan
ditamatkan oleh mengisi klasifikasi
responden kuesioner penilaian:
1. Rendah
(SD-SMP)
2. Tinggi
(SMA-
Sarjana)

Pengetahuan Gambaran Kuesi oner Responden Dikelompokan Nominal


pemahaman mengisi berdasarkan
responden kuesioner persentase yg
terhadap penyakit menjawab tahu
TB paru :
1. tinggi jika
persentase
menjawab
tahu ≥ 75 %
2. rendah jika
perentase
menjawab
tahu < 75 %
49

Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
Jarak Tempat Persepsi Kuesioner Responden 1. Jauh jika > Ordinal
Tinggal responden mengisi 5 km
Dengan Unit mengenai jauh kuesioner 2. Dekat jika
Pelayanan dekatnya jarak ≤5 km
Kesehatan dari tempat
tinggal ke
Puskesmas

Sarana Sarana Kuesioner Responden Dikelompokan Nominal


transportasi transportasi yang mengisi berdasarkan
digunakan oleh kuesioner klasifikasi
responden untuk 1. Transportasi
mencapai ke umum
Puskesmas 2. Transportasi
pribadi

Peran Pengawas minum Kuesioner Responden Dikelompokan Nominal


pengawas obat adalah orang mengisi berdasarkan
minum obat yang bertugas kuesioner klasifikasi
(PMO) mengawasi penilaian cut
penderita TB of point by
minum obat median:
setiap harinya 1. mendukung
secara langsung jika skor
menggunakan yang
panduan obat diperoleh ≥
jangka pendek 20,00
2. Tidak
mendukung
jika skor
yang
diperoleh <
20,00

Peran petugas Pendapat Kuesioner Responden Dikelompokan Nominal


kesehatan responden mengisi berdasarkan
mengenai peran kuesioner klasifikasi
petugas kesehatan penilaian cut of
selama point by
pengobatan median :
1. mendukung
jika skor
50

yang
diperoleh ≥
44,00
2. Tidak
mendukung
jika skor
yang
diperoleh
<44,00

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

- - cross sectional - - -

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan t dilakukan pada tanggal 5-
12 Januari 2017.

C. Populasi dan Sampel


Populasi …………………..

Sampel

Kriteria inklusi
Mis: PASIEN DIABET YG BERKUNJUNG DI POLI

Kriteria eksklusi : ini bukan lawan dari inklusi…


Kriteria eksklusi itu bagian dari kriteria inklusi yg krn sesuatu hal
tidak boleh diteliti (dikeluarkan dari sampel)
Mis: PASIEN DIABET YG MENGALAMI KOMPLIKASI YG
BERKUNJUNG DI POLI

-besar sampel
Rumus, kalo mengambil sebagian
51

Diambil semuanya responden, bisa tidak perlu menggunakan rumus

-cara mengambil/memilih sampel


Simple random sampling, atau purposive, atau cara lain…..

Etika Penelitian
…………………….
D. Alat dan instrumen penelitian
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah bentuk
penjabaran variabel-variabel yang terlibat dalam tujuan penelitian dan
hipotesis. Kuesioner dapat diartikan sebagai daftar pertanyaan yang
sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden (dalam
hal angket) dan interviewee (dalam hal wawancara) tinggal memberikan
jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu.
(Notoatmodjo,2012). Kuesioner dari penelitian ini terdiri dari :

a. Kuesioner karakteristik/data demografi responden


Responden mengisi nama, jenis kelamin, usia, dan alamat pada
lembar kuesioner, dan tingkat pendidikan.
b. Kuesioner: kepatuhan berobat, pengawas minum obat dan peran
petugas kesehatan
Pertanyaan terdiri dari 11 item pernyataan untuk kuesioner
kepatuhan berobat, 5 item pernyataan untuk kuesioner pengawas
minum obat (PMO) dan 11 item pernyataan untuk kuesioner peran
petugas kesehatan.
Pengukuran menggunakan skala likert 1-4 dengan kriteria jawaban
sebagai berikut :
1) Pernyataan Positif (favourable)
Jawaban: Tidak pernah diberi kode 1, jarang diberi kode 2,
sering kode 3 dan selalu diberi kode 4
: 1= tidak pernah 2=jarang 3=sering 4=selalu
2) Pernyataan negatif (unfavourable)
52

Jawaban: Selalu diberi nilai 1, Sering diberi nilai 2, Jarang


diberi nilai 3, Tidak pernah diberi nilai 4.
: 1=selalu 2=sering 3=jarang 4=tidak pernah

c. Kuesioner pengetahuan terdiri dari 23 pernyataan dalam bentuk


negatif dan positif. Pengukuran dengan menggunakan skala
guttman dengan pilihan jawaban benar dan salah, kriteria jawaban
sebagai berikut :
1) Pernyataan Positif
Jawaban benar/tahu diberi nilai 1 dan jawaban salah/tidak tahu
diberi nilai 0.
1=tahu/benar 0=tidak tahu/salah
2) Pernyataan negatif
Jawaban benar/tahu diberi nilai 0 dan jawaban salah/tidak tahu
diberi nilai 1.
0=tahu/benar 1=tidak tahu/salah
d. Kuesioner jarak dari rumah ke Puskesmas dan sarana transportasi
Terdiri dari 1 item pernyataan yang diisi sesuai dengan jarak dari
rumah responden dengan Puskesmas Ciputat dan sarana
transportasi yang digunakan responden untuk menuju Puskesmas
Kecamatan Ciputat

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian


a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010).
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang seharusnya hendak diukur. Sebelum melakukan
pengumpulan data, untuk menghindari kesalahan dalam
menginterprestasikan pertanyaan dalam kuesioner dan memperoleh
data yang valid, terlebih dahulu kuesioner diuji coba kepada 30
responden yang menderita penyakit Tuberkulosis Paru di
53

Puskemas Ciputat Timur. Penelitian ini menggunakan uji validitas


dengan rumus product moment, yaitu:
Rumus uji validitas adalah:

r= n(∑xy)-( ∑x∑y)

√{n∑ x 2 – (∑x)2} {n∑y2 – (∑y)2}

Keterangan:

r = Koefisien item yang dicari


n= Jumlah responden
x= Skor yang diperoleh subjek dalam setiap item
y= Skor yang diperoleh subjek dalam setiap item

Instrument dikatakan valid jika nilai r hitung ≥r table (≥0,3610).


(Riwidikdo 2010). Dari 13 pernyataan mengenai kepatuhan berobat
didapatkan hasil 11 pernyataan valid dengan nilai r-hitung 0,459-
0,823 dan 2 pertanyaan tidak valid dengan r-hitung -0,036 – -
0,106. Dari 25 pernyataan mengenai pengetahuan didapatkan hasil
23 pernyataan valid dengan r-tabel 0,371-0,773 dan 2 pertanyaan
tidak valid dengan r-hitung -0,293 - -9,000. Dari 5 pernyataan
mengenai peran pengawas minum obat (PMO) didapatkan hasil 5
pernyataan valid dengan nilai r-hitung 0,845-0,974. Dari 11
pernyataan mengenai peran petugas kesehatan didapatkan hasil 11
pernyataan valid dengan nilai r-hitung 0,675-0,874. Untuk
pernyataan yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian.

b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menujukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,
54

2010). Pada saat menguji reliabilitas adalah dengan menggunakan


metode q. Berikut adalah rumus uji Cornbach’s Alpha:

[ ][ ∑σ
]
2
k
r= 1. 2 b
( k−1 ) σt
Keterangan :
r = koefisien reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ σ 2b = total varians butir
2
σt = total varians

Menurut Kelana (2011) kriteria suatu instrumen penelitian


dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini untuk uji
reliabilitas antar observer diinterpretasikan sebagai berikut:

Rendah : 0,00 – 0,40


Sedang : 0,41 – 0,59
Baik : 0,60 – 0,74
Sangat baik : 0,75 – 1,00

Berdasarkan uji instrumen yang dilakukan pada tanggal 5 Januari


2017 terhadap 30 responden di Pusekesmas Ciputat Timur,
diperoleh nilai Alpha Cronbach variabel (dependen) kepatuhan
sebesar 0,853, variabel (independen) pengetahuan sebesar 0,626,
variabel (independen) peran pengawas minum obat (PMO) sebesar
0,972 dan variabel (independen) peran petugas kesehatan sebesar
0,926.

E. Teknik Pengumpulan Data


………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………..

F. Teknik Analisa Data


Pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan sistem komputer
menggunakan SPSS Versi window 22 sebaiknya kata spss tdk ditulis
55

1. Uji normalitas
Uji normalitas adalah uji yang menyatakan bahwa jika distribusi
sampel telah melebihi 30 sampel, maka sudah dianggap normal atau
baik (Zulfikar,2015). Uji normaliatas adalah uji yang dilakukan untuk
mengecek apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang
sebarannya normal. Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui
apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi
normal, yaitu distribusi yang tidak miring ke kiri dan miring ke kanan
(Santoso S, 2010).
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode skewness
sampel berjumlah 50. Metode untuk Uji normalitas adalah menghitung
rasio skewness yaitu dengan membagi nilai skewness dengan nilai
standard error. Dengan uji skewness, dapat mengetahui kemencengan
data, dimana data yang normal akan menyerupai bentuk lonceng.
Kemungkinan yang ada adalah menceng ke kiri, jika nilai Zskew
positif dan di atas 1,96 atau menceng ke kanan jika Zskew bernilai
negatif dan di bawah 1,96. Nilai berdistribusi normal berada diantara
nilai -2 (1,96) sampai dengan +2 (1,96) atau hasil pembagian skewness
dan standar error nilainya ≤ 2 (Ventilini, V & M. Nisfiannoor, 2006).

Pada uji normalitas yang dilakukan pada variabel Kepatuhan


didapatkan hasil uji skewness (pembagian koef skewness dengan
standar errronya dihasil = 5,427 ( > 2 ) yang artinya tidak berdistribusi
normal maka menggunakan kategori cut of point by median dengan
nilai median 44,00, pada faktor pengetahuan 4.732 ( >2 ) yang artinya
tidak berdistribusi normal maka menggunakan kategori cut of point by
median dengan nilai median 23,00, pada faktor peran pengawas
minum obat (PMO) 7,768 (>2 ) yang artinya tidak berdistribusi
normal maka menggunakan kategori cut of point by median dengan
nilai median 20,00, pada faktor peran petugas kesehatan 5,525 ( > 2)
yang artinya tidak berdistribusi normal maka menggunakan kategori
cut of point by median dengan nilai median 44,00.
56

2. Analisis Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
kerakteristik setiap variabel peneliti (Notoadmodjo, 2012). Analisis
univariat dilakukan untuk melihat gambaran masing-masing variabel
dengan menggunakan distribusi frekuensi tiap kelas diubah dalam
bentuk persen (%). Perubahan menjadi persen dilakukan dengan
membagi frekuensi (f) dengan jumlah hasil observasi (N) dan
dikalikan 100% dengan rumus:

f
X= ×100 %
N

Keterangan :

X = hasil yang dicari


f = frekuensi
N = Jumlah responden

Pada penelitian ini variabel-variabel peringkasan datanya adalah


kategorik oleh karena itu karakteristik responden (Usia dan jenis
kelamin), variabel independen yaitu faktor-faktor (pendidikan,
pengetahuan, jarak dari rumah ke puskesmas, sarana transportasi,
peran PMO, dan peran petugas kesehatan) dan variabel dependen
yaitu kepatuhan berobat disajikan dalam bentuk distribusi persentase.

3. Analisis Bivariat
Untuk melihat hubungan antara variabel independent dengan variabel
dependent dengan menggunakan analisis statistik chi square karena
data pada penelitian ini variabel dependen dan variabel independennya
berbentuk data kategorik
57

X 2 =Σ (0 – E)2

Keterangan :

X2 = Chi kuadrat
0 = frekuensi observasi
E = frekuensi harapan

Keputusan uji:
Jika P value < 0,05 (alpha) maka Ho ditolak dan Ha gagal ditolak
Artinya : ada perbedaan persentase yg signifikan kepatuhan antara
kelompok 1 da kelompok 2.
Jika P value ≥ 0,05 (alpha) maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak

Artinya : tidak ada perbedaan persentase yg signifikan kepatuhan


antara kelompok 1 da kelompok 2

……………………………………..

URAIAN OR (odds ratio) PERLU DITAMBAHKAN


61

BAB V
HASIL PENELITIAN

A. Analisis Univariat.
Analisis univariat dalam penelitian ini untuk melihat distribusi frekuensi dari
karakteristik responden, variabel dependen (kepatuhan berobat)dan variabel
independen (faktor pendidikan, faktor pengetahuan, faktor jarak dari rumah
ke Puskesmas, faktor transportasi, faktor pengawas minum obat (PMO) dan
faktor peran petugas kesehatan).

1. Kareakteristik Responden
a. Jenis kelamin
Table 5.14
Distribusi frekuensi jenis kelamin pasien TB Paru di Puskesmas
Kecamatan Ciputat (n=50)

JUDUL YG BENAR:
Distribusi frekuensi pasien tb menurut jenis kelamin di …th…

Jenis kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 30 60,0

Perempuan 20 40,0

Total 50 100,0

Berdasarkan table 5.13 menunjukkan bahwa jenis kelamin pasien TB


di Puskesmas Kecamatan Ciputat laki-laki berjumlah 30 orang
(60,0%) dan permepuan berjumlah 20 orang (40,0%)

b. Usia

………………………………
61

2. Variabel dependen (terikat)

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan kepatuhan berobat pasien
TB Paru di Puskesmas Kecamatant Tahun ………………….
(n=50)

Kepatuhan berobat Jumlah Persentase (%)


Patuh 37 74,0
Tidak Patuh 13 26,0
Total 50 100,0

Dari tabel 5.1 didapatkan bahwa dari 50 pasien TB Paru di


Puskesmas Kecamatan Ciputat, sebanyak 37 pasien (74%) kepatuhan
berobatnya dikategorikan baik sedangkan sebanyak 13 pasien (26%)
kepatuhan berobatnya dikategorikan tidak baik.
3. Variabel independen (bebas)
a. Faktor Pendidikan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan tingkat pendidikan
pasien TB Paru di Puskesmas Kecamatan t (n=50)

Pendidikan Jumlah Persentase (%)


Tinggi 32 64,0
Rendah 18 36,0
Total 50 100,0

Dari tabel 5.2 didapatkan bahwa dari 50 pasien TB Paru di


Puskesmas Kecamatan , sebanyak 32 pasien (64%) memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi sedangkan sebanyak 18 pasien
(36%) memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

b. Faktor Pengetahuan
…………………………………………….
e. Jarak
…………………………………….
f. Transportasi
………………………………………….
g. Pengawas Minum Obat
………………………………………………..
h. Peran petugas kesehatan
……………………………………………….

A. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menguji hubungan antara variabel
independen (faktor pendidikan, pengetahuan, jarak dari rumah ke
puskesmas, sarana transportasi, pengawas minum obat (PMO) dan peran
petugas kesehatan) dengan variabel terikat dependen (kepatuhan berobat
sebagai).
1. Hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan berobat pasien TB
Paru di Puskesmas Kecamatan tahun 2017 - - di puskesmas dst tdk
perlu ditulis

Tabel 5.8
Hubungan antara Pendidikan dengan kepatuhan berobat pasien TB
Paru di Puskesmas Kecamatan t (n=50) Tahun…..

Faktor Kepatuhan Berobat Total


Pendidikan p-value OR
patuh Tidak
patuh

Tinggi 23 9 32 0,746 0,730


71,8 % 28,2% 100 %
Rendah 14 4 18
77,7 % 32,3 % 100%

Total 37 13 50
(74,0%) (26,0%) (100,0%)

Berdasarkan tabel 5.8 didapatkan bahwa responden dengan tingkat


pendidikan yang rendah berjumlah 14 responden (77,7 %) memiliki
kategori kepatuhan berobat yang patuh. Sedangkan pada responden
dengan tingkat pendidikan yang tinggi berjumlah 23 responden
(71,8%) memiliki kategori kepatuhan yang patuh. Hasil uji statistik
diperoleh nilai p=0,746 (>0,05) artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara faktor Pendidikan dengan kepatuhan berobat pasien
TB Paru di Puskesmas
2. Hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan berobat pasien TB
Paru

…………………………………………………………………….

3. Hubungan jarak rumah dengan Puskesmas dengan kepatuhan berobat


pasien TB Paru

……………………………………………………………………

4. Hubungan Sarana Transportasi dengan kepatuhan berobat pasien


TB Paru

…………………………………………………………..

5. Hubungan Pengawas Minum Obat dengan kepatuhan berobat pasien


TB Paru

………………………………………………………………………..

6. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan kepatuhan berobat pasien


TB Paru

…………………………………………………………………………….

BAB VI

PEMBAHASAN

…hasil penelitian dibandingkan dng teori dan penelitian sebelumnya

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN


…..Isi kesimpulan dan saran sesuai dengan tujuan khusus………

Anda mungkin juga menyukai