Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH MOTIVASI UNTUK KEPRIBADIAN DALAM ORGANISASI

Kelompok 2
Dosen Pengampu : Drs. H.Hafidzi, ZA, M.M
Disusun Oleh :
1. Rosa Winingsih (11012200419)
2. Leni (11012200009)
3. Siti Nurhasanah (11012200011)
4. Siti Nurfauziyah (11012200239)

Kelas : 3B Manajemen

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINA BANGSA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat berkat dan
rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini
terdiri dari pokok pembahasan mengenai “Pengaruh motivasi dan kepribadian
dalam organisasi”. Setiap pembahasan di bahas secara sederhana sehingga mudah
dimengerti.
Penyusun ucapkan terima kasih kepada selaku dosen Mata kuliah Perilaku
Organisasi atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada
teman-teman yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, serta dapat menambah wawasan kita mengenai pengaruh motivasi dan
kepribadian dalam organisasi . Memang makalah ini masih jauh dari sempurna,
maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju
arah yang lebih baik.

Serang, 13 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

BAB 1 ................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Definisi....................................................................................................... 1
2.1 Prinsip – prinsip ......................................................................................... 4
3.1 Teori- Teori ................................................................................................ 7
BAB 2 ............................................................................................................... 10

PERMASALAHAN ......................................................................................... 10

BAB 3 ............................................................................................................... 11

PEMBAHASAN ............................................................................................... 11

BAB 3 ............................................................................................................... 19

PENUTUP ........................................................................................................ 19

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 19


3.2 Saran ........................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ iii

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Definisi
1. Motivasi
Secara bahasa, motivasi bersumber dari akar kata bahasa Latin “motivus” (bentuk
kata dari “movere”) yang mempunyai pengertian bergerak atau menggerakkan.
Motivasi bersumber dari kata motive yang mana kata motive diartikan dengan
istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut yakni gerak jiwa dan jasmani agar
berbuat.
Berikut definisi motivasi menurut pendapat para ahli
1. Gibson et.al, (2012) mengatakan” Motivation isthe concept we use when we
describe the forces acting on or within an individual to initiate and direct behavior”
(Motivasi ialah konsep yang kita gunakan agar menggambarkan kekuatan bertindak
pada atau di dalam setiap individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku).
2. (Robbins dan Judge, 2013). Mengatakan “Motivation as the processes that
account for an individual’s intensity, direction, and persistence of effort toward
attaining a goal” (Motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan
ketekunan seorang individu agar mencapai suatu tujuan).
3. Luthans, (2011) mengatakan bahwa Motivation is a process that starts with a
physiological or psychological deficiency or need that activates a behavior or a
drive that is aimed at a goal or incentive.
(Motivasi ialah proses yang dimulai dengan defisiensi secara fisiologis atau
psikologis yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan agar tujuan
atau insentif).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata motivasi ialah dorongan
yang tampak pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar agar melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu. Arti lainnya dari motivasi ialah usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu
karena hendak mencapai tujuan yang dikeakan inya atau mendapat kepuasan
dengan perbuatannya.
Menurut hemat penulis motivasi ialah dorongan / gerakan berupa gambaran

1
kekuatan bertindak dalam diri setiap individu baik secara sadar maupun tidak sadar
agar mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Terdapt tiga elemen kunci dalam
motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Upaya ialah ukuran
intensitas. Jika seseorang termotivasi maka ia akan berupaya sekuat tenaga agar
mencapai tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan kinerja
yang tinggi. Oleh sebab itu, diperlukan intensitas dan kualitas dari upaya tersebut
serta difokuskan pada tujuan organisasi. Kebutuhan ialah kondisi dari dalam yang
menimbulkan dorongan, tentunya kebutuhan yang tidak terpuaskan akan
menimbulkan tegangan yang merangsang dorongan dari dalam diri individu.
Dorongan ini menimbulkan perilaku pencarian agar menemukan tujuan, tertentu.
Jikalau ternyata terjadi pemenuhan kebutuhan, maka akan terjadi pengurangan
tegangan. Pada mulanya, karyawan yang termotivasi berada dalam kondisi tegang
dan berusaha mengurangi ketegangan dengan mengeluarkan upaya. berusaha
mengurangi ketegangan dengan mengeluarkan upaya.
Menurut Ngalim Purwanto (2003:73), tujuan motivasi secara umum ialah agar
menggerakan atau menggugah seseorang supaya tampak kehendakan dan
kemauannya agar melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau
pencapaian tujuan tertentu. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika
tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan
orang yang dimotivasi. Oleh sebab itu, setiap orang yang akan memberikan
motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan,
kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi.
2. Kepribadian
Menurut Robbins dan Judge (2007) kepribadian adalah keseluruhan cara
dimana seseorang berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian membentuk
perilaku setiap individu. Jika ingin memahami perilaku seseorang dalam sebuah
organisasi, sangatlah baik jika kita melihatnya dari keperibadiannya. Selanjutnya,
perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan
lingkungannya. Ini berarti seorang individu dengan lingkungannya menentukan
perilaku keduanya secara langsung. Individu dengan organisasi tidak jauh berbeda

2
dengan pengertian ungkapan tersebut. drungan yang stabil serta menentukan sifat
umum dan perbedaan dala perilaku seseorang.
Sedangkan Allport (1997) mengatakan kepribadian adalah
organisasi dinamis dalam system psikologis individu menentukan caranya untuk
menyesuaikan diri secara unik terhadap lingkungannya.
Robbins dan Judge (2007) mengatakan dimana faktor-faktor penentu kepribadian
yakni (1) keturunan, dan (2) lingkungan. Faktor keturunan merujuk pada faktor
genetik seseorang individu. Sedangkan faktor lingkungan dimana manusia tumbuh
dan dibesarkan, norm keluarga, teman-teman, dan kelompok social (McCrae &
Costa, 2000).
Selanjutnya Ivancevich et al (2007) menyatakan ketika berbicara tentang
kepribadian seseorang, kita merujuk pada serangkaian perasaan dan perilaku yang
relative stabil yang secara signifikan telah terbentuk oleh factor genetik dan faktor
lingkungan. Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh keturuanan, hubungan
keluarga, budaya dan kelas social maupun keanggotaan kelompok lain.
Sifat-sifat kepribadian manusia berkisar pada karakteristik permanen yang
melekat padanya diantaranya: pemalu, agresif, patuh, pemalas, ambisius, setia dan
takut. Karakteristik-karakteristik tersebut, ketika ditunjukan dalam berbagai situasi
disebut sifat-sifat kepribadian (Gibson et al, 2006).
Sifat-sifat kepribadian lainnya, berdasarkan indikator Myers-Briggs
menurut McCrae & Costa (2000) mengistilahkan sifat-sifat kepribadian yakni :
(1).Ekstravert dan introvert. Individu ekstravert digambarkan sebagai individu yang
ramah, suka bergaul, dan tegas. Sedangkan introvert sebagai individu yang pendiam
dan pemalu, (2). Sensitif dan intuitif. Individu sensitive digambarkan sebagai
praktis yang lebih menyukai rutinitas dan urutan dan lebih pada detail. Sedangkan
intuitif mengandalkan proses-proses tidak sadar dan melihat gambaran umum, (3).
Pemikir dan perasa. Pemikir menggunakan alasan logika untuk menangani berbagai
masalah, sedangkan perasa mengandalkan nilai-nilai dan emosi pribadi mereka, dan
(4). Memahami dan menilai. Sifat memahami menginginkan kendali dan lebih suka
dunia mereka teratur dan terstruktur, sedangkan individu menilai cendrung lebih
fleksibel dan spontan.

3
3. Organisasi

Organisasi berasal dari kata Organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Definisi
organisasi telah banyak dikemukakan oleh para ahli baik dari dalam maupun luar negeri.
Secara garis besar pengertian dan definisi organisasi adalah suatu kelompok terdiri atas dua
atau lebih orang yang saling bekerja sama untuk menvcapai tujuan Bersama.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), organisasi adalah suatu kesatuan
atau susunan yang terdiri atas orang-orang dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan
bersama. Contohnya seperti sekelompok orang yang bekerja sama, layaknya asosiasi
lingkungan, amal, serikat pekerja, atau perusahaan.

2.1 Prinsip – prinsip


1. Motivasi
Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip Motivasi
Penghargaan dan Pengakuan: Memberikan penghargaan dan pengakuan
terhadap prestasi seseorang dapat menjadi motivasi yang kuat. Mengakui dan
menghargai upaya dan hasil kerja seseorang dapat meningkatkan kepercayaan diri
dan motivasi mereka untuk terus berkinerja dengan baik.
Tujuan yang Jelas: Memiliki tujuan yang jelas dan terukur sangat penting dalam
memotivasi seseorang. Tujuan yang spesifik, dapat diukur, dan memiliki batas
waktu yang jelas akan membantu seseorang untuk tetap fokus dan termotivasi
dalam mencapainya.
Perasaan Keterlibatan: Memberikan rasa keterlibatan dan memperhatikan
pendapat serta masukan dari individu dapat meningkatkan motivasi mereka.
Rasakan bahwa mereka memiliki peran penting dalam tim atau organisasi akan
membuat mereka merasa bernilai dan termotivasi untuk berkontribusi secara
maksimal.
Penyediaan Sumber Daya: Menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan akan membantu seseorang merasa
termotivasi. Pastikan bahwa mereka memiliki alat, pengetahuan, waktu, dan
dukungan yang cukup untuk melaksanakan tugas mereka dengan baik.
Pembelajaran dan Pengembangan: Memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan diri adalah prinsip motivasi yang kuat. Ketika seseorang merasa

4
bahwa mereka dapat terus tumbuh, berkembang, dan meningkatkan kemampuan
mereka, itu akan memotivasi mereka untuk terus bekerja keras dan mencapai hasil
yang lebih baik.
Lingkungan Kerja yang Positif: Menciptakan lingkungan kerja yang positif,
dengan komunikasi yang baik, dukungan antar rekan kerja, dan kepercayaan timbal
balik, dapat memberikan dorongan motivasi kepada individu. Suasana kerja yang
positif dan menyenangkan akan membuat orang merasa nyaman dan termotivasi
untuk berkontribusi secara maksimal.
2. Kepribadian

Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip dasar kepribadian:


Konsistensi: Kepribadian seseorang cenderung stabil dan konsisten dari waktu
ke waktu. Ini berarti bahwa perilaku, sikap, dan reaksi mereka memiliki pola yang
dapat diidentifikasi.
Unik dan Individu: Setiap individu memiliki kepribadian yang unik dan
tidak ada dua orang yang memiliki kepribadian yang sama persis. Ini
mencerminkan perbedaan dalam preferensi, nilai-nilai, minat, dan cara berpikir.
Dinamis: Kepribadian bisa berubah seiring waktu. Pengalaman,
perkembangan, dan tantangan hidup dapat mempengaruhi dan membentuk
kepribadian seseorang.
Multidimensional: Kepribadian terdiri dari banyak aspek yang berbeda,
seperti ekstroversi, neurotisisme, kecerdasan emosional, kesadaran diri, dan lain-
lain. Tidak ada satu dimensi tunggal yang dapat menjelaskan sepenuhnya
kepribadian seseorang.
Dipengaruhi oleh Lingkungan: Lingkungan tempat seseorang tumbuh dan
belajar dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Faktor-faktor seperti
keluarga, teman, budaya, dan pengalaman hidup dapat berdampak pada
pembentukan kepribadian.
Belum Selesai: Kepribadian tidaklah statis atau tetap sama sepanjang hidup.
Perubahan dan pertumbuhan pribadi masih mungkin terjadi bahkan di usia dewasa.
Kompleks: Kepribadian seseorang bukanlah hal yang sederhana dan dapat
dijelaskan dengan mudah. Hal ini melibatkan proses mental, emosi, dan motivasi

5
yang kompleks.

Relevan dalam Interaksi: Kepribadian seseorang memainkan peran penting


dalam interaksi sosial dan hubungan antarpersonal. Cara seseorang berperilaku dan
bereaksi terhadap orang lain mempengaruhi dinamika hubungan.
Terdiri dari Sifat-Sifat yang Menyeluruh: Kepribadian bukan hanya tentang
sifat-sifat individual yang berdiri sendiri, tetapi juga bagaimana sifat-sifat tersebut
saling berhubungan dan membentuk keseluruhan kepribadian seseorang.
Dapat Berkembang: Meskipun ada faktor-faktor yang mendasari dalam
kepribadian, individu masih memiliki potensi untuk mengembangkan dan
mengubah diri mereka sendiri melalui pemahaman diri, refleksi, dan upaya sadar.
3. Organisasi

Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip dasar organisasi


Tujuan yang Jelas: Organisasi harus memiliki tujuan yang jelas dan terdefinisi
dengan baik agar semua anggota dapat bergerak ke arah yang sama.
Koordinasi: Koordinasi antara bagian atau unit dalam organisasi sangat penting
untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut saling mendukung dan tidak
tumpang tindih.
Struktur yang Efisien: Struktur organisasi harus dirancang sedemikian rupa
sehingga tugas dan tanggung jawab dipecahkan secara efisien dan setiap anggota
organisasi tahu di mana mereka berada dalam hierarki dan bagaimana informasi
mengalir.
Delegasi Wewenang: Pemimpin organisasi harus mampu mempercayai para
bawahannya dengan memberikan wewenang dan tanggung jawab yang sesuai.
Komunikasi yang Terbuka: Komunikasi yang terbuka dan transparan di antara
anggota organisasi sangat penting agar informasi dapat mengalir dengan lancar dan
masalah bisa diselesaikan dengan cepat.
Fleksibilitas: Organisasi perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi
terhadap perubahan situasi, teknologi, dan kebutuhan pasar.
Keberlanjutan: Organisasi harus bertujuan untuk keberlanjutan jangka panjang
baik dari segi ekonomi, lingkungan, maupun sosial.

6
Penghargaan terhadap Karyawan: Penghargaan dan pengakuan terhadap
karyawan yang berprestasi akan memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik.
Manajemen Sumber Daya Manusia: Organisasi harus memperhatikan
kesejahteraan dan pengembangan karyawan agar mereka dapat memberikan
kontribusi yang maksimal.
Kepemimpinan yang Efektif: Kepemimpinan yang baik adalah salah satu kunci
keberhasilan organisasi. Kepemimpinan harus mampu menginspirasi, memotivasi,
dan membimbing anggota organisasi menuju pencapaian tujuan.
3.1 Teori- Teori
1. Motivasi
Berikut adalah beberapa teori motivasi yang banyak dikenal:
Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow: Teori ini mengemukakan
bahwa manusia memiliki lima tingkat kebutuhan yang harus dipenuhi, yaitu
kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri. Manusia
akan termotivasi untuk mencapai setiap tingkat kebutuhan tersebut secara
berurutan.
Teori X dan Y Douglas McGregor: Teori ini membagi pendekatan
manajerial menjadi dua tipe utama. Teori X mengasumsikan bahwa manusia secara
alami malas, tidak suka bekerja, dan perlu ditekan dan dikendalikan. Sementara itu,
Teori Y mengasumsikan bahwa manusia memiliki motivasi intrinsik untuk bekerja,
mandiri, dan mampu mengambil tanggung jawab.
Teori Harapan Victor Vroom: Teori ini berfokus pada hubungan antara
upaya, kinerja, dan reward. Menurut teori ini, seseorang akan termotivasi jika
mereka percaya bahwa usaha yang mereka lakukan akan mengarah pada kinerja
yang baik dan kinerja yang baik akan memberikan hasil yang diinginkan.
Teori Pengaturan Tujuan Edwin Locke: Teori ini menyatakan bahwa
pengaturan tujuan yang jelas dan ambisius dapat meningkatkan motivasi dan
kinerja seseorang. Tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan
memiliki batas waktu akan memberikan arah dan fokus yang jelas untuk mencapai
motivasi.
Teori Keadilan Organisasional J. Stacy Adams: Teori ini berpendapat

7
bahwa keadilan dalam distribusi reward dan punishment sangat penting dalam
mempengaruhi motivasi seseorang. Seseorang akan merasa termotivasi jika mereka
merasa bahwa mereka diperlakukan secara adil dan dihargai dalam organisasi.
Teori Dukungan Sosial dan Motivasi Albert Bandura: Teori ini menekankan
pentingnya dukungan sosial dalam mempengaruhi motivasi seseorang. Ketika
seseorang mendapatkan dukungan dan dorongan dari orang lain dalam mencapai
tujuan, ia akan merasa lebih termotivasi dan percaya diri.
2. Kepribadian
Berikut adalah beberapa teori kepribadian yang banyak dikenal:
Teori Psikoanalisis Sigmund Freud: Teori ini mengemukakan bahwa
kepribadian terbentuk oleh konflik antara tiga struktur kepribadian, yaitu id (nafsu),
ego (realitas), dan superego (moralitas). Freud juga mengemukakan bahwa
kepribadian dipengaruhi oleh tahapan perkembangan psikoseksual.
Teori Kepribadian Jung Carl Gustav: Teori ini mengemukakan bahwa
kepribadian terdiri dari tiga aspek, yaitu ego (self-consciousness), personal
unconscious (pengalaman individu yang terlupakan), dan collective unconscious
(warisan budaya yang diwariskan secara kolektif).
Teori Kepribadian Behaviorisme B.F. Skinner: Teori ini berpendapat bahwa
kepribadian terbentuk melalui pembelajaran dan pengkondisian. Perilaku seseorang
dipengaruhi oleh reward dan punishment yang dialami.
Teori Kepribadian Humanistik Carl Rogers: Teori ini menekankan
pentingnya penghargaan diri, kebutuhan aktualisasi diri, dan self-actualization.
Rogers berpendapat bahwa individu akan mencapai potensi penuh mereka jika
mereka menerima kecintaan tanpa syarat dan memiliki pengalaman realitas positif.
Teori Big Five: Teori ini merupakan model kepribadian yang mencakup
lima faktor utama, yaitu kestabilan emosional, kemampuan ekstraversi/introversi,
keterbukaan terhadap pengalaman, kecermatan dan keteraturan, dan kehangatan.
Model ini digunakan untuk menggambarkan variasi dalam kepribadian manusia.
Teori Kepribadian Social-Cognitive Albert Bandura: Teori ini berpendapat
bahwa kepribadian terbentuk melalui interaksi antara individu, lingkungan, dan
perilaku yang diamati. Teori ini menekankan peran pengamatan dan pemodelan

8
perilaku dalam membentuk kepribadian seseorang.
3. Organisasi

Terdapat beberapa teori organisasi yang dikenal luas dalam studi manajemen dan
ilmu sosial. Berikut beberapa di antaranya:
Teori Birokrasi Max Weber: Teori ini diusulkan oleh sosiolog Jerman Max
Weber. Teori ini menekankan struktur birokrasi yang terorganisir secara rasional
dan terdiri dari aturan, tugas yang terdefinisi dengan jelas, hierarki yang jelas,
standar operasional yang spesifik, dan pemisahan antara kepemilikan dan
manajemen.
Teori Ilmu Manajemen Frederick Taylor (Scientific Management): Teori ini
menekankan pada peningkatan efisiensi dan produktivitas melalui analisis ilmiah
proses kerja dan penerapan metode yang tepat dalam pelaksanaan tugas.
Teori Hubungan Manusia Elton Mayo: Teori ini menekankan pada
pentingnya faktor manusiawi dalam organisasi, termasuk hubungan kerja, motivasi,
dan kebutuhan sosial.
Teori Sistem Terbuka Ludwig von Bertalanffy: Teori ini menggambarkan
organisasi sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan
eksternalnya. Organisasi dianggap sebagai suatu kesatuan yang kompleks dengan
bagian-bagian yang saling terkait.
Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons: Teori ini menekankan pada
hubungan antara komponen organisasi dan bagaimana mereka berkontribusi
terhadap fungsi organisasi secara keseluruhan.
Teori Kontingensi Fiedler: Teori ini menyatakan bahwa tidak ada metode
manajemen tunggal yang cocok untuk semua situasi, dan bahwa pendekatan
manajemen harus disesuaikan dengan konteks atau situasi tertentu.

9
BAB 2

PERMASALAHAN
1. Apa Pengaruh motivasi untuk kepribadian dalam organisasi ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi untuk kepribadian
organisasi?
3. Bagaimana penerapan motivasi dalam organisasi agar dapat
menyelesaikan kendala-kendala perilaku individu dalam organisasi?
4. Mengapa Motivasi sangat penting dalam peningkatan kerja individu dalam
organisasi ?
5. Apa saja jenis motivasi yang dapat digunakan dalam organisasi
6. Bagaimana cara Meningkatkan motivasi dalam sebuah organisasi?
7. Apa tujuan motivasi untuk kepribadian dalam organisasi?
8. Apa saja peran tentang motivasi terhadap peningkatan kinerja dalam
sebuah organisasi?
9. Mengapa Motivasi sangat di perlukan dalam sebuah organisasi?
10. Apa saja kendala motivasi untuk kepribadian dalam organisasi?

10
BAB 3

PEMBAHASAN
1. Apa Pengaruh motivasi untuk kepribadian dalam organisasi ?

Motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepribadian individu


di dalam organisasi. Ketika seseorang termotivasi, ini dapat memengaruhi
berbagai aspek dari kepribadian mereka, termasuk perilaku, kinerja, sikap
terhadap pekerjaan, dan keterlibatan dalam tugas-tugas organisasi.
1. Perilaku:Motivasi yang tinggi cenderung mengarah pada perilaku yang
proaktif, produktif, dan berorientasi pada pencapaian tujuan. Individu yang
termotivasi memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan yang
mendukung kesuksesan organisasi.
2. Kinerja: Motivasi juga berdampak pada kinerja individu. Orang yang
termotivasi cenderung menunjukkan kinerja yang lebih baik karena mereka
merasa terdorong untuk mencapai hasil yang baik dalam pekerjaan mereka.
3. Sikap terhadap pekerjaan: Motivasi yang tinggi dapat menciptakan sikap
positif terhadap pekerjaan. Individu mungkin merasa lebih puas dengan
pekerjaan mereka dan lebih bersemangat untuk berkontribusi secara positif
terhadap tujuan organisasi.
4. Keterlibatan: Motivasi juga dapat memengaruhi tingkat keterlibatan individu
dalam tugas-tugas organisasi. Orang yang termotivasi cenderung lebih terlibat
dalam pekerjaan mereka, aktif berpartisipasi, dan lebih fokus dalam mencapai
tujuan.
Dengan demikian, motivasi memainkan peran kunci dalam membentuk
kepribadian individu di dalam organisasi. Hal ini menunjukkan pentingnya
memahami motivasi dan bagaimana membangun lingkungan kerja yang
mendukung untuk memelihara motivasi yang tinggi di antara anggota
organisasi.

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi untuk kepribadian


organisasi?
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi motivasi individu dalam
konteks organisasi. Beberapa faktor utama yang dapat memengaruhi motivasi
untuk kepribadian dalam organisasi antara lain:
1. Pengakuan dan Penghargaan: Pengakuan atas kinerja yang baik dan
penghargaan yang sesuai dapat meningkatkan motivasi individu. Ini
menciptakan rasa dihargai dan diakui, yang merupakan faktor penting dalam
memotivasi seseorang.
2. Keadilan dan Kesetaraan: Persepsi tentang keadilan dan kesetaraan dalam
perlakuan mempengaruhi motivasi individu. Jika seseorang merasa bahwa
mereka diperlakukan secara adil dan setara, motivasi mereka akan cenderung
tinggi.
3. Kesempatan Pengembangan: Kesempatan untuk pengembangan, baik dalam
bentuk pelatihan atau promosi, dapat menjadi faktor motivasi yang kuat.
Individu yang melihat jalan untuk berkembang dalam organisasi akan
cenderung lebih termotivasi.
4. Hubungan Interpersonal: Hubungan yang baik dengan rekan kerja dan
pimpinan juga dapat memengaruhi motivasi. Lingkungan kerja yang
mendukung dan hubungan yang positif dapat meningkatkan motivasi individu.
5. Tujuan yang Jelas: Ketika individu memiliki tujuan yang jelas dan
mendukung dari organisasi, itu dapat memotivasi mereka untuk bekerja lebih
keras untuk mencapai tujuan tersebut.
6. Tantangan dan Variasi:Tantangan dalam pekerjaan dan variasi tugas juga
dapat menjadi faktor motivasi. Individu cenderung termotivasi ketika mereka
dihadapkan pada tugas-tugas menantang yang memungkinkan mereka untuk
tumbuh dan belajar.
7. Kebijakan dan Budaya Organisasi: Kebijakan yang mendukung
keseimbangan kerja-pendidikan, fleksibilitas, dan budaya organisasi yang
positif juga dapat mempengaruhi motivasi individu.
Faktor-faktor ini saling terkait dan dapat berbeda-beda berdasarkan individu
dan konteks organisasi. Memahami faktor-faktor motivasi ini dapat membantu
organisasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung motivasi

12
yang tinggi di antara anggota timnya.
3. Bagaimana penerapan motivasi dalam organisasi agar dapat
menyelesaikan kendala-kendala perilaku individu dalam organisasi?

Penerapan motivasi dalam organisasi dapat menyelesaikan kendala-kendala


perilaku individu dalam organisasi dengan membuat seseorang merasa lebih
bersemangat dan terlibat dalam bekerja. Berikut adalah beberapa cara
penerapan motivasi dalam organisasi:
Pemberian hadiah: Memberikan pujian, bonus, atau voucher belanja kepada
karyawan yang berprestasi atau mencapai tujuan tertentu dapat meningkatkan
motivasi kerja mereka
Ucapan terimakasih: Menyampaikan ucapan terimakasih kepada karyawan
atas seluruh pencapaian dan kerja mereka dapat membuat mereka merasa
berkanung dan terpecah dalam organisasi
Nasehat dan pujian: Memberikan nasehat, pujian, atau rekaman yang positif
kepada karyawan dapat membantu meningkatkan daya penggerak dan motivasi
mereka
Motivasi positif dan negatif: Motivasi positif melibatkan pemberian hadiah
dan ucapan terimakasih, sementara motivasi negatif melibatkan
mengidentifikasi dan mengatasi faktor demotivasi
Mengajarkan kebutuhan individu: Mengerti keinginan dan kebutuhan setiap
pegawai yang berbeda-beda dapat membantu menghadapi kendala dalam
memberikan motivasi
Meningkatkan kinerja: Melakukan evaluasi secara rutin untuk
meningkatkan kinerja dan motivasi karyawan dapat membantu organisasi
berkembang dan menjangkau tujuan
Mendukung kesejahteraan bersama: Menyediakan lingkungan kerja yang
nyaman dan mendukung kesejahteraan bersama karyawan dapat membantu
meningkatkan motivasi dan menciptakan suasana kerja yang lebih positif
Menerima kritik dan saran: Terbuka terhadap kritik dan saran yang
disampaikan baik dari karyawan ataupun client, karena kritik dan saran tersebut
dapat membantu perusahaan untuk lebih berkembang

13
Dengan menerapkan motivasi dalam organisasi, kendala-kendala perilaku
individu dapat diatasi, sehingga organisasi dapat lebih efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan mereka.
4. Mengapa Motivasi sangat penting dalam peningkatan kerja individu dalam
organisasi ?

Motivasi sangat penting dalam peningkatan kerja individu dalam organisasi


karena memiliki dampak positif pada semangat kerja, moral, dan keputusan kerja
individu. Motivasi juga memainkan peran dalam penumbuhan kepercayaan
individu untuk melakukan suatu hal, serta membantu menciptakan lingkungan kerja
yang produktif dan berkembang. Selain itu, motivasi dianggap sebagai salah satu
cara pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi, karena mampu
meningkatkan kualitas dan hasil kinerja karyawan. Dengan demikian, motivasi
berperan penting dalam memotivasi individu, meningkatkan kinerja, dan
menciptakan lingkungan kerja yang produktif
5. Apa saja jenis motivasi yang dapat digunakan dalam organisasi

Jenis-jenis motivasi yang dapat digunakan dalam organisasi antara lain


 Motivasi Prestasi: Dorongan untuk mencapai tujuan dan mengatasi
tantangan dalam pekerjaan.
 Motivasi Afiliasi: Kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain dalam
lingkungan kerja.
 Motivasi Kompetensi: Dorongan untuk mencapai keunggulan kerja,
meningkatkan keterampilan, dan berusaha untuk inovatif.
 Motivasi Kekuasaan: Dorongan untuk mempengaruhi orang lain dan
mengubah situasi.

Selain itu, terdapat juga motivasi kerja yang dapat diterapkan, seperti
Motivasi Ekstrinsik: Motivasi yang berasal dari luar individu, misalnya bonus,
pengakuan, atau hadiah.
 Motivasi Intrinsik: Motivasi yang berasal dari dalam individu, seperti rasa
pencapaian, kepuasan pribadi, dan minat terhadap pekerjaan.

14
Dengan memahami berbagai jenis motivasi ini, organisasi dapat mengembangkan
strategi motivasi yang sesuai untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja
karyawan.
6. Bagaimana cara Meningkatkan motivasi dalam sebuah organisasi?

Untuk meningkatkan motivasi dalam sebuah organisasi, ada beberapa cara yang
dapat dilakukan. Pertama, memberikan kesempatan kerja fleksibel seperti bekerja
dari rumah atau mengatur jadwal kerja yang lebih fleksibel. Kedua, menciptakan
lingkungan kerja yang positif dan memberikan apresiasi atas prestasi karyawan.
Ketiga, memperhatikan kesejahteraan karyawan dan menjaga loyalitas karyawan.
Keempat, memberikan kepercayaan kepada karyawan dan membangun kedekatan
dengan mereka. Kelima, meningkatkan cara berkomunikasi dan menjalin relasi
yang baik. Keenam, memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan
karyawan. Ketujuh, menciptakan komunikasi yang efektif antara karyawan,
manajer senior, dan eksekutif.
7. Apa tujuan motivasi untuk kepribadian dalam organisasi?

Tujuan motivasi untuk kepribadian dalam organisasi adalah untuk


meningkatkan kinerja dan efektivitas kerja serta menjaga loyalitas karyawan.
Motivasi memainkan peran penting dalam perilaku organisasi dan bekerja sama
dengan kehendakan individu untuk mencapai tujuan organisasi
Berikut adalah beberapa tujuan motivasi dalam organisasi:
 Meningkatkan kinerja kerja: Motivasi membuat karyawan lebih
menganggap kerja dan meningkatkan produktivitas
 Menjaga loyalitas karyawan: Motivasi yang tinggi akan membuat karyawan
merasa dihargai dan lebih loyal terhadap Perusahaan
 Menciptakan lingkungan kerja positif: Motivasi membangun suasana kerja
yang positif dengan memperhatikan kesejahteraan karyawan dan
memberikan apresiasi atas prestasi
 Meningkatkan komunikasi dan relasi kerja: Motivasi membantu karyawan
berkomunikasi efektif dan memjalin relasi yang baik satu sama lain

15
 Mengembangkan keterampilan karyawan: Motivasi dapat mempengaruhi
kemampuan karyawan untuk mengembangkan keterampilan dan
meningkatkan kinerja

Dalam organisasi, motivasi dapat diperluas melalui pengembangan manajemen,


organisasi, komunikasi, dan budaya organisasi. Selain itu, penghasilan sistem
insentif (incentive system) dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi kerja
karyawan
8. Apa saja peran tentang motivasi terhadap peningkatan kinerja dalam
sebuah organisasi?

Peran motivasi terhadap peningkatan kinerja dalam sebuah organisasi sangat


signifikan. Motivasi merupakan faktor kunci yang mendorong individu untuk
mencapai tujuan organisasi dan meningkatkan kinerja mereka. Beberapa peran
motivasi terhadap peningkatan kinerja dalam sebuah organisasi antara lain:
Meningkatkan Keterlibatan dan Dedikasi: Motivasi yang tinggi dapat
meningkatkan keterlibatan karyawan dan dedikasi terhadap pekerjaan, yang pada
gilirannya dapat meningkatkan kinerja individu maupun tim
1. Mendorong Pencapaian Tujuan: Motivasi yang kuat dapat menjadi
pendorong bagi individu untuk mencapai tujuan mereka, sehingga
berkontribusi pada pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan
2. Meningkatkan Produktivitas: Individu yang termotivasi cenderung lebih
produktif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka, yang
berdampak langsung pada peningkatan kinerja organisasi
3. Menciptakan Lingkungan Kerja Positif: Motivasi yang dikelola dengan baik
dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif, di mana karyawan merasa
dihargai dan termotivasi untuk berkontribusi secara maksimal
4. Mendorong Inovasi dan Kreativitas: Motivasi yang tinggi juga dapat
mendorong inovasi dan kreativitas, yang merupakan aspek penting dalam
peningkatan kinerja dan daya saing organisasi

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa motivasi memainkan peran krusial


dalam meningkatkan kinerja individu maupun keseluruhan dalam konteks

16
organisasi. Hal ini menegaskan pentingnya manajemen motivasi yang efektif dalam
mencapai tujuan organisasi
9. Mengapa Motivasi sangat di perlukan dalam sebuah organisasi?

Motivasi sangat diperlukan dalam sebuah organisasi karena berperan dalam


meningkatkan kinerja individu, menciptakan lingkungan kerja positif, dan
mendorong pencapaian tujuan organisasi. Motivasi merupakan dorongan yang
mendorong individu untuk mencapai tujuan, sehingga dapat meningkatkan
keterlibatan, dedikasi, dan produktivitas karyawan
Selain itu, motivasi juga berperan dalam menciptakan lingkungan kerja
yang positif, mendorong inovasi, dan kreativitas, serta mempengaruhi kemampuan
individu untuk mencapai tujuan organisasi
Oleh karena itu, manajemen motivasi yang efektif sangat penting dalam
mencapai tujuan organisasi dan meningkatkan kinerja.
10. Apa saja kendala motivasi untuk kepribadian dalam organisasi?

Terdapat beberapa kendala motivasi untuk kepribadian dalam organisasi, di


antaranya:
1. Kepribadian yang Berbeda: Setiap individu memiliki kepribadian yang
berbeda-beda, sehingga motivasi yang efektif untuk satu orang mungkin
tidak efektif untuk orang lain
2. Kemampuan yang Berbeda: Selain kepribadian, kemampuan individu juga
berbeda-beda. Motivasi yang tepat harus disesuaikan dengan kemampuan
individu agar dapat meningkatkan kinerja mereka
3. Ketidakjelasan Tujuan: Ketidakjelasan tujuan organisasi atau tugas yang
diberikan dapat mengurangi motivasi karyawan. Oleh karena itu, penting
untuk memastikan bahwa tujuan dan tugas yang diberikan jelas dan terukur
4. Ketidakadilan: Ketidakadilan dalam hal penghargaan atau insentif dapat
mengurangi motivasi karyawan. Karyawan yang merasa tidak dihargai atau
tidak adil dalam hal penghargaan cenderung kehilangan motivasi

17
5. Ketidakpuasan Kerja: Ketidakpuasan kerja dapat mengurangi motivasi
karyawan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa karyawan
merasa puas dengan pekerjaan mereka dan lingkungan kerja yang positif

Dalam mengatasi kendala motivasi untuk kepribadian dalam organisasi,


manajemen dapat mengadopsi pendekatan yang berbeda-beda, seperti memberikan
pelatihan dan pengembangan keterampilan, memberikan penghargaan yang adil,
dan menciptakan lingkungan kerja yang positif

18
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi adalah suatu proses dimana tingkah laku dengan sangat dan
terkendali serta mendorong keinginan individu untuk melakukan apa yang berguna
untuk mencapai tujuan. Sedangkan memotivasi adalah proses manajemen untuk
mempengaruhi tingah laku manusia berdasarkan pengetahuan mengenai ‘apa yang
membuat orang tergerak’.
Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam
diri individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan.
Kata dinamis menyatakan bahwa kepribadian bias berubah-ubah dan antara
komponennya saling berhubungan. (Gordon W. Allporrt,)
Dari cairan atau zat tersebut mereka menggolongkan 4 tipe kepribadian yaitu,
sanguinicus (sanguinisi), flagmaticus (flegmatisi), cholericus (kolerisi), dan
melancholicus (melankolis) yang masing-masing memiliki karakter sifat yang
berbeda. Juga dalam menyelesaikan masalah yang berbeda-beda.

3.2 Saran
Kembangkan motivasi Anda dan berpikirlah secara positif , agar segala
keputusan yang anda ambil untuk kedepannya dapat memberikan dampak baik
dalam kehidupan.

19
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawijaya, I. K. (2018). Personality Traits : The Mediating Role Of Self
Efficacy To Improve Entrepreneurial Intention. Advances in Social Science,
Education and Humanities Research, 226(Icss), 1499–1506.

Irwanto, Heman, dkk. Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhallind

Ahmadi, Abu. 2018. Psikologi Umum. jakarta: PT Rinekar Cipta

Camelia dan Tatag. 2014. PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF


SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU
DARI TIPE KEPRIBADIAN (SANGUINIS, KOLERIS, MELANKOLIS, DAN
PHLEGMATIS). Surabaya: Universitas Surabaya

iii

Anda mungkin juga menyukai