MPK Agama - A
Ajeng Pribadi Salam (2106753095)
Luthfiyyah Nabilah (2106636193)
Syfa Roanna Putri (2106704313)
Islam
dan
Ilmu Pengetahuan
Agama dan Sains
01 02
Beragama harus merujuk Beragama harus merujuk
kepada kitab suci. kepada sumber otoritatif
03 04
Memahami ayat AL-Qur’an Orang-orang yang dapat
secara komprehensif dan mengambil pelajaran didalam
holistik AL-Qur’an adalah yang
menggunakan akalnya
05
Memberlakukan mekanisme
keilmuan
Beragama harus merujuk
kepada Kitab Suci Al-Qur’an
Dalam agama Islam Al-Qur’an merupakan sumber primer atau
sumber utama sebagai kebenaran mutlak. Sumber hukum
lainnya seperti sunah dan hadis sebagai penjelas mengenai
apa yang belum dijelaskan didalam Al-Quran secara langsung
- Bersifat Relatif
Agama dan Sains
benda-benda mati,
Terdiri dari tumbuhan, hewan, meliputi setiap bentuk pewahyuan dari Tuhan
manusia, dan kepada manusia kepercayaan Allah yaitu
benda-benda orang-orang yang terpilih (Nabi/Rasul),
angkasa.
Dikenali dengan pengalaman inderawi dikenali oleh manusia setelah pengalaman inderawi
maupun akal budi, dan imajinasi akal budinya mencapai titik batas
kemampuannya
Q. s Al-An’am : 76-83
Pada saat malam sudah gelap, dia melihat-lihat ke angkasa dan menemukan
banyak benda angkasa yang gemerlapan. Salah satu benda langit yang
menarik perhatiannya adalah bintang. Setelah cukup puas mengamati bintang,
dia membuat keputusan “Inilah Tuhanku”; Ia lebih cemerlang dibanding benda
angkasa lainnya. Namun ketika Ibrahim terbangun menjelang pagi, bintang itu
lenyap dari pandangannya. Dia pun berkesimpulan bahwa bintang itu bukan
Tuhanku, karena aku sangat tidak suka pada sesuatu yang hilang.
Keesokan harinya, ketika malam mulai gelap dan terbitlah bulan di ufuk Timur,
maka dia pun meneguhkan hatinya bahwa inilah “Tuhanku”; Ia lebih terang
cahayanya dan ukurannya lebih besar dibanding bintang. Tetapi lagi-lagi dia
harus kecewa karena pada saat terjaga dari tidurnya bulan itu sudah terbenam.
Kemudian dia pun berkeyakinan bahwa bulan itu bukan Tuhanku dan
seandainya Tuhan yang “asli” tidak memberi petunjuk, maka aku akan termasuk
golongan orang-orang yang sesat.
Demikianlah di saat Ibrahim kecewa berat terhadap dua benda langit yang
dianggapnya Tuhan tersebut, dia melihat matahari terbit dan dia pun bergembira
hati bahwa inilah “Tuhanku” yang sebenarnya; Ia lebih kemilau dan ukurannya lebih
besar dari dua “tuhanku” sebelumnya. Tetapi tatkala matahari terbenam di sore
hari, dia pun cepat-cepat mengoreksi keyakinan yang sudah dipancangkannya dan
menegaskan bahwa matahari itu bukan Tuhanku. Oleh karena itu, akhirnya Ibrahim
berikrar bahwa aku hanya akan tunduk patuh pada Tuhan yang menciptakan langit
dan bumi dengan cenderung pada agama yang benar dan aku bukanlah golongan
orang-orang yang menyekutukan Tuhan.
Dengan demikian manusia yang dibekali panca-indera dan akal budi dapat
membaca realitas kongkrit dan ketika pembacaan atas realitas kongkrit tersebut
mencapai titik puncak batas-batas kemampuannya, maka saat itulah terbuka
pintu untuk pembacaan terhadap sebagian dari realitas ghaib.
Cara Menyusun Ilmu Pengetahuan
Unsur keilmuan :
1) Perumusan masalah,
2) Proses penelitian atas masalah, dan ➔ Proses penelitian masalah
3) Perumusan jawaban atas masalah. Terbagi menjadi :
ْض َو َﻻ َﺗﻘْرَ ﺑ ُْوھُنﱠ ﺣَ ّٰﺗﻰ ﯾَطْ ﮭُرْ نَ ۚ َﻓﺎِذَ ا ۙ ِ ًى ﻓَﺎﻋْ ﺗَزِ ﻟُوا اﻟﻧﱢﺳَ ۤﺎ َء ﻓِﻰ ا ْﻟ َﻣ ِﺣﯾ
ۙ ْض ۗ ﻗُ ْل ھ َُو اَذِ َوﯾَﺳْ ـَٔﻠ ُْوﻧَكَ ﻋَ ِن ا ْﻟ َﻣ ِﺣﯾ
َﷲ ُﯾﺣِبﱡ اﻟﺗﱠوﱠ ا ِﺑﯾْنَ َو ُﯾﺣِبﱡ ا ْﻟ ُﻣﺗَطَ ﮭﱢرِ ﯾْن َ ّٰ ﺗَطَ ﮭﱠرْ نَ َﻓﺄْﺗ ُْوھُنﱠ ﻣِنْ ﺣَ ﯾْثُ اَﻣَرَ ُﻛ ُم ّٰﷲُ ۗ اِنﱠ
Artinya “Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang
kotor.” Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila
mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh,
Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.”
ََو ِﺗﻠْكَ ْٱﻷَ ْﻣ َٰﺛ ُل ﻧَﺿْ رِ ُﺑﮭَﺎ ﻟِﻠﻧﱠﺎسِ ۖ َوﻣَﺎ ﯾَﻌْ ِﻘﻠُﮭَﺂ إ ﱠِﻻ ٱﻟْﻌَٰ ﻠِﻣُون
Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat
untuk manusia; dan tiada yang memahaminya
kecuali orang-orang yang berilmu.
—Q.S Al-Ankabut : 43
Agama dan Sains
Berdasarkan Al-Qur’an
● Kita tercipta dari saripati tanah
bumi. Hal ini tercantum dalam
QS. Al-Mu’minun ayat 12.
Implementasi
● Al-Qur’an menggambarkan
bahwa alam semesta ini
Sains
dulunya bersatu padu di titik
yang sama, lalu diciptakan dalam
oleh Allah, dikembangkan, dan
dilenyapkan kembali.
Tercantum di QS Al-Anbiya
Al-Qur’an
ayat 30.
1. Asal Usul Kehidupan
Berdasarkan Sains
● Alam semesta ini sedang berkembang.
Ini merupakan fakta karena diperoleh
dari data-data pengamatan berbagai
teleskop dan observatorium. Ternyata
benda-benda langit sedang bergerak
menjauh. Mirip dengan ayat al-Qur’an
tentang bagaimana langit ditinggikan.
● Saat ini, usia jagat raya diperkirakan 13,8
milyar tahun. Kalau ditarik kebelakang,
jagat raya berada di dalam kondisi
yang sangat kecil di pusatnya. Hal ini
digambarkan dalam al-Quran yang
disebut dengan bersatu padu.
● Teori mengenai asal usul kehidupan,
yaitu teori big-bang, fluktuasi kuantum,
osilasi, dan multiverse.
2. Lapisan Bumi
● Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui
bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala
sesuatu.” (At-Thalaq: 12).
● Lapisan bumi terdiri dari atmosfer, hidrosfer, kerak bumi, lapisan
sima, lapisan sima berfasa besi, inti cair bumi, dan inti padat bumi.
3. Bulan sebagai Penunjuk Waktu
● Allah berfirman, “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan
bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah
(tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).” (Yunus: 5).
● Mengenal perhitungan waktu hari, bulan, dan tahun bagi manusia.
Dengan begitu, manusia dapat mengetahui posisi mereka, kapan
dan dimana.
4. Kapal Layar
● Allah berfirman, “Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat
berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu
berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa
orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang
baik, dan mereka bergembira karenanya,” (Yunus: 22).
● Kapal dapat berjalan karena tiupan angin, karenanya pada kapal
dilengkapi layar yang dapat menangkap angin dan hal itu disebut
kapal atau perahu layar. Layar berfungsi menangkap angin, dalam
arti layar mewakili tubuh atau bagian kapal yang dapat didorong
angin. Semakin lebar layar, semakin banyak angin ditangkap atau
semakin banyak bagian kapal yang didorong angin sehingga kapal
semakin cepat berjalan.
Budaya Keilmuan yang Egaliter
01 02 03
Kebenaran yang
mutlak hanya milik
Allah SWT.
Referensi
El-Zastrouw, N., Djohan, A. K., Ghazali, A. M., Mustofa, A., Qibtiyah, A., Rahmat, I., Bil.Uzm, N. R., Qodir, Z., Islam, A. M.,
Solechan, A. (2020). Materi Pembelajaran Mata Kuliah Agama Islam. 79-82
Kuliah Agama Islam UI. (2020, Decmber 13). Agama dan Sains- Ir. Agus Mustofa.
https://www.youtube.com/watch?v=0chnBZmc24U&t=564s
Kuliah Agama Islam UI. (2020, December 14). Drama Jagat Raya versi Al-Qur’an dan Sains.
https://www.youtube.com/watch?v=yTDXGvEERPA
Kumara, A., Virnanda, A., Azmi, L.S., Auliani, R.R. (2020). Implementasi Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif
Al-Qur'an sebagai Upaya Menghadapi Tantangan Zaman. al-Afkar, Journal for Islamic Studies, 3(2), 111-127.
https://media.neliti.com/media/publications/339722-implementasi-ilmu-pengetahuan-dalam-pers-d61bdcf
d.pdf
Syamsudin, A. (2018). Cara Kerja Ilmu Pengetahuan dan Sikap Kritis Terhadap Informasi Dalam Ajaran Islam.
Retrivied from : https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/view/21001.
Universitas Indonesia. (2020). Bab III - Islam dan Ilmu Pengetahuan ; Agama dan Sains. In Materi Pembelajaran
Mata Kuliah Agama Islam (pp. 53-60). Jakarta: Retrivied from : https://emas2.ui.ac.id/.