Anda di halaman 1dari 6

ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKAR BOILER DENGAN

MELAKUKAN UJI KALORI PADA PABRIK KELAPA SAWIT


PT. SENTOSA PRIMA AGRO

Taufiq Ginanjar 1),Junaidi 2), Gita Suryani Lubis 3),Yohannes M. Simanjuntak 4)


1,3,4)
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak
2)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak
Email: taufiqginanjar@student.untan.ac.id 1), junaidi@ee.untan.ac.id2),
gitasuryanilubis@teknik.untan.ac.id 3), yohanes_john56@yahoo.com4).

Abstrak
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan bahan bakar boiler adalah nilai kalori bahan bakar,
dimana semakin tinggi nilai kalori, maka semakin sedikit bahan bakar yang digunakan. Nilai kebutuhan
bahan bakar boiler digunakan sebagai referensi terhadap suatu perusahaan dalam meningkatkan
efisiensi proses pengolahan. Dalam mencari nilai kebutuhan bahan bakar boiler harus di ketahui
terlebih dahulu nilai kalori bahan bakar yang digunakan. Uji kalori dilakukan pada bahan bakar boiler
pabrik kelapa sawit PT. Sentosa Prima Agro berupa cangkang dan serat kelapa sawit. Pengambilan
data boiler berupa temperatur air umpan dan uap keluar, tekanan, dan laju aliran massa uap, dari data
kondisi boiler tersebut di cari nilai enthalpi, enthalpi yang berupa nilai energi dalam suatu sistem di
cari dengan menggunakan software water and steam properties yang selanjutnya digunakan untuk
mencari kebutuhan bahan bakar boiler. Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, maka didapatkan
hasil nilai kalori cangkang sebesar 5.190,43 kcal/kg, serat 4.868,91 kcal/kg, campuran 30% cangkang
dan 70% serat 4.851,61 kcal/kg, Selanjutnya kebutuhan bahan bakar boiler dengan bahan bakar
cangkang sebanyak 801,26 kg/jam, serat 864,17 kg/jam, campuran 30% cangkang dan 70% serat
867,84 kg/jam, sedangkan konsumsi spesifik bahan bakar berdasarkan daya listrik yang dihasilkan
untuk bahan bakar cangkang adalah 1,074 kg/kwh, serat 1,158 kg/kwh, campuran 30% cangkang dan
70% serat 1,163 kg/kwh.

Kata kunci : cangkang, serat, boiler, kalori.

Abstract
Some factors that influence boiler fuel requirements are the calorie value of the fuel, where the higher
the caloric value, the less fuel is used. The value of boiler fuel needs is used as a reference to a company
in improving processing efficiency. In finding the value of boiler fuel needs, it must be known in advance
the calorific value of the fuel used. Calorie test is carried out on PT. Sentosa Prima Agro in the form of
oil palm shells and fibers. Retrieval of boiler data in the form of feed water temperature and steam exit,
pressure, and mass flow rate of steam, from the boiler condition data are found to be the enthalpy value,
the enthalpy in the form of energy value in a system is sought by using water and steam properties
software which is then used to looking for boiler fuel needs. Based on the results of tests that have been
carried out, the calorie value of shell is 5,190.43 kcal/kg, fiber 4,868.91 kcal/kg, and 30%shell mixture
70% fiber 4,851.61 kcal/kg, and then the need for boiler fuel with shell fuel as much as 801,26 kg/hour,
fiber 864,17 kg/hour, mixture 30% of shells and 70% fiber 867,84 kg/hour, while the specific
consumption of fuel based on electric power generated for shell fuel is 1,074 kg/kwh, fiber 1,158 kg/kwh,
30% shell and 70% fibers 1,163 kg/kwh.

Keywords: shell, fiber, boiler, calories.

1. PENDAHULUAN Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. PKS tersebut


PT. Sentosa Prima Agro merupakan Pabrik menggunakan boiler sebagai pembangkit utama yang
Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas olah Tandan mana menggunakan cangkang dan serabut sebagai
Buah Segar (TBS) 25 ton/jam berlokasi di desa bahan bakar nya, adapun komposisi yang digunakan
Tembelina, Kecamatan Sungai Melayu Rayak, selama ini oleh perusahaan tersebut adalah 30%
Cangkang dan 70% Serat. Meskipun telah diketahui Air yang ada pada Boiler diatur pada tekanan dan suhu
dengan jelas komposisi bahan bakar tersebut, namun tertentu, sehingga air tersebut mempunyai nilai energi
hingga saat ini belum diketahui berapa total kebutuhan yang kemudian digunakan untuk mengalirkan energi
bahan bakar yang digunakan perusahaan secara ke suatu proses. Jika air didihkan sampai menjadi uap,
spesifik. maka volumenya akan meningkat dan menghasilkan
Oleh sebab itu dilakukan penelitan dengan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah
melakukan uji kalori bahan bakar untuk mengetahui meledak, sehingga sistem boiler merupakan peralatan
harga nilai kalori bahan bakar yang digunakan, serta yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
jumlah kebutuhan bahan bakar boiler secara spesifik Uap dalam Boiler timbul akibat adanya perubahan
berdasarkan komposisi bahan bakar yang digunakan. fase air (cair) menjadi gas dengan cara pendidihan
(boiling). Untuk melakukan proses pendidihan
2. TINJAUAN PUSTAKA diperlukan energi panas yang diperoleh dari sumber
 Kelapa Sawit panas, misalnya dari pembakaran bahan bakar (padat,
Dalam pengolahan TBS dengan mutu yang baik, cair, dan gas), tenaga listrik dan gas panas sebagai sisa
dari 100% TBS, produk utama yang dihasilkan adalah proses kimia serta tenaga nuklir
berupa minyak sebanyak 20 - 25%, inti (kernel) Pada PKS PT. Sentosa Prima Agro dengan
sebanyak 4 - 6 %, dan produk sampingan berupa kapasitas 25 ton/jam, menggunakan boiler dengan
limbah yaitu cangkang (shell) sebanyak 5 - 9%, serat spesifikasi sebagai berikut.
(fiber) sebanyak 12 - 14 %, dan tandan kosong (empty
bunch) sebanyak 20 - 22 %. (Frickle, Thomas B. Tabel 1. Spesifikasi Boiler
2009). Merk Takuma
PKS PT. Sentosa Prima Agro (SPA) memiliki Type Water Tube Boiler
kapasitas olah 25 ton/jam, menggunakan boiler tipe Model N 1200 R
pipa air (water tube boiler) dan menggunakan
Design Max. Work 34 kg/cm2
cangkang dan serat kelapa sawit sebagai bahan bakar.
Pressure
Working Pressurre 25 kg/cm2
 Limbah Kelapa Sawit
Proses pengolahan pengolahan Tandan Buah Max. Steam Evaporation 40000 kg/h
Segar kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) Steam Temperature Saturated
akan menghasilkan limbah padat dan limbah cair,
untuk limbah padat berupa cangkang dan serat Boiler takuma type N dengan bahan bakar
digunakan kembali sebagai bahan bakar boiler dari 100 cangkang dan serat kelapa sawit di produksi oleh PT
% TBS menghasilkan produk utama berupa (CPO) Super Andalas Steel, dibawah lisensi dari Takuma Co,
dan inti kelapa sawit (kernel), serta produk limbah LTD – Japan. boiler dengan merek tersebut
padat berupa cangkang (shell), serat (fiber) dan tandan menggunakan bahan bakar berupa limbah sawit dalam
kosong (empty bunch). Jumlah kandungan yang bentuk cangkang (shell) dan serat (fibre).
dihasilkan yang dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut. Keunggulan lain Takuma Boiler, dari segi limbah
(Thomas B. Frickle 2009) : dan gas buang yang terjadi saat pembakaran terutama
pada pembangkit listrik (power plant) sangat kecil.
Oleh karena itu, boiler takuma bersifat ramah
lingkungan karena menggunakan bahan bakar yang
sifatnya terbarukan.

 Kebutuhan Panas Boiler


Dalam mengubah air menjadi uap, Boiler
membutuhkan panas (kalor). Panas tersebut
dihasilkan dari bahan bakar. Untuk menghitung
kebutuhan panas yang dibutuhkan boiler digunakan
rumus sebagai berikut : (Cahyo Adi Basuki, 2011).
Gambar 1. Produk pengolahan Tandan Buah Segar
Kelapa Sawit. G (ℎ uap keluar – ℎ air umpan)
Q= (1)
𝜂
Khusus berkaitan dengan limbah yang dihasilkan
dari hasil pengolahan PKS, diperlukan pemanfaatan Dimana :
kembali produk hasil samping yang dihasilkan agar Q : Kebutuhan panas boiler (kj/jam)
tidak menjadi beban lingkungan. Untuk cangkang dan G : Laju aliran massa uap (kg /jam)
serat digunakan kembali menjadi bahan bakar boiler. h uap keluar : Enthalpi Uap keluar (kJ/kg)
h air umpan : Enthalpi Air umpan (kJ/kg)
 Boiler η : Efisiensi boiler
Boiler adalah unit mesin yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap (steam) yang bertekanan.
 Konsumsi Bahan Bakar Boiler
Konsumsi bahan bakar merupakan jumlah bahan
bakar yang masuk ke dalam boiler (kg/jam), Untuk
mencari nilai tersebut harus diketahui terlebih dahulu
nilai kalor bahan bakar Low Heating Value (LHV) dan
jumlah Kebutuhan panas pada boiler (Q), selanjutnya
yaitu membagi jumlah Kebutuhan panas boiler (Q)
dengan nilai kalor bahan bakar (LHV) maka
didapatkan konsumsi bahan bakar. Adapun rumus Gambar 2. Cangkang kelapa sawit.
untuk mencari kebutuhan bahan bakar adalah sebagai  Serat (fiber), adalah limbah sawit yang dihasilkan
berikut : (Cahyo Adi Basuki, 2011). dari hasih pengolahan pemerasan buah sawit pada
saat proses kempa (press) yang berbentuk pendek
Q seperti benang dan berwarna kuning kecoklatan.
m = (2)
LHV Setiap pengolahan 1 ton TBS menghasilkan 120 -
140 kg atau 12 - 14% dari hasil pengolahan TBS
Dimana : per ton. (Thomas B. Frickle 2009). Adapun
m : Laju aliran massa bahan bakar (kg/jam) bentuk dari serabut kelapa adalah sebagai berikut.
Q : Kebutuhan panas boiler (kJ/jam)
LHV : Low Heating Value / nilai kalori bahan bakar
(kJ/kg).

 Konsumsi Spesifik Bahan Bakar


Konsumsi spesifik bahan bakar merupakan daya
listrik yang dapat di bangkitkan oleh banyak nya bahan
bakar dalam menghasilkan listrik per kwh. Konsumsi
Spesifik Bahan Bakar dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut: (Cahyo Adi
Basuki, 2011). Gambar 3. Serat kelapa sawit.
Qf
SFC = (3)  Nilai Kalori
kwh
Nilai kalori adalah banyaknya energi panas yang
Dimana : diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar. Nilai
SFC : Konsumsi spesifik bahan bakar (kg/kwh) kalori ini dibagi menjadi dua yaitu (Farel H.
Qf : Jumlah bahan bakar yang dipakai (kg/jam) Napitupulu, 2006) :
kwh : Daya listrik dibangkitkan generator (kw) a) Nilai kalor tinggi atau High Heating Value
(HHV) adalah banyaknya kalor yang dihasilkan
pada proses pembakaran 1 kg bahan bakar, tanpa
 Proses Pembakaran
adanya kandungan air pada bahan bakar.
Proses pembakaran yang terjadi di dalam ruang b) Nilai kalor rendah atau Low Heating Value
bakar ketel (boiler) bertujuan untuk merubah fasa air (LHV) adalah banyaknya kalor yang dihasilkan
menjadi fasa uap. Berbagai jenis bahan bakar pada proses pembakaran 1 kg bahan bakar dan
(seperti bahan bakar cair, padat, dan gas) yang sebagian dimanfaatkan untuk penguapan
tersedia tergantung pada berbagai faktor seperti biaya, sehingga kandungan air pada bahan bakar akan
ketersediaan, penyimpanan, handling, polusi dan habis.
peletakan boiler, tungku dan peralatan pembakaran Nilai kalor atas (HHV), diperoleh menggunakan
lainnya. Uji laboratorium biasanya digunakan untuk metode pengujian di laboratorium dengan
mengkaji sifat dan kualitas bahan bakar. menggunakan kalorimeter. Sedangkan nilai kalor
Penggunaan bahan bakar didasarkan pada nilai bawah (LHV) dapat dihitung dengan persamaan
kalor dari cangkang dan serat yang memenuhi syarat berikut ini:
dan dimana cangkang dan serat mudah diperoleh dan
banyak tersedia di pabrik.
LHV = HHV – 3240 (kJ/kg)
 Cangkang (shell), merupakan limbah dihasilkan
dari proses pemrosesan kernel inti sawit dengan 3. METODE PENELITIAN
bentuk seperti tempurung kelapa namun
berbentuk kecil. Setiap pengolahan 1 ton TBS
 Diagram Alir Penelitian
menghasilkan 50 - 90 kg atau 5 – 9 % dari hasil
pengolahan TBS per ton. (Thomas B. Frickle
2009) Adapun bentuk dari cangkang kelapa sawit
adalah sebagai berikut.
 Kebutuhan Bahan Bakar Boiler
Nilai kebutuhan bakar boiler dihitung dengan
mencari nilai enthalpi terlebih dahulu, nilai enthalpi di
cari menggunakan Software Water And Steam
Properties (WASP). Dan di periksa dengan tabel SI –
moran and shapiro.

Gambar 4. Diagram Alir Penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengambilan data dilakukan di PKS PT. Sentosa
Prima Agro, dengan mengamati boiler beroperasi
secara langsung di lapangan. Boiler tersebut Gambar 5. Nilai enthalpi Uap Keluar dengan
dioperasikan menggunakan bahan bakar campuran Software (WASP).
cangkang dan serat dengan komposisi 30% cangkang
dan 70% serat. Selanjutnya dari nilai enthalpi yang sudah
diketahui, dihitung kebutuhan bahan bakar boiler. Dari
hasil perhitungan yang telah dilakukan maka didapati
 Pengujian Nilai Kalori
hasil sebagai berikut :
Komposisi bahan bakar cangkang dan serabut
dilakukan uji kalori guna mendapatkan nilai kalori
bahan bakar tersebut, pengujian dilakukan di Kebutuhan Bahan Bakar
Laboratorium Sucofindo Pontianak. Berdasarkan
pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil nilai 900 864,17 867,84
Kg/Jam

kalori cangkang dan serabut sebagai berikut : 850


801,26
800
Tabel 2. Nilai Kalori Bahan Bakar.
Nilai Kadar 750
No Bahan Bakar Kalori Air Cangkang Serabut Campuran
1. Cangkang 100% 5.190,43 5,98 Gambar 6. Diagram kebutuhan bahan bakar.
kcal/kg %
2. Serat 100% 4.868,91 7,11
 Konsumsi Spesifik Bahan Bakar
kcal/kg %
Dari total kebutuhan bahan bakar boiler yang telah
3. Cangkang 30%+ Serat 4.851,61 6,38 diketahui maka dapat dihitung konsumsi spesifik
70% kcal/kg % bahan bakar. Dari hasil perhitungan yang telah
Sumber : Report of analysis Sucofindo laboratory. dilakukan maka didapati hasil sebagai berikut.

 Data Boiler
Pengamatan dilakukan untuk pengambilan data – Konsumsi Spesifik Bahan Bakar
data boiler berupa laju aliran massa uap, tekanan, 1,2 1,163
1,158
temperatur air umpan, temperatur uap keluar dan daya
1,15
Kg/Kwh

listrik yang dibangkitkan generator. Data tersebut 1,074


1,1
diperoleh dari boiler logsheet. Berdasarkan hasil
pengamatan di ambil nilai rata – rata, nilai tersebut 1,05
dapat dilihat pada tabel berikut : 1
Cangkang Fiber Campuran
Tabel 3. Nilai Rata - rata data boiler. Gambar 7. Diagram Konsumsi Spesifik Bahan Bakar.
No. Parameter Satuan
1. Laju aliran massa uap (G) 23,39 Ton/jam  Nilai Kalori
2. Tekanan ( P ) 21,83 Bar Berdasarkan hasil uji kalori yang telah dilakukan
3. Temperatur air umpan 72 oC di Laboratorium Sucofindo Pontianak didapatkan hasil
4. Temperatur uap keluar 190 oC bahan bakar dengan nilai kalori tertinggi adalah
5. Daya listrik 745,83 KW cangkang dan bahan bakar dengan nilai kalori terendah
adalah campuran 30% cangkang dan 70% serat, harga
nilai kalori berdasarkan jenis bahan bakar yang telah Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit”. Tim
dilakukan pengujian dapat adalah sebagai berikut. Standarisasi Pengolahan Kelapa Sawit. Buku II.
Frickle, Thomas B. (2009). Buku Panduan Pabrik
Kelapa Sawit Skala Kecil Untuk Produksi Bahan
NIlai Kalori Bahan Bakar Baku Bahan Bakar Nabati (BNN)”.
Nilai Kalori (Kcal/kg)

5.400,00 5.190,43 Environmental Services Program. USAID


5.200,00 Indonesia.
5.000,00
4.868,91 4.851,61 Gaol, Dosma Putra Lumban.(2015). “Analisa Efisiensi
Efisiensi Water Tube Boiler Berbahan Bakar Fiber
4.800,00
Cangkang Sawit Dan Kulit Kayu Menggunakan
4.600,00 Metode Langsung”. Skripsi. Departemen Teknik
Cangkang Serat Campuran Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
utara.
Gambar 8. Diagram nilai kalori.
Hasibuan, Harry Christian dan Napitupulu, Farel H.
(2013). “Analisa Pemakaian Bahan Bakar Dengan
Melakukan Pengujian Nilai Kalor Terhadap
5. KESIMPULAN Performansi ketel Uap Tipe Pipa Air Dengan
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, Kapasitas Uap 60 Ton/Jam”. Jurnal e-Dinamis.
maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
1. Nilai kalori bahan bakar boiler pada pabrik Universitas Sumatera utara.
kelapa sawit PT. Sentosa Prima Agro adalah: Maulana, Khaidir. Lukman. Burhanuddin, Faqih.
 Cangkang : 5.190,43 kcal/kg Sanjaya, Ari Susandy . (2016) .Analisa Efisiensi
Water Tube Boiler Berbahan Bakar Fiber dan
 Fiber : 4.868,91 kcal/kg Cangkang di Palm Oil Mill Kapasitas 60 Ton
 Campuran : 4.851,61 kcal /kg Tbs/Jam dengan Menggunakan Chemicalogic
2. Kebutuhan bahan bakar boiler berdasarkan Steamtab Companion Version 2. Program Studi
bahan bakar yang digunakan adalah: Teknik Kimia, Universitas Mulawarman .
Samarinda.
 Cangkang : 801,26 kg/jam Muin A. Syamsir. (1998). “Pesawat – pesawat
 Fiber : 864,17 kg/jam Konversi Energi I (Ketel Uap)”. Edisi Pertama.
 Campuran : 867,84 kg/jam Penerbit CV. Rajawali. Jakarta.
3. Konsumsi spesifik bahan bakar berdasarkan Napitupulu, Farel H. (2006). “Pengaruh Nilai Kalor
bahan bakar yang digunakan adalah: (Heating Value) Suatu Bahan Bakar Terhadap
 Cangkang : 1,074 kg/kwh Perencanaan Volume Ruang Bakar Ketel Uap
Berdasarkan Metode Penentuan Nilai Kalor Bahan
 Fiber : 1,158 kg/kwh Bakar Yang Dipergunakan”. Jurnal Sistem teknik
 Campuran : 1,163 kg/kwh Industri. Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
DAFTAR PUSTAKA Naibaho, P.M. (1996). Teknologi pengolahan kelapa
Badan Pusat Statistik. (2017) “Statistik Kelapa Sawit sawit. Pusat penelitian kelapa sawit. Medan.
Indonesia 2017” Badan Pusat Statistik Indonesia. Pak tani. (2019). “ 7 Komoditi Unggulan Perkebunan
Badan Pusat Statistik. (2019) “Provinsi Kalimantan Indonesia yang Mendunia” di
Barat Dalam Angka”. Badan Pusat Statistik https://paktanidigital.com/artikel/#.XWwGDXtS_
Provinsi Kalimantan Barat. Dc (di akses 25 juli 2019)
Basuki, Cahyo Adi.(2011). “Analisis Konsumsi Bahan Qamaruddin dan Sikki , Muhammad Ilyas. (2016).
Bakar Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap “Analisa Kebutuhan Bahan Bakar Terhadap
Dengan Menggunakan Metode Least Square”. Perubahan Tekanan Uap” . Jurnal Imiah Teknik
Undergraduatenthesis. Jurusan Teknik Mesin Vol. 4, No.2 . Universitas Islam 45 . Bekasi.
Elektro,nFakultas Teknik, Universitas Setiawan, Yudi. (2012). “Karakteristik Campuran
Diponegoro. Cangkang Dan Serabut Buah Kelapa Terhadap
Departemen Perindustrian. (2007). Gambaran sekilas Nilai Kalor di Propinsi Bangka Belitung”. Jurnal
Industri Minyak Kelapa Sawit. Departemen progam studi teknik mesin. Universitas
Perindustrian. Jakarta. Muhammadiyah Metro.
Departemen Pertanian. (2006). Pedoman pengelolaan
limbah industri kelapa sawit. Ditjen PPHP,
Departemen Pertanian. Jakarta.
Dirjenbun. (1997). “Pengolahan Kelapa Sawit dan

Anda mungkin juga menyukai