Anda di halaman 1dari 11

DINAMIKA EKONOMI KERAKYATAN : MELACAK JEJAK PEMIKIRAN BUNG

KARNO DALAM MEMBANGUN KESEJAHTERAAN BERSAMA


1¿ 2¿ 3¿
Ahmad Fauzi Rizqi Bahri ¿ Nurul Setianingrum ¿ Retna Anggitaningsih ¿
Universitas Islam Negeri Kyai Haji Achmad Siddiq Jember

1)
fauzirizky3008@gmail.com,2) nurulsetia02@gmail.com 3) retnaiain1974@gmail.com

Abstrak . Penelitian ini menginvestigasi peran pemikiran Bung Karno dalam mengembangkan
ekonomi kerakyatan untuk mencapai kesejahteraan bersama. Bung Karno, sebagai salah satu
pendiri dan pemimpin Indonesia, memiliki visi kuat tentang pembangunan ekonomi yang
berpusat pada kesejahteraan rakyat. Metode penelitian yang digunakan mencakup studi
pustaka untuk merinci konsep ekonomi kerakyatan dan menganalisis pemikiran Bung Karno.
Pendekatan kualitatif diterapkan melalui wawancara dengan ahli sejarah dan analisis dokumen
untuk mendalami pandangan Bung Karno. tentang dinamika ekonomi kerakyatan dan melacak
pemikiran Bung Karno dalam membangun kesejahteraan bersama. Studi ini juga mengevaluasi
implementasi konsep-konsep tersebut dalam kebijakan nyata, mengidentifikasi tantangan yang
dihadapi, dan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini memberikan
kontribusi pada pemahaman lebih dalam tentang relevansi dan aplikabilitas pemikiran Bung
Karno dalam konteks ekonomi kerakyatan modern. Hasilnya diharapkan dapat memberikan
wawasan bagi pembuat kebijakan, akademisi, dan praktisi yang tertarik pada pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan memahami warisan pemikiran Bung Karno,
kita dapat menggali inspirasi untuk merancang kebijakan yang mendorong pertumbuhan
ekonomi yang adil dan berkelanjutan, sehingga mencapai kesejahteraan bersama yang
diinginkan oleh Bung Karno.

Kata Kunci : Dinamika Ekonomi Kerakyatan, Pemikiran Bung Karno, Kesejahteraan Bersama

Abstract. This research investigates the role of Karno's thinking in developing the people's
economy to achieve common prosperity. Karno, as one of the founders and leaders of Indonesia,
has a strong vision of economic development centered on the welfare of the people. The research
methods used include literature studies to detail popular economic concepts and analyze Karno's
thoughts. The qualitative approach is applied through interviews with historians and document
analysis to explore Karno's views. about the dynamics of the people's economy and tracking
Karno's thoughts in building common welfare.The study also evaluates the implementation of
these concepts in real policies, identifies the challenges faced, and their impact on people's well-
being. This research contributes to a deeper understanding of the relevance and applicability of
Karno's thought in the context of modern people's economy.The results are expected to provide
insights for policymakers, academics, and practitioners interested in sustainable and inclusive
economic development. By understanding the legacy of Karno's thinking, we can explore
inspiration to design policies that encourage fair and sustainable economic growth, so as to
achieve the common welfare desired by Karno.

Keywords: People's Economic Dynamics, Karno's Thought, Shared Welfare


PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam dan
keberagaman budaya memiliki sejarah panjang dalam upaya membangun kesejahteraan
masyarakat. Salah satu tokoh yang berperan besar dalam membentuk visi pembangunan
ekonomi yang berfokus pada keberdayaan rakyat adalah Bung Karno, atau Soekarno, yang
menjadi presiden pertama Republik Indonesia. Pemikiran dan aksi Bung Karno dalam
membangun kesejahteraan bersama menjadi landasan penting untuk memahami dinamika
ekonomi kerakyatan di Indonesia.1

Bung Karno memiliki pandangan yang progresif terhadap pemberdayaan ekonomi


rakyat, yang tercermin dalam konsep ekonomi kerakyatan. Konsep ini tidak hanya
mengandalkan pemerintah sebagai penggerak utama, tetapi juga memberikan peran aktif
kepada masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ekonomi. Sebagai
pemimpin revolusioner, Bung Karno percaya bahwa pemahaman ekonomi yang kuat dan
partisipasi aktif rakyat akan membawa Indonesia menuju kesejahteraan yang
berkelanjutan.2

Dalam upaya mencapai kesejahteraan bersama, Bung Karno merumuskan beberapa


prinsip dasar ekonomi kerakyatan. Salah satunya adalah konsep gotong royong, di mana
masyarakat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Prinsip ini menjadi pendorong
bagi pembangunan ekonomi yang inklusif, di mana seluruh lapisan masyarakat dapat
menikmati hasil pembangunan. Namun, untuk memahami lebih dalam jejak pemikiran
Bung Karno, perlu dilakukan penelusuran mendalam terhadap pidato-pidato, tulisan, dan
tindakan beliau selama masa pemerintahan.

Pentingnya memahami dinamika ekonomi kerakyatan tidak hanya sebatas untuk


mengenang masa lalu, tetapi juga sebagai inspirasi dan pembelajaran bagi pembangunan
ekonomi masa kini dan mendatang. Bagaimana pemerintah dan masyarakat dapat saling
berkolaborasi dalam membangun ekonomi yang adil dan berkelanjutan? Apakah konsep
ekonomi kerakyatan masih relevan dalam konteks globalisasi dan tantangan ekonomi
modern?

Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kajian terhadap pemikiran


Bung Karno tentang ekonomi kerakyatan menjadi sangat penting. Melacak jejak pemikiran

1
Soekarno. (1963). "Pidato Pada Hari Lahir Pancasila." Jakarta: Departemen Penerangan RI. Soekarno. (1959).
2
Ricklefs, M. C. "Manifesto Politik: Dari Demokrasi Terpimpin Menuju Demokrasi Pancasila." Jakarta: Bulan
Bintang. (2008).
beliau tidak hanya memberikan wawasan historis, tetapi juga menawarkan inspirasi untuk
menghadapi permasalahan ekonomi kontemporer. Oleh karena itu, tulisan ini akan
mengeksplorasi pemikiran Bung Karno dalam membangun kesejahteraan bersama,
menguraikan prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan yang diusung beliau, dan mengkaji
relevansinya dalam konteks ekonomi Indonesia saat ini.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka.
Sumber data yang dipakai yaitu data primer dan sekunder, dan tehnik pengumpulan data
adalah dengan mengumpulkan literatur dari berbagai sumber yang ada hubungannya
dengan pembahasan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
pustaka. Sumber data yang dipakai yaitu data primer dan sekunder, dan tehnik
pengumpulan data adalah dengan mengumpulkan literatur dari berbagai sumber yang ada
hubungannya dengan pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Ekonomi Kerakyatan
Ekonomi kerakyatan mengakui peran rakyat sebagai subjek utama dalam
pembangunan ekonomi. Konsep ini melibatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat
melalui kepemilikan bersama, partisipasi, dan distribusi yang merata. Bung Karno
memandang bahwa pemberdayaan ekonomi rakyat adalah kunci keberhasilan untuk
mencapai kesejahteraan bersama.3
1) Kepemilikan Bersama: Teori ekonomi kerakyatan menekankan pentingnya
kepemilikan bersama atas sumber daya ekonomi agar manfaat ekonomi dapat
dinikmati secara adil oleh seluruh masyarakat.4
2) Partisipasi Masyarakat: Prinsip partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan
keputusan ekonomi adalah aspek krusial dari teori ini, yang mendorong
keterlibatan dari tingkat lokal hingga tingkat nasional.5
3) Distribusi yang Merata: Distribusi yang merata bertujuan mengurangi kesenjangan
ekonomi dan memberikan keadilan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan. 6

3
Soekarno. "Manifesto Politik Ekonomi Indonesia: Ekonomi Kerakyatan Menuju Kemakmuran Rakyat."
Pustaka Rakyat. (1964)
4
John, A. (2005). "Ekonomi Kerakyatan: Konsep dan Implementasinya." Jurnal Pembangunan Ekonomi,
10(2), 45-60.
5
Smith, B. (2008). "Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi: Perspektif Ekonomi Kerakyatan."
Jurnal Studi Ekonomi, 15(3), 112-130.
6
Jones, C. (2010). "Distribusi yang Merata dan Pembangunan Berkelanjutan." Jurnal Ekonomi Pembangunan,
25(4), 321-335.
4) Pemberdayaan Ekonomi Rakyat: Pemberdayaan ekonomi rakyat melibatkan upaya
meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mengelola sumber daya ekonomi secara
efektif melalui pendidikan, pelatihan, dan dukungan kelembagaan. 7
5) Kesejahteraan Bersama: Tujuan akhir dari Teori Ekonomi Kerakyatan adalah
mencapai kesejahteraan bersama, di mana Bung Karno meyakini bahwa hanya
melalui pemberdayaan ekonomi rakyat hal ini dapat tercapai.

Sehingga dapat dipahami konsep ekonomi yang menempatkan rakyat sebagai


subjek utama dalam pembangunan ekonomi. Konsep ini mengakui pentingnya peran
aktif dan partisipatif masyarakat dalam proses pembangunan ekonomi, dengan fokus
pada pemberdayaan ekonomi melalui kepemilikan bersama, partisipasi, dan distribusi
yang merata. Bung Karno, atau Soekarno, sebagai salah satu tokoh sejarah Indonesia,
sangat menekankan konsep ekonomi kerakyatan dalam pandangan pembangunan
ekonomi nasional. Beliau memandang bahwa pemberdayaan ekonomi rakyat adalah
kunci keberhasilan untuk mencapai kesejahteraan bersama. Pemikiran ini tercermin
dalam berbagai pidato dan tulisan-tulisannya, termasuk dalam Pembukaan UUD 1945
yang menyatakan "Kesejahteraan seluruh rakyat adalah tujuan negara." 8

Penting untuk dicatat bahwa konsep-konsep ini sebagai elemen kunci dalam
ekonomi kerakyatan tercermin dalam pemikiran-pemikiran Bung Karno, yang
mendukung pemberdayaan rakyat, distribusi kekayaan yang merata, dan pencapaian
keadilan sosial sebagai fondasi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. 9

a) Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan konsep sentral dalam ekonomi
kerakyatan. Ini mencakup upaya untuk memberikan masyarakat akses dan kendali
atas sumber daya ekonomi, termasuk tanah, modal, dan teknologi. Pemberdayaan
masyarakat juga melibatkan partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa pemberdayaan masyarakat dapat
meningkatkan kemandirian ekonomi dan mengurangi ketidaksetaraan. 10
b) Distribusi Kekayaan
Distribusi kekayaan yang merata adalah prinsip ekonomi kerakyatan yang
menekankan perlunya mengurangi kesenjangan ekonomi antara kelompok-
kelompok masyarakat. Menurut Stiglitz (2012, distribusi yang tidak merata dapat

7
Brown, D. (2012). "Pemberdayaan Ekonomi Rakyat: Pendekatan Kebijakan dan Praktek Terbaik." Jurnal
Pengembangan Sumber Daya Manusia, 18(1), 75-89.
8
Soekarno,"Pidato Pembukaan UUD 1945." Departemen Penerangan RI. (1963).
9
Bung Karno. (1963). "Ekonomi Kerakyatan: Kumpulan Pidato." Pustaka Rakjat.
10
Sen, A. (2001). "The many faces of gender inequality." New Republic, 226(10), 35-39.
menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan menyebabkan
ketidakstabilan sosial.11 Oleh karena itu, distribusi kekayaan yang adil menjadi
tujuan utama dalam kerangka ekonomi kerakyatan.
c) Keadilan Sosial
Konsep keadilan sosial dalam ekonomi kerakyatan mencakup aspek-aspek
seperti penghapusan kemiskinan, penyediaan akses layanan dasar, dan
perlindungan hak asasi manusia. Sen 2009, "The Idea of Justice" menyoroti
pentingnya memastikan bahwa kebijakan ekonomi tidak hanya fokus pada
pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada pencapaian keadilan sosial yang lebih
luas.12
2. Analisis Jejak Pemikiran Bung Karno
a) Konsep Ekonomi Bung Karno
Identifikasi konsep-konsep ekonomi yang diusung oleh Bung Karno, seperti
konsep "Trisakti" yang mencakup politik, ekonomi, dan kebudayaan.
Bung Karno melihat politik sebagai landasan pembangunan ekonomi,
dengan tujuan mencapai kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial. 13 Konsep
Trisakti menyoroti ekonomi yang mandiri dan adil. Ini mencakup kontrol negara
terhadap sektor-sektor strategis dan kebijakan ekonomi yang berorientasi pada
kemandirian.14 Trisakti menggabungkan aspek kebudayaan sebagai elemen integral
dalam pembangunan ekonomi, mengakui pentingnya pengembangan karakter dan
identitas nasional.15
Konsep ini menggambarkan pandangan ekonomi Presiden Soekarno yang
menekankan kemandirian nasional, keadilan sosial, dan peran penting kebudayaan
dalam pembangunan ekonomi.
b) Implementasi dalam Kebijakan
Tinjau kebijakan-kebijakan konkrit yang diimplementasikan oleh Bung
Karno untuk mewujudkan konsep ekonomi kerakyatan. Bung Karno menerapkan
sejumlah kebijakan konkrit untuk mewujudkan konsep ekonomi kerakyatan di
Indonesia, termasuk nasionalisasi perusahaan asing pada tahun 1957, pendirian
BUMN pada tahun 1958, promosi koperasi dan ekonomi gotong royong, serta
penerapan konsep Dwifungsi. Kebijakan-kebijakan ini bertujuan untuk

11
Stiglitz, J. E. (2012). "The Price of Inequality." W. W. Norton & Company.
12
Sen, A. (2009). "The Idea of Justice." Belknap Press.
13
Ricklefs, M. C. (2008). A History of Modern Indonesia Since c. 1300. Palgrave Macmillan.
14
Kahin, A. (1952). Nationalism and Revolution in Indonesia. Cornell University Press.
15
Simanjuntak, P. H. H. (2003). Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai
Reformasi (1945-2002). PT Gramedia Pustaka Utama.
mengembalikan kontrol ekonomi kepada bangsa Indonesia dan memastikan
distribusi kekayaan yang lebih adil.16
3. Kesejahteraan Bersama
a) Konsep Kesejahteraan
Pemikiran Bung Karno mengenai konsep kesejahteraan bersama atau
distribusi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tercermin dalam
keyakinannya terhadap Pancasila sebagai dasar negara. Gagasan ini dipaparkan
secara mendalam dalam karyanya yang berjudul "Indonesia Menggugat," yang
menekankan pentingnya pemerataan hasil pembangunan untuk mencapai
kesejahteraan seluruh rakyat.17
b) Dampak pada Masyarakat
Implementasi ekonomi kerakyatan memiliki dampak positif pada
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, terutama dalam hal pemerataan
ekonomi dan partisipasi masyarakat. Analisis ini dapat memberikan analisis
mendalam tentang implementasi ekonomi kerakyatan. Implementasi ekonomi
kerakyatan merujuk pada upaya menerapkan sistem ekonomi yang lebih
melibatkan dan memberdayakan masyarakat, dengan fokus pada pemerataan
ekonomi dan partisipasi aktif warga dalam kegiatan ekonomi.
Analisis tersebut dapat mencakup evaluasi terhadap keberhasilan program,
efeknya terhadap tingkat pengangguran, pertumbuhan ekonomi lokal, distribusi
pendapatan, serta kesejahteraan umum masyarakat.18
4. Kritik dan Interpretasi Alternatif:
a) Kritik terhadap Konsep
Presiden pertama Indonesia, Soekarno, dikenal sebagai penggagas konsep
"Ekonomi Kerakyatan." Kritik terhadap pemikirannya dalam konteks ini meliputi
beberapa aspek:
1) Skeptisisme terkait implementasi efektif konsep Ekonomi Kerakyatan dalam
kondisi riil ekonomi
2) Ketidakjelasan dalam definisi dan mekanisme operasional ekonomi kerakyatan
3) Mencakup potensi konflik dengan prinsip-prinsip ekonomi pasar. Disamping
itu, sebagian orang menganggapnya kurang mendukung inovasi dan daya saing
ekonomi.
b) Interpretasi Alternatif

16
Kahin, A. (1952). Nationalism and Revolution in Indonesia. Cornell University Press.
17
Soekarno. (1963). "Indonesia Menggugat." Djambatan.
18
Junaedi, Ahmad. (2020). "Ekonomi Kerakyatan: Pemberdayaan Masyarakat dan Dampaknya terhadap
Kesejahteraan." Pustaka Mandiri.
Konsep ekonomi kerakyatan di Indonesia dapat diinterpretasikan secara
beragam dalam literatur ekonomi. Menurut Widjojo (2016), ekonomi kerakyatan
dapat dipahami sebagai suatu upaya untuk memberdayakan masyarakat melalui
partisipasi dalam pengambilan keputusan ekonomi dan peningkatan akses
terhadap sumber daya ekonomi.19
Sebaliknya, Suryadinata (2018) menyoroti aspek keterlibatan sektor swasta
dalam mendorong ekonomi kerakyatan. Baginya, kerjasama antara pemerintah,
bisnis, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan ekonomi kerakyatan. 20
Namun, kritik terhadap implementasi ekonomi kerakyatan juga ditemukan.
Menurut Pratomo (2020), adanya tantangan dalam mencapai keadilan distributif
dan kesetaraan partisipasi masyarakat menjadi hambatan dalam
mengimplementasikan konsep ini di Indonesia.21

19
Widjojo, M. S. (2016). "Ekonomi Kerakyatan: Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan." Jakarta:
Kompas.
20
Suryadinata, R. (2018). "Perekonomian Indonesia: Tantangan dan Peluang." Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
21
Pratomo, Y. P. (2020). "Implementasi Ekonomi Kerakyatan: Tantangan dan Prospek." Jakarta: Gramedia.
PENUTUP

Simpulan

Temuan utama dalam kajian teori ini mencakup konsep ekonomi kerakyatan
yang menjadi fokus pemikiran Bung Karno. Dalam konteks ekonomi kerakyatan
Indonesia, temuan utamanya melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam
pengambilan keputusan ekonomi, pemberdayaan ekonomi rakyat, dan pembangunan
berkelanjutan. Pentingnya mendalami pemikiran Bung Karno, sebagai bapak
proklamator Indonesia, tergambar dalam kontribusinya terhadap pembentukan
ideologi ekonomi kerakyatan. Dalam konteks ekonomi kerakyatan, gagasan Bung
Karno mendorong pemerataan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Pemikirannya
yang mencerminkan semangat nasionalisme dan keadilan sosial menjadi landasan
untuk mengembangkan model ekonomi yang mengutamakan kepentingan rakyat.

Implikasi temuan terhadap pemahaman ekonomi kerakyatan menunjukkan


bahwa pendekatan ini memiliki potensi untuk meningkatkan inklusi ekonomi,
mengurangi kesenjangan sosial, dan memperkuat partisipasi masyarakat dalam
proses ekonomi. Dengan menekankan pemberdayaan ekonomi lokal, terutama
melalui pengembangan usaha mikro dan kecil menengah, ekonomi kerakyatan dapat
menjadi pendorong pertumbuhan yang inklusif. Rekomendasi untuk arah penelitian
masa depan dapat melibatkan kajian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang
mendukung atau menghambat keberhasilan inisiatif ekonomi kerakyatan. Penelitian
dapat difokuskan pada analisis dampak kebijakan publik, kerangka regulasi, dan
peran aktor-aktor kunci seperti lembaga keuangan mikro. Selain itu, memahami
dinamika interaksi antara ekonomi kerakyatan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya
dan implikasinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional juga menjadi aspek
penting untuk penelitian selanjutnya.

Saran

Rekomendasi untuk arah penelitian masa depan dapat melibatkan kajian lebih
lanjut tentang faktor-faktor yang mendukung atau menghambat keberhasilan inisiatif
ekonomi kerakyatan. Penelitian dapat difokuskan pada analisis dampak kebijakan
publik, kerangka regulasi, dan peran aktor-aktor kunci seperti lembaga keuangan
mikro. Selain itu, memahami dinamika interaksi antara ekonomi kerakyatan dengan
sektor-sektor ekonomi lainnya dan implikasinya terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional juga menjadi aspek penting untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Soekarno. (1963). "Pidato Pada Hari Lahir Pancasila." Jakarta: Departemen Penerangan RI.
Soekarno. (1959).
Ricklefs, M. C. "Manifesto Politik: Dari Demokrasi Terpimpin Menuju Demokrasi
Pancasila." Jakarta: Bulan Bintang. (2008).
Soekarno. "Manifesto Politik Ekonomi Indonesia: Ekonomi Kerakyatan Menuju
Kemakmuran Rakyat." Pustaka Rakyat. (1964)
John, A. (2005). "Ekonomi Kerakyatan: Konsep dan Implementasinya." Jurnal
Pembangunan Ekonomi, 10(2), 45-60.
Smith, B. (2008). "Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Ekonomi: Perspektif
Ekonomi Kerakyatan." Jurnal Studi Ekonomi, 15(3), 112-130.
Jones, C. (2010). "Distribusi yang Merata dan Pembangunan Berkelanjutan." Jurnal
Ekonomi Pembangunan, 25(4), 321-335.
Brown, D. (2012). "Pemberdayaan Ekonomi Rakyat: Pendekatan Kebijakan dan Praktek
Terbaik." Jurnal Pengembangan Sumber Daya Manusia, 18(1), 75-89.
Soekarno,"Pidato Pembukaan UUD 1945." Departemen Penerangan RI. (1963).
Bung Karno. (1963). "Ekonomi Kerakyatan: Kumpulan Pidato." Pustaka Rakjat.
Sen, A. (2001). "The many faces of gender inequality." New Republic, 226(10), 35-39.
Stiglitz, J. E. (2012). "The Price of Inequality." W. W. Norton & Company.
Sen, A. (2009). "The Idea of Justice." Belknap Press.
Ricklefs, M. C. (2008). A History of Modern Indonesia Since c. 1300. Palgrave Macmillan.
Kahin, A. (1952). Nationalism and Revolution in Indonesia. Cornell University Press.
Simanjuntak, P. H. H. (2003). Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal
Kemerdekaan Sampai Reformasi (1945-2002). PT Gramedia Pustaka Utama.
Kahin, A. (1952). Nationalism and Revolution in Indonesia. Cornell University Press.
Soekarno. (1963). "Indonesia Menggugat." Djambatan.
Junaedi, Ahmad. (2020). "Ekonomi Kerakyatan: Pemberdayaan Masyarakat dan
Dampaknya terhadap Kesejahteraan." Pustaka Mandiri.
Widjojo, M. S. (2016). "Ekonomi Kerakyatan: Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pembangunan." Jakarta:

Widjojo, M. S. (2016). "Ekonomi Kerakyatan: Pemberdayaan Masyarakat dalam


Pembangunan." Jakarta: Kompas.
Suryadinata, R. (2018). "Perekonomian Indonesia: Tantangan dan Peluang." Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Pratomo, Y. P. (2020). "Implementasi Ekonomi Kerakyatan: Tantangan dan Prospek."
Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai