2. Politik
Dalam hal ini politik diartikan sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan yang digunakan untuk
mencapai tujuan dan kekuasaan. Kehidupan politik dapat dibagi kedalam dua sektor yaitu sektor
masyarakat yang memberikan input dan sektor pemerintah yang berfungsi sebagai output.
Sistem politik yang diterapkan dalam suatu negara sangat menentukan kehidupan politik di
negara yang bersangkutan. Upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan ketahanan di bidang
politik adalah upaya mencari keseimbangan dan keserasian antara keluaran dan masukan
berdasarkan pancasila dan merupakan pencerminan dari demokrasi pancasila.
Ketahanan politik dalam negeri menyangkut hal–hal berikut :
• Sistem pemerintahan berdasarkan hukum
• Dimungkinkan terjadi perbedaan pendapat, tetapi bukan menyangkut nilai dasar
• Kepemimpinan nasional diharapkan mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam
masyarakat dengan tetap memegang teguh nilai-nilai pancasila
• Terjalin komunikasi timbal balik antara masyarakat dan pemerintah untuk mewujudkan tujuan
nasional
Ketahanan aspek politik luar negeri menyangkut hal-hal :
• Meningkatkan kerjasama di berbagai bidang atas dasar saling menguntungkan dan
meningkatakan citra politik di Indonesia dan memantapkan persatuan dan kesatuan
• Meningkatkan persahabatan dan kerja sama antarnegara berkembang dan negara maju sesuai
dengan kepentingan nasional
• Citra positif bangsa Indonesia perlu ditingkatkan melalui promosi, diplomasi, lobi internasional,
pertukaran pemuda, dan kegiatan olahraga
3. Aspek Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola faktor
produksi dan distribusi barang dan jasa untuk kesejahteraan rakyat. Upaya meningkatkan
ketahanan ekonomi adalah upaya meningkatkan kapasitas produksi dan kelancaran barang dan
jasa secara merata ke seluruh wilayah negara.
Upaya untuk menciptakan ketahan ekonomi adalah
• Sistem ekonomi diarahkan untuk kemakmuran rakyat
• Ekonomi kerakyatan harus menghindari free fight liberalism, etatisme, dan tidak dibenarkan
adanya monopoli
• Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan selaras antarsektor
• Pembangunan ekonomi dilaksanakan bersama atas dasar kekeluargaan.
• Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya harus dilaksanankan secara selaras dan
seimbang antarwilayah dan antarsektor
• Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan dalam meningkatkan kemandirian ekonomi
Ketahanan dibidang ekonomi dapat ditingkatkan melalui pembangunan nasional yang berhasil,
namun tidak dapat dilupakan faktor-faktor non-teknis dapat mempengaruhi karena saling terkait
dan berhubungan.
Masukan ini dipos pada Desember 18, 2010 7:56 am dan disimpan padaTugas Kuliah . Anda dapat
mengikuti semua aliran respons RSS 2.0 dari masukan ini Anda dapat memberikan tanggapan,
atau trackback dari situs anda.
Latar Belakang Masalah
Kehidupan masyarakat yang harmonis adalah dambaan dan cita-cita setiap orang,
sedangkan fenomena yang mulai muncul ditengah masyarakat adalah konflik-konflik
antara etnik yang semakin meningkat. Kondisi tersebut tidak terlepas dari peran serta
masyarakat lokal yang belum mampu mewujudkan kondisi yang kondusif bagi
terciptanya suatu tatanan kehidupan yang harmonis. Memahami kondisi tersebut maka
digunakan konsep-konsep sosiologi serta pemikiran yang berkembang saat ini sebagai
pisau analisis dalam upaya pemecahan masalah yang dibahas secara menyeluruh dari
berbagai aspek kehidupan
.
Pengertian-pengertian
1. Masyarakat adat adalah komunitas yang hidup berdasarkan asal usul leluhur secara
turun temurun, diatas suatu wilayah adat, kehidupan sosial budaya yang diatur oleh
hukum adat dan lembaga adat yang mengelola keberlangsungan kehidupan
masyarakat (S. Masiun, 2000, dalam Bambang Hendarta SP, 2005 : 21).
2. Masyarakat lokal adalah kelompok masyarakat yang secara historis memiliki
teritorial dan identitas diri dan mengidentifikasikan diri sebagai kelompok yang
berbeda (United Nations, dalam Bambang Hudayana, 2005 : 2).
Landasan Pemikiran
Paradigma Nasional
1. Landasan Idiil adalah Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia.
2. Landasan Konstitusionil adalah UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang
melandasi seluruh konstitusi seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3. Landasan Visional adalah wawasan nusantara sebagai gagasan dan cara pandang
seluruh bangsa Indonesia yang mengarah pada suatu kesatuan Ipoleksosbuhankam
guna ketahanan nasional.
4. Landasan Konsepsional adalah ketahanan sosial sebagai suatu kondisi dinamik
bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terinegrasi,
ulet dan tangguh dalam menghadapi segala ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan (ATHG) sehingga dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara
dalam mencapai tujuan nasional.
5. Peraturan Perundang-undangan: (a) UUD 1945 pasal 18 b(2) tentang kesatuan
masyarakat hukum dan hak adat; pasal 27 (2) tentang hak-hak warga negara dan pasal
28 i (3) tentang identitas budaya dan hak masyarakat tradisional. (b) UU Nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
6. Landasan Teori
a. Teori Fungsional Struktural menjelaskan bahwa struktur sosial dan pranata sosial
berada dalam suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian dan elemen-elemen
yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa teori ini menekankan pada keteraturan dan mengabaikan
konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat (Soetomo, 1995 : 15).
b. Teori Perspektif disorganisasi sosial menggunakan analogi bahwa masyarakat atau
sistem sosial sebagai human organism atau struktur dan fungsi yang organized dan
disorganized (integrated dan disintegrated).
c. Pemberdayaan sosial diartikan sebagai pemberian kemampuan (empowering) untuk
mengelola sumber daya yang dimiliki masyarakat (David C Korten, 1988) sedangkan
Ginanjar Kartasasmita 1996 memberikan definisi, pemberdayaan adalah upaya untuk
membangun, mendorong, memotivasi, membangkitkan kesadaran terhadap potensi
yang dimiliki (Gunanto Suryono, Dkk: 2002)
Kendala yaitu: (1) wilayah Indonesia yang dibatasi oleh pulau-pulau memberikan
keterbatasan komunikasi dan interaksi antar masyarakat lokal; (2) keterbatasan
SDM lokal sehingga produktifitas masih rendah; (3) masih menggunakan
teknologi lokal/tradisional; (4) masyarakat lokal pada umumnya memiliki
kreatifitas rendah; (5) demokratisasi sempit dan tidak selaras dengan penegakan
hukum berdampak negatif terhadap interaksi masyarakat lokal dan pendatang; (6)
kemajuan teknologi yang disalahgunakan dapat menjadi media bagi tuntutan
kemerdekaan bagi etnis tertentu yang merasa tertindas atau termarginalisasi; (7)
berkembangnya budaya primordialisme dan paternalistik sempit.
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan
serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi
segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari
dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Contoh Bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :