Anda di halaman 1dari 22

RESUME ILMU TAUHID

Dosen Pengampu:

Syamsiah, M.Ag

Disusun Oleh:

Sri Kusuma Dewi

1188010223

ADMINISTRASI PUBLIK

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

2018
A. Character Building

IQ

SQ EQ

1. IQ KI hasil olah pikiran


IQ (Integent Quotient) atau KI Kecerdasan Intelektual) adalah hasil olah
pikiran. Dalam prespektif Islam, IQ adalah dimana pikiran kita menemukan
Allah sebagai Tuhannya. IQ adalah salah satu faktor dalam membentuk
kepribadian.
Kepribadian Integralisasi

Dalam perspektif Islam


Aql, Qalb, dan Nafs

Akal Hati Nafsu

Dalam pengertian Islam Jika hati seseorang sudah Nafs adalah nafsu, jiwa, nyawa, dan
Aql adalah daya berfikir yang terkoneksi dengan Allah, lain-lain. Jika nafsu seseorang telah
terdapat dalam jiwa manusia insyaallah hati kita akan terkendalikan, maka terbentuklah
yang sebagai digambarkan tenang dan dia akan menjadi pribadi yang sabar. Apabila manusia
dalam Al-Qur’an memperoleh pribadi yang tenang. mengumbar nafsunya maka
pengetahuan dengan kepribadiannya tidak akan mampu
memperhatikan Alam bereksistensi, baik di dunia apalagi di
sekitarnya . akhirat.

Tiga komponen ini saling berinteraksi satu sama lain, hanya saja ada salah satu
diantaranya yang lebih mendominasi dari komponen yang lain, atau saling tarik menarik,
bahkan ada beberapa diantaranya yang bertentangan. Dalam interaksi ini, qalb sebagai
pengendali yang paling dominan dalam sistem kepribadian. Hal ini dikarenakan daya dan
naturnya yang luas dan mencakup komponen lainnya. Maka untuk mencapai pribadi yang
muthmainnah, setiap manusia hendaknya memelihara kesucian hatinya agar rahmat dan
hidayah Allah senantiasa bersamanya.
Tauhid
Iman jika sudah haqul yakin
Yakin
Percaya

Yang pertama kita percaya bahwa Allah Tuhan kita. Lalu jika kita sudah percaya,
kita harus yakin bahwa Allah benar-benar ada, Allah yang menciptakan semua yang
ada di dunia ini. Ketika kita sudah yakin dan benar-benar yakin kepada Allah, maka
akan muncul rasa iman kita. Setelah seseorang beriman dan tidak mencampuradukkan
keimanan dia dengan kezaliman (kesyirikan), itulah yang dinamakan dengan
bertauhid.

B. Materi :
Pengertian Ilmu Tauhid
Ilmu tauhid adalah ilmu yang mempelajari tentang keesaan Allah.
Masdar : َ‫ت َْوح ْيدًا – ي َُو ِّحد ُ – َو َّحد‬
Menunggalkan atau Mengesakan
Secara umum ilmu yang membicarakan tentang cara-cara menetapkan
aqidah agama dengan menggunakan dalil-dalil yang
meyakinkan, baik dalil naqli, dalil aqli maupun dalil
perasaan (wujdan).

Adapun ilmu ini dinamakan ilmu kalam, disebabkan :

1. Al-Qur’an itu qadim atau hadis.

2. Dasar ilmu kalam ialah dalil-dalil fikiran dan pengaruh dalil fikiran ini tampak

jelas dalam pembicaraan para mutakalimin.


Ilmu ini juga kadang disebut:
1) Aqidah ‘Aqdun Tali atau pengikat
bentuk jamak
‘Aqa’id

karena didalamnya mempelajari tentang keimanan yang


mengikat hati seseorang dengan Allah, baik meyakini wujud-Nya,
keEsaan-Nya atau kekuasaan-Nya.

Dalam ajaran islam, aqidah memiliki kedudukan sangat penting ibarat


suatu bangunan.

Ibadah dan Akhlak

PONDASI Aqidah
Dalam pengertian agama pengertian akidah adalah kandungan rukun
iman, yaitu:
 Beriman dengan Allah
 Beriman dengan para malaikat
 Beriman dengan kitab-kitab-Nya
 Beriman dengan para Rasul-Nya
 Beriman dengan hari akhir
 Beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk
2) Hakikat adalah ilmu yang bersumber dari kebenaran yaitu Allah.
3) Ushuluddin adalah asal usul agama.
Berasal dari dua kata, yaitu
 ‘Ushul” : pokok, fondmen, prinsip, aqidah, peraturan.
 “Aiddiin” : agama
Ushuluddin adalah pokok-pokok atau dasar-dasar agama.
Ilmu tauhid dapat pula dikatakan ilmu ushuluddin karena menguraikan pokok-
pokok kepercayaan dalam agama islam.
4) Theologi “Theos” dan “Logos” Ilmu tentang Tuhan

Tuhan Ilmu
Sarjana Barat
Ilmu Tauhid Theologi Islam

Ruang Lingkup Ilmu Tauhid


Aspek pokok dalam ilmu tauhid adalah keyakinan akan eksistensi Allah Yang
Mahasempurna, Mahakuasa, dan memiliki sifat-sifat kesempurnaan lainnya. Keyakinan
ini akan membawa seseorang kepada kepercayaan akan adanya malaikat, kitab-kitab
Allah, rasul, takdir, kehidupan sesudah mati dan melahirkan kesadaran akan kewajibannya
kepada Sang Khalik (Pencipta). Adapun ruang lingkup pembahasan dalam ilmu tauhid
yaitu:
a. Hal-hal yang berhubungan dengan Allah SWT (Ma’rifatul Mabda’),
meliputi: takdir
b. Hal-hal yang berhubungan dengan utusan Allah (Ma’rifatul Wasithah), meliputi:
malaikat, rasul, kitab suci
c. Hal-hal yang berhubungan dengan hari yang akan datang yaitu hari kiamat (Ma’rifatul
Ma’ad), meliputi: surga dan neraka

Tujuan Dan Urgensi Pembelajaran Ilmu Tauhid


Ilmu tauhid Mengenal Allah dan Rasul-Nya dengan dalil-dalil yang pasti dan
menetapkan sesuatu yang wajib bagi Allah dari sifat sifat yang
sempurna dan mensucikan Allah dari tanda-tanda kekurangan dan
membenarkan semua rasul rasul Nya.
Urgensi Tauhid:
 Tauhid adalah tujuan manusia diciptakan
 Tauhid adalah syarat diterimanya amal kebaikan
 Tauhid adalah kunci Surga
 Tauhid adalah inti dakwah para Nabi
 Dakwah tauhid prioritas utama
 Bahaya syirik
 Nabi Ibrahim takut syirik
 Berdakwah namun tidak mendakwahkan tauhid
PERANAN DAN WAHYU DALAM ILMU TAUHID
Peranan akal dan wahyu dalam ilmu tauhid .
Peranan akal dan wahyu dalam aliran-aliran ilmu kalam.
a. Peranan akal dalam aliran ilmu kalam.
Manusia mempunyai akal, dan akallah yang membuat manusia berbeda dari
hewan. Bahkan ada dalam mahfuzat mengatakan, apabila manusia tanpa akal itu
bagaikan binatang.
b. Peranan Wahyu dalam Aliran-Aliran Ilmu Kalam
Wahyu dapat disimpulkan dengan beberapa pendapat:
1. Mu’tazilah: Mempunyai fungsi konfirmasi dan informasi, memperkuat apa-apa
yang telah diketahui akal dan menerangkan apa-apa yang belum diketahui akal, dan
demikian menyempurnakan pengetahuan yang telah diperoleh akal.
2. Asy’Asyariyyah: Akal dapat mengetahui hanya adanya Tuhan saja, wahyu
mempunyai kedudukan penting.
3. Maturidiyyah :Wahyu bagi cabang Samarkandi mempunyai fungsi yang lebih
kurang dari pada wahyu dalam pahaman Bukhara.

Ilmu Tauhid Sebagai Dasar Ilmu Dalam Penetapan Aqidah Yang Benar
Ilmu tauhid adalah ilmu yang sangat penting bagi setiap muslim,sebab ilmu ini
menyangkut aqidah yang berkaitan dengan islam.Sedangkan aqidah merupakan pondasi
bagi keberagamaan seseorang dan benteng yang kokoh untuk memelihara aqidah
muslim dari setiap ancaman keraguan dan kesesatan.
Kita seringkali mendengar terjadinya berbagai penyimpangan dalam berpikir,berkata
dan bertindak. Hal itu terjadi karena jauhnya pemahaman yang benar tentang dasar-
dasar aqidah islam dan masalah-masalah keimanan yang termasuk ke dalam ilmu tauhid
Dalil-Dalil Dalam Ilmu Tauhid

Secara umum dalil itu ada 2: yakni dalil naqli dan dalil aqli.
Dalil naqli yaitu dalil yang bersumber darinash-nash al-Qur’an dan hadis. Sedangkan
dalil aqli yaitu yang bersumber dari rasioa.
a. Dalil naqli:
- Ayat-ayat yang menjadi landasan:
Al-Hadid:3, Ar-Rahman: 27, As-Syura:11, Al-A’raf:18, Al-Baqarah:21.
- Hadist-hadist yang dijadikan dalil dalam ilmu tauhid adalah hadist mutawatir.

b. Dalil aqli:
Ada empat landasan yang mendorong:
1. Hukum alam (sunnatullah):Segala sesuatu ada sebabnya. Karena itu, menurut
hukum akal adalah mustahil adanya alam tanpa ada yang menciptakan.
2. Hukum wajibul wujud. Keberadaan alam adalah bersifat wujud yang mungkin
(boleh ada, boleh tidak). Menurut hukum akal bahwa harus ada yang menentukan
ada atau tidak adanya alam, dan dia itu haruslah bersifat wajibul wujud.
3. Hukum qadim wal hudus. Alam adalah bersifat hudus (ada awalnya, baru).
Setiap yang baru tentu ada yang mengadakannya. Dan sifatnya haruslah qadim
(tidak berawal).
4. Hukum keteraturan. Alam semesta dan segala isinya berjalan sesuai dengan
jalurnya. Keteraturan ini mustahil terjadi dengan sendirinya, tapi pasti ada yang
mengaturnya (Allah).
Hikmah Mempelajari Ilmu Tauhid
a. Rela atas pemberian Allah atas dirinya mengenai rizki, kedudukan, dan lain-lain.
b. Rasa saling menghargai, sebab orang yang bertauhid memandang semua manusia
sama derajatnya, berasal dari satu keturunan dan tidak ada yang berhak diperhamba.
c. Rasa kasih sayang terhadap sesama manusia. Orang bertauhid memandang semua
manusia saudara, tidak bertindak aniaya terhadap semua mahluk Tuhan.

A. Character Building
IQ

SQ EQ

IQ SQ kecerdasan seseorang dimana ia telah mampu menempatkan


Allah sebagai illah
Dimana pikiran kita mampu menemukan Allah sebagai Tuhan
Cerdas = berkah/pekerjaan = tinggi finansial rumah, mobil, dll
menurut orang Barat
Ukuran kebahagiaan
B. Materi
Hukum-hukum Ilmu Tauhid
Hukum yang dibicarakan di sini terbagi atas tiga bagian:
1. Hukum Syar’i (Syari’at / Fiqih) :
Hukum Syar’i ialah hukum-hukum Islam yang merupakan perintah dan larangan
Allah dan setiap muslim mukallaf yakni yang sudah akil baligh dan ber’akal sehat
wajib baginya untuk mengetahui hukum-hukum tersebut.
Hukum Syar’i dibagai menjadi 5 bagian:
a. Wajib / Fardhu
b. Haram
c. Mandub / Sunnah
d. Makhruh
e. Mubah
2. Hukum ‘Adi (Adat/Kebiasaan) :
Hukum yang berkaitan dengan adat atau kebiasaan manusia. Hukum ‘Adi atau
Hukum Adat/Kebiasaan ialah menetapkan sesuatu bagi sesuatu yang lain, atau
menolak sesuatu karena sesuatu itu sudah ada karena kejadian yang berulang-
ulang.Misalnya api itu panas dan dapat membakar kertas. Jika orang berpegang teguh
pada kebiasaan yang telah diketahui secara berulang-ulang itu, maka ditetapkan suatu
hukum bahwa setiap api itu panas dan mesti dapat membakar segala macam kertas.
Dan apabila dikatakan sebaliknya maka adalah muhal atau mustahil, atau hal yang
aneh atau tidak bisa dipercaya dan tidak diterima oleh akal.
3. Hukum ‘Akali:
Hukum yang berkaitan dengan akal manusia.Arti hukum Akal itu, adalah
menetapkan sesuatu keadaan untuk adanya sesuatu. Atau mentiadakan sesuatu karena
ketidakadaanya sesuatu itu.
Misalnya, tidak mungkin ada sebuah rumah jika tidak ada tukang pembuat rumah
tersebut. Maka jatuhlah hukum mustahil adanya. Karena tidak mungkin rumah itu
bisa membentuk dirinya sendiri.

A. Character Building

IQ fungsinya menemukan

SQ iman kita telah menemukan titik iman kita kapada Allah dan kita
harus batasi IQ kita

Jika kita memilki iman yang kuat


walaupun kita banyak dosa insyaallah
masuk surga

Jika akidah sudah benar, maka akan tumbuh pohon tauhid tersebut
B. Materi
Aliran-aliran dalam Ilmu Tauhid I
1. Aliran Salafiyah
Secara bahasa salafiyah berasal dari kata salaf yang berarti terdahulu, yang
dimaksud terdahulu disini adalah orang-orang terdahulu yang semasa Rasul SAW,
para sahabat, para tabi’in, dan tabitt tabi’in. sedangakan salafiyah berarti orang-orang
yang mengikuti salaf.
Istilah salaf mulai dikenal dan muncul beberapa abad abad sesudah Rasul SAW
wafat, yaitu sejak ada orang atau golongan yang tidak puas memahami al Qur’an dan
hadits tanpa ta’wil, terutama untuk menjelaskan maksud-maksud tersirat dari ayat-
ayat al-Qur’an sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak layak bagi Allah
SWT.
Dalam perkembangannya, ajaran yang bermula pada Imam Ahmad bin Hanbal ini,
selanjutnya di kembangkan oleh Ibnu Taimiyah, kemudian di suburkan oleh Imam
Muhammad bin Abdul Wahab.dan akhirnya berkembang di dunia Islam secara
Spodaris.
Pada abad ke 20 M gerakan ini muncul dengan dimensi baru. Tokoh-tokohnya
adalah Jamaluddin al Afgani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.
Salafiyah baru al afgani ini terdiri dari 3 komponen pokok yakni :
 Keyakinan bahwa kemajuan dan kejayaan umat Islam hanya mungkin di
wujudkan jika mereka kembali kepada ajaran Islam yang masih murni dan kembali
pada ajaran Islam yang masih murni, dan meneladani pokok hidup sahabat Nabi.
Komponen pertama ini merupakan satu unsur yang di miliki oleh salfiyah
sebelumnya.
 Perlawanan terhadap kolonialisme dan mominasi barat, baik politik, ekonomi,
maupun kebudayaan.
 Pengakuan terhadap keunggulan barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2. Aliran Mu’tazilah
Mu’tazilah adalah salah satu aliran pemikiran dalam islam yang banyak terpengaruh
dengan filsafat barat sehinggah berkecenderungan menggunakan rasio sebagai dasar
argumentasi.
Doktrin ajaran Mu’tazillah
Aliran Muktazillah mempunyai lima doktrin yang dikenal dengan al-usul al- khamsah.
Berikut ini kelima doktrin aliran Muktazillah.
1) At-Taauhid (Tauhid)
Ajaran pertama aliran ini berarti meyakini sepenuhnya bahwa hanya Allah SWT.
Konsep tauhid menurut mereka adalah paling murni sehingga mereka senang disebut
pembela tauhid (ahl al-Tauhid).
2) Ad-Adl
Menurut aliaran Muktazillah pemahaman keadilan Tuhan mempunyai pengertian
bahwa Tuhan wajib berlaku adil dan mustahil Dia berbuat zalim kepada hamba-Nya.
Mereka berpendapat bahwa tuhan wajib berbuat yang terbaik bagi manusia. Misalnya,
tidak memberi beban terlalu berat, mengirimkan nabi dan rasul, serta memberi daya
manusia agar dapat mewujudkan keinginannya.
3) Al-Wa’d wa al-Wa’id (Janji dan Ancaman).
Menurut Muktazillah, Tuhan wajib menepati janji-Nya memasukkan orang mukmin
ke dalam sorga. Begitu juga menempati ancaman-Nya mencampakkan orang kafir serta
orang yang berdosa besar ke dalam neraka.
4) Al-Manzilah bain al-Manzilatain (posisi di Antara Dua Posisi).
Pemahaman ini yang menyatakan posisi orang Islam yang berbuat dosa besar. Orang
jika melakukan dosa besar, ia tidak lagi sebagai orang mukmin, tetapi ia juga tidak kafir.
Kedudukannya sebagai orang fasik. Jika meninggal sebelum bertobat, ia dimasukkan ke
neraka selama-lamanya. Akan tetapi, sikasanya lebih ringan daripada orang kafir.
5) Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Perintah Mengerjakan Kebajikan dan Melarang
Kemungkaran).
Dalam prinsip Muktazillah, setiap muslim wajib menegakkan yang ma’ruf dan
menjauhi yang mungkar. Bahkan dalam sejarah, mereka pernah memaksakan ajarannya
kepada kelompok lain. Orang yang menentang akan dihukum.
3. Aliran Qodariyah
Qadariyah berasal dari bahasa arab, yaitu qadara yang artinya kemampuan dan
kekuatan. Adapun menurut pengertian terminologi, qadariyah adalah suatu aliran yang
percaya bahwa segala tindakan manusia diintervensi dari Tuhan.
Dalam ajarannya, aliran Qadariyah sangat menekankan posisi manusia yang amat
menentukan dalam gerak laku dan perbuatannya. Manusia dinilai mempunyai kekuatan
untuk melaksanakan kehendaknya sendiri atau untuk tidak melaksanakan kehendaknya itu.
Dalam menentukan keputusan yang menyangkut perbuatannya sendiri, manusialah yang
menentukan, tanpa ada campur tangan Tuhan.
4) Maturudiyah
Aliran Maturidiyah digolongkan dalam aliran Ahlussunnah wal Jamaah yang bercorak
rasional. aliran Maturidiyah merupakan salah satu dari sekte Ahl al-Sunnah wal al-
Jama’ah yang tampil bersama dengan Asy’ariah
4. Aliran dalam Maturidiyah
1) Sekte Samarkand
Golongan ini dalah pengikut al-Maturidi sendiri, golongan ini cenderung ke arah
paham Mu’tazilah.
2) Sekte Bukhara
Golongan Bukhara ini dipimpin oleh Abu al-Yusr Muhammad al-Bazdawi. Dia
merupakan pengikut al-Maturidi yang penting dan penerus yang baik dalam pemikirannya.
Sekte Bukhara adalah pengikut-pengikut al-Bazdawi di dalam aliran al-Maturidiyah, yang
mempunyai pendapat lebih dekat kepada pendapat pendapat al-Asy’ary
5. Ahlus Sunnah Waljamaah (ASWAJA)
Ahlussunnah sering juga disebut dengan Sunni dapat di bedakan menjadi 2 pengertian,
yaitu khusus dan umum, Sunni dalam pengertian umum adalah lawan kelompok Syiah,
Dalam pengertian ini, Mu’tazilah sebagai mana juga Asy’ariyah masuk dalam barisan Sunni.
Sunni dalam pengertian khusus adalah mazhab yang berada dalambarisan Asy’ariyah dan
merupakan lawan Mu’tazilah.

A. Character Building
EQ (kecerdasan emosional) keimanan seseorang sudah mencapai

1) Mutmainah (ketenangan) seperti sifat malaikat (baik)


2) Lawamah (terkadang +/-) terkadang seperti malaikat (baik), kadang juga seperti
syaiton (emosional)
3) Ammaroh (negatif) seperti syaiton (emosi dan nafsunya tinggi)

Perspektif islam - Penyakit Ruhaniyah

- Kotoran Ruhaniyah
B. Materi
Aliran-aliran dalam Ilmu Tauhid II
1. Asya’riyah
Asy`ariyah adalah sebuah paham akidah yang dinisbatkan kepada Abul Hasan Al-
Asy`ariy. Asy’ari yang semula berpaham Muktazilah akhirnya berpindah menjadi Ahli
Sunnah. Sebab yang ditunjukkan oleh sebagian sumber lama bahwa Abul Hasan telah
mengalami kemelut jiwa dan akal yang berakhir dengan keputusan untuk keluar dari
Muktazilah. Sumber lain menyebutkan bahwa sebabnya ialah perdebatan antara dirinya
dengan Al-Jubba’i seputar masalah ash-shalah dan ashlah (kemaslahatan).
2. Syiah (‫)علي شيعة‬ "Syi’ah `Ali"

Syi’I setelah Rasulullah meninggal

Doktrin Syiah:
1) Ahlul Bait
Kaum Syi’ah lebih mengkhususkan istilah Ahlul Bait Muhammad yang hanya
mencakup Ali dan istrinya Fatimah, putri Muhammad beserta putra-putra mereka yaitu al-
Hasan dan al-Husain (4 orang ini bersama Muhammad juga disebut Ahlul Kisa atau yang
berada dalam satu selimut) dan keturunan mereka.
2) Imamah
Dasar keyakinan Syi’ah adalah bahwa Ali r.a. dan keluarganya merupakan orang yang
paling berhak untuk menjadi khalifah dibanding Abu Bakar, Umar dan Usman, karena
Rasulullah saw, telah mewariskan kekhalifahan kepadanya
3) Isman
Yang dimaksud dengan al-Ishmah adalah keyakinan terhadap adanya imamyagn terjaga
dari perbuatan slah dan dosa (baik dosa besar maupun dosa kecil) selama hidupnya.
Mereka seperti juga para nabi tidak pernah berbuata maksiat, tidak pernah salah dan lupa.
4) Mardiyah
Yang dimaksud dengan al-Mahdiyah adalah, keyakinan akan adanya imam yang
ditunggu-tugngu, yang akan turun ke bumi pada akhir masa dengan membawa keadilan
dan keamanan setelah bumi itu penuh dengan distruksi sosial.
5) Al-Bada’
Secara bahasa, Al-Bada’ artinya tampak, atau sesuatu yang muncul dari yang sebelumnya
masih tersembunyi. Syiah menyematkan sifat kepada Allah ta’ala, artinya mereka
menetapkan bahwa Allah akan membatalkan ketetapan atau keputusan yang telah
diputuskan sebelumnya karena ada pendapat baru.
3. Jabariyah
Nama jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa. Sedangkan
menurut al-Syahrastani bahwa Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba secara
hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebut kepada Allah. Dan dalam bahasa inggris
disebut dengan fatalism atau predestination, yaitu paham yang menyatakan bahwa perbuatan
manusia di tentukan sejak semula oleh qada dan qadar tuhan
4. Mur’jiah etimologi
-penundaan/penangguhan

-harapan

- meletakkan dibelakang (amal setelah iman)


Terminologi orang yang mengasingkan/keluar
5. Khawarij
Qadariyah berakar pada qadara yang dapat berarti memutuskan dan memiliki kekuatan
atau kemampuan.Sedangkan sebagai suatu aliran dalam ilmu kalam, qadariyah adalah nama
yang dipakai untuk suatu aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan
kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam paham qadariyah
manusia di pandang mempunyai qudrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya,
dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada qadar dan qada
Tuhan

A. Character Building
Integralisasi
IQ

SQ EQ
+
Integralisasi (mengimani Allah sebgai illah)
Ketika IQ dan SQ terintegrasi, maka akan:
 Benarnya Aqidah
 Tegaknya Ibadah
 Terpancarnya Sikap Berakhlakul Karimah

B. Materi
Masalah-Masalah Pokok Dalam Ilmu Tauhid/Kalam
a. Wujud
 Bahwa ‘wujud’ Allah secara ‘fisik’ tidak bisa kita gambarkan. Alasannya karena Allah
adalah Zat. Semua yang bisa kita gambarkan namanya ‘makhluk’. Allah kan bukan
‘makhluk’, Allah yang menciptakan makhluk. Jadi ‘wujud’ Allah secara fisik sudah
bukan domain (wilayah) untuk dimasuki. Jika kita berkutat dengan ‘wujud’ Allah secara
fisik, alamat… kita sudah berada di luar jalur.
 Keberadaan atau ” Wujud” Allah memang tidak bisa terlihat oleh mata, tapi Allah bisa
kita “rasakan” dalam hati. Kalau kita yakin adanya Allah sebagai Tuhan – tapi tidak bisa
kita rasakan dalam hati, maka alamat… bahwa pengertian “wujud” dalam sifat Allah ini
belum kita pahami sepenuhnya.
b. Keesaan Allah
Dalam surat Al-Ikhlas, pada ayat pertama disampaikan bahwa Tuhan yang mereka
tanyakan itu adalah Allah al-Ahad, yang Maha Esa. Terkait makna al-Ahad, Ibnu Katsir
memaparkan bahwa “Dia-lah al-Wahid al-Ahad, tidak ada yang setara dengan-Nya, tidak
memiliki pembantu, tanpa sekutu, serta tidak ada yang serupa dan sepadan dengan-Nya
[Tafsir Ibn Katsir : 8/527].
Pada ayat berikutnya ditegaskan bahwa Allah adalah ash-Shamad, yaitu Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Mengingat Allah senantiasa berada dalam kesibukan
sebagaimana dinyatakan dalam surat ar-Rahmaan ayat 29, adalah tepat jika Allah memiliki
nama ash-Shamad , nama yang memiliki cakupan makna yang sangat luas karena memiliki
arti as-Sayyid, yang dijadikan tujuan atau sandaran, dan tidak ada seorang pun yang berada
di atas-Nya [Jaami’ al-Bayaan fii Takwiil al-Quraan 24/692].
Lebih lanjut pada ayat ketiga Allah berfirman (yang artinya), “Dia tiada beranak dan
tiada pula diperanakkan”. Ayat ini menjelaskan bahwa tidak ada anak yang dilahirkan dari-
Nya. Demikian pula Allah tidaklah lahir dari sesuatu apa pun. Kemudian surat ini diakhiri
dengan firman-Nya (yang artinya), “Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”
untuk memperkuat karena Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa tentu menuntut penafian
(peniadaan) keberadaan sesuatu yang setara dengan-Nya
c. Dzat dan Sifat
Dzat Allah merupakan perwujudan dari adanya Allah. Sama halnya manusia ada, karena
Allah dan dzat-Nya ada. Allah SWT merupakan zat pribadi dimana zat pribadi merupakan
satu perwujudan yang berdiri sendiri tanpa adanya ketergantungan pada dzat yang lain.
Sangat berbeda dengan manusia yang membutuhkan Allah untuk bisa hidup. Allah swt jugs
memiliki sifat-sifat yang tentunya tidak sama dengan sifat yang dimiliki oleh manusia
ataupun makhluk lainnya. Mengenal sifat-sifat Allah dapat meningkatkan keimanan kita.
Seseorang yang mengaku mengenal dan meyakini Allah itu ada namun ia tidak mengenal
sifat Allah, maka ia perlu lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Sifat-sifat Allah yang
wajib kita imani ada 20, yaitu:
1) Sifat nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan dzat Allah SWT. Sifat ini adalah
wujud.
2) Sifat Salbiyah, yaitu sifat Allah yang menolak sifat-sifat yang tidak sesuai atau tidak
layak bagi Allah, yaitu: Qidam menolak huduts, Baqa’ menolak fana,
Mukhalafatililhawaditsi menolak mumatsalatulil-hawaditsi, Qiyamuhubinafsihi menolak
ihtiyajuhu ila ghairihi, dan Wahdaniyah menolak atta’addudu
3) Sifat Ma’ani, yaitu sifat-sifat wajiib bagi Allah yang dapat digambarkan oleh akal pikiran
mmanusia, serta dapat meyakinkan orang lain seba kebenarannya dapat dibuktikan oleh
pancaindera. Yang termasuk sifat ini adalah : qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashhar,
kalam.
4) Sifat Ma’nawiyah, ialah sifat-sifat Allah yang merupakan pennjabaran dari sifat ma’ani,
yaitu: kaunuhu qadiran, kaunuhu muridan, kaunuhu ‘aliman, kaunuhu bayyan, kaunuhu
sami’an, kaunuhu bashiran, kaunuhu matakalliman.
d. Kejisiman
Kaum Musyabihah dengan tegas menyatakan bahwa Tuhan adalah jisim, bahkan seperti
manusia, beranggota badan, berarah, dan bergerak. Sedangkan, ulama kalam menyatakan
tegas-tegas kebalikannya, yaitu Tuhan tidak mungkin berjisim. Manusia tidak dapat
mengetahui Allah dan menentukan sifat-sifat yang sebenarnya, kecuali dengan menggunakan
tasybih (persamaan) dengan makhluk dan tanzih (penyucian). Tuhan tidak pantas berjisim,
seperti makhluk ciptaan-Nya.
e. Keadilan
Allah SWT disebut dalam Alquran dengan sebutan Al-Ahkam atau Al-Hakim yang
artinya Hakim Yang Paling Adil (QS.95,8). Karena keadilan-Nya, Allah SWT disebut juga
oleh Alquran dengan sebutan Al- 'Adl (Tuhan Yang Maha Adil). Adil karena memberikan
kepada makhluk hak mereka serta ditempatkan-Nya masing-masing makhluk-Nya itu pada
posisi yang sesuai dengan tabiat mereka.
Allah SWT juga tidak pernah membebankan suatu taklif yang tidak sesuai dengan
kemampuan manusia (ahliah), seperti firman-Nya yang artinya, Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, la mendapat pahala (dari kebajikan)
yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya."
(QS.2,286).
f. Qada dan Qodar
Artian dalam bahasa Qada memiki beberapa arti seperti hukum, ketetapan, perintah,
kehendak, pemberitahuan dan penciptaan. Menurut istilah, qada adalah ketentuan dan
ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali atas segala sesuatu yang berkaitan dengan
iradah atau kehendak-Nya, baik itu kebaikan dan keburukan, hidup dan mati, dan lain
sebagainya.
Artian dalam bahasa Qadar adalah kepastian, peraturan dan ukuran. Menurut istilah qadar
adalah suatu perwujudan ketetapan (qada) terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan
makhluk-Nya yang telah ada sejak zaman Azali dan pastinya sesuai dengan iradah-Nya.

A. Sejarah Ilmu Tauhid


1. Sejarah Lahirnya Ilmu Tauhid
Ada beberapa faktor yang telah melatar belakangi lahirnya ilmu Tauhid, diantaranya :
a. Faktor Internal
1) Al-Qur’an
Al-Qur’an selain membawa ajaran untuk meng-Esakan Tuhan dan membenarkan
keutusan Nabi Muhammad SAW, di bagian – bagian lain yang berhubungan dengan
bidang akidah. Banyak ayat Al-Qur’an yang mendorong umat manusia agar dengan akal
pikirannya mau memikirkan nikmat, hikmat dan kesempurnaan segala ciptaan-Nya.
2) Kaum Muslimin
Pada awalnya, pemeluk agama islam menerima secara utuh apa yang diajarkan agama
tanpa harus mengadakan penyelidikan. Sesudah itu datanglah persoalan agama yang dipicu
karena semakin banyaknya orang – orang non muslim yang masuk islam. Disinilah kaum
muslimin mulai memakai filsafat untuk memperkuat argumen – argumennya. Kemudian
datang pula orang – orang yang mengumpulkan ayat – ayat Al-Qur’an. Oleh karena itu,
timbullah perbedaan dan perselisihan paham diantara mereka dan dari yang demikian
inilah yang merupakan faktor bagi timbulnya Ilmu Tauhid.
3) Politik
Sejarah telah mencatat bahwa, ketika Nabi Muhammad SAW wafat tidak ada
ketentuan khusus untuk menetapkan siapa yang akan menggantikannya sebagai “kepala
negara”. Persoalan ini mengakibatkan perdebatan yang sangat tajam, perpecahan serta
peperangan politik yang tercatat dalam sejarah islam.Terbunuhnya Utsman bin Affan telah
menjadi malapetaka besar atas umat islam, sebab sejak saat itu umat islam mulai terpecah
secara politis menjadi beberapa sekte. Perselisihan dan perpecahan yang bermula pada
masalah politik segera merambat ke bidang akidah.

b. Faktor Eksternal
1) Kepercayaan non Muslim
Problema akidah merupakan konsekuensi logis dari meluasnya daerah dan kekuasaan
islam. Meluasnya daerah kekuasaan islam ini diikuti pula oleh banyaknya orang – orang
non muslim yang masuk islam. Tidak semua orang yang masuk islam itu dengan
keikhlasan hati, tetapi diantaranya mungkin ada yang karena terpaksa ataupun karena
motif – motif lain. Hal ini terbukti misalnya, setelah Rosulullah SAW wafat dan Abu
Bakar baru saja di bai’at muncullah orang – orang yang murtad dari islam, ada yang
mengaku sebagai nabi.

2) Filsafat
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju mendorong dalam usaha
penterjemahan buku – buku filsafat ke dalam bahasa arab. Dalam usaha penterjemahan
itulah diantaranya ada yang memasukkan dan menyebarkan faham – faham filsafat mereka
ke dalam agama islam dengan corak islami. Orang – orang yahudi dan kristen berusaha
menyerang islam dengan senjata filsafat, bersamaan dengan itu kaum muslimin terdorong
untuk mempelajari dan mempergunakan filsafat di dalam usaha mempertahankan islam,
khususnya bidang akidah.
2. Sejarah Perkembangan Ilmu Tauhid dari Masa ke Masa
a. Perkembangan Ilmu Tauhid di Masa Nabi Muhammad SAW
Masa Rasulullah saw merupakan periode pembinaan aqidah dan peraturan peraturan
dengan prinsip kesatuan umat dan kedaulatan Islam. Segala masalah yang kabur
dikembalikan langsung kepada Rasulullah saw sehingga beliau berhasil menghilangkan
perpecahan antara umatnya.
b. Perkembangan Ilmu Tauhid di Masa Khulafaur Rasyidin
Setelah Rasulullah SAW wafat, dalam masa khalifah pertama dan kedua, umat islam
tidak sempat membahas dasar – dasar akidah karena mereka sibuk menghadapi musuh dan
berusaha mempertahankan kesatuan dan kesatuan umat. Tidak pernah terjadi perbedaan
dalam bidang akidah. Mereka membaca dan memahamkan al Qur’an tanpa mencari ta’wil
dari ayat yang mereka baca. Mereka mengikuti perintah alqur’an dan mereka menjauhi
larangannya. Mereka mensifatkan Allah SWT dengan apa yang Allah SWT sifatkan sendiri.
Dan mereka mensucikan Allah SWT dari sifat-sifat yang tidak layak bagi keagungan Allah
SWT. Apabila mereka menghadapi ayat – ayat yang mutasyabihah mereka yang
mengimaninya dengan menyerahkan penta’wilannya kepada allah SWT sendiri.
Di masa khalifah ketiga akibat terjadi kekacauan politik yang diakhiri dengan
terbunuhnya khalifah Utsman. Umat Islam menjadi terpecah menjadi beberapa golongan dan
partai, barulah masing-masing partai dan golongan-golongan itu dengan perkataan dan usaha
dan terbukalah pintu ta’wil bagi nas al Qur’an dan Hadits. Karena itu, pembahasan mengenai
akidah mulai subur dan berkembang, selangkah demi selangkah dan kian hari kian membesar
dan meluas.
c. Perkembangan Ilmu Tauhid Di Masa Daulah Umayyah
Pada masa daulah Umayyah kedaulatan islam bertambah kuat sehingga kaum muslimin
tidak perlu lagi berusaha untuk mempertahankan Islam seperti masa sebelumnya.
Kesempatan ini digunakan kaum muslimin untuk mengembangkan pengetahuan dan
pengertian tentang ajaran Islam. Terutama dengan berduyun-duyunnya pemeluk agama lain
memeluk Islam, yang jiwanya belum bisa sepenuhnya meninggalkan unsur agamanya yang
dulu, sehingga menyusupkan beberapa ajarannya. Masa inilah mulai timbul keinginan bebas
berfikir dan berbicara yang selama ini didiamkan oleh golongan salaf.
Munculnya sekelompok umat Islam yang membicarakan masalah Qodar (Qodariyah)
yang menetapkan bahwa manusia itu bebas berbuat, tidak ditentukan Tuhan. Sekelompok
berpendapat sebaliknya, manusia ditentukan tuhan, tidak bebas berbuat (Jabariyah).
Kelompok Qodariyah ini tidak berkembang dan melebur dalam madzhab mu’tazilah yang
menganggap bahwa manusia itu bebas berbuat, sehingga mereka menamakan dirinya dengan
”ahlu al-adil” dan meniadakan semua sifat Tuhan karena dzat Tuhan tidak tersusun dari dzat
dan sifat, Ia Esa, dari ini mereka menamai dirinya dengan ”ahlu at-tauhid”. Penghujung abad
pertama hijriyah muncul pula kaum khowarij yang mengkafirkan orang muslim yang berbuat
dosa besar, walaupun pada mulanya mereka adalah pengikut Ali bin Abi Tholib, akhirnya
mereka memisahkan diri karena alasan politik. Sedangkan kelompok yang tetap mengikuti
Ali disebut dengan golongan Syi’ah.
d. Perkembangan Ilmu Tauhid Di Masa Daulah Abbasyiah
Masa daulah Abbasyyah merupakan zaman keemasan dan kecemerlangan Islam, ketika
terjadi hubungan pergaulan dengan suku-suku diluar arab yang mempercepat
berkembangnya ilmu pengetahuan. Usaha terkenal pada masa itu adalah penterjemahan
besar-besaran segala buku filsafat.
Para kholifah menggunakan keahlian orang Yahudi, Persia dan Kristen sebagai juru
terjemah, walaupun masih ada diantara mereka menggunakan kesempatan ini untuk
mengembangkan pikiran mereka sendiri yang diwarnai baju Islam tetapi dengan maksud
buruk. Inilah yang melatarbelakangi timbulnya aliran-aliran yang tidak dikehendaki Islam.
Pada masa ini juga muncul polemik-polemik menyerang paham yang dianggap bertentangan.
Misalnya, Amar bin Ubaid al- Mu’tazil dengan bukunya ”Ar-ro’du ’ala al-Alqodariyah”
untuk menolak paham qodariyah, dan masih banyak contoh yang lainnya. Pengambilan dalil
dalam aqidah Islam pada masa ini banyak menggunakan dalil filsafat.
e. Perkembangan Tauhid Paska Abbasyyah
Setelah kemunduran Daulah Abbasyyah, golongan asy’ariyah yang sudah terlalu jauh
menggunakan filsafat dalam alirannya tidak banyak mendapat tantangan lagi.Hanya sedikit
mendapat reaksi dari golongan Hambaliyah yang tetap berpegang teguh pada pandangan
salaf. Pada abad ke-8 hijriah muncul golongan Taimiyah yang menentang aliran Asy’ariyah.
Sesudah itu pembahasan tauhid berhenti. Kefakuman ini cukup lama, barulah berakhir
dengan munculnya Said Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh dan Said Rhasid Ridha
di Mesir, yang kemudian disebut gerakan Salafiiyah.

A. Tauhid
1. Pengertian Tauhid
Secara etimologis, “tauhid” berarti “menjadikannya esa”. Mentauhidkan Allah berarti
menjadikan, mengakui, dan meyakini bahwa Allah itu esa. Sedangkan ilmu tauhid berarti
ilmu yang membahas mengenai bagaimana cara mengetahui, mengakui, dan meyakini bahwa
Allah itu Esa.
Secara terminologi ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas mengenai wujud Allah dan
segala yang bertalian denganNya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan, agar supaya
dengan ilmu tersebut manusia dapat men-tauhid-kan Allah.
2. Fitrah Manusia Untuk Bertauhid kepada Allah
Dalam ajaran agama tauhid, manusia dilahirka dalam keadaan bersih dan suci (fitrah). Dan
diharapkan didalam menjalani berbagai macam perjuangan hidup dimuka bumi ini, pasti
akan dihdapkan kembali kehadhirat Allah SWT yang harus dalam keadaan suci pula.
Mengakui bahwa Allah satu-satunya Tuhan dan berserah diri kepada-Nya merupakan fitrah
manusia sejak awal diciptakan. Bila jujur dan disertai dengan nurani yang paling tulus,
manusia akan mengakui bahwa Tuhan Yang Maha Pencipta itu hanya satu, bukan dua atau
lebih.
Al-Qur’an menegaskan bahwa setiap manusia sejak sebelum dilahirkan, telah mengakui
bahwa Allah SWT adalah Tuhan mereka.
3. Manfaat Ilmu Tauhid dalam Beragama
 Mengggapai ridho Allah Ta’ala, cinta dan pahala-Nya
 Tidak menyekutukan Tuhan
Ilmu tauhid mengajarkan bahwa Allah SWT esa. Esa adalah satu tunggal dan tidak
ada lagi saingan yang dapat menandingi keEsaa Tuhan.
 Sebagai pedoman hidup
 Nasehat untuk diri sendiri
 Mengajarkan kebaikan kepada sesama

A. Macam-macam Tauhid
1) Tauhid Rububiyah,
Yaitu pengakuan bahwa Allah adalah Rabb segala sesuatu, Pemilik, Pencipta, dan
Pemberi Rizqi. Allah adalah Dzat Yang Menghidupkan, Mematikan, Pemberi Manfaat,
Penimpa Kemudharatan, Yang berhak mengabulkan do'a dan Pemilik segala urusan. Seluruh
kebaikan ada di tangan-Nya, Berkuasa atas segala sesuatu, tidak memiliki sekutu satupun.
Termasuk dalam tauhid ini adalah Iman kepada Taqdir.

2) Tauhid Uluhiyah,
Yaitu dibangun di atas keikhlasan beribadah kepada Allah, baik dalam 'Mahabbah
'(kecintaan), 'Raghbah' (takut siksa), harapan memperoleh pahala, tawakkal.
3) Tauhid Asma' was Sifat,
Yaitu pengakuan bahwa Allah memiliki Nama-Nama yang baik an Sifat-sifat yang
Mulia. Kita wajib mengimani nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT tersebut tanpa men-
tahrifa (mengubah), men-takyif (mempertanyakan), dan men-tamsil (menyerupakan).

A. Tauhidullah dan Syirkullah


1. Pengertian Tauhidullah
Tauhid merupakan akumulasi dari kesadaran akan fakta bahwa alam semesta berada
berkat suatu kekuatan dan rencana maha tinggi, dan bahwa sistem alam semesta ini berjalan
atas suatu kehendak yang arif dan maha bijak Konsep Tauhid ini ingin mengatakan bahwa
alam semesta berasal dari Allah dan akan kembali pada Allah. Islam meletakan konse
Tauhidullah sebagai prinsip yang komprehensif dan integral, memandang segala kenyataan
alam dan perjalanan kehidupan sebagai suatu kesatuan system yang integral, memandang
segala kenyataan alam dan perjalanan kehidupan sebagai suatu kesatuan system yang
integral Tauhidullah juga harus diartikan menempatkan dan memperlakukan Allah sebagai
satu-satunya sentral dalam pencitaan, pertimbangan dan tindakan.
2. Misi Tauhidullah
Misi utama Tauhidullah adalah membebaskan manusia dari segala belenggu, dominasi
atau kendali yang cenderung merusak kemanusiaan dan kemanusiawian manusia. Belenggu,
dominasi dan kendali tersebut bisa berupa kepercayaan, khurafat, nafsu, thagut, syetan, aliran
atau ideologi –ideologi yang secara prensipal bertentangan dengan tuntunan ilahiyah.
Tauhidullah mengakumulasikan konsep manusia utuh dan hanya ditemukan dalam
kebersamaannya dengan yang maha mutlak. Karena itu manusia bertauhid atau manusia utuh
tidak akan kesepian.
3. Syirkullah
Syirkullah merupakan kebalikan dari tauhidullah yaitu menyekutukan allah selain
menyembah kepadanya,seperti menyembah berhala,mementingkan hal lain ketimbang
mendahulukan kewajiban yang di perintahkan allah

A. Hubungan Antara Iman, Ibadah Dan Akhlak (Aqidah, Syariah, Ibadah


Dan Ishlaq (Iman, Islam Dan Ihsan))
1. Iman (Aqidah yang Benar/Tauhidullah)
Akidah Islam tercermin dalam rukun Iman (iman kepada Allah, Malaikat, Rasul,
Kitab, hari akhir, qadha’ dan Qadar).
Esensi akidah Islam adalah tauhid, diformulasikan dalam dua kalimat syahadat:
asyhadu an la ila illa Allah; wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Akidah yang tidak
sesuai dengan la ilaha illa Allah berarti menyimpang dari akidah Islam.
Karena itu, Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW, antara lain, untuk meluruskan akidah
umat terdahulu yang sudah mengalami penyimpangan, seperti: anggapan kalangan Yahudi,
Uzair anak Allah; dan keyakinan kaum Nashrani, Nabi Isa AS anak Allah, padahal Isa putra
Maryam.
Berakidah tauhid pada dasarnya merupakan fitrah manusia karena ketika di alam
arham semua manusia pernah berjanji setia dan berkomitmen kepada Allah untuk bertauhid:
mengenal dan mengesakan Allah.
Sejak ruh ditiupkan (istilah komputernya: di-install), manusia telah memiliki sifat
lahut (ketuhanan), sehingga ia selalu berusaha mendekati-Nya. Selain itu, manusia memiliki
ketergantungan dan kebutuhan spiritual kepada-Nya, karena manusia tidak bisa hidup tanpa
pertolongan-Nya.
Akidah tauhid harus ditindaklanjuti dalam bentuk ibadah yang ikhlas hanya kepada
Allah dan ibadah ini dipahami sebagai tujuan utama penciptaan manusia (QS az-Dzariyat/51:
56). Oleh karena itu, Mukmin harus meyakini diterima dan tidaknya amal, sangat bergantung
pada tauhidnya.
2. Islam (Tegaknya Ibadah/Syariah)
Kata ibadah berasal dari bahasa arab yaitu ‘abada, ya’budu, ibadah, yang artinya
penyembahan, pemujaan, pengabdian, kepatuhan, ketundukan, dan ketaatan makhluk kepada
khaliknya. Sedangkan pengertian ibadah menurut istilah adalah seluruh kegiatan seorang
muslim dan seluruh gerak geriknya, sepanjang memenuhi syarat-syaratnya dapat disebut dan
dinilai ibadah kepada Allah SWT.
Syari’at menurut bahasa (etimologi) memiliki arti “jalan”, yaitu jalan menuju sumber
air, yakni jalan ke sumber pokok kehidupan. Kata kerjanya adalah syara’a yang berarti
menandai atau menggambarkan jalan yang jelas menuju sumber air. Sedangkan menurut
istilah (terminologi) adalah : “ketentuan (norma) ilahi yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan (ibadah), hubungan manusia dengan sesamanya (mu’amalah mu’anas), dan
hubungan manusia dengan alam (mu’amalah ma’al alam).
Berpegang pada Prinsip dan Tujuan Ibadah dan Syari’at
Jadikanlah syari’at sebagai aturan (norma) yang senantiasa membimbing kita ke jalan
yang benar dan sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah SWT. Serta jadikanlah syari’at
sebagai sesuatu yang sangat penting dalam hidup kita.
Jadikanlah ibadah sebagai kebutuhan,dan apabila ditinggalkan akan mendapat kerugian
yang amat besar baik d dunia maupun di akhirat, baikkerugian individu maupun kolektif.
Janganlah kita sekali-kali jadikan ibadah hanya untuk menggugurkan kewajiban, karena
takut dosa, dan mengejar pahala. Tetapi hanya semata-mata mencari keridhaan Allah SWT.
3. Ihsan (Terpancarnya Akhlakul Karimah/Pribadi Unggul)
Akhlak mulia ini merupakan cerminan keimanan dan amal saleh seseorang. Keberadaan
akhlak mulia bagi setiap pribadi unggul, adalah buah dari keimanan yang kental. Dan ini
merupakan kekayaan yang tinggi nilainya dalam kehidupan manusia.
Berikut ini, ada beberapa nilai akhlak Islam yang menjadi tonggak amalan -sehingga
patut dikedepankan- bagi setiap (keluarga) muslim dalam melahirkan individu/pribadi
unggul:
1) Ikhlas
2) Amanah
3) Adil
4) Bersyukur
5) Tekun
6) Disiplin
7) Sabar
8) Jujur
4. Kepribadian Rahmatan Lil a’lamin/Insan Kamil
Menurut pakar Tasawuf, pertama-tama Allah menyebutkan Rahmatan lil 'Alamin adalah
karakter Risalah yang maujud dalam kepribadian Sang Rasululllah SAW yang
mempresentasikan Rahmat Allah SWT. Rahmat berarti kasih sayang yang menyelamatkan
dunia-akhirat. Kemudian Sang Rasul memiliki karakter Raufur Rahim (penuh sayang dan
kasih sejati).“Karena itu wujud Rahmatnya ada dalam kepribadiannya bukan sekadar nilai-
nilainya. Seluruh ajarannya adalah Rahmat,” terang penulis buku Filosofi Dzikir ini.Seluruh
ajaran Rahmat memantulkan cahayanya pada kepribadian Insan Kamil yang menjadi
Pantulan Cahaya Sifat Ilahi. Inilah yang diaksentuasikan dengan "Berakhlaklah dengan
Akhlak Allah"

A. Penetapan Keimanana Kepada Allah/Tauhidullah (Aqidah Yang


Benar)
1. Ma’rifatulloh
Ma’rifat berarti mengenal, jadi ma’rifatullah berarti mengenal Allah. Allah adalah dzat
yang menciptakan alam semesta dan memeliharanya, penguasa manusia, sesembahan
manusia. Dia adalah sumber dari segala yang ada, baik yang nyata maupun yang gaib. Dialah
yang menciptakan, menumbuhkan, menyempurnakan bahkan Dia pula yang mematikan dan
menghancurkanntulan Cahaya-Nya.
Orang yang mengenal Allah, pasti akan tahu tujuan hidupnya. Apa yang dia lakukan
dipikirkan terlebih dahulu. Ia melakukan sesuatu sesuai dengan perintah Allah dan menjahui
semua hal yang dilarang Allah. Ketika seseorang mengenal Allah, maka akan muncul
mahabbatullah.
2. Mahabbatullah
Mahabbah artinya cinta, sehingga mahabbatullah berarti cinta kepada
Allah.Mahabbatullah adalah rasa cinta dari seorang hamba kepada Allah dan
mewujudkannya dalam bentuk ketaatan kepada Allah. Menjalankan ajaran agama yang telah
disyari’atkan-Nya.
Manusia ada, tidak dengan sendirinya muncul, tetapi diciptakan oleh Allah. Maka,
sebagai makhluk Allah, kita harus memiliki rasa cinta kepada Allah dengan menunjukkan
perilaku yang sesuai dengan syari,at, menjalankan perintah Allah dan menjahui larangan-
Nya. Selain itu, orang yang cinta kepada Allah, akan bergetar hatinya ketika disebut nama-
Nya dan bertambah imannya.
3. Taqarrub Billah
Taqarrub ilallah artinya mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan kewajibab-
kewajiban yang telah ditetapkan-Nya. Tetapi, saat ini tidak sedikit orang memaknai taqarrub
ilallah dengan pengertian yang sempit, yaitu hanya sebatas ibadah mahdhah saja, seperti
shalat, puasa, haji, dan dzikir.
Menjaga Kemurniaan Aqidah Yang Benar
1. Urgensi Aqidah Yang Benar
Akidah yang benar akan menunjukkan akal dan ilmu manusia untuk beriman dengan
wujud Allah, keesaan Allah, tidak ada kekuasaan yang hakiki kecuali kekuasaan milik Nya,
tidak ada kekuatan yang menekan kecuali kekuatan Nya, dan tidak ada kerajaan kecuali
kerajaan Nya.
Akidah islam akan menekan kepongahan dan keangkuhan seseorang yang merasa
dirinya Tuhan dan sombong, akan menghindarkan dirinya untuk berbuat zhalim kepada
orang lain, akan mengangkat derajat orang-orang yang lemah dari kehinaan dan merasa diri
kecil yang melilit mereka, membebaskannya dengan kemerdekaan sepenuhnya dan
kemuliaan. Dan ia merasa dirinya mulia dan terjaga.
Dengan akidah juga, setiap orang akan meraih keadilan dan mendapat perlakuan yang
sama. Tidak ada kesempatan bagi sebagian diantara mereka untuk menzhalimi yang lain atau
sebagian mereka memperbudak yang lain.
2. Menghindarkan Perbuatan Syirik
Syirik adalah menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya, baik dalam dimensi
rububiyah, mulkiyah, ilahiyah, secara langsung atau tidak, maupun secara nyata atau
terselubung.
Dilihat dari sifat dan tingkat sanksi-Nya, syirik dapat dibagi menjadi dua, yaitu syirik
besar (asy-syirku al-akbar) dan syirik kecil (asy-syirku al-asghar).
1) Syirik besar
2) Syirik kecil
Ada beberapa cara agar kita bisa terhindar dari kesyirikan, diantara-Nya adalah :
1) Dengan mengikhlaskan segala ibadah dan amal shaleh kita hanya untuk mencari ridha
Allah SWT.
2) Mempelajari ilmu tauhid yang murni dan benar sesuai dengan apa yang diajarkan oleh
Rasullullah SAW
3) Mempelajari lawan dari tauhid itu yaitu syirik, baik itu defenisi-Nya, jenis-jenis-Nya
dan contoh-contoh-Nya.
4) Memperbanyak do’a kepada Allah agar diberikan keistiqamahan diatas tauhid dan
sunah dan agar dijauhkan dari segala bentuk kesyirikan dan kebid’ahan baik yang kita
ketahui ataupun tidak, baik yang kita sadar ataupun tidak.
5) Bergaul dengan orang yang lurus dan teguh agama-Nya (Ahlussunnah) dan
menghindari pergaulan dengan orang-orang yang melakukan kesyirikan agar tidak
terpengaruh dengan perbuatan mereka tersebut.
Meluruskan Tujuan Hidup
Seorang muslim harus menyadari bahwa kehidupan kita di alam dunia ini hanya
merupakan sebuah fase kehidupan di mana kita diuji dengan kenikmatan dan musibah
sebagai tolok ukur untuk mendapatkan tempat yang sesuai di alam akhirat nanti. Tuuan
kita hidup adalah untuk beribadah kepada Allah. Jadi, kita haru meluruskan tujuan kita.
Jangan terlalu fokus dengan hal duniawi yang menyebabkan lalainya urusan akhirat.
Bila kita percaya adanya akhirat, maka sudahlah pasti setiap orang menginginkan surga
sebagai tempatnya kelak. Petunjuk untuk mendapat surga secara lengkap terdapat dalam
Al-Qur’an. Dan bila kita ikuti petunjuk dalam Al-Qur’an dapat dipastikan kita mendapat
surga dengan menjadi orang yang bertaqwa padaNya.

A. Hal-Hal Yang Berhubungan Dengan Keimanan


1. Dajjal Ya'Juz Wa Ma'Juz
DAJJAL: Seorang yang diciptakan Allah, yang akan keluar pada akhir zaman dengan
membawa kemarahan, dia menebarkan kerusakan di bumi, mengaku sebagai Tuhan,
mengajak manusia untuk beribadah kepadanya, menyebarkan fitnah kepada manusia
dengan beberapa kelebihan yang Allah berikan kepadanya, seperti menurunkan hujan,
menghidupkan bumi dengan tumbuhan dan mengeluarkan kekayaan bumi. Dia adalah
pemuda yang merah, pendek, keriting rambutnya, picak mata kanannya sedang yang
kirinya ditumbuhi daging tebal di atasnya, di antara kedua matanya tertulis kalimat kafir,
kebanyakan pengikutnya adalah Yahudi, dan akhir hidupnya di tangan Isa bin Maryam
yang membunuhnya dengan tombak pendek di negeri Lud negeri Palestina.
YA'JUJ dan MA'JUJ: Adalah dua suku yang kafir dari turunan Adam, wajahnya lebar,
matanya kecil, mereka dahulu mengadakan kerusakan di muka bumi, lalu Allah mengutus
Dzulkarnain, kemudian dia membuat tembok untuk menahan mereka, maka mereka terus-
menerus menggali (melubangi) tembok itu sampai Allah mengizinkan mereka keluar pada
akhir zaman setelah Isa membunuh Dajjal. Kemudian mereka keluar dengan jumlah yang
banyak, lalau meminum air laut Tibriyah, dan mengadakan kerusakan di bumi yang tidak
ada seorangpun mampu menghadapinya, lalu Isa dan orang-orang mukmin yang
menyertainya mengungsi ke gunung Thur sampai Allah membinasakan mereka dengan
cacing-cacing yang memakan tengkuk-tengkuk mereka lalu Allah mengutus burung yang
melempar bangkai mereka ke laut dan menurunkan hujan yang membersihkan bumi dari
bau bangkai mereka.
2. Isra Mi’raj
Isra adalah Perjalanan Baginda Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsa,
dengan jarak antara kedua mesjid itu adalah 1239 Km. Waktu itu Rasulullah menaiki
Buraq ditemani malaikat Jibril A.S dan malaikat Israfil A.S.
Mi’raj adalah perjalanan Baginda Rasulullah S.A.W dari Masjidil Al-Aqsa ke
Sidratul Muntaha, kemudian di perjalanan Baginda bertemu Nabi-nabi pada setiap langit
sampai langit ketujuh. yaitu dengan:
 Nabi Adam A.S di langit pertama
 Nabi Isa A.S dan Nabi Yahya AS di lagit kedua
 Nabi Yusuf A.S di lagit ketiga
 Nabi Idris A.S di lagit keempat
 Nabi Harun A.S di langit kelima
 Nabi Muda A.S di lagit keenam
 Nabi Ibrahin A.S di langit ketujuh
Kemudian Rasulullah S.A.W naik ke Sidratul Muntaha untuk bertemu dengan Allah
SWT, di sana Allah S.W.T memerintah umat Nabi Muhammad S.A.W untuk
melaksanakan Sholat fardu sebanyak 50 waktu setiap hari. Baginda Rasulullah S.A.W
kaget dengan perintah itu, tentunya dengan banyak pertimbangan, yang paling utama
adalah kererna Baginda sangat sayang kepada umantnya, beliau memintan keringanan
yang banyak kepada Allah S.W.T, sampai akhirnya Allah S.W.T menerima permintaan
Baginda Nabi kemudian sholat fardu hanya menjadi 5 waktu saja, yaitu: Subuh, Zuhur,
Ashar, Maghrib, dan Isya
3. Turunnya Nabi Isa
Rasulullah SAW menyatakan, sesungguhnya menjelang hari kiamat nanti, Isa akan
turun kembali ke bumi. Istilah ini dalam versi Kristen disebut dengan The Second Coming
(kedatangan untuk kedua kali). Kedatangannya bukan membenarkan agama Kristen dan
Katolik, melainkan mengajak umat manusia untuk mengikuti ajaran yang telah
disampaikan oleh Rasulullah SAW.
Tak hanya itu, kedatangan Isa juga akan membersihkan aliran-aliran dan akidah yang
sesat dan menyesatkan serta menghancurkan tiang-tiang salib yang selama ini menjadi alat
sesembahan orang-orang Nasrani (Kristen-Katolik) itu.
''Tidak ada seorang nabi pun antara aku dan Isa dan sesungguhnya ia benar-benar
akan turun (dari langit). Apabila kamu telah melihatnya, ketahuilah bahwa ia adalah
seorang laki-laki berperawakan tubuh sedang, berkulit putih kemerah-merahan. Ia akan
turun dengan memakai dua lapis pakaian yang dicelup dengan warna merah, kepalanya
seakan-akan meneteskan air walaupun ia tidak basah.'' (HR Abu Dawud).
4. Imam Mahdi
Imam Mahdī : "Seseorang yang memandu") adalah seorang muslim berusia muda
yang akan dipilih oleh Allah untuk menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan
keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat. Dikatakan bahwa ia menjadi
pemimpin yang jujur dan adil, menggunakan harta kekayaannya yang berlimpah untuk
kemajuan umat.

A. Hal-Hal Yang Berhubungan Dengan Keimanan


1. Surga dan Neraka
Calon Penghuni Neraka Dan Surga
Penghuni neraka adalah orang-orang kafir, yaitu orang-orang yang tidak beriman kepada
Allâh, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari Akhir, dan takdir-Nya.
Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. sehingga apabila
mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya, dan penjaga-penjaganya
berkata kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepadamu Rasul-rasul di antaramu
yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan
pertemuan dengan hari ini?” Mereka menjawab: “Benar (telah datang), tetapi telah pasti
berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka):
“Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya”. Maka
neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan
diri. [Az-Zumar/39: 71-72]
Adapun penghuni Surga
Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya dibawa ke surga berombong-
rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya
telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya:”Kesejahteraan
(dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal
di dalamnya”. Dan mereka mengucapkan: “Segala puji bagi Allâh yang telah memenuhi
janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami
(diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki; Maka
surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal”. [Az-Zumar/39: 73-74]
2. Alam barzah
Barzah secara bahasa berarti penghalang atau pemisah antara dua hal [1] dan secara
istilah, barzah adalah jarak pemisah antara akhir kehidupan duniawi (kematian) dan
memulai kehidupan ukhrawi. Alam ini disebut dengan alam barzah yang menjadi perantara
antara dunia dan akhirat. [2] Alam ini juga disebut dengan alam kubur, alam mitsal dan
kiamat sughra.
3. Hari Kiamat
Penghuni neraka adalah orang-orang kafir, yaitu orang-orang yang tidak beriman kepada
Allâh, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari Akhir, dan takdir-Nya.
4. Akhirat
Akhirat dianggap sebagai salah satu dari rukun iman yaitu: Percaya Allah, percaya
adanya malaikat, percaya akan kitab-kitab suci, percaya adanya nabi dan rasul dan percaya
takdir dan ketetapan. Menurut kepercayaan Islam, Allah akan memainkan peranan,
beratnya perbuatan masing-masing individu. Allah akan memutuskan apakah orang
tersebut di akhirat akan diletakkan di Jahannam (neraka) atau Jannah (surga). Kepercayaan
ini telah disebut sebelumnya sebagai Hari Penghakiman dalam ajaran Islam.
Akhirat adalah dimensi fisik dan hukum-hukum dunia nyata yang terjadi setelah dunia
fana berakhir. Bagi mereka yang beragama samawi meyakini bahwa kehidupan akhirat
sebagai tempat di mana segala perbuatan seseorang di dalam kehidupan dunia ini akan
dibalas. Namun tidak sedikit juga orang yang meragukan akan adanya kehidupan akhirat
(kehidupan setelah kematian). Mereka-mereka yang meyakini adanya kehidupan akhirat
ada yang menyatakan: 'Mudahnya meyakini adanya kehidupan setelah kematian sama
mudahnya dengan meyakini adanya hari esok setelah hari ini, adanya nanti setelah
sekarang, adanya memetik setelah menanam'. Dengan meyakini adanya kehidupan akhirat
setelah kehidupan didunia ini akan menjaga seseorang dari bertindak sesuka hatinya,
karena ia yakin segala hal yang ia perbuat dalam kehidupannya sekarang akan dituainya
kemudian di alam setelah kematian.
5. Siksa Kubur
Setiap jiwa pasti akan merasakan mati. Tetapi telah berpindah ke alam berikutnya, yaitu
alam kubur atau alam barzakh, yang termasuk bagian dari beriman kepada hari akhir.
Adapun adzab kubur bagi orang non-Muslim adalah abadi sampai datangnya hari
kiamat. Sedangkan bagi Mukmin yang bermaksiat, bila Allah Ta’ala telah memutuskannya
untuk mengadzabnya maka tergantung dengan dosa-dosanya. Bisa saja dia diadzab terus
menerus dan juga mungkin tidak terus menerus, mungkin lama dan mungkin juga tidak
lama, tergantung dengan rahmat dan ampunan dari Allah .Mungkin pula orang Mukmin
yang bermaksiat tadi diputuskan tidak mendapat adzab sama sekali dengan rahmat dan
maghfirah Allah. Semoga kita diselamatkan oleh Allah Ta’ala dalam fitnah kubur dan dari
adzab kubur.

Anda mungkin juga menyukai