Anda di halaman 1dari 5

MERUMUSKAN GERAKAN BERKARAKTER PIMPINAN

Mengawali tulisan ini izinkan saya menguraikan beberapa frasa mengenai motif di balik
tulisan ini. Saat dulu saya menjabat di Pimpinan Cabang, saya sering diminta untuk mengisi
materi ke-IPM-an di beberapa Pimpinan Ranting. Di situ pula saya mengetahui bahwa
sebenarnya anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di tingkatan ranting memiliki
suatu masalah, yaitu kebingungan dalam memahami pola gerakan IPM. Bahkan kesulitan
dalam memahami IPM itu sendiri padahal setiap dua tahun sekali permusyawaratan
diadakan dan kemungkinan terjadi perubahan fokus terhadap isu sangat besar karena
memang IPM sekarang berada dalam era progresif. Hal ini lah yang menyebabkan agenda
aksi dalam IPM tidak berjalan secara massif bahkan berjalan secara dangkal. Sehingga saya
berusaha untuk menguraikan dengan cara-cara sederhana untuk mengatasi masalah
tersebut.
Pimpinan Ranting merupakan hakikat dari IPM itu sendiri sebagai organisasi. IPM tidak
akan bisa bergerak tanpa Pimpinan Ranting. Karena Pimpinan Ranting adalah basis massa
dan tubuh dari IPM itu sendiri. Sesungguhnya berapapun penghargaan yang diberikan
kepada Pimpinan Pusat IPM tidak ada gunanya apabila rantingnya mati atau tidak bergerak
sesuai karakter gerakan yang ada di tingkatan pusat atau tingkatan elit pimpinan di atasnya
seperti cabang, daerah dan wilayah. Apabila itu terjadi maka gerakan IPM adalah semu.
Oleh sebab itu Pimpinan Ranting merupakan bagian yang sangat penting dalam IPM dan
seharusnya menjadi prioritas utama. Setelah mengetahui bahwa Pimpinan Ranting
merupakan bagian penting dari IPM maka mari kita analisis, sudah sesuai kah karakter
gerakan ranting kita dengan wacana-wacana yang berada di tataran pusat dan wilayah?
Pimpinan Pusat secara umum memiliki tiga agenda aksi yang menjadi karakter gerakan
IPM saat ini. Ketiga agenda aksi tersebut didapatkan dari analisa isu-isu nasional dan global
dengan metodologi 4D-Cycle dari Appreciative Imquiry yang disahkan dalam Muktamar
XX IPM di Samarinda. Tiga agenda aksi yang terdapat dalam Tanfidz Muktamar XX
tersebut yaitu Gerakan Jihat Literasi, Gerakan Pendampingan Teman Sebaya, dan Gerakan
Konservasi Lingkungan. Selain itu, PW IPM Jawa Timur juga memiliki empat agenda aksi
yang seharusnya menjadi karakter gerakan di setiap Pimpinan Ranting se-Jawa Timur
sebagai manifestasi (perwujudan) dari keputusan Muktamar XX IPM. Agenda aksi tersebut
yaitu, Gerakan Komunitas Kreatif, Gerakan Mandiri Pelajar, Gerakan Jihat Literasi, dan
Gerakan Konservasi Ekologi. Apakah ranting kita melaksanakan program kerja yang
mengarah ke agenda-agenda aksi di atas? Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana
memahami dan mengetahui program-program yang diputuskan ditingkatan pusat maupun
wilayah secara up to date? Berikut merupakan cara-cara sederhana untuk mengetahui dan
memahami karakter gerakan IPM seaktual mungkin:

Mengunjungi Akun Instagram IPM Secara Rutin

Menjelajahi akun-akun instagram pimpinan IPM merupakan cara yang paling mudah dan
populer untuk di lakukan dari pada mengunjungi media sosial yang lainnya walaupun
media sosial yang dimiliki oleh IPM bukan hanya instagram. Selain karna instagram
merupakan media sosial yang sangat populer akhir-akhir ini, juga karena instagram berbasis
gambar dan vidio yang menarik. Dengan cara ini kita bisa lebih efektif dan efisien dalam
melakukan studi banding secara virtual dari pada melakukan studi banding dengan cara
mengunjungi pimpinan yang lainnya yang juga membutuhkan biaya yang cukup besar.
Akun instagram sekarang menjadi strategi alternatif IPM untuk mensosialisasikan
gerakannya. Di dalam instagram kita dapat mencari akun pimpinan mulai dari Pimpinan
Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Ranting di
seluruh nusantara. Hal ini sangat efektif karena pimpinan dalam IPM berlomba-lomba
untuk mengupdate kegiatannya sebagai sarana publikasi dan saling meginspirasi.

Mengunjungi Website IPM Secara Rutin

Selain mengunjungi Instagram dan media sosial yang lainnya, kita juga dapat mengunjungi
website pimpinan yang rata-rata elit pimpinan seperti Pimpinan Pusat dan Pimpinan
Wilayah memilikinya. Di dalam website pimpinan kita akan mendapatkan informasi yang
lebih rinci dan terpercaya terhadap perembangan gerakan IPM. Selain berita, website
pimpinan IPM juga menawarkan rubrik-rubrik bacaan yang lainnya seperti opini dan lain
sebagainya. Oleh sebab itu, tidak salahnya kita secara rutin meluangkan waktu untuk
mengunjingi website-website pimpinan yang dengan mudah akan kita temukan melalui
mesin pencari dalam Google.

Membaca Artefak (Literatur) IPM

Membaca artefak-artefak IPM merupakan salah satu cara yang sangat dianjurkan. Artefak-
artefak IPM yang berupa tanfidz, buku pedoma, buku populer, majalah dan lain sebagainya
merupakan literatur yang menjadi sumber utama IPM dalam bergerak. Dengan membaca
artefak-artefak IPM kita akan mendapatkan informasi yang lebih rinci bahkan sangat
mendalam. Beberapa artefak IPM bahkan menjelaskan mengenai ideologi atau paradigma
IPM sehingga apabila sebagai kader kita ingin secara serius mengkaji IPM harus suka
membaca khususnya memberi perhatian lebih kepada artefak-artefak IPM.
Namun kelemahan dalam cara ini adalah sulitnya menemukan dan mendapatkan artefak-
artefak IPM. Walau Pimpinan Pusat IPM sudah menerbitkan andro IPM sebagai aplikasi
yang salah satu keunggulan di dalamnya adalah dapat membaca berbagai pedoman resmi
keluaran Pimpinan Pusat IPM, namun literatur yang diberikan masih saja kurang dalam
merangkai pemahaman kader terhadap pola gerakan IPM di era progresif ini. selain itu
Pimpinan Pusat IPM juga memiliki majalah Kuntum yang menyajikan berbagai informasi
mengenai IPM, namun distribusi dan informasi yang bisa didapatka hanya bersifat lokal
dan belum berskala nasional. Namun sebagai kader, perjuangan dalam mendapatkan
artefak-artefak IPM merupakan sebuah bentuk jihat literasi tersendiri.

Mengikuti Permusyawaratan IPM

Permusyawaratan IPM seperti Muktamar, Tanwir, Konpiwil, Musywil, dan


permusyawaratan lainnya di berbagai tingkatan pimpinan merupakan forum yang
membahas keberlangsungan IPM secara serius. Dengan mengikuti forum ini, kita dapat
mendapatkan informasi yang banyak mengenai IPM dan segala keputusan
permusyawaratannya. Selain itu kita juga dapat bertemu dengan kader-kader dari pimpinan
lain sehingga kita dapat berbagi informasi satu dengan lainnya dan membangun
konektifitas. Bahkan dengan mengikuti permusyawaratan ini kita dapat ikut andil dalam
perumusan berbagai keputusan strategis yang sedang dibahas.

Mengikuti Taruna Melati

Taruna Melati adalah pelatihan perkaderan formal yang di miliki IPM. Dalam Taruna
Melati dibahas dan dikaji secara menadalam mengenai IPM dan Muhammadiyah melalui
materi-materi dan metode pelatihan yang disusun secara tersetruktur. Dengan mengikuti
Taruna Melati sesuai dengan jenjang yang ada akan memberikan perubahan kepada kita
dan melatih kita secara afektif, kognitif dan psikomotorik. Selain itu setelah mengikuti
Raruna Melati kita dianggap sebagai kader dan mendapat misi untuk menggerakkan IPM
sengan baik dan benar. Manfaat yang didapatkan dengan mengikuti Taruna Melati tidak
hanya sebagai wahana untuk memahami pola gerakan IPM, namun juga banyak manfaat
lainnya karena Taruna Melati merupakan salah satu forum ilmiah yang merupakan sumber
dari gagasan-gagasan gerakan IPM berawal. Walau cara ini merupakan cara yang paling
lambat dalam massifikasi gerakan, namun hasilnya luar biasa.

Aktif Dalam Kegiatan-kegiatan Pimpinan yang Lebih Tinggi

Aktif dalam berbagai kegiatan IPM di pimpinan yang lebih tinggi akan memberi
pengalaman dan wawasan kita mengenai pola gerakan IPM. Selain itu kita dapat belajar
lebih banyak dari pimpinan di atas kita dalam mengelola organisasi. Banyak kegiatan-
kegiatan yang biasanya dilakukan untuk menunjang kualitas kader, sehingga berpartsipasi
penuh dalam kegiatan-kegiatan IPM merupakan cara yang juga sangat efektif dalam
mengenal dan memahami pola gerakan IPM.

Kondisi Covid 19 pada Penggerakan Kader

COVID-19 atau yang lebih dikenal dengan virus corona sedang melanda
Indonesia. coronavirus mulai terdeteksi Desember 2019. Jumlah korban virus korona
sampai saat ini tembus 1,6 juta jiwa. Virus mematikan ini gejalanya seperti flu biasa,
namun ada sesak napas diakhir pekan pertama gejala.
Isu virus corona dikaitkan dengan Islam sudah berkembang terlalu jauh. Menyikapi
epidemi global ini, sebagai seorang muslim hendaklah kita kembali kepada ajaran agama.
Kita perlu ketahui seorang hamba akan tetap hidup bilamana memang ajalnya belum
datang, bahkan bila virus corona ataupun virus lainnya yang lebih ganas daripada itu
menjangkitinya, namun bila memang sudah ajalnya, jangankan virus corona atau yang lebih
dari itu, bahkan digigit semut pun seseorang bisa mati jikalau memang ajalnya telah tiba.

Sejumlah pelajar menghadapi tantangan yang tak mudah dalam kegiatan belajar mengajar
(KBM) saat pandemi virus corona. Tantangan yang dihadapi mulai, dari komunikasi
instansi terkait tidak lancar hingga kesulitan dalam pengumpulan data. Sebagian juga
kesulitan melakukan uts secara online. Tantangan lain yaitu komunikasi dengan guru
dilakukan via teknologi komunikasi, seperti surat elektronik dan pesan WhatsApp. Tetapi
dengan adanya itu, bukan berarti pelajar harus pasrah dan tidak berperan dalam melawan
Corona.

Disinilah peran pelajar sebagai kaum terpelajar dengan tidak mudah tergiring opini yang
beredar di media sosial. Tidak mudah percaya pada informasi yang sedang diperbincangkan
di masyarakat. Pelajar memiliki sikap kritis dalam melihat setiap persoalan yang terjadi di
sekelilingnya. Tidak boleh apatis atau menerima apa adanya tanpa menganalisa, menelaah
terlebih dahulu setiap berita yang dikonsumsinya. Sudah menjadi kewajiban besar pelajar
dalam membawa masyarakat menuju perubahan kearah yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai