Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL BOOK REPORT

Identitas
Nama Mahasiswa : SONI A TAMPUBOLON
NIM/Prodi : 6193311043
Judul Buku :SPORT PSYCOMETRICS. Dasar – dasar dan instrumen Sport
psikometri
Bab/Jlh Halaman : 6 – 7 / 32 halaman
Nama Pengarang : Prof.Dr.dr.James Tangkudung, Sport Medicine,M.Pd.
Penerbit/Thn Terbit : PT RajaGrafindo Persasa / 2018

Aspek Penilaian

No Aspek

1 Isi Bab (Ringkasan Dalam Setiap BAB 6 DETERMINATION (KETETAPAN


Sub Bab) HATI)

A. Pengertian Determinasi

Dalam olahraga determinasi atau ketekatan


dalam berjuang yang melahirkan sebuah
komitmen tidak terlepas dari kata Sportivitas.
Secara umum sportivitas diidentifikasikan
sebagai perilaku yang menunjukkan sikap
hormat dan adil terhadap orang lain serta sikap
menerima dengan baik apapun hasil dari suatu
pertandingan (Beller & Stoll, 1993: 75).

Determinasi atau komitmen adalah janji.


Determinasi adalah janji pada diri kita sendiri
dengan cara berkomitmen atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita.
Determinasi merupakan pengakuan seutuhnya,
sebagai sikap yang sebenarnya yang berasal
dari watak yang keluar dari dalam diri
seseorang. Determinasi akan mendorong rasa
percaya diri, dan semangat kerja, menjalankan
tugas menuju perubahan ke arah yang lebih
baik. Hal ini ditandai dengan peningkatan
kualitas fisik dan psikologi dari hasil kerja.

Sehingga segala sesuatunya menjadi


menyenangkan.

Eksistensi determinasi perenang dapat dilihat


dari indikator, di antaranya: (1) kecintaan pada
peran; (2) kepercayaan pada misi dan tujuan
yang dibebankan; (3) keterikatan untuk
menjaga nama baik; (4) tanggapan terhadap
tantangan yang ada; dan (5) keikhlasan dalam
menjalankan tugas. Determinasi merupakan
suatu kekuatan perenang untuk mencapai
sukses, dengan determinasi yang kuat maka
perenang akan termotivasi untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya dengan baik.
Mencintai peran menjadikan perenang tetap
setia pada tujuan sebagai perenang yang baik,
patuh, ulet, cerdas, bijaksana, dan berprestasi.
Tumbuhnya determinasi perenang yang
didasari oleh kecintaan pada peran dan
didukung kepercayaan diri akan berdampak
pada prestasi yang dicapai.

B. Determinasi Tinggi

Determinasi tinggi adalah sikap yang tangguh


memegang prinsip-prinsip kebenaran yang
berlaku, tidak sekalipun mengingkari walaupun
dengan dirinya sendiri serta berusaha
menyesuaikan perkataan dan perbuatannya.
Determinasi adalah sesuatu keteguhan untuk
berjanji kepada diri sendiri yang akan memacu
dan merangsang seseorang untuk terus berjuang
dalam mencapai target yang dicita-citakan serta
tidak akan berhenti sebelum target yang dicita-
citakan tercapai.

Faktor-faktor yang mendukung untuk


berdeterminasi atau

berkomitmen tinggi bagi seorang pelatih


olahraga sebagai berikut.

1) Konsisten, Tegas dan Fair


2) Mercusuar

3) Determinasi atau komitmen pada manusia

C. Determinasi Rendah

Determinasi rendah adalah sikap yang lemah di


mana prinsip-prinsip kebenaran absolut yang
berlaku, dapat mengingkari keinginan dari
dalam jiwa atlet sendiri serta susah untuk
menyesuaikan perkataan dan perbuatannya.
Determinasi rendah juga merupakan sesuatu
keteguhan jiwa yang lemah untuk berjanji
kepada diri sendiri yang kurang memacu dan
merangsang seseorang untuk terus berjuang
dalam mencapai target yang dicita-citakan serta
kurang konsisten akan berhenti sebelum target
yang dicita-citakan tercapai.

D. Jenis-jenis Determinasi

1) Determinasi sikap

Determinasi sikap berfokus pada proses


bagaimana seseorang mulai memikirkan
mengenai hubungannya dalam kelompok/tim
atau menentukan sikapnya terhadap tim.

2) Determinasi perilaku

Determinasi perilaku berhubungan dengan


proses di mana individu merasa terikat kepada
tim tertentu dan bagaimana cara mereka
mengatasi setiap masalah yang dihadapi.

E. Faktor-faktor Pembentuk Determinasi

1. Faktor kesadaran

Kesadaran menunjukkan suatu keadaan jiwa


seseorang, yang merupakan titik temu atau
equlibrium dari berbagai pertimbangan
sehingga diperoleh suatu keyakinan,
ketenangan, ketetapan hati, dan kesinambungan
dalam jiwa yang bersangkutan.

2. Faktor aturan

Aturan adalah perangkat penting dalam segala


tindakan dan perbuatan seseorang. Peranan
aturan sangat besar dalam hidup
bermasyarakat, sehingga dengan sendirinya
aturan harus dibuat, dipatuhi, dan diawasi yang
pada akhirnya dapat tercapai sasaran.

3. Faktor organisasi

Organisasi pelayanan, contohnya pelayanan


pendidikan, pada dasarnya tidak berbeda
dengan organisasi pada umumnya. Hanya
terdapat sedikit perbedaan pada penerapannya,
karena sasaran pelayanan ditujukan secara
khusus kepada manusia yang memiliki watak
dan kehendak yang multikompleks. Organisasi
pelayanan yang dimaksud di sini adalah
mengorganisir fungsi pelayanan yang baik
dalam bentuk struktur maupun mekanisme
yang akan berperan dalam mutu dan kelancaran
pelayanan.

4. Faktor pendapatan

Pendapatan ialah penerimaan seseorang sebagai


imbalan atas tenaga/pikiran yang telah
dicurahkan untuk orang lain atau tim, baik
dalam bentuk uang, fasilitas dalam jangka
waktu tertentu. Pada dasarnya pendapatan
harus dapat memenuhi kebutuhan hidup naik
untuk dirinya dan keluarga.

5. Faktor kemampuan keterampilan

Kemampuan berasal dari kata mampu yang


memiliki arti dapat melakukan tugas/pekerjaan
sehingga menghasilkan barang atau jasa sesuai
dengan yang diharapkan. Kemampuan dapat
diartikan sebagai sifat/keadaan yang
ditunjukkan oleh keadaan seseorang yang dapat
melaksanakan tugas atas dasar ketentuan-
ketentuan yang ada. Keterampilan adalah
kemampuan melakukan pekerjaan dengan

menggunakan anggota badan dan peralatan


yang tersedia. Dalam dunia olahraga sendiri
kata mampu merupakan bisa/dapat meraih
target dilihat dari sisi unsur yang sudah
diperoleh selama proses latihan.

6. Faktor sarana pelayanan

Sarana pelayanan adalah segala jenis


perlengkapan latihan dan fasilitas lain yang
berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam
pelaksanaan kegiatan.

F. Instrumen Determinasi

1. Definisi Konseptual

Dalam olahraga determinasi atau ketekatan


dalam berjuang yang melahirkan sebuah
komitmen tidak terlepas dari kata Sportivitas.
Secara umum sportivitas diidentifikasikan
sebagai perilaku yang menunjukkan sikap
hormat dan adil terhadap orang lain serta sikap
menerima dengan baik apa pun hasil dari suatu
pertandingan (Beller & Stoll, 1993: 75).

2. Definisi Operasional

a. Determinasi tinggi: Individu menunjukkan


kerja keras dan kesungguhan dalam berlatih
dan dalam bertanding.

b. Determinasi rendah: Individu memiliki


keinginan yang rendah dalam berlatih dan
dalam bertanding.

c. Mengakui keunggulan lawan, jiwa


sportivitas, rasa takut, berani.

3. Jenis Instrumen

Tes determinasi ini berupa angket yang


disebarkan kepada kelompok yang setara
dengan sampel berupa butir-butir pernyataan
untuk mengetahui tinggi rendahnya determinasi
dari masing-masing sampel.

4. Kisi-kisi Instrumen

Determinasi menggambarkan orang yang


memiliki sportivitas yang

baik dari perilaku yang berdedikasi pada


olahraga yang digeluti.

Determinasi juga merupakan komitmen


seseorang yang dianggap

memiliki keteguhan jiwa, stabilitas sosial yang


tinggi, rasa toleransi,

mampu bertahan dalam keadaan sulit, dan tidak


mudah terpancing

atau terprovokasi terhadap faktor lain. Hal ini


dapat dilihat melalui

kisi-kisi instrumen dengan beberapa indikator:

a. Determinasi tinggi: Individu menunjukkan


kerja keras dan kesungguhan

1) dalam berlatih

2) dalam bertanding.

b. Determinasi rendah: Individu memiliki


keinginan yang rendah

1) dalam berlatih

2) dalam bertanding.

c. Mengakui keunggulan lawan

1) jiwa sportivitas

2) rasa takut

3)berani.

5. Pengujian Validitas dan Penghitungan


Reliabilitas

Hasill uji instrumen determinasi selanjutnya


diuji coba dengan langkah sebagai berikut.

a. Validitas butir

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan


korelasi person Product moment pada uji coba
instrumen determinasi atau Komitmen.

b. Realibilitas

Untuk mencari nilai reabilitas dari butir tes


yang diterima, Dipergunakan rumus Alpha-
Crowbach dengan taraf signifikansi 0.05.

BAB 7 MOVEMENT (GERAK)

A. Pengertian Gerakan

Gerakan adalah perubahan atau peralihan


posisi, kedudukan atau tempat dari suatu benda
atau makhluk hidup dari posisi atau kedudukan
awal. Gerak bersifat relatif, yaitu tergantung
pada pengamat. Gerak dapat terjadi pada semua
benda baik benda mati ataupun benda hidup.

Gerak Dasar merupakan gerak pengulangan


yang dilakukan terus-menerus dari kebiasaan
serta menjadikannya sebagai dasar dari
pengalaman lingkungan mereka.
Pengembangan gerak dasar merupakan suatu
proses untuk memperoleh gerak yang
senantiasa berkembang berdasarkan: (1) proses
pengembangan syaraf dan otot yang juga
dipengaruhi oleh keturunan, (2) akibat dari
pengalaman gerak sebelumnya, (3) pengalaman
gerak saat ini, (4) gerak yang digambarkan
dalam kaitannya dengan pola gerak tertentu.

Secara umum gerak dasar dari manusia itu


adalah berjalan, berlari, melompat dan
melempar. Pola gerak dasar adalah bentuk
gerakan-gerakan sederhana yang bisa dibagi ke
dalam tiga bentuk gerak sebagai berikut.

1. Gerak lokomotor (gerakan berpindah tempat)


di mana bagian tubuh tertentu bergerak atau
berpindah tempat. Misalnya jalan, lari dan
lompat.

2. Gerak non-lokomotor (gerakan tidak


berpindah tempat) di mana Sebagian anggota
tubuh tertentu saja yang digerakkan namun
tidak berpindah tempat. Misalnya mendorong,
menarik, menekuk dan memutar.

3. Gerak manipulatif di mana ada sesuatu yang


digerakkan. Misalnya melempar, menangkap,
menyepak, memukul dan gerakan lain yang
berkaitan dengan lemparan dan tangkapan.

B. Tujuan Belajar Gerak

Belajar gerak memiliki tujuan utama pada


penguasaan keterampilan Dan efisiensi
gerakan.

Gerakan terampil bisa dicapai melalui proses


belajar dan berlatih yang berulang-ulang dan
spesifik pada cabang olahraga tertentu. Yang
penting dalam belajar keterampilan gerak
adalah dicapainya penguasaan gerak pada
cabang olahraga yang dipelajari, sehingga
tercipta pola gerak yang terkoordinasi dan
terpadu untuk mewujudkan suatu keterampilan
diperlukan berbagai kemampuan yang meliputi:
1) kemampuan gerak (motorik), 2) kemampuan
persepsi, 3) kemampuan kognitif.

Perpaduan antara kemampuan gerak,


kemampuan persepsi, dan kemampuan kognitif
secara baik dan mewujudkan keterampilan
yang pada hakikatnya merupakan pencerminan
derajat efisiensi efektivitas dalam melakukan
gerakan olahraga. Untuk mewujudkan
keterampilan gerak yang lebih baik, maka
diperlukan proses belajar dan latihan secara
teratur dan berkesinambungan. Menurut singer
pendidikan jasmani adalah proses pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas fisik dan untuk
menghasilkan perubahan holistik.

C. Kalsifikasi Keterampilan Gerak

Berdasarkan kecermatan gerak meliputi:

1. Gerak kasar melibatkan otot besar


sebagai basis gerakan utamanya,

Keterlibatan bagian tubuh secara keseluruhan.


Contoh: lempar Lembing, lompat jauh.

2. Gerak halus (otot halus sebagai basis


utama gerakan) contoh:

Menarik dan melepaskan anak panah, menarik


pelatuk senapan Perbedaan titik awal dan akhir
gerakan.

3. Gerak diskri

Bisa dibedakan secara jelas titik awal dan akhir


gerakan, contoh: Roll ke depan satu kali.

4. Gerak serial yaitu gerakan diskrit yang


dilakukan lebih dari satu kali.
5. Gerak Kontinyu

Gerakan yang tidak mudah ditandai awal dan


akhirnya. Contoh:

Keterampilan bermain voli, meliputi gerakan


servis smash, block, Passing, atas dan bawah.

Berdasarkan stabilitas lingkungan

a. Keterampilan tertutup

Stabilitas lingkungan yang tidak berubah dan


keberhasilan Gerakan ditentukan oleh si pelaku
gerak sendiri. Contoh: Servis Bola voli, bulu
tangkis.

b. Keterampilan terbuka

Stabilitas lingkungan yang berubah-ubah, maka


diperlukan Kerja sama dalam melakukan
gerakan yang tepat. Contoh: Gerakan smash
voli ditentukan oleh umpangan toser.

c. Berdasarkan derajat kesukarannya

1) Keterampilan adaptif sederhana

Keterampilan yang dihasilkan dari adaptasi


gerak dasar dengan situasi tertentu. Contoh:
roll, kayang dalam senam.

2) Keterampilan adaptif terpadu

Perpaduan antara gerak dasar fundamental


dengan penggunaan alat tertentu. Contoh:
sepak sila dalam sepak takraw.

3) Keterampilan adaptif kompleks

Keterampilan yang memerlukan penguasaan


mekanika tubuh serta koordinasi gerak tubuh
yang kompleks. Contoh: menggiring bola
melewati rintangan dalam sepak bola.

6. Gerak dasar Fundamental

a. Gerak Lokomotor

Gerakan berpindah dari satu tempat ketempat


yang lain. Contoh: berjalan dan berlari.

b. Gerak stabilisator

Gerakan yang berporos pada suatu sumbu


bagian tubuh tertentu dengan memahami sistem
tuas yang bekerja: Beban, poros dan kekuatan.
Contoh: mengayun kaki dan berdiri dengan
satu kaki untuk menjaga keseimbangan badan.

c. Gerak manipulatif

Gerakan menguasai objek tertentu dengan


menggunakan anggota tubuh. Contoh:
menggiring bola dalam permainan sepak bola,
objek yang dikuasai adalah bola.
D. Fungsi Belajar Gerak

1. Manusia dapat berpindah dari suatu tempat


ke tempat yang lain.

2. Manusia dapat berinteraksi.

3. Manusia dapat mempertahankan hidup.

4. Manusia dapat mengukur kemampuan yang


dimilikinya.

5. Manusia dapat merasakan suatu


kegembiraan.

6. Manusia dapat mengungkapkan perasaan.

7. Manusia dapat berkomunikasi.

8. Manusia dapat menemukan identitas dirinya.


9. Mendapatkan kepuasan.

E. Manfaat Gerak

Gerakan yang efisien dan efektif akan


memberikan manfaat terhadap pertumbuhan,
perkembangan dan kematangan. Meliputi:

1. Manfaat secara fisik: memperbaiki postur


tubuh, kesehatan dan kesegaran jasmani.

2. Kognitif : melalui aktivitas gerak


memperbaiki pertumbuhan otak sehingga
diharapkan peningkatan kemampuan berpikir.
Meliputi keadaan persepsi, pemecahan
masalah, kreativitas strategi, perbendaharaan
kata, rangsangan untuk berpikir dan kesadaran
gerak.

3. Manfaat secara psikomotor:

a. Efisiensi gerak, keterampilan gerak dan


kehalusan gerak

b. Afektif: Terkait dengan penanaman nilai,


meliputi jujur, disiplin, mandiri

c. Sosial : Interaksi sosial meliputi komunikasi


dan kontak sosial.

F. Prinsip Belajar Gerak dan Perkembangannya

Gerak manusia dipengaruhi oleh beberapa


aspek kehidupan yang berlangsung selama
manusia menjalani kehidupannya antara
lain¨pengaruh aspek gizi yang baik atau kurang
baik, manusia yang gizinya baik akan memiliki
kapasitas gerak yang tinggi dibandingkan
dengan orang yang kekurangan gizi,
perkembangan antara anak laki laki dan
perempuan sudah mulai terlihat perkembangan
fisiknya, terutama pada saat menjelang
reproduksi, perkembangan kemampuan fisik
bagi anak laki-laki dan perempuan mulai ada
perbedaan antara lain perkembangan kekuatan
pria lebih tinggi dibandingkan dengan
perkembangan kekuatan wanita, sejalan dengan
meningkatnya ukuran tubuh dan meningkatnya
kemampuan fisik maka meningkat pula
kemampuan gerak anak besar, berbagai
kemampuan gerak dasar yang sudah mulai bisa
dilakukan pada masa anak kecil semakin
dikuasai.

Peningkatan kemampuan gerak bisa


diidentifikasi dalam bentuk: 1) gerakan bisa
dilakukan dengan mekanika tubuh yang makin
efisien, 2) gerakan bisa dilakukan dengan
semakin lancar dan terkontrol, 3) pola atau
bentuk gerakan semakin bervariasi, 4) gerakan
semakin bertenaga.

Dalam salah satu pembelajaran dalam


pendidikan Jasmani dan Kesehatan terdapat
materi yang berisi tentang keterampilan gerak
dasar.

Di dalam melakukan suatu gerakan


keterampilan ada kalanya menghadapi
lingkungan yang berubah-ubah, berdasarkan
keadaan kondisi lingkungan seperti itu, gerakan
keterampilan bisa dikategorikan menjadi dua
yaitu :1) keterampilan gerak tertutup (closed
skill) adalah keterampilan gerak di mana
pelaksanaannya terjadi pada kondisi
lingkungan yang tidak berubah dan stimulus
geraknya timbul dari diri si pelaku sendiri, 2)
keterampilan gerak terbuka (open skill) adalah
keterampilan gerak di mana dalam
pelaksanaannya terjadi pada kondisi
lingkungan yang berubah-ubah dan pelaku
bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang
timbul dari lingkungan bisa bersifat temporal
dan bersifat spesial (Sugiyanto dan Sudjarwo,
1993: 250-251).

Perkembangan gerak dapat pula dikatakan


sesuai dengan klasifikasi domain psikomotor.
Menurut Anita J. Harrow klasifikasinya ada
lima level yang meliputi:

1. Gerak refleks
2. Gerak dasar fundamental
3. Kemampuan fisik
4. Gerakan keterampilan
5. Komunikasi non-diskusif

G. Berbagai Gerakan Dasar

1. Gerak Lokomotor

Berjalan, berlari, dan melompat

2. Gerak Non-Lokomotor

Mendorong, menarik, menekuk, dan memutar.

3. Gerak Manipulatif

Melempar, menangkap, menyepak, memukul,

4. Kombinasi Gerak Dasar

Bentuk-bentuk kombinasi gerak dasar, antara


lain.

a. Berbagai kombinasi jalan dan lari

Contoh: jalan dengan langkah panjang,


kemudian lari secepat-cepatnya.

b. Kombinasi lari dan lompat

Contoh: lari pelan-pelan, pada batas yang telah


ditentukan lompat ke atas setinggi-tingginya.

c. Kombinasi lari dan lempar

Contoh: lari secepat-cepatnya sambil membawa


bola. Pada batas tertentu lemparkan bola.

d. Kombinasi jalan, lari dan lompat

Contoh: berjalan biasa, bila ada tanda lari


secepatnya kemudian lompat di atas bak pasir.

e. Kombinasi jalan, lari dan lempar

Contoh: jalan beberapa meter, kemudian lari


dan berhenti lemparkan bola mengenai sasaran.

f. Kombinasi gerakan togok, lengan, bahu dan


kaki

Contoh: meliuk-liukkan badan, mendorong


benda yang tidak bergerak (tembok).

g. Gerak dasar dalam berbagai bentuk jalan

Contoh: menirukan cara berjalan salah satu


binatang atau raksasa di dalam wayang.

2 Penutup (Kesimpulan)

BAB. 6 DETERMINATION (KETETAPAN


HATI)

Di antara faktor kesuksesan salah satunya


adalah kemampuan untuk bertahan dan selalu
setia pada proses perbaikan yang dilakukan
secara terus-menerus dan kontinu atau sering
disebut dengan determinasi juga komitmen .
Dalam olahraga determinasi atau komitmen
tidak terlepas dari kata sportivitas. Secara
umum sportivitas diidentifikasikan sebagai
perilaku yang menunjukkan sikap hormat dan
adil terhadap orang lain serta sikap menerima
dengan baik apapun hasil dari suatu
pertandingan. Sportivitas sebagai perilaku yang
ditunjukkan oleh atlet. Oleh karena itu,
determinasi seringkali dikaitkan dengan tujuan
atau komitmen yang ingin dicapai oleh
seseorang, baik tujuan itu berupa tujuan positif
maupun tujuan negatif. Seseorang yang berani
berdeterminasi dianggap memiliki komitmen
keteguhan jiwa, stabilitas sosial yang tinggi,
rasa toleransi, mampu bertahan dalam keadaan
sulit, dan tidak mudah terpancing atau
terprovokasi.

BAB. 7 MOVEMENT (GERAK)

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat


disimpulkan bahwa kemampuan gerak dasar
ada tiga jenis yaitu lokomotor, nonlokomotor
dan manipulatif. Kemampuan gerak merupakan
keterampilan yang penting di dalam kehidupan
sehari-hari maupun di dalam pendidikan
jasmani. Dengan kata lain kemampuan gerak
dasar harus dimiliki oleh anak, karena gerak
merupakan kebutuhan yang sangat penting
untuk melaksanakan kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai