DUNIA
Nur Aisyah
Nuraisyahlava022@gmail.com
Statistika , Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam-Universitas Hasanuddin
Abstrak
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan sejauh mana kebijakan-kebijakan
pemerintah mengenai kemaritiman Indonesia untuk menuju poros maritim dunia. Pemerintah
terus bekerja keras dalam menegakkan kedaulatan kebijakan kemaritiman Indonesia. Kebijakan-
kebijakan tersebut satu persatu mulai lahir dan adapula beberapa kebijakan yang direvisi. Salah
satu kebijakan mengenai kemaritiman ialah perpres.Terdapat berbagai permasalahan yang hadir
dalam mewujudkan Indonesia menuju poros maritim dunia. Penguatan kemaritiman Indonesia
masih belum maksimal walaupun telah banyak kebijakan yang telah dibuat namun belum ada
yang sepenuhnya benar-benar maampu menguatkan kedaulatan maritim indonesia. Selain itu
untuk menjadi Negara maritime hal yang perlu menjadi prioritas adalah pembangunan yang
merata disegala bidang. Kebijakan Indonesia menjadi hal yang mendasar untuk menuju poros
maritim dunia, namun percuma jika hanya kebijakan tersebut hadir namun tidak
diimplementasikan secara nyata. Karya tulis ini berjudul kebijakan Pemerintah Indonesi menuju
Poros Maritim Dunia. Kebijakan-kebijakan di Indonesia khusunya pada lingkup Kemaritiman
ternyata belum mampu membawa Indoesia menuju poros maritim Dunia. Padahal Indonesia
adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Pemanfaatan SDA yang kurang optimal
serta SDM yang kurang kompoten ditambah lagi kebijakan pemerintah yang dinilai kurang
mampu mengatasi serta menguatkan kemaritiman Indonesia.
Poros Maritim Dunia bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar,
kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim,
pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, memberdayakan potensi maritim untuk
mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia. Untuk menuju negara Poros Maritim Dunia akan
meliputi pembangunan proses maritim dari aspek infrastruktur, politik, sosial-budaya, hukum,
keamanan,dan ekonomi. Penegakkan kedaulatan wilayah laut NKRI, revitalisasi sektor-sektor
ekonomi kelautan, penguatan dan pengembangan konektivitas maritim, rehabilitasi kerusakan
lingkungan dan konservasi biodiversity, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kelautan,
merupakan program-program utama dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim
dunia (Kominfo, 2016).
B. PEMBAHASAN
Potensi kelautan Indonesia begitu besar. 80 persen dari perdagangan di seluruh dunia
bergantung pada pengiriman barang melalui laut. Sementara, 60 persen dari pengiriman melalui
laut tersebut melewati perairan Indonesia. Tidak hanya sebagai jalur strategis, perairan Indonesia
juga mengandung kekayaan yang luar biasa. Karena itu, tidak heran jika presiden terpilih Joko
Widodo, ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Namun ada beberapa hal yang menjadi penghambat Indonesia menuju poros maritime dunia.
Adanya berbagai masalah-masalah yang terjadi yang hingga saat ini masih belum terselesaikan
dengan baik. Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional (KNTI) Riza Damanik
menemukan adanya tiga persoalan atau permasalahan mendasar dalam dunia maritim
Indonesia(Tabita,2014)
Adapun permasalahan tersebut ialah:
Illegal fishing yang terjadi di perairan Indonesia sudah tentu juga dapat
dipahami sebagai bagian dari kegiatan transnational crime. Illegal fishing yang
bersifat lintas batas ini tidak saja menimbulkan kerugian secara ekonomi dan
sosial bagi Indonesia, tetapi juga dapat mengganggu hubungan politik secara
bilateral antara Indonesia dengan negara-negara tetangga di kawasan (Asia
Tenggara) yang para nelayannya sering memasuki dan menangkap ikan secara
ilegal di perairan Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia perlu mengambil
langkahlangkah serius untuk mengatasinya, termasuk melalui kerja sama secara
bilateral dengan negara-negara tetangga di kawasan (Muhamad, 2012).
3. Ketimpangan Infrastruktur
3. Perbaikan infrastruktur
Perbaikan dan pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia sedang
digenjot. Yang paling terlihat adalah pembangunan transportasi darat mulai dari
pembangunan tol trans Sumatera hingga Papua. Kemudian transportasi udara
melalui pembangunan dan perbaikan bandara. Terakhir yang masih dan terus
berjalan adalah transportasi laut. Jalur cepat transportasi laut atau tol laut menjadi
salah satu program unggulan Presiden Joko Widodo. Selama ini, pertumbuhan
ekonomi hanya terpusat di Pulau Jawa sehingga untuk mendistribusikan muatan
logistik ke wilayah yang memiliki pertumbuhan ekonomi rendah, khususnya di
Kawasan Timur Indonesia membutuhkan biaya yang tinggi. Pembangunan tol laut
dilakukan untuk menyediakan jaringan angkutan laut tetap dan teratur yang
menghubungkan simpul pelabuhan utama atau Hub dengan pelabuhan-pelabuhan
pengumpannya (Feeder). Tujuan utamanya untuk menghilangkan kesenjangan
harga antara Indonesia bagian barat dengan timur yang terkendala dengan tidak
efisiennya sistem logistic (Purnamasari, 2018)
Tol laut mulai beroperasi pada November 2015 dengan tiga ruas trayek
dari enam yang direncanakan. Tahun 2018, Kemenhub menambahkan menjadi 15
trayek atau rute untuk tol laut yang akan dioperasikan. Dalam laporan tiga tahun
pemerintahan Jokowi-JK (pdf), disebutkan bahwa tol laut terbukti mampu
mengurangi disparitas harga antarwilayah di Indonesia. Harga beras di Kepulauan
Anambas dan Fak-fak turun sebesar 14 persen. Sementara di Larantuka, NTT
harga beras turun 17 persen. Selain beras, harga kebutuhan lain seperti gula pasir,
tepung terigu, minyak goreng, dan semen juga tercatat mengalami penurunan.
Dalam perkembangannya, pembangunan infrastruktur perhubungan laut erat
kaitannya dengan perbaikan lalu lintas barang dan penumpang. Mengingat
wilayah Indonesia didominasi oleh kepulauan, transportasi laut memiliki peranan
penting untuk meningkatkan konektivitas antarpulau di Indonesia. Karena peran
dan fungsinya sebagai alat mobilitas manusia dan barang, maka penyediaan
prasarana dan sarana transportasi terus dituntut untuk meningkatkan efisiensi
pelayanan (Purnamasari,2018)
Di Indonesia, pelabuhan diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu
pelabuhan yang diusahakan dan pelabuhan yang tidak diusahakan. Kedua
pelabuhan ini sama-sama melayani kegiatan angkutan laut hanya saja fasilitas
pada pelabuhan yang tidak diusahakan tidak selengkap pelabuhan yang
diusahakan. Menurut data Departemen Perhubungan, pertumbuhan jumlah
pelabuhan di Indonesia cenderung lambat. Pada 2012, jumlah pelabuhan yang
diusahakan ada sebanyak 111. Jumlahnya tidak bertambah hingga tahun 2015,
malah mengalami penurunan dua tahun setelahnya yaitu 108 pelabuhan pada 2016
dan 97 pelabuhan tahun 2017 (Purnamasari, 2018)
C.KESIMPULAN
Sebagai Negara maritim, Indonesia berpotensi menjadi poros maritim dunia. Namun, ada
berbagai macam permasalahan yang dihadapii Indonesia. Dimana, permasalahan tersebut
menjadi penghambat Indonessia meenjadi poros maritim dunia. Adapun permasalahan tersebut
ialah kerentanan pencurian ikan (illegal fishing) yang diartikan sebagai kegiatan penangkapan
ikan yang dilakukan orang atau kapal asing pada suatu perairan yurisdiksi suatu Negara tanpa
izin dari Negara tersebut, atau dengan bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku.
Berikutnya adalah ketimpangan agraria kelautan, Indonesia sering dihadapi dengan konflik
agrarian dimana terjadi gesekan yang menganggu efektivitas kehidupan pertanian dan perikanan.
Selanjutnya adalah ketimpangan infrastruktur, konektivitas logistic perikanan akan menjafi
sangat penting namun pemerintah belum mampu menyelesaikan secara tuntas pembangunan
infrastruktur yang mampu menunjang konektivitas, bukan hanya pada bagian Indonesia Barat
namun juga Indonesia bagian timur.
Untuk menjawab segala permasalahan yang ada, maka pemerintah telah membuat
berbagai macam kebijakan, seperti penguatan perundang-undangan illegal fishing, secara yuridis
Indonesia memiliki kekuatan untuk menjaga kedaulatannya dari gangguan-gangguan asing,
termasuk illegal fishing dalam wilayah perairan laut Indonesia. Berikutnya ialah reforma agraria
yang merupakan program pemerintahan Jokowi-JK dalam membangun Indonesia, reforma
agrarian terbagi atas tiga yaitu legallisasi asset, redistribusi tanah dan perhutanan sosial. Dan
yang terakhir ialah perbaikan infrastruktur, hal ini sangat perlu dilakukan untuk membangun dan
melancarkan transportasi serta konektivitas, seperti pemerintah mulai membangun berbagai
pelabuhan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/17/10/30/oyn3yu396-refleksi-3-
tahun-pembangunan-infrastruktur-maritim (diakses pada 10 november 2019)
Biro Perencnaan dan Infomasi. Penyempurnaan RUU Landas Kontinen Perlu Segera Aksi Lanjut
https://maritim.go.id/penyempurnaan-ruu-landas-kontinen-perlu-segera-aksi-lanjut/ (diakses
pada 26 oktober 2019)
http://scdc.binus.ac.id/himslaw/2018/03/indonesia-negara-maritim-dengan-segala-
permasalahannya/ (diakses pada 26 oktober 2019)
Deti Mega Purnamasari. Apa Kabar Indonesia sebagai poros maritim dunia?
https://nasional.kompas.com/read/2019/08/07/08062741/apa-kabar-indonesia-sebagai-poros-
maritim-dunia?page=all (diakses pada 01 november 2019)
https://money.kompas.com/read/2014/09/07/164541826/Tiga.Masalah.Mendasar.Maritim.Indone
sia
Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Reforma Agraria Menjamin
Pemerataan Sosial Ekonomi Masyrakat Secara Menyeluruh
https://kkp.go.id/artikel/5232-reforma-agraria-menjamin-pemerataan-sosial-ekonomi-
masyarakat-secara-menyeluruh (Diakses pada 10 november 2019)
Muhamad, simela victor. Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia, ” Info Singkat Hubungan
Internasional, Vol. VI, No. 21, (November 2014).
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-VI-21-I-P3DI-November-2014-
7.pdf (diakses pada 9 november 2019)
Muhamad, simela victor. Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia, ” Info Singkat Hubungan
Internasional, Vol. VI, No. 21, (November 2014).
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-VI-21-I-P3DI-November-2014-
7.pdf (diakses pada 9 november 2019)