Kelompok 2
Dosen Pengampu : Drs. H.Hafidzi, ZA, M.M
Disusun Oleh :
1. Rosa Winingsih (11012200419)
2. Leni (11012200009)
3. Siti Nurhasanah (11012200011)
4. Siti Nurfauziyah (11012200239)
Kelas : 3B Manajemen
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
BAB 1 ................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Definisi....................................................................................................... 1
2.1 Prinsip – prinsip ......................................................................................... 4
3.1 Teori- Teori ................................................................................................ 7
BAB 2 ............................................................................................................... 10
PERMASALAHAN ......................................................................................... 10
BAB 3 ............................................................................................................... 11
PEMBAHASAN ............................................................................................... 11
BAB 3 ............................................................................................................... 19
PENUTUP ........................................................................................................ 19
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Definisi
1. Motivasi
Secara bahasa, motivasi bersumber dari akar kata bahasa Latin “motivus” (bentuk
kata dari “movere”) yang mempunyai pengertian bergerak atau menggerakkan.
Motivasi bersumber dari kata motive yang mana kata motive diartikan dengan
istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut yakni gerak jiwa dan jasmani agar
berbuat.
Berikut definisi motivasi menurut pendapat para ahli
1. Gibson et.al, (2012) mengatakan” Motivation isthe concept we use when we
describe the forces acting on or within an individual to initiate and direct behavior”
(Motivasi ialah konsep yang kita gunakan agar menggambarkan kekuatan bertindak
pada atau di dalam setiap individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku).
2. (Robbins dan Judge, 2013). Mengatakan “Motivation as the processes that
account for an individual’s intensity, direction, and persistence of effort toward
attaining a goal” (Motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan
ketekunan seorang individu agar mencapai suatu tujuan).
3. Luthans, (2011) mengatakan bahwa Motivation is a process that starts with a
physiological or psychological deficiency or need that activates a behavior or a
drive that is aimed at a goal or incentive.
(Motivasi ialah proses yang dimulai dengan defisiensi secara fisiologis atau
psikologis yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan agar tujuan
atau insentif).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata motivasi ialah dorongan
yang tampak pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar agar melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu. Arti lainnya dari motivasi ialah usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu
karena hendak mencapai tujuan yang dikeakan inya atau mendapat kepuasan
dengan perbuatannya.
Menurut hemat penulis motivasi ialah dorongan / gerakan berupa gambaran
1
kekuatan bertindak dalam diri setiap individu baik secara sadar maupun tidak sadar
agar mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Terdapt tiga elemen kunci dalam
motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Upaya ialah ukuran
intensitas. Jika seseorang termotivasi maka ia akan berupaya sekuat tenaga agar
mencapai tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan kinerja
yang tinggi. Oleh sebab itu, diperlukan intensitas dan kualitas dari upaya tersebut
serta difokuskan pada tujuan organisasi. Kebutuhan ialah kondisi dari dalam yang
menimbulkan dorongan, tentunya kebutuhan yang tidak terpuaskan akan
menimbulkan tegangan yang merangsang dorongan dari dalam diri individu.
Dorongan ini menimbulkan perilaku pencarian agar menemukan tujuan, tertentu.
Jikalau ternyata terjadi pemenuhan kebutuhan, maka akan terjadi pengurangan
tegangan. Pada mulanya, karyawan yang termotivasi berada dalam kondisi tegang
dan berusaha mengurangi ketegangan dengan mengeluarkan upaya. berusaha
mengurangi ketegangan dengan mengeluarkan upaya.
Menurut Ngalim Purwanto (2003:73), tujuan motivasi secara umum ialah agar
menggerakan atau menggugah seseorang supaya tampak kehendakan dan
kemauannya agar melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau
pencapaian tujuan tertentu. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika
tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan
orang yang dimotivasi. Oleh sebab itu, setiap orang yang akan memberikan
motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan,
kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi.
2. Kepribadian
Menurut Robbins dan Judge (2007) kepribadian adalah keseluruhan cara
dimana seseorang berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian membentuk
perilaku setiap individu. Jika ingin memahami perilaku seseorang dalam sebuah
organisasi, sangatlah baik jika kita melihatnya dari keperibadiannya. Selanjutnya,
perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan
lingkungannya. Ini berarti seorang individu dengan lingkungannya menentukan
perilaku keduanya secara langsung. Individu dengan organisasi tidak jauh berbeda
2
dengan pengertian ungkapan tersebut. drungan yang stabil serta menentukan sifat
umum dan perbedaan dala perilaku seseorang.
Sedangkan Allport (1997) mengatakan kepribadian adalah
organisasi dinamis dalam system psikologis individu menentukan caranya untuk
menyesuaikan diri secara unik terhadap lingkungannya.
Robbins dan Judge (2007) mengatakan dimana faktor-faktor penentu kepribadian
yakni (1) keturunan, dan (2) lingkungan. Faktor keturunan merujuk pada faktor
genetik seseorang individu. Sedangkan faktor lingkungan dimana manusia tumbuh
dan dibesarkan, norm keluarga, teman-teman, dan kelompok social (McCrae &
Costa, 2000).
Selanjutnya Ivancevich et al (2007) menyatakan ketika berbicara tentang
kepribadian seseorang, kita merujuk pada serangkaian perasaan dan perilaku yang
relative stabil yang secara signifikan telah terbentuk oleh factor genetik dan faktor
lingkungan. Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh keturuanan, hubungan
keluarga, budaya dan kelas social maupun keanggotaan kelompok lain.
Sifat-sifat kepribadian manusia berkisar pada karakteristik permanen yang
melekat padanya diantaranya: pemalu, agresif, patuh, pemalas, ambisius, setia dan
takut. Karakteristik-karakteristik tersebut, ketika ditunjukan dalam berbagai situasi
disebut sifat-sifat kepribadian (Gibson et al, 2006).
Sifat-sifat kepribadian lainnya, berdasarkan indikator Myers-Briggs
menurut McCrae & Costa (2000) mengistilahkan sifat-sifat kepribadian yakni :
(1).Ekstravert dan introvert. Individu ekstravert digambarkan sebagai individu yang
ramah, suka bergaul, dan tegas. Sedangkan introvert sebagai individu yang pendiam
dan pemalu, (2). Sensitif dan intuitif. Individu sensitive digambarkan sebagai
praktis yang lebih menyukai rutinitas dan urutan dan lebih pada detail. Sedangkan
intuitif mengandalkan proses-proses tidak sadar dan melihat gambaran umum, (3).
Pemikir dan perasa. Pemikir menggunakan alasan logika untuk menangani berbagai
masalah, sedangkan perasa mengandalkan nilai-nilai dan emosi pribadi mereka, dan
(4). Memahami dan menilai. Sifat memahami menginginkan kendali dan lebih suka
dunia mereka teratur dan terstruktur, sedangkan individu menilai cendrung lebih
fleksibel dan spontan.
3
3. Organisasi
Organisasi berasal dari kata Organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Definisi
organisasi telah banyak dikemukakan oleh para ahli baik dari dalam maupun luar negeri.
Secara garis besar pengertian dan definisi organisasi adalah suatu kelompok terdiri atas dua
atau lebih orang yang saling bekerja sama untuk menvcapai tujuan Bersama.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), organisasi adalah suatu kesatuan
atau susunan yang terdiri atas orang-orang dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan
bersama. Contohnya seperti sekelompok orang yang bekerja sama, layaknya asosiasi
lingkungan, amal, serikat pekerja, atau perusahaan.
4
bahwa mereka dapat terus tumbuh, berkembang, dan meningkatkan kemampuan
mereka, itu akan memotivasi mereka untuk terus bekerja keras dan mencapai hasil
yang lebih baik.
Lingkungan Kerja yang Positif: Menciptakan lingkungan kerja yang positif,
dengan komunikasi yang baik, dukungan antar rekan kerja, dan kepercayaan timbal
balik, dapat memberikan dorongan motivasi kepada individu. Suasana kerja yang
positif dan menyenangkan akan membuat orang merasa nyaman dan termotivasi
untuk berkontribusi secara maksimal.
2. Kepribadian
5
yang kompleks.
6
Penghargaan terhadap Karyawan: Penghargaan dan pengakuan terhadap
karyawan yang berprestasi akan memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik.
Manajemen Sumber Daya Manusia: Organisasi harus memperhatikan
kesejahteraan dan pengembangan karyawan agar mereka dapat memberikan
kontribusi yang maksimal.
Kepemimpinan yang Efektif: Kepemimpinan yang baik adalah salah satu kunci
keberhasilan organisasi. Kepemimpinan harus mampu menginspirasi, memotivasi,
dan membimbing anggota organisasi menuju pencapaian tujuan.
3.1 Teori- Teori
1. Motivasi
Berikut adalah beberapa teori motivasi yang banyak dikenal:
Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow: Teori ini mengemukakan
bahwa manusia memiliki lima tingkat kebutuhan yang harus dipenuhi, yaitu
kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri. Manusia
akan termotivasi untuk mencapai setiap tingkat kebutuhan tersebut secara
berurutan.
Teori X dan Y Douglas McGregor: Teori ini membagi pendekatan
manajerial menjadi dua tipe utama. Teori X mengasumsikan bahwa manusia secara
alami malas, tidak suka bekerja, dan perlu ditekan dan dikendalikan. Sementara itu,
Teori Y mengasumsikan bahwa manusia memiliki motivasi intrinsik untuk bekerja,
mandiri, dan mampu mengambil tanggung jawab.
Teori Harapan Victor Vroom: Teori ini berfokus pada hubungan antara
upaya, kinerja, dan reward. Menurut teori ini, seseorang akan termotivasi jika
mereka percaya bahwa usaha yang mereka lakukan akan mengarah pada kinerja
yang baik dan kinerja yang baik akan memberikan hasil yang diinginkan.
Teori Pengaturan Tujuan Edwin Locke: Teori ini menyatakan bahwa
pengaturan tujuan yang jelas dan ambisius dapat meningkatkan motivasi dan
kinerja seseorang. Tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan
memiliki batas waktu akan memberikan arah dan fokus yang jelas untuk mencapai
motivasi.
Teori Keadilan Organisasional J. Stacy Adams: Teori ini berpendapat
7
bahwa keadilan dalam distribusi reward dan punishment sangat penting dalam
mempengaruhi motivasi seseorang. Seseorang akan merasa termotivasi jika mereka
merasa bahwa mereka diperlakukan secara adil dan dihargai dalam organisasi.
Teori Dukungan Sosial dan Motivasi Albert Bandura: Teori ini menekankan
pentingnya dukungan sosial dalam mempengaruhi motivasi seseorang. Ketika
seseorang mendapatkan dukungan dan dorongan dari orang lain dalam mencapai
tujuan, ia akan merasa lebih termotivasi dan percaya diri.
2. Kepribadian
Berikut adalah beberapa teori kepribadian yang banyak dikenal:
Teori Psikoanalisis Sigmund Freud: Teori ini mengemukakan bahwa
kepribadian terbentuk oleh konflik antara tiga struktur kepribadian, yaitu id (nafsu),
ego (realitas), dan superego (moralitas). Freud juga mengemukakan bahwa
kepribadian dipengaruhi oleh tahapan perkembangan psikoseksual.
Teori Kepribadian Jung Carl Gustav: Teori ini mengemukakan bahwa
kepribadian terdiri dari tiga aspek, yaitu ego (self-consciousness), personal
unconscious (pengalaman individu yang terlupakan), dan collective unconscious
(warisan budaya yang diwariskan secara kolektif).
Teori Kepribadian Behaviorisme B.F. Skinner: Teori ini berpendapat bahwa
kepribadian terbentuk melalui pembelajaran dan pengkondisian. Perilaku seseorang
dipengaruhi oleh reward dan punishment yang dialami.
Teori Kepribadian Humanistik Carl Rogers: Teori ini menekankan
pentingnya penghargaan diri, kebutuhan aktualisasi diri, dan self-actualization.
Rogers berpendapat bahwa individu akan mencapai potensi penuh mereka jika
mereka menerima kecintaan tanpa syarat dan memiliki pengalaman realitas positif.
Teori Big Five: Teori ini merupakan model kepribadian yang mencakup
lima faktor utama, yaitu kestabilan emosional, kemampuan ekstraversi/introversi,
keterbukaan terhadap pengalaman, kecermatan dan keteraturan, dan kehangatan.
Model ini digunakan untuk menggambarkan variasi dalam kepribadian manusia.
Teori Kepribadian Social-Cognitive Albert Bandura: Teori ini berpendapat
bahwa kepribadian terbentuk melalui interaksi antara individu, lingkungan, dan
perilaku yang diamati. Teori ini menekankan peran pengamatan dan pemodelan
8
perilaku dalam membentuk kepribadian seseorang.
3. Organisasi
Terdapat beberapa teori organisasi yang dikenal luas dalam studi manajemen dan
ilmu sosial. Berikut beberapa di antaranya:
Teori Birokrasi Max Weber: Teori ini diusulkan oleh sosiolog Jerman Max
Weber. Teori ini menekankan struktur birokrasi yang terorganisir secara rasional
dan terdiri dari aturan, tugas yang terdefinisi dengan jelas, hierarki yang jelas,
standar operasional yang spesifik, dan pemisahan antara kepemilikan dan
manajemen.
Teori Ilmu Manajemen Frederick Taylor (Scientific Management): Teori ini
menekankan pada peningkatan efisiensi dan produktivitas melalui analisis ilmiah
proses kerja dan penerapan metode yang tepat dalam pelaksanaan tugas.
Teori Hubungan Manusia Elton Mayo: Teori ini menekankan pada
pentingnya faktor manusiawi dalam organisasi, termasuk hubungan kerja, motivasi,
dan kebutuhan sosial.
Teori Sistem Terbuka Ludwig von Bertalanffy: Teori ini menggambarkan
organisasi sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan
eksternalnya. Organisasi dianggap sebagai suatu kesatuan yang kompleks dengan
bagian-bagian yang saling terkait.
Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons: Teori ini menekankan pada
hubungan antara komponen organisasi dan bagaimana mereka berkontribusi
terhadap fungsi organisasi secara keseluruhan.
Teori Kontingensi Fiedler: Teori ini menyatakan bahwa tidak ada metode
manajemen tunggal yang cocok untuk semua situasi, dan bahwa pendekatan
manajemen harus disesuaikan dengan konteks atau situasi tertentu.
9
BAB 2
PERMASALAHAN
1. Apa Pengaruh motivasi untuk kepribadian dalam organisasi ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi untuk kepribadian
organisasi?
3. Bagaimana penerapan motivasi dalam organisasi agar dapat
menyelesaikan kendala-kendala perilaku individu dalam organisasi?
4. Mengapa Motivasi sangat penting dalam peningkatan kerja individu dalam
organisasi ?
5. Apa saja jenis motivasi yang dapat digunakan dalam organisasi
6. Bagaimana cara Meningkatkan motivasi dalam sebuah organisasi?
7. Apa tujuan motivasi untuk kepribadian dalam organisasi?
8. Apa saja peran tentang motivasi terhadap peningkatan kinerja dalam
sebuah organisasi?
9. Mengapa Motivasi sangat di perlukan dalam sebuah organisasi?
10. Apa saja kendala motivasi untuk kepribadian dalam organisasi?
10
BAB 3
PEMBAHASAN
1. Apa Pengaruh motivasi untuk kepribadian dalam organisasi ?
12
yang tinggi di antara anggota timnya.
3. Bagaimana penerapan motivasi dalam organisasi agar dapat
menyelesaikan kendala-kendala perilaku individu dalam organisasi?
13
Dengan menerapkan motivasi dalam organisasi, kendala-kendala perilaku
individu dapat diatasi, sehingga organisasi dapat lebih efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan mereka.
4. Mengapa Motivasi sangat penting dalam peningkatan kerja individu dalam
organisasi ?
Selain itu, terdapat juga motivasi kerja yang dapat diterapkan, seperti
Motivasi Ekstrinsik: Motivasi yang berasal dari luar individu, misalnya bonus,
pengakuan, atau hadiah.
Motivasi Intrinsik: Motivasi yang berasal dari dalam individu, seperti rasa
pencapaian, kepuasan pribadi, dan minat terhadap pekerjaan.
14
Dengan memahami berbagai jenis motivasi ini, organisasi dapat mengembangkan
strategi motivasi yang sesuai untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja
karyawan.
6. Bagaimana cara Meningkatkan motivasi dalam sebuah organisasi?
Untuk meningkatkan motivasi dalam sebuah organisasi, ada beberapa cara yang
dapat dilakukan. Pertama, memberikan kesempatan kerja fleksibel seperti bekerja
dari rumah atau mengatur jadwal kerja yang lebih fleksibel. Kedua, menciptakan
lingkungan kerja yang positif dan memberikan apresiasi atas prestasi karyawan.
Ketiga, memperhatikan kesejahteraan karyawan dan menjaga loyalitas karyawan.
Keempat, memberikan kepercayaan kepada karyawan dan membangun kedekatan
dengan mereka. Kelima, meningkatkan cara berkomunikasi dan menjalin relasi
yang baik. Keenam, memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan
karyawan. Ketujuh, menciptakan komunikasi yang efektif antara karyawan,
manajer senior, dan eksekutif.
7. Apa tujuan motivasi untuk kepribadian dalam organisasi?
15
Mengembangkan keterampilan karyawan: Motivasi dapat mempengaruhi
kemampuan karyawan untuk mengembangkan keterampilan dan
meningkatkan kinerja
16
organisasi. Hal ini menegaskan pentingnya manajemen motivasi yang efektif dalam
mencapai tujuan organisasi
9. Mengapa Motivasi sangat di perlukan dalam sebuah organisasi?
17
5. Ketidakpuasan Kerja: Ketidakpuasan kerja dapat mengurangi motivasi
karyawan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa karyawan
merasa puas dengan pekerjaan mereka dan lingkungan kerja yang positif
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi adalah suatu proses dimana tingkah laku dengan sangat dan
terkendali serta mendorong keinginan individu untuk melakukan apa yang berguna
untuk mencapai tujuan. Sedangkan memotivasi adalah proses manajemen untuk
mempengaruhi tingah laku manusia berdasarkan pengetahuan mengenai ‘apa yang
membuat orang tergerak’.
Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam
diri individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan.
Kata dinamis menyatakan bahwa kepribadian bias berubah-ubah dan antara
komponennya saling berhubungan. (Gordon W. Allporrt,)
Dari cairan atau zat tersebut mereka menggolongkan 4 tipe kepribadian yaitu,
sanguinicus (sanguinisi), flagmaticus (flegmatisi), cholericus (kolerisi), dan
melancholicus (melankolis) yang masing-masing memiliki karakter sifat yang
berbeda. Juga dalam menyelesaikan masalah yang berbeda-beda.
3.2 Saran
Kembangkan motivasi Anda dan berpikirlah secara positif , agar segala
keputusan yang anda ambil untuk kedepannya dapat memberikan dampak baik
dalam kehidupan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawijaya, I. K. (2018). Personality Traits : The Mediating Role Of Self
Efficacy To Improve Entrepreneurial Intention. Advances in Social Science,
Education and Humanities Research, 226(Icss), 1499–1506.
iii