Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN DI BIDANG


EKONOMI

OLEH:
KELOMPOK 5
1.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah berjudul “Implementasi Pancasila dalam Pembuatan Kebijakan di Bidang
Ekonomi”. Makalah ini merupakan salah satu materi pembelajaran yang harus diselesaikan oleh
Mahasiswa Program Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Makalah
merupakan materi dari mata kuliah Pancasila Program Strata 1 Universitas Sriwijaya.

Makalah ini dibuat dengan studi literatur dari berbagai sumber. Penulisan makalah ini
diharapkan memberikan manfaat kepada para pembaca mengenai pentingnya penerapan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam bidang ekonomi. Terutama agar
masyarakat turut kritis memahami kebijakan pemerintah agar tidak melenceng dari nilai-nilai
Pancasila. Penulis menyadari, makalah ini kurang sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran dari
para pembaca akan bermanfaat dalam perbaikan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Indralaya, Januari 2015

Tim Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesiayang majemuk.
Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negaraIndonesia? Kondisi ini dapat terjadi
karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama,
bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaanbudaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi
mutlak harus dipersatukan.
Pancasila, dalam konteks masyarakat bangsa yang plural dan dengan wilayah yang luas,harus dijabarkan
untuk menjadi ideologi kebangsaan yang menjadi kerangka berpikir (the mainof idea), kerangka bertindak
(the main of action), dan dasar hukum (basic law) bagi segenapelemen bangsa.
Pancasila sebagai dasar Negara pada hakikatnya adalah sumber dari segala sumber
hukum atau suber tertib hukum di Indonesia. Hal ini mengandung konsekuensi yuridis yaitu
bahwa seluruh peraturan perundang-undangan, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden
dan peraturan-peraturan pelaksanaan lain harus sejiwa dan sejalan dengan Pancasila. Dengan
kata lain, isi dan tujian Peraturan Perundang-undangan RI tidak boleh menyimpang dari jiwa
Pancasila.
Kebijakan Negara yang dibuat harus sesuai dengan nilai Pancasila, seperti halnya dalam
bidang ekonomi harus sesuai dengan nilai Pancasila dimana lebih tertuju kepada ekonomi
kerakyatan, yaitu ekonomi yang berdasarkan pada tujuan bersama demi mencapai
kesejahteraan rakyat secara luas. Dalam pembuatan kebijakan Negara di bidang ekonomi
harus terhidar dari sistem persaingan bebas, monopoli dan lainnya yang berpotensi
menimbulkan penderitaan rakyat dan penindasan terhadap sesame manusia.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang akan diangkat adalah:
1. Bagaimanakah sistem ekonomi di Indonesia?
2. Bagaimana implementasi pancasila dalam bidang ekonomi?
3. Bagaimana kelembagaan sistem ekonomi di Indonesia?
1.3. TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat memahami sistem ekonomi yang ada di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sistem Ekonomi Nasional.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah tujuan kebijakan politik ekonomi nasional, yang
secara populer disebut masyarakat adil dan makmur. Kebijakan politik ekonomi nasional tersebut dijabarkan
dalam Pasal 33 UUD 1945, ayat (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan, ayat (2) Cabang-cabang produksi yang pentingbagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara, ayat (3) Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakanuntuk sebesar-besar kemakmuran rakyat; dan Pasal 34 menegaskan : Fakir miskin dan
anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Demokrasi ekonomi dalam sistem ekonomi nasional Indonesia
menganut prinsip produksi harus dikerjakan oleh semua dan untuk semua, di bawah pimpinan dan pemilikan
anggota-anggota masyarakat, bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang
per orang, sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, yang
mengarah pada pembangunan negara kesejahteraan (Welfare State) dengan peran negara yang dominan.
Usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan akan efektif dengan bimbingan Negara. Lima peran negara
yang sangat penting dalam proses perekonomian nasional, yakni : (1)Menguasai produksi yang penting bagi
negara, (2) Menguasai seluruh kekayaan alam nasional,(3) Memeliharan fakir miskin dan anak-anak terlantar,
(4) Menyelenggarakan sistem jaminansosial, (5) Menyediakan fasilitas dan pelayanan umum.Semua kegiatan
perekonomian nasional bermuara pada muara tunggal, yaknikesejahteraan umum dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Dalam pembangunandemokrasi ekonomi terdapat enam prinsip yakni : (1)
Kebersamaan, sebagai intinya; (2) Efisiensiyang berkeadilan; (3) Berkelanjutan; (4) Berwawasan lingkungan; (5)
Kemandirian; (6)Keseimbangan antara kemajuan dan kesatuan nasional. Kemajuan yang dicapai oleh ekonomi
bangsa tidak boleh membahayakan kesatuan nasional. Sistem ekonomi nasional yang bertujuan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan menerapkan demokrasi ekonomi, menciptakan sebuah
bangunan negara kesejahteraan yang berkeadilan sosial yangdapat disebut sebagai “the social justice state”.
2.2. Implementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi
Aspek dalam pembuatan kebijakan di bidang ekonomi dituangkan dalam pasal 27 ayat (2), pasal 33,
pasal 34.
Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan. Ketentuan ini memancarkan asas kesejahteraan atau asas keadilan social dan kerakyatan yang
merupakan hak asasi manusia atas penghidupan yang layak.
Pasal 33 ayat (1) menyatakan perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas kekeluargaan,
sedangkan pada ayat (2) ditetapkan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara, dan pada ayat (3) ditegaskan bahwa bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Ayat (1) pada pasal ini menunjukkan adanya hak asasi manusia atas usaha perekonomian,
sedangkan ayat (2) menetapkan adanya hak asasi manusia atas kesejahteraan social.
Selanjutnya pada pasal 33 ayat (4) ditetapkan bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Sesuai dengan pernyataan ayat (5) pasal ini, maka pelaksanaan seluruh ayat dalam pasal 33 diatur dalam undang-
undang.
Pasal 34 ayat (1) mengatur bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara.
Selanjutnya pada ayat (2) dinyatakan Negara mengembangkan sistem jaminan social bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Ketentuan
dalam ayat (2) ini menegaskan adanya hak asasi manusia atas jaminan social.
Adapun pasal 34 ayat (4) ditetapkan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Pasal 27 ayat (2), pasal 33, dan pasal 34 di atas adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran kedaulatan
rakyat dan keadilan social yang masing-masing merupakan pancaran dari sila keempat dan kelima pancasila.
Kedua pokok pikiran ini adalah landasan bagi pembangunan sistem ekonomi pancasila dan kehidupan ekonomi
nasional.
Berdasarkan penjabaran pokok-pokok pikiran tersebut, maka pembuatan kebijakan Negara dalam
bidang ekonomi di Indonesia dimaksudkan untuk menciptakan sistem perekonomian yang bertumpu pada
kepentingan rakyat dan berkeadilan. Salah satu pemikiran yang sesuai dengan maksud ini adalah gagasan
ekonomi kerakyatan yang dikemukakan oleh Mubyarto, sebagaimana dikutip oleh Kaelan {2000: 239}, yaitu
pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan, melainkan demi kemanusiaan, demi
kesejahteraan seluruh bangsa. Dengan kata lain, pengembangan ekonomi tidak bisa dipisahkan dengan nilai-nilai
moral kemanusiaan.
Dengan demikian, sistem perekonomia yang berdasar pada Pancasila dan yang hendak dikembangkan
dalam pembuatan kebijakan Negara bidang ekonomi di Indonesia harus terhindar dari sistem persaingan bebas,
monopoli dan lainnya yang berpotensi menimbulkan penderitaan rakyat dan penindasan terhadap sesame
manusia. Sebaliknya, sistem perekonomian yang dapat dianggap paling sesuai dengan upaya
mengimplementasikan pancasila dalam bidang ekonomi adalah sistem ekonomi rakyat, yaitu sistem ekonomi
yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat secara luas.

2.3. Kelembagaan Ekonomi Nasional.


Pokok pikiran Bung Hatta yang kemudian menjadi kesepakatan nasional menyatakanbahwa bangunan
ekonomi nasional Indonesia terdiri dari berbagai pelaku ekonomi yang diwujudkan dalam kelembagaan
ekonomi dengan kedudukan dan fungsi masing-masing yakni :(1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
dikelola Pemerintah, (2) Koperasi yang dibentuk oleh rakyat maupun Pemerintah (3) Swasta kecil maupun
besar, dan (4) Usaha perorangan, yang semuanya tunduk pada peraturan perundang-undangan.Dalam
mengimplementasikan demokrasi ekonomi, Pemerintah wajib menjadi motor perekonomian Indonesia.
Usaha koperasi, usaha kecil dan menengah (UKM) didorong untuk mengembangkan diri, misalnya dibantu
dengan permodalan, keahlian dan pengelolaan serta dikembangkanmelalui sistem kemitraan. Pengawasan
pemerintah terhadap dunia usaha dilaksanakan melalui peraturan pembentukan perusahaan, koordinasi,
bimbingan produksi, peraturan ketenagakerjaan,serta jika diperlukan pengendalian harga dan lain-lainnya,
dengan tetap memperhatikan efisiensi dalam perekonomian.Khusus mengenai koperasi, sebagai soko-guru
ekonomi nasional dan menjadi gerakan nasional yang diperingati setiap tahun, memang dimaksudkan untuk
mengangkat perekonomian Indonesia yang masih terpuruk sampai saat ini.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

3.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/ainiaikudou/makalah-penerapan-nilainilai-pancasila-dalam-
penyelenggaraan-negara

http://www.scribd.com/doc/102202816/MAKALAH-IMPLEMENTASI-
PANCASILA#scribd

file:///D:/Pancasila%20%20%20Implementasi%20Nilai%20Pancasila%20dalam
%20Pembuatan%20Kebijakan%20Negara%20~%20Muhammad%20Ardian
%20Setiawan.htm

Nitro PDF professional

Anda mungkin juga menyukai