Anda di halaman 1dari 5

PAPER :VISI PEMBANGUNAN NASIONAL BERBASIS MARITIM

FITRIAH

G051221062

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

2022

Pendahuluan

Visi dan Misi Pembangunan Nasional untuk tahun 2020-2024 telah ditetapkan dalam
Peraturan Presiden RI Nomor Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024. Visi pembangunan nasional Indonesia 2020-2024 adalah:
Berdaulat, Maju, Adil Dan Makmur.

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari kepulauan, baik pulau kecil maupun besar dari
Sabang sampai dengan Merauke dengan lebih dari 17.503. Indonesia didominasi oleh
wilayah perairan, luasnya sepertiga wilayah yang terbentang diantara Samudera India dan
Samudera Pasifik. Indonesia memiliki potensi geografis, demografis dan sumber kekayaan
alam di wilayah perairan dan lautan sehingga harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk
kesejahteraan masyarakat.

Sumber daya perairan Indonesia belum dikelola, dimanfaatkan dan dieksplorasi dengan
maksimal sehingga banyak potensi kelautan malah dicuri dan dirampok oleh pihak-pihak
asing yang tidak bertanggungjawab. Seringnya terjadi kejahatan ilegal fishing, illegal
logging, illegal mining yangmemanfaatkan wilayah perairan Indonesia sungguh sangat
memprihatinkan dan memerlukan perhatian dan kepedulian dari berbagai pihak, khususnya
pemerintah Indonesia.

Gagasan Presiden Jokowi tentang poros maritim dunia, membuat bangsa ini seperti
terperangah. Rasanya kata „maritim‟ sudah senyap dan hilang dari memori bangsa ini.
Jangankan membuat poros, kata maritim sendiri dianalogikan dengan bahari, kelautan, laut,
pelayaran, injasmar, perikanan, „nenek moyangku orang pelaut‟, dan lainnya. Presiden
mengisyaratkan apa saja kandungan maritim saat pidato pelantikan Presiden dan Wakil
Presiden, yang berbunyi : “telah lama memunggungi laut, kelautan, teluk, pantai, selat”.

Visi Indonesia sebagai poros maritim dunia yang digaungkan oleh Jokowi-JK dalam
pemerintahannya dikuatkan dengan program dan kegiatan yang tertuang dalam doktrin
Trisaksi, Nawacita dan revolusi mental. Pengarusutamaan wilayah maritim perlu diapresiasi
oleh berbagai pihak mengingat selama ini belum pernah ada semangat untuk
mengembangkan semangat kemaritiman dan mengembalikan ruh maritim dalam
pembangunan nasional Indonesia sejak Ir Soekarno menggaungkannya puluhan tahun yang
lalu. Namun, program dan kegiatan yang difokuskan untuk pembangunan Indonesia sebagai
poros maritim dunia harus didukung oleh berbagai pihak. Sinergitas antar pemangku
kepentingan dan stakeholder terkait merupakan sebuah keharusan sehingga akan
berkontribusi pada tumbuhnya kepedulian yang tinggi terhadap masalah kemaritiman. Salah
satu pihak yang memegang peran kunci dalam pembangunan maritim adalah pemerintah
daerah, baik pemerintah propinsi maupun pemerintah kabupaten/kota.

Di era otonomi daerah sekarang ini, pemerintah daerah merupakan aktor penting dalam
pembangunan nasional. pembangunan nasional tidak akan berhasil tanpa adanya
pembangunan daerah. Pembangunan daerah yang dikomandani oleh Gubernur, Bupati, dan
Walikota adalah kunci utama keberhasilan pembangunan nasional. Dalam pembangunan
maritim dan perwujudan Indonesia sebagai poros maritim dunia, sangat diperlukan kesiapan
daerah agar semangat, komitmen, dan kebijakan hingga rencana dan tindakan yang kongkret
dan nyata. Oleh karena itu, tulisan ini akan menyoroti tentang kesiapan pemerintah daerah
dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Visi pembangunan nasional
berbasis maritim dan Visi indonesia sebagai poros maritim dunia yang dicetuskan oleh
pemerintahan Jokowi-JK, permasalahan dalam pembangunan maritim di Indonesia, dan peran
daerah dalam mendukung pembangunan nasional berbasis maritim.

Pembangunan Nasional

Pembangunan nasioanal adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan


masyarakat, bangsa, dan negara yang sekaligus merupakan proses pembangunan keseluruhan
sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan nasional. Dalam pengertian lain,
pembangunan mewujudkan nasional dapat diartikan sebagai rangkaian upaya pembangunan
yang berkesinambungan nasional dapat diartikan sebagai rangkaian upaya pembangunan
yang untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional.

Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan


pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Ini berarti dalam pelaksanaan pembangunan
nasional diperlukan hal-hal sebagai berikut:

1. Ada keselarasan, keserasian, kesimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh
kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya
manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini, unsur manusia, unsur
sosial-budaya, dan unsur lainnya harus mendapatkan perhatian yang seimbang.
2. Pembangunan harus merata untuk seluruh masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air.
3. Subjek dan objek pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga
pembangunan harus berkepribadian Indonesia pula.
4. Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat
adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan,
membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang. Kegiatan masyarakat dan
kegiatan pemerintah mesti saling mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi
dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan nasional seperti termaktub


dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu.....melindungi segenap bangsa Indonesia dan
sekuruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mecerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melasanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial serta mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana termaktub dalam
alinea II Pembukaan UUD1945.

Negara Maritim

Maritim adalah suatu negara yang daerah teritorial lautnya lebih luas daripada daerah
teritorial daratan. Selain itu, negara maritim biasanya negara yang memiliki banyak pulau.
Tak hanya itu, negara maritim juga biasanya memiliki garis pantai yang panjang serta
wilayah perairan yang lebih luas daripada daratan.

Menurut Aryono Putra dan Yasser Arafat dalam bukunya “Penyelenggaraan Pembangunan
NKRI Menuju Negara Maritim Berdasarkan Prinsip Negara Kepulauan”, menyatakan bahwa
negara maritim adalah negara yang mempunyai sifat memanfaatkan laut untuk kejayaan
negaranya.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, maritim adalah sebagai
berkenaan dengan laut atau yang berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut.
Namun, secara sederhana, negara maritim adalah sebagai negara yang dikelilingi laut atau
perairan yang luas.

Permasalahan kemaritiman yang dihadapi indonesia sangat banyak. Masalah ini bersifat
komplek, rumit dan beragam sehingga harus diselesaikan oleh berbagai pihak melalui sinergi,
koordinasi, komunikasi, kolaborasi, dan kemitraan antar pihak terkait. Masalah yang selama
ini muncul terkait dengan permasalahan maritim adalah masalah instrumental, struktural, dan
kultural.

Masalah instrumental kemaritiman sangat terkait dengan berbagai aturan, regulasi dan
kebijakan yang berkenaan dengan kemaritiman. Sampai dengan saat ini memang sudah cukup
banyak aturan perundang-undangan yang mengatur mengenai aspek maritim, pengelolaan
laut, perikanan dan potensi perairan Indonesia, namun belum banyak aturan turunan di
tingkat Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Perda dan lain sebagainya yang mengatur
secara detail, teknis dan nyata tentang pembangunan kemaritiman. Di samping itu, masih ada
antar aturan yang satu dengan aturan yang lain bertentangan dan tumpang tindih sehingga
memerlukan sinkronisasi dan harmonisasi antar peraturan perundang-undangan kemaritiman
di Indonesia.

Masalah struktural kemaritiman sangat berhubungan dengan lembaga, struktur dan badan
yang menangani masalah kemaritiman. Kementerian Koordinator Kemaritiman baru saja
terbentuk dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK sehingga masih memerlukan waktu yang sangat
panjang untuk penyesuaian dan sinergi dengan instansi pemerintahan terkait. Sementara itu,
kementerian yang lain belum sepenuhnya memprioritaskan kepada kebijakan kemaritiman
sehingga diperlukan langkah koordinasi antar lembaga, kementrian, dan instansi
pemerintahan lainnya untuk sama-sama membuat kebijakan dengan pengarusutamaan pada
apsek kemaritiman, termasuk lembaga di pemerintahan daerah yang menangani potensi
kelautan.
Masalah kultural kemaritiman sangat berhubungan dengan mind set, culture set, paradigma
dan perilaku para pengambil kebijakan yang berwatak bahari, kelautan dan kemaritiman.
Artinya, setiap benak pengambil kebijakan harus diarahkan pada paradigma bahwa
pembangunan harus diarahkan pada kemaritiman (maritime based development). Selama ini,
proses pembangunan masih berkarakter daratan dan agraris dimana daratan, perkotaan,
pedalaman dan pegunungan menjadi fokus pembangunan, tanpa memberikan perhatian yang
kuat terhadap wilayah pesisir, masyarakat pantai, masyarakat nelayan, dan wilayah
kepulauan. Oleh karena itu, diperlukan perubahan mind set pengambil kebijakan yang
berfokus pada karakter kemaritiman.

Benua Maritim Indonesia (BMI) dan Pembangunan BMI

Definisi/pengertian Benua Maritim Indonesia : “Wilayah perairan dengan hamparan pulau-


pulau di dalamnya sebagai satu kesatuan alamiah antara darat, laut dan udara di atasnya
tertata unik dengan sudut pandang iklim dan cuaca, keadaan airnya, tatanan kerak bumi,
keragaman biota serta tatanan sosial budayanya”. Dari segi pandangan/perspektif
pembangunan nasional, sosial-budaya merupakan komponen dominan karena mengandung
makna masyarakat manusia dengan kebudayaannya (SDM) sebagai subjek pembangunan dari
segala bidang kehidupan kemaritiman. Sebaliknya, segala komponen alam laut, darat, udara,
dan segenap sumberdaya hayati (biotic) dan non-hayati (abiotic) dikandungnya merupakan
potensi alam (pasif) karunia Tuhan untuk pembangunan Benua Maritim Indonesia (BMI) ke
depan. Pembangunan Benua Maritim Indonesia dengan 12 Sektor Utama:

1. Perikanan laut (tangkap dan budidaya)

2. Transportasi/infrastruktur

3. Industri maritim

4. Pertambangan dan energi

5. Industri pariwisata bahari/maritim

6. Ketenagakerjaan maritim

7. Pendidikan maritim

8. Pengembangan masyarakat maritim dan desa/komunitas pantai dan pulau-pulau

9. Hukum laut dan regulasi ruang perairan

10. Manajemen informasi maritim

11. Survei, mapping, penelitian ilmiah dan teknologi maritim

12. Pengelolaan sumberdaya laut pantai dan pulau-pulau.

Untuk mewujudkan visi pembangunan nasional dengan memanfaatkan, mengeksplorasi dan


mengelola potensi indonesia sebagai negara kepulauan yang dominasi perairan dengan
maksimal. Sehingga tidak dicuri ataupun dieksploitasi pihak-pihak asing yang tidak
bertanggung jawab. Diperlukan sinergitas kebijakan pembangunan antara pemerintah pusat
dan daerah.

Pemerintah harus membuat kebijakan, program dan kegiatan yang berbasis pada aspek
kemaritiman. Sinergitas pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan dukungan
masyarakat, kalangan bisnis, dan kekuatan TNI/Polri akan mampu mewujudkan Indonesia
sebagai poros maritim dunia dan visi pembangunan nasional berbasis kemaritiman.

Daftar Pustaka

Agus Subagyo. 2019. Kesiapan Daerah dalam Mewujudkan Visi Indonesia Poros Maritim
Dunia. Cimahi : Universitas Jenderal Achmad Yani.

Situs web

https://www.researchgate.net/profile/Agus-Subagyo-2/publication/
317822309_KESIAPAN_DAERAH_DALAM_MEWUJUDKAN_VISI_INDONESIA_POR
OS_MARITIM_DUNIA/links/594cbc490f7e9ba1ec46d9cc/KESIAPAN-DAERAH-
DALAM-MEWUJUDKAN-VISI-INDONESIA-POROS-MARITIM-DUNIA.pdf

https://bbpombandung.app/bic/profil_instansi/detail/8

https://bappeda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/makna-hakikat-dan-tujuan-
pembangunan-nasional-17

https://hot.liputan6.com/read/4688580/maritim-adalah-negara-dengan-teritorial-laut-yang-
luas-ketahui-karakteristiknya

Anda mungkin juga menyukai