Anda di halaman 1dari 25

Jum’at, 27 Mei 2022;

Semester 6Gab7
Individu :
 Kemampuan
 Motivasi
 Dukungan

Pekerjaan :
 Rancangan
 Elemen Kerja

Kepuasan / Komitmen
Ketidakpuasan Kerja Organisasional
Bentuk Komitmen Organisasional
Barney & Griffin (1992:531-532)

• Komitmen terhadap karir yang menekankan


pada perkembangan karir individu dalam
organisasi atau sejumlah kegiatan yang
dilakukan individu yang berorientasi pada
karir.
• Komitmen terhadap pekerjaan yang mene-
kankan pada aspek pekerjaan.
• Komitmen pada organisasi yang menekankan
pada organisasi secara keseluruhan.
Luthans (2006:249)
• Variabel orang (usia, kedudukan dalam organisasi)
• Disposisi seperti efektivitas positif atau negatif, atau
atribusi kontrol internal atau eksternal)
• Organisasi (desain pekerjaan, nilai, dukungan, dan
gaya kepemimpinan penyelia)

Bahkan faktor non-organisasi, seperti adanya alternatif


lain setelah memutuskan untuk bergabung dengan
organisasi, akan mempengaruhi komitmen selanjutnya
(Gregory, 1990)
• Mowday et al (1982), menitikberatkan
komitmen organisasional dengan ikatan
afektif pegawai dengan organisasi.
• Sudut pandang ini menyatakan bahwa
komitmen organisasi ditunjukkan oleh :
1) Keyakinan kuat terhadap tujuan dan
nilai organisasi;
2) Kemauan untuk bekerja untuk
organisasi; dan
3) Keinginan kuat untuk menjaga
keanggotaan organisasi.
• Komitmen afektif (Affective Commitment) adalah keterikatan
emosional karyawan, identifikasi, dan keterlibatan dalam
organisasi.
• Porter et al. (1974), ciri komitmen afektif adalah:
(1) Kepercayaan dan penerimaan tujuan organisasi dan
nilai-nilai,
(2) Kemauan untuk fokus pada upaya membantu organisasi
mencapai tujuannya,
(3) Keinginan untuk mempertahankan keanggotaan
organisasi.
• Meyer dan Allen (1997) mengatakan bahwa untuk terus
mempertahankan karyawan dari keanggotaan ini adalah
pilihan dan komitmen mereka kepada organisasi.
• Komitmen kelanjutan (Continuance Commitment)
adalah komitmen berdasarkan kerugian yang
berhubungan dengan keluarnya karyawan dari
organisasi.
Komitmen kelanjutan juga termasuk faktor seperti
tahun pekerjaan atau manfaat yang dapat menerima
karyawan yang unik untuk organisasi.
Karyawan yang berbagi komitmen kelanjutan dengan
majikan mereka sering membuat sangat sulit bagi
seorang karyawan untuk meninggalkan organisasi.
• Komitmen normatif (Normative Commitment)
adalah perasaan wajib untuk tetap berada
dalam organisasi karena memang harus begitu;
tindakan tersebut merupakan hal benar yang
harus dilakukan.
• Normatif komitmen dapat dijelaskan oleh
komitmen lainnya seperti perkawinan, keluarga,
agama, dan lain-lain sehingga ketika datang ke
satu komitmen mereka ke tempat kerja mereka
sering merasa mereka memiliki kewajiban moral
kepada organisasi (Wiener, 1982).
• Keterlibatan kerja mengukur derajat sejauh mana
seseorang secara psikologis mengaitkan dirinya
kepada pekerjaannya dan menganggap tingkat
kinerjanya sebagai hal penting bagi harga diri.
• Karyawan dengan tingkat keterlibatan kerja yang
tinggi dengan kuat mengaitkan dirinya ke jenis kerja
yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis
kerja itu
• Tingkat keterlibatan kerja yang tinggi terbukti
berkaitan dengan rendahnya tingkat keabsenan dan
pengunduran diri
Gordon Allport;
• Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam
individu yang memiliki sistem psikologis tersebut
yang menentukan penyesuaian uniknya terhadap
lingkungannya.
• Kepribadian sebagai jumlah total cara-cara yang
ditempuh individu untuk bereaksi terhadap dan
berinteraksi dengan yang lain.
• KETURUNAN
Merujuk faktor-faktor yang ditentukan
sejak lahir. Ukuran fisik, daya tarik
wajah, temperamen, komposisi, dan
lain-lain adalah karakteristik yang
umumnya dianggap baik sepenuhnya
maupun secara substansial
dipengaruhi oleh siapa orang tuanya.
• LINGKUNGAN
Faktor ini memberikn peran penting
dalam membentuk kepribadian kita.
Faktor memberikan tekanan pada
pembentukan kepribadian kita dalah
kebudayaan dimana kita dibesarkan,
pengkondisian awal, norma ditengah
keluarga, teman, dan kelompok
sosial, dan pengaruh lain yang
dialami.
• SITUASI
Situasi mempengaruhi dampak keturunan
dan lingkungan pada kepribadian.
Kepribadian individu pada umumnya stabil
dan konsisten, berubah dalam situasi yang
berbeda-beda. Tuntutan yang beragam dari
situasi yang berbeda menimbulkan aspek
yang berbeda pula pada kepribadian
seseorang
Tes kepribadian dengan 100 pertanyaan tentang
bagaimana orang merasa atau bertindak dalam
situasi tertentu.
Klasifikasi :
Ekstrovert atau Introvert (E atau I)
Indrawi (Sensing) atau intuitif (iNtuitive) (S atau N)
Pemikir (Thinking) atau perasa (Feeling) (T atau F)
Pengertian (Perceive) atau penilai (Judging) (P atau J)

Tidak ada bukti nyata yang menunjukkan MBTI merupakan


pengukuran kepribadian yang valid, namun tetap digunakan
dalam organisasi.
• Kombinasi sifat-sifat psikologis
yang digunakan untuk mengklasi-
fikasi orang.

• Teridentifikasi 16 sifat kepriba-


dian utama yang bersifat bipolar
(dua titik ekstrem) merupakan
sumber perilaku yang tetap dan
konstan.
• Kaum INTJ  VISIONER
Mereka memiliki pikiran asli dan dorongan
yang kuat atas gagasan dan tujuan mereka
sendiri.
Mereka dicirikan sebagai skeptis, kritis,
independen, tekun dan sering keras kepala.
• Kaum ESTJ  PENGORGANISASI
Mereka realistik, logis, analitis, tegas,
mempunyai kemampuan alamiah untuk bisnis
dan mekanik.
• Kaum ENTP  PENGGAGAS
Inovatif, individualistik, cakap
dalam berbagai hal, dan tertarik
ke gagasan - gagasan kewira-
usahaan. Orang ini cenderung
dapat diandalkan untuk
menyelesaikan persoalan yang
menantang tetapi bisa
melupakan tugas-tugas rutin.
1. Keekstrovertan :
Mencakup tingkat kesenangan
seseorang akan hubungan.
Cenderung suka bergaul, tegas,
dan mampu bersosialisasi. Kaum
introvert cenderung pendiam,
pemalu dan tenang.
2. Kemampuan untuk bersepakat :
Merujuk pada kecenderungan individu
untuk tunduk pada individu lain.
Orang-orang yang berkemampuan
tinggi untuk bersepakat bersifat
kooperatif, hangat dan percaya.
3. Kemampuan untuk mendengar-
kan suara hati :
Merupakan ukuran dari keandalan.
Orang yang sangat peka terhadap
suara hati bersifat bertanggung
jawab, terorganisir, dapat dipercaya,
dan gigih.
4. Stabilitas Emosi :
Dimensi ini membuka jalan bagi
kemampuan seseorang untuk
bertahan terhadap stres. Orang
dengan stabilitas emosi positif
cenderung tenang, percaya diri, dan
merasa aman.
5.Keterbukaan Terhadap Pengalaman :
Dimensi ini mengukur kisaran minat dan
kekaguman individu terhadap hal baru.
Orang yang secara ekstrem terbuka
adalah orang yang kreatif,ingin tahu, dan
secara artistik sensitif. Mereka yang
berada pada sisi lain adalah bersifat
konvensional dan menemukan
kenyamanan jika tlah akrab.

Anda mungkin juga menyukai