Penulis
Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi
Ukuran Buku
10.5 cm x 14.5 cm (110 halaman)
Edisi 1
Syawal 1442 H
Diterbitkan Oleh
ii
Daftar Isi
Muqaddimah..................................................................................1
1. Indahnya Kebersamaan Dalam Puasa Dan Hari
Raya............................................................................................ 5
2. Hukum Ucapan “Selamat Berpuasa dan Hari
Raya”..........................................................................................9
3. Puasa Level Tinggi..............................................................13
4. Renungan Ayat Puasa...................................................... 16
5. Meneladani Nabi Dalam Berpuasa.............................21
6. Ramadhan, Bulan Semangat Bukan Malas dan
Lemes....................................................................................... 23
7. Semangat Baca Al-Quran Di Bulan Ramadhan....26
iii
8. Kedahsyatan Doa Di Bulan Puasa............................. 30
9. Berbagi Di Bulan Suci......................................................34
10. Puasa dan Sabar.................................................................38
11. Bolehkah Mengimami Shalat Tarawih Dengan
Membaca Mushaf Al-Qur’an?...................................... 41
12. Medsos, Pencuri Di Bulan Ramadhan.....................44
13. Imsak, Bukan Batas Akhir Sahur................................47
14. Tidurnya Orang Puasa.................................................... 50
15. Mendidik Keluarga di Bulan Ramadhan................54
16. Melafadzkan Niat Puasa Di Malam Hari............... 57
17. Saat Tiba Waktu Berbuka Puasa...............................60
18. PUASANYA WANITA HAMIL dan MENYUSUI.......63
19. Ada Apa Dengan Jumat 15 Ramadhan?.................. 66
20. Keberkahan Sahur.............................................................70
21. Perayaan Nuzul Quran 17 Ramadhan?.................... 73
22. Tidak Batal Puasanya....................................................... 77
iv
23. Awas Hadits Lemah dan Palsu Di Bulan
Ramadhan.............................................................................. 81
24. Gas Pool Di 10 Akhir Ramadhan................................ 84
25. I’TIKAF SAAT COVID..........................................................87
26. Kedahsyatan Malam Lailatul Qadr...........................90
27. Adakah Zakat Fithri Bagi Janin?.................................93
28. ZAKAT FITHRI DENGAN UANG, BOLEHKAH?.......95
29. MUDIK, TAHNI’AH IED dan SALING
BERKUNJUNG.......................................................................97
30. Dua Masalah Shalat Hari Raya................................ 100
v
vi
Muqaddimah
1
َْ ً َ َّ َ ُ ه ْ ً َ َ
اهلل ُل بِ ِه َو َم ْن َسلك َط ِريْقا يَلتَ ِم ُس ِفيْ ِه ِعلما سهل
َّ ًْ ىَ ج
َط ِريْقا إِل الَن ِة
“Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut
ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya ja-
lan menuju surga”.
Al-Hafizh Ibnu Rajab v berkata: “Menempuh
jalan menuntut ilmu memiliki dua makna:
Pertama: Secara hakekat, yaitu melangkahkan
kaki untuk menghadiri majlis ilmu
Kedua: Lebih luas, yaitu menempuh berbagai
cara yang mengantarkan menuju ilmu seperti
menulis, menghafal, mempelajari, mengulangi,
memahami dan lain sebagainya.1
Diantara cara menimba ilmu yang sangat ber
manfaat sekali adalah menghimpun fawaid (fae
dah) yang kita dengar, lihat, baca dan sebagai
nya. Nah, buku ini merupakan suatu contoh
bagi saudara-saudara kami yang haus ilmu. Kami
2
erdoa kepada Allah agar memberikan manfaat
b
dan pahala atasnya serta contoh bagi para penun
tut ilmu, karena barangsiapa memberikan contoh
yang baik dalam Islam maka dia akan mendapat
kan pahalanya dan pahala orang yang mengikuti
nya hingga hari kiamat2.
Tulisan ini adalah kumpulan artikel singkat
ilmiah di bulan Ramadhan, kami menghimpun
yang berserakan agar tetap terjaga untuk men
jaga dan mengikat ilmu. Alangkah benar nasehat
Sya’bi: “Apabila engkau mendengar sesuatu, maka
tulislah sekalipun di tembok”.3 Imam Syafi’i juga
pernah bertutur:
3
Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya
Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat
Termasuk kebodohan kalau engkau memburu ki-
jang
Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja.4
Semoga bermanfaat dan menjadi ladang paha
la bagi penulis, pembaca dan setiap yang berkon
tribusi penyebarannya.
4
1
Indahnya Kebersamaan
Dalam Puasa Dan Hari
Raya
5
hal yang harus kita fikirkan bersama, yaitu bahwa
masalah ini adalah masalah khilafiyyah ijtihadiyah
maka hendaknya kaum muslimin menyerahkan
dan mengikuti pemerintah mereka dalam me
milih di antara pendapat di atas agar tidak ter
jadi perbedaan dan perpecahan di kalangan kaum
muslimin, sebab sebagaimana diketahui bersama
persatuan adalah sesuatu yang sangat ditekankan
dalam syariat Islam.
Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah n:
6
5
jama’ah”.
7
dalil-dalil Al-Qur’an dan sunnah”.7
Sungguh sangat disayangkan sekali, bila iba
dah yang mulia ini dijadikan alat untuk fana
tik golongan, fanatic Negara atau membela
pendapat, sehingga masing-masing berusaha
agar pendapatnya didengar oleh masyarakat de
ngan embel-embel agama, tanpa menjaga kaidah
maslahat dan mengamalkan dalil terkuat!!!
Kita memohon kepada Allah w agar memberi
kan kita ilmu pengetahuan dalam agama dan
mengikuti Nabi n secara sempurna serta ke
sungguhan dalam persatuan kaum muslimin di
atas petunjuk yang lurus.
8
2
9
ٌ ْني فيه يَلْلَ ٌة َخ ر ُ َالشي َّ ُّ َ ُ َْ ْ َ ُ ج
ي ِم ْن ِ ِ اط ِ يم َوتغل ِفي ِه ح
ِ ِ َ ال أبواب
ْ َ َ َ َ َْ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َ ر
يها فقد ُح ِر َم أل ِف شه ٍر من ح ِرم خ
“Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ra-
madhan, bulan yang penuh berkah. Allah mewa-
jibkan puasa atas kalian di dalamnya. Pada bulan
ini dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu
neraka dan dibelenggu setan-setan. Di dalam bu-
lan ini ada sebuah malam yang lebih baik dari
seribu bulan. Barangsiapa yang tercegah dari
kebaikannya, maka sungguh dia tercegah untuk
mendapatkannya”.8
Al-Hafizh Ibnu Rajab v berkata: “Sebagian
ulama mengatakan; hadits ini adalah dalil bo
lehnya mengucapkan selamat antara sebagian
manusia kepada yang lain berhubungan dengan
datangnya bulan Ramadhan. Bagaimana mungkin
seorang mukmin tidak bergembira dengan dibu
kanya pintu surga?!, bagaimana tidak bergembira
10
orang yang berbuat dosa dengan ditutupnya pin
tu neraka?! Bagaimana mungkin orang yang be
rakal tidak bergembira dengan suatu waktu yang
saat itu setan dibelenggu, waktu mana yang bisa
menyerupai waktu semacam ini?”.9
Syaikh Abdur Rahman as-Sa’di v berkata:
“Ucapan selamat dalam berbagai kesempatan
dibangun di atas kaidah yang berharga, yaitu
asal dalam masalah adat, baik ucapan maupun
perbuatan hukumnya adalah boleh, tidak bisa di
haramkan atau dibenci kecuali apabila mengan
dung hal yang dilarang oleh syari’at atau me
ngandung kerusakan. Kaidah agung ini dibangun
di atas Al-Qur’an dan Sunnah. Sesungguhnya ma
nusia tidaklah bermaksud ibadah dengan ucapan
ini, namun hal itu merupakan adat sesama me
reka dalam sebagian kesempatan. Hal ini tidak
terlarang, bahkan menyimpan kemaslahatan se
bab apabila kaum mukmin saling mendoakan an
tara sesama maka sejatinya hal itu akan menye
babkan mereka saling mencintai. Dan adat-adat
yang boleh apabila diringi dengan manfaat dan
11
maslahat, maka bisa menjadikannya sebagai ama
lan yang dicintai oleh Allah sesuai dengan buah
yang dihasilkannya”.10
NB: Lihat secara luas masalah ini dalam risalah
Hukmu at-Tahniah Bi Dukhuli Syahri Ramadhan, Yu
suf bin Abdul Aziz at-Thorifi, karena beliau telah
mengumpulkan dalil-dalil dan ketarangan para
ulama yang membolehkan hal ini.
12
3
13
Dari Abu Hurairah a berkata: Rasulullah n
bersabda: “Bukanlah puasa itu dari makan dan
minum, tetapi puasa sesungguhnya adalah mena-
han diri dari ucapan kotor dan sia-sia”.11
َ َْ َ ْ ُ َ َْ ْ َ َ َ
، ت فليَ ُص ْم َس ْم ُعك ِ قال جابِ ُر ب ُن عب ِد ا
ِإذا صم: هلل
ََ ْ َ َ َْ َ َ ْ َ َ ُ َ َ َ ُ ََ َ ر
َودع أذى، ِارم ِ ولِسانك ع ِن الك ِذ ِب والمح، وبصك
َ ٌ
، كينَة يَ ْو َم ِصيَا ِمك َ ٌ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْي َ ْخ
ِ َولَكن عليك َوقار َوس، ِالا ِدم
َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ ََ اَ ج
ً ك َس َو
اء ول تعل يوم فِط ِرك وصو ِم
Sahabat Jabir bin Abdillah a berkata: “Jika eng-
kau berpuasa, maka berpuasalah pendengaran-
mu dan pandanganmu serta lisanmu dari dusta
dan dosa. Janganlah menyakiti pembantu. Hen-
daknya dirimu tenang dan berwibawa saat puasa.
Dan jangan jadikan hari puasamu dan hari tidak
puasamu sama saja”. 12
Al-Hafizh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah v berkata:
14
“Orang berpuasa yang sebenarnya adalah seorang
yang menahan anggota badannya dari segala
dosa, lidahnya dari dusta, perutnya dari makanan
dan minuman, farjinya dari jima. Kalau dia berbi
cara, dia tidak mengeluarkan kata yang menodai
puasanya. Kalau dia berbuat, dia tidak melakukan
hal yang dapat merusak puasanya, sehingga uca
pannya yang keluar adalah bermanfaat dan baik.
Demikian pula amal perbuatannya, dia ibarat
wewangian yang dicium baunya oleh kawan
duduknya. Seperti itu juga orang yang berpua
sa, kawan duduknya mengambil manfaat dan
merasa aman dari kedustaan, kemaksiatan dan
kedzalimannya. Inilah hakekat puasa sebenarnya,
bukan hanya sekedar menahan diri dari makanan
dan minuman”.13
15
4
ﮋﭣﭤﭥﭦﭧﭨ
ﭩﭪﭫﭬﭭﭮﭯ
ﭰﭱﮊ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.
(QS. Al-Baqarah: 183)
16
Ayat yang mulia ini merupakan dalil pokok
tentang ibadah puasa dan hikmahnya. Oleh kare
nanya, marilah kita sejenak merenungi bersama
kandungan ayat mulia ini:
Pertama: Ayat mulia ini didahului dengan
panggilan “wahai orang-orang yang beriman” yang
menunjukkan bahwa ayat ini sangat penting
untuk diperhatikan. Sahabat yang mulia Abdul
lah bin Mas’ud a pernah mengatakan: “Apabila
engkau mendapati ayat yang didahului dengan (
) “Wahai orang-orang beriman”, maka
pasanglah telingamu baik-baik, karena isinya
adalah kebaikan yang harus engkau lakukan atau
kejelekan yang harus engkau hindari”.
Ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang didahului se
ruan tersebut cukup banyak, kurang lebih sem
bilan puluh ayat. Syaikh Abu Bakar al-Jazairi
mengumpulkannya dalam sebuah kitab berjudul
“Nida’atur Rahman li Ahli Iman” (Seruan ar-Rah
man kepada hamba-hamba-Nya yang beriman”.
Dalam muqoddimahnya, beliau menerangkan
bahwa seruan-seruan ini berisi hal-hal penting
yang semestinya diketahui seorang muslim agar
17
meraih kebahagiaan di dunia dan akherat. Seru
an-seruan ini mencakup permasalahan seputar
aqidah, ibadah, akhlak, mu’amalat, hukum dan
lain sebagainya.
Setiap ayat yang diawali dengan “Hai orang-
orang yang beriman” menunjukkan bahwa tuntu
tan dalam ayat tersebut termasuk konsekuansi
keimanan seorang. Seakan mengatakan: Sean
dainya iman kalian benar-benar sejati, maka ka
lian akan melakukan hal-hal yang dituntut dalam
ayat tersebut”.14
18
namun tidak kafir.15
19
Yang juga Menangisi saudaranya, tentu saya
akan bunuh diri
Sekalipun mereka tidak menangis seperti tangi
sanku pada saudaraku
Tetapi saya menghibur diri dalam duka cita ini16.
2. Kesempurnaan umat Islam terhadap keuta
maan-keutamaan yang diperoleh oleh umat
sebelum mereka.17
20
5
ﮋﯯﯰﯱﯲﯳﯴﯵﯶﯷﯸ
ﯹﯺﯻﯼﯽﯾﯿﰀﮊ
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
21
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (ke-
datangan) hari kiamat dan Dia banyak menye-
but Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)
Al-Hafizh Ibnu Katsir v mengatakan: “Ayat
yang mulia ini merupakan landasan dasar dalam
mengikuti Nabi dalam ucapannya, perbuatannya,
dan segala keadaannya”.18
Hal itu karena memang mencontoh petunjuk
Nabi dalam setiap ketaatan adalah kunci diteri
manya amal shalih seorang hamba bersama de
ngan kunci lainnya yaitu ikhlas karena Allah w.
Dua syarat tersebut (ikhlas dan mencontoh Nabi
n) seperti dua sayap burung yang tidak sempur
na tanpa kedua-duanya.
Hanya saja mengetahui petunjuk Nabi n di
bulan puasa Ramadhan bukanlah hanya dengan
angan-angan belaka tetapi dengan ilmu yang ber
manfaat yang membuahkan amal shalih.19
22
6
Ramadhan, Bulan
Semangat Bukan Malas
dan Lemes
23
para salaf dahulu:
• Perang Badar dan Fathu Mekkah terjadi di bu
lan Ramadhan, dua peristiwa yang merupa
kan momentum kebangkitan dan kemena
ngan Islam dan umat Islam.
• Di Bulan Ramadhan, Nabi n dan para saha
bat menghancurkan patung-patung besar
seperti Lata dan Manat.
• Di bulan Ramadhan, Nabi n menikah dengan
Hafshoh Putri Umar bin Khothob
• Di bulan Ramadhan, Nabi n menghancurkan
Masjid Dhiror yang dibangun kaum munafiq.
• Di Bulan Ramadhan, Nabi n menerima dele
gasi-delegasi yang menyatakan masuk Islam.
• Di bulan Ramadhan, Nabi n berperang sem
bilang kali peperangan.
• Di Bulan Ramadhan, terjadi perang Ain Jalut
yang mengalahkan kaum Salibis dengan
kekalahan yang telak.
Walhasil, bulan Ramadhan di mata Nabi dan
24
ulama salaf adalah bulan perjuangan, semangat,
pengorbanan untuk menegakkan panji Islam, bu
kan hanya sekedar bersenang-senang makan dan
minum. Yuk, semangat di bulan Ramadhan dan
Jangan Malas ! 20
25
7
ﮋﮘﮙﮚﮛﮜﮝﮞ
ﮟ ﮠ ﮡ ﮢ ﮣﮤ ﮊ
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya ditu-
runkan (permulaan) Al-Quran sebagai petun-
juk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
26
engenai petunjuk itu dan pembeda (antara
m
yang hak dan yang bathil). (QS. Al-Baqarah: 185)
Maka sudah semestinya kita memuliakan bu
lan mulia ini dengan banyak membaca Al-Quran,
mentadabburi dan memahami isinya. Rasulullah
n sebagai teladan kita, beliau selalu mengecek
bacaan al-Qur’annya pada malaikat jibril pada
bulan ini.21 Demikian juga para ulama salaf kita
dahulu, mereka berlomba-lomba membaca Al-
Quran di bulan mulia, bahkan sampai ada yang
sehari khatam sekali dan dua kali!
Cukuplah keutamaan membaca dan mempela
jari al-Qur’an sebuah hadits yang berbunyi:
ُْ َُ َ َ َُُْ ُْ ْ َ ْ َْ ْ َ
َم ْن:هلل
ِ قال رسول ا: هلل ب ِن مسعو ٍد يقول ِ عن عب ِد ا
ش
َْ َ َ ٌ َ حْ َ َ َ ُ َ ر
ع ب ة ن س ال و ة ن س ح ه ب
ََُ
هل ف هلل ا اب َقَ َرأَ َح ْرفًا م ْن كت
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ٌَ َ ٌ ْ َ ٌ َ ْ َ َ ٌ ْ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ َ ْ َ
كن أ ِلف حرف والم ِ أمثالِها ال أقول آلم حرف ول
ٌ ٌ
َح ْرف َو ِميْ ٌم َح ْرف
Dari Abdullah bin Mas’ud a bahwasanya
27
asulullah n bersabda: “Barangsiapa yang mem-
R
baca satu huruf al-Qur’an, maka baginya satu
kebaikan, setiap satu kebaikan dilipat gandakan
hingga sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan
Aliif Laam Miim satu huruf, akan tetapi Aliif satu
huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.”22
Syaikh Abdul Karim Al-Khudhair (salah satu
anggota ulama besar dan dewan fatwa di Saudi
Arabia) berkata:
28
َّ ََ ْ َ ُ ْ ُ ُ ُ ُ ْ َ َ َ ْ ْ َلا
هلل َع َّز َو َجل
ِ لو طه َرت قلوبكم ما ش ِبعت ِمن ك مِ ا
“Seandainya hati kalian bersih, niscaya kalian
tidak akan pernah merasa kenyang dari firman
Allah w”.23
Nasehat ini direaliasasikan oleh pelontarnya
dengan praktek nyata. Beliau pernah menga
takan: “Saya tidak ingin jika ada satu haripun ter
lewatkan tanpa membaca Al-Qur’an”. 24
Subhanallah, beliau mengatakan demikian pa
dahal beliau adalah seorang khalifah yang sibuk,
lantas bagaimana dengan kita?! Bukankah kita
sering sibuk dan cinta dengan medsos daripada
Al-Qur’an?! Bukankah kita sering khotam koran
bukan Al-Qur’an?!
Ya Allah Beningkanlah hati kami dari noda-
noda dosa dan jadikanlah diri kami bersemangat
membaca Al-Quran, bukan hanya sibuk dengan
medsos dan hp.
29
8
Kedahsyatan Doa Di
Bulan Puasa
30
kecuali dengan meminta kepada-Nya. Dari situ
lah aku faham bahwa sumber kebaikan adalah
doa”. 26
Dan termasuk keberkahan bulan Ramadhan,
Allah memuliakan kita semua dengan jaminan
terkabulkannya doa. Keadaan berpuasa merupa
kan saat-saat waktu terkabulkannya doa.
Hal ini diisyaratkan oleh Allah w dalam Al-
Quran ketika menjelaskan hukum-hukum puasa:
ﮋ ﯩ ﯪ ﯫ ﯬ ﯭ ﯮﯯ ﯰ
ﯱ ﯲ ﯳ ﯴﯵ ﯶ ﯷ ﯸ ﯹ
ﯺﯻﯼﮊ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepa
damu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya
Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepa-
da-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
31
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beri-
man kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran. (QS. Al Baqarah: 186)
Imam Ibnu Katsir v berkomentar mengenai
ayat ini:
ًَ َ ََ َ بْ َ َ َ لَى َ ََ ْ ْ َ ى
ُمتَخ ِللة،ِادل اَعء
ُّ ع ف ِذك ِرهِ ت َعال ه ِذهِ اآلية الا ِعثة ِو ي
ْ ْ َى ُ َْ َ
ََ نْ َ ْ ا
ادل اَع ِء ِعن َد
ُّ جت َهاد ف
ِاإل ِ ِ ي
َ ِّ
ِ إِرشاد إِل، ِبي أحكمِ الصيام
ِّ ُْ ل ْ َّ ْ َ ْ
. بَل َو ِعن َد ك فِ ْط ٍر،ال ال ِعد ِة
ِ ِإكم
“Penyebutan ayat ini yang berisi anjuran berdoa
di tengah-tengah hukum tentang puasa, mem-
berikan petunjuk agar bersemangat berdoa usai
puasa, bahkan setiap berbuka”.
32
(bepergian)”. 27
Maka pergunakanlah kesempatan berharga ini
untuk banyak doa dengan penuh menghadirkan
hati dan kemantapan. Janganlah sia-siakan waktu
istimewa ini dengan hal-hal yang tiada guna, le
bih-lebih saat akan berbuka puasa.
Dan secara khusus saya menghimbau kepada
semuanya mari kita banyak berdoa kepada Allah
di hari-hari ini agar Allah mengangkat wabah
dari negeri kita. Optimislah dan jangan pesimis.
Orang yang yang merugi di bulan ini adalah
adalah orang yang tidak yakin kalau doanya tidak
dikabulkan Allah dan dosanya tidak akan diam
puni Allah, karena sejatinya dia telah berburuk
sangka kepada Allah w.
33
9
34
َ
َر َم َضان
“Adalah Rasulullah manusia yang paling der-
mawan. Beliau sangat dermawan jika bulan Ra-
madhan.” 28
Demikianlah suri teladan kita, sudahkah kita
mencontohnya? Oleh karena itu, hendaknya kita
bersemangat dalam bersedekah dan berbuat baik
kepada umat manusia dan orang-orang lemah
dengan berbagai macam kebaikan, lebih-lebih
memberi makan kepada orang yang berbuka pua
sa, karena pahala dan ganjarannya sangat besar.
Rasulullah n bersabda:
ُ ْ َ َ ُ َّ َ ُ َْ ْ َ َّ َ َ ً اَ َ هَ ُ ْ ُ َ ْ َ ر
ي أنه ال ينق ُص من فطر صائِما كن ل ِمثل أج ِرهِ غ
ْ َ ْ َ ْ
الصائِ ِم شيئًا
َّ جر
ِ ِمن أ
“Barang siapa yang memberi makan kepada
orang yang berpuasa, maka baginya pahala semi-
sal orang yang berpuasa, tanpa dikurangi dari
35
pahala orang yang berpuasa sedikit pun.” 29
Dan memberi makan untuk orang puasa me
miliki beberapa bentuk:
1. Mengundangnya untuk makan di rumah
2. Membuatkan makanan dan mengirimkan un
tuknya
3. Membelikan makanan untuknya.30
Saudaraku, ingatlah saudara-saudara kita yang
terdampak bencana covid-19. Saat ini mereka se
dang kesusahan dan kesulitan. Maka ulurkanlah
tanganmu untuk membantu mereka semampu
mungkin. Rasulullah n bersabda:
ُّ َم ْن َن َّف َس َع ْن ُم ْؤمن ُك ْر َب ًة م ْن ُك َرب
ُ ادل ْنيَا َن َّف َس
اهلل ِ ِ ٍِ
ََعنْ ُه ُك ْر َب ًة م ْن ُك َرب يَ ْومِ الْقيَامة
ِ ِ ِ ِ
“Barang siapa yang membantu menghilangkan
29 HR. Tirmidzi No. 807, Ahmad 28/261, Ibnu Majah No. 1746.
Ibnu Hibban No. 895; dishahihkan oleh al-Albani dalam
Shahih Sunan at-Tirmidzi no. 807.
30 Al Muntaqa lil Hadits fi Ramadhan hlm. 52 Ibrahim al-Huqail.
36
kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah
akan menghilangkan kesusahan darinya besok di
hari kiamat.” (HR. Muslim: 2699)
Terlebih lagi orang kaya, pengusaha, pemerin
tah, dan bangsawan, hendaknya mereka menge
luarkan hartanya untuk membantu para korban.
Dahulu, tatkala terjadi gempa pada masa Kholi
fah Umar bin Abdul Aziz, beliau menulis surat ke
pada para gubernurnya untuk bershodaqoh dan
memerintah rakyat untuk bershodaqoh.31
Mari kita saling membantu, saling peduli dan
saling bahu membahu gotong royong mena
nggung cobaan ini sehingga terwujudkan ukhuw
wah Islamiyyah di antara kita.
37
10
38
Another random document with
no related content on Scribd:
The Project Gutenberg eBook of The Cambridge natural
history, Vol. 06 (of 10)
This ebook is for the use of anyone anywhere in the United States and most
other parts of the world at no cost and with almost no restrictions whatsoever.
You may copy it, give it away or re-use it under the terms of the Project
Gutenberg License included with this ebook or online at www.gutenberg.org. If
you are not located in the United States, you will have to check the laws of the
country where you are located before using this eBook.
Editor: S. F. Harmer
Sir A. E. Shipley
Language: English
Credits: Keith Edkins, Peter Becker and the Online Distributed Proofreading
Team at https://www.pgdp.net (This file was produced from images
generously made available by The Internet Archive)
EDITED BY
AND
VOLUME VI
INSECTS
PART II. Hymenoptera continued (Tubulifera and Aculeata), Coleoptera, Strepsiptera,
Lepidoptera, Diptera, Aphaniptera, Thysanoptera, Hemiptera, Anoplura.
By David Sharp, M.A. (Cantab.), M.B. (Edinb.), F.R.S.
London
MACMILLAN AND CO., Limited
NEW YORK: THE MACMILLAN COMPANY
1899
"Men are poor things; I don't know why the world thinks so
much of them."—Mrs. Bee, by L. & M. Wintle.
CONTENTS
PAGE
Scheme of the Classification adopted in this Book vii
CHAPTER I
Hymenoptera Petiolata continued—Series 2. Tubulifera or
Chrysididae.—Series 3. Aculeata—General—Classification—
Division I. Anthophila or Bees 1
CHAPTER II
Hymenoptera Aculeata continued—Division II. Diploptera or
Wasps—Eumenidae, Solitary True Wasps—Vespidae, Social
Wasps—Masaridae 71
CHAPTER III
Hymenoptera Aculeata continued—Division III. Fossores or
Fossorial Solitary Wasps—Family Scoliidae or Subterranean
Fossores—Family Pompilidae or Runners—Family Sphegidae
or Perfect-Stingers 90
CHAPTER IV
Hymenoptera Aculeata continued—Division IV. Formicidae or Ants 131
CHAPTER V
Coleoptera or Beetles—Strepsiptera 184
CHAPTER VI
Lepidoptera, or Butterflies and Moths 304
CHAPTER VII
Diptera, or Flies—Aphaniptera, or Fleas—Thysanoptera, or
Thrips 438
CHAPTER VIII
Hemiptera, or Bugs—Anoplura 532
Notes and Corrigenda to Volume VI. and to Insecta of Volume V. 602
Index 603
SCHEME OF THE CLASSIFICATION ADOPTED IN THIS BOOK
Sub-order,
Sub-Family or
Order. Division, Family. Group.
Tribe.
or Series.
HYMENOPTERA Petiolata. (continued from Vol. V).
(continued from Tubulifera
Chrysididae (p. 1).
Vol. V) (p. 1)
Aculeata Archiapides (p. 21).
(p. 4) Obtusilingues (p. 22).
Anthophila
Andrenides (p. 23).
(p. 10)
Denudatae (p. 29).
Apidae
Scopulipedes (p. 32).
(p. 10)
Dasygastres (p. 35).
Sociales (p. 53).
Diploptera
Eumenidae (p. 72).
Vespidae (p. 78).
Masaridae (p. 88).
Mutillides (p. 94).
Fossores
Thynnides (p. 96).
(p. 90)
Scoliides (p. 97).
Scoliidae
Sapygides (p. 99).
(p. 94)
Rhopalosomides (p. 100).
Pompilidae (p. 101).
Sphegides (p. 107).
Ampulicides (p. 114).
Larrides (p. 116).
Trypoxylonides (p. 118).
Sphegidae Astatides (p. 119).
(p. 107) Bembecides (p. 119).
Nyssonides (p. 123).
Philanthides (p. 124).
Mimesides (p. 127).
Crabronides (p. 128).
Heterogyna Camponotides (p. 144).
(p. 131) Dolichoderides (p. 157).
Formicidae Myrmicini
(p. 131) (p. 159).
Attini (p. 165).
Myrmicides
Pseudomyrmini
(p. 158)
(p. 168).
Cryptocerini
(p. 169).
Ponerides (p. 170).
Ecitonini
Dorylides
(p. 175).
(p. 174)
Dorylini (p. 177).
Amblyoponides (p. 180).
Sub-order,
Sub-Family or
Order. Division, Family.
Tribe.
or Series.
COLEOPTERA Passalidae (p. 192).
(p. 184) Lucanidae (p. 193).
Coprides (p. 195).
Lamellicornia Melolonthides
(p. 190) Scarabaeidae (p. 198).
(p. 194) Rutelides (p. 198).
Dynastides (p. 199).
Cetoniides (p. 199).
Cicindelidae (p. 201).
Carabides (p. 206).
Harpalides (p. 206).
Pseudomorphides
Carabidae (p. 204)
Adephaga or (p. 206).
Caraboidea Mormolycides
(p. 200) (p. 206).
Amphizoidae (p. 207).
Pelobiidae (p. 207).
Haliplidae (p. 209).
Dytiscidae (p. 210).
Polymorpha Paussidae (p. 213).
(p. 213) Gyrinidae (p. 215).
Hydrophilidae (p. 216).
Platypsyllidae (p. 219).
Leptinidae (p. 220).
Silphidae (p. 221).
Scydmaenidae (p. 223).
Gnostidae (p. 223).
Pselaphidae (p. 223).
Staphylinidae (p. 224).
Sphaeriidae (p. 227).
Trichopterygidae (p. 227).
Hydroscaphidae (p. 228).
Corylophidae (p. 228).
Scaphidiidae (p. 229).
Synteliidae (p. 229).
Histeridae (p. 230).
Phalacridae (p. 231).
Nitidulidae (p. 231).
Trogositidae (p. 232).
Colydiidae (p. 233).
Rhysodidae (p. 234).
Cucujidae (p. 234).
Cryptophagidae (p. 235).
Helotidae (p. 235).
Thorictidae (p. 236).
Erotylidae (p. 236).
Mycetophagidae (p. 237).
Coccinellidae (p. 237).
Endomychidae (p. 239).
Mycetaeidae (p. 239).
Latridiidae (p. 240).
Adimeridae (p. 240).
Dermestidae (p. 241).
Byrrhidae (p. 242).
Cyathoceridae (p. 243).
Georyssidae (p. 243).
Heteroceridae (p. 243).
Parnidae (p. 243).
Derodontidae (p. 244).
Cioidae (p. 245).
Sphindidae (p. 245).
Bostrichidae (p. 246).
Ptinides (p. 246).
Ptinidae (p. 246)
Anobiides (p. 246).
Lycides (p. 248).
Drilides (p. 248).
Malacodermidae Lampyrides
(p. 248) (p. 248).
Telephorides
(p. 248).
Melyridae (p. 252).
Cleridae (p. 253).
Lymexylonidae (p. 254).
Dascillidae (p. 255).
Rhipiceridae (p. 256).
Elateridae Throscides (p. 260).
(p. 256) Eucnemides
(p. 260).
Elaterides (p. 260).
Cebrionides
(p. 260).
Perothopides
(p. 260).
Cerophytides
(p. 260).
Buprestidae (p. 261).
Tenebrionidae (p. 263).
Cistelidae (p. 264).
Lagriidae (p. 264).
Othniidae (p. 265).
Aegialitidae (p. 265).
Monommidae (p. 265).
Nilionidae (p. 265).
Heteromera
Melandryidae (p. 265).
(p. 262)
Pythidae (p. 265).
Pyrochroidae (p. 266).
Anthicidae (p. 266).
Oedemeridae (p. 266).
Mordellidae (p. 267).
Cantharidae (p. 269).
Trictenotomidae (p. 275).
Bruchidae (p. 276)
Eupoda (p. 280).
Camptosomes
Chrysomelidae (p. 281).
(p. 278) Cyclica (p. 282).
Phytophaga
Cryptostomes
(p. 276)
(p. 282).
Prionides (p. 287).
Cerambycidae Cerambycides
(p. 285) (p. 287).
Lamiides (p. 287).
Anthribidae (p. 290).
Rhynchophora Curculionidae (p. 290).
(p. 288) Scolytidae (p. 294).
Brenthidae (p. 295).
Aglycyderidae (p. 297).
Protorhinidae (p. 298).
Strepsiptera
Stylopidae (p. 298).
(p. 298)
Sub-order,
Sub-Family or
Order. Division, Family.
Tribe.
or Series.
DIPTERA Cecidomyiidae (p. 458).
(p. 438) Mycetophilidae (p. 462).
Blepharoceridae (p. 464).
Culicidae (p. 466).
Chironomidae (p. 468).
Orphnephilidae (p. 470).
Orthorrhapha Psychodidae (p. 470).
Nemocera Dixidae (p. 471).
(p. 455) Ptychopterinae
Tipulidae (p. 472).
(p. 471) Limnobiinae (p. 473).
Tipulinae (p. 475).
Bibionidae (p. 475).
Simuliidae (p. 477).
Rhyphidae (p. 478).
Orthorrhapha Stratiomyidae (p. 478).
Brachycera Leptidae (p. 479).
(pp. 455, 478) Tabanidae (p. 481).
Acanthomeridae (p. 483).
Therevidae (p. 484).
Scenopinidae (p. 484).
Nemestrinidae (p. 484).
Bombyliidae (p. 485).
Acroceridae (p. 489).
Lonchopteridae (p. 490).
Mydaidae (p. 491).
Asilidae (p. 491).
Apioceridae (p. 492).
Empidae (p. 492).
Dolichopidae (p. 493).
Phoridae (p. 494).
Cyclorrhapha Platypezidae (p. 496).
Asciza Pipunculidae (p. 496).
(pp. 455, 494) Conopidae (p. 497).
Syrphidae (p. 498).
Muscidae Acalyptratae (p. 503).
Anthomyiidae (p. 506).
Cyclorrhapha Tachinidae (p. 507).
Schizophora Dexiidae (p. 510).
(pp. 456, 503) Sarcophagidae (p. 510).
Muscidae (p. 511).
Oestridae (p. 514).
Hippoboscidae (p. 518).
Pupipara Braulidae (p. 520).
(pp. 456, 517) Streblidae (p. 521).
Nycteribiidae (p. 521).
Although none of the Ruby-flies attain a large size, they are usually
very conspicuous on account of their gaudy or brilliant colours. They
are amongst the most restless and rapid of Insects; they love the hot
sunshine, and are difficult of capture. Though not anywhere
numerous in species, they are found in most parts of the world. In
Britain we have about twenty species. They usually frequent old
wood or masonry, in which the nests of Aculeate Hymenoptera exist,
or fly rapidly to and fro about the banks of earth where bees nest. Dr.
Chapman has observed the habits of some of our British species.[2]
He noticed Chrysis ignita flying about the cell of Odynerus parietum,
a solitary wasp that provisions its nest with caterpillars; in this cell
the Chrysis deposited an egg, and in less than an hour the wasp had
sealed the cell. Two days afterwards this was opened and was found
to contain a larva of Chrysis a quarter of an inch long, as well as the
Lepidopterous larvae stored up by the wasp, but there was no trace
of egg or young of the wasp. Six days after the egg was laid the
Chrysis had eaten all the food and was full-grown, having moulted
three or four times. Afterwards it formed a cocoon in which to
complete its metamorphosis. It is, however, more usual for the
species of Chrysis to live on the larva of the wasp and not on the
food; indeed, it has recently been positively stated that Chrysis never
eats the food in the wasp's cell, but there is no ground whatever for
rejecting the evidence of so careful an observer as Dr. Chapman.
According to M. du Buysson the larva of Chrysis will not eat the
lepidopterous larvae, but will die in their midst if the Odynerus larva
does not develop; but this observation probably relates only to such
species as habitually live on Odynerus itself. The mother-wasp of
Chrysis bidentata searches for a cell of Odynerus spinipes that has
not been properly closed, and that contains a full-grown larva of that
wasp enclosed in its cocoon. Having succeeded in its search the
Chrysis deposits several eggs—from six to ten; for some reason that
is not apparent all but one of these eggs fail to produce young; in two
or three days this one hatches, the others shrivelling up. The young
Chrysis larva seizes with its mouth a fold of the skin of the helpless
larva of the Odynerus, and sucks it without inflicting any visible
wound. In about eleven days the Chrysis has changed its skin four
times, has consumed all the larva and is full-fed; it spins its own
cocoon inside that of its victim, and remains therein till the following
spring, when it changes to a pupa, and in less than three weeks
thereafter emerges a perfect Chrysis of the most brilliant colour, and
if it be a female indefatigable in activity. It is remarkable that the larva
of Chrysis is so much like that of Odynerus that the two can only be
distinguished externally by the colour, the Odynerus being yellow
and the Chrysis white; but this is only one of the many cases in
which host and parasite are extremely similar to the eye. Chrysis
shanghaiensis has been reared from the cocoons of a Lepidopterous
Insect—Monema flavescens, family Limacodidae—and it has been
presumed that it eats the larva therein contained. All other Chrysids,
so far as known, live at the expense of Hymenoptera (usually, as we
have seen, actually consuming their bodies), and it is not impossible
that C. shanghaiensis really lives on a Hymenopterous parasite in
the cocoon of the Lepidopteron.