Anda di halaman 1dari 13

Penyakit infeksi termasuk salah satu masalah dalam bidang kesehatan yang dari waktu ke

waktu terus berkembang. Infeksi adalah suatu keadaan masuknya mikroorganisme ke dalam
tubuh, berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Sebagian besar penyakit infeksi disebabkan
oleh mikroorganisme berupa bakteri (Deza, 2019)
Penyakit infeksi adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh kuman, biasanya banyak
terdapat di daerah tropis seperti Indonesia bahkan ada yang bersifat endemik. Untuk
menanggulangi penyakit ini digunakan antibiotika (Festy, 2018)
nfeksi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Setiap jenis penyakit infeksi perlu ditangani
dengan cara yang berbeda-beda.
Berikut merupakan jenis-jenis penyakit infeksi berdasarkan tipe mikroorganismenya:
A. Infeksi Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme yang dapat hidup tanpa inang dan bisa ditemukan di air,
tanah, maupun tubuh manusia. Secara garis besar, bakteri dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu bakteri yang memerlukan oksigen untuk bertahan hidup (bakteri aerob) dan
bakteri yang mati jika terpapar oksigen (bakteri anaerob). Hal inilah yang membuat
penanganan penyakit infeksi akibat bakteri bisa berbeda-beda, tergantung dari jenis
bakteri yang menginfeksi. Adapun beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri adalah:
1. TBC (tuberkulosis) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru dan
mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai batuk kronis.
2. Infeksi saluran kemih disebabkan oleh Escherichia coli di saluran kemih. Bakteri
tersebut sebenarnya hidup di saluran pencernaan, tetapi bisa menginfeksi saluran
kemih dan menyebabkan sistitis atau infeksi kandung kemih hingga infeksi ginjal.
3. Gonore adalah infeksi menular seksual (IMS) yang dipicu bakteri akibat hubungan
seksual. Bakteri yang menyebabkan penyakit kencing nanah atau gonore adalah
Neisseria gonorrhoeae.
4. Sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum, yang masuk dan
menginfeksi seseorang melalui luka di vagina, penis, anus, bibir, atau mulut. Sifilis
dimulai sebagai luka yang tidak nyeri dan bertahap, bahkan sebagian gejalanya
hampir mirip dengan penyakit lainnya
5. Klamidia adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Chlamydia trachomatis. Penyakit ini bisa menyerang pria maupun wanita dan
ditularkan melalui hubungan intim. Bakteri ini dapat menginfeksi beberapa organ
seperti mata, tenggorokan, leher rahim (serviks) dan saluran kencing.
6. Keracunan makanan, Keracunan makanan terjadi karena organisme kontaminan
masuk ke dalam makanan. Salmonella, Campylobacter, Listeria, Clostridium
Botulinum, dan Escherichia Coli adalah organisme yang sering menyebabkan
keracunan makanan
7. Tifus atau Demam tifoid merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella thyphi. Bakteri ini biasanya ditemukan di air atau makanan yang
terkontaminasi.
8. Tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang masuk ke dalam tubuh
melalui luka terbuka termasuk luka gores, luka bakar, luka karena pecahan kaca atau
paku, dan luka tembak.
9. Meningitis bakteri sering disebut sebagai radang selaput yang menyerang cairan
radang selaput otak dan sumsum tulang belakang karena infeksi menular. Jenis
bakteri yang dapat menyebabkan meningitis yaitu Neisseria meningitis
10. Difteri menyerang selaput lendir pada tenggorokan dan hidung, terkadang juga
hingga kulit disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyakit
ini sangat menular dan jika tidak ditangani dengan tepat dapat berakibat fatal bahkan
mengancam jiwa.
B. Infeksi Virus
Virus adalah mikroorganisme yang menyerang dan hidup dalam sel sehat inangnya.
Berbeda dari bakteri, virus membutuhkan sel inang untuk bertahan hidup. Setelah
menemukan sel inang, virus akan mulai berkembang biak di dalam sel, sehingga akhirnya
dapat mengakibatkan kematian sel inangnya. Berikut merupakan beberapa penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus:
1. HIV/AIDS, HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi
dan penyakit. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di
mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir.
2. COVID-19 (Coronavirus Disease 2019 ) menyebabkan gangguan pernapasan dan
radang paru. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
3. Influenza menyerang sistem pernapasan, yaitu hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Penyakit ini disebabkan oleh virus influenza tipe A, B, dan C. Dalam banyak kasus,
influenza mungkin hanya menyebabkan gejala ringan, tetapi pada bayi dan balita,
virus ini dapat menyebabkan komplikasi serius
4. Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular akut yang menyerang SSP
pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies,
ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan
atau melalui luka terbuka dengan gejala umum takut air
5. Meningitis virus adalah self limiting disease artinya gejala meningitis jenis ini dapat
membaik dengan sendirinya tanpa terapi khusus. Namun, pada beberapa kasus,
meningitis virus dapat berakibat fatal.
6. Demam berdarah dengue atau DBD adalah penyakit yang disebabkan virus dengue
dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypt
7. Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis ditularakan
melalui makanan atau miuman yang terkontaminasi virus. Ada 5 jenis virus hepatitis:
A, B, C, D, dan E.
8. Polio akan menyebakan cedera saraf yang berisiko menyebabkan kelumpuhan,
kesulitan bernapas, hingga kematian. Penularan terjadi melalui kontak langsung atau
mengonsumsi air dan makanan yang telah terkontaminasi dengan feses yang
mengandung virus polio.
9. Infeksi HPV (human papillomavirus), virus yang dapat menyebabkan infeksi pada
kulit berupa kutil kelamin dan kanker serviks. Virus papiloma manusia (HPV) adalah
penyakit menular seksual (PMS)
10. Herpes genital, disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe I dan II. Kedua virus
tersebut tergolong ke dalam virus DNA. Virus ini mudah ditularkan dari satu orang ke
orang lain melalui kontak kulit, seperti berciuman atau bersentuhan. Sedangkan pada
tipe II, melakukan kontak seksual adalah penyebab utama penularan virus.
C. Infeksi Jamur
Jamur merupakan mikroba yang biasanya dapat ditemukan di tempat lembap dan gelap.
Infeksi jamur adalah permasalahan kesehatan yang biasanya muncul pada kulit atau
bagian luar dari tubuh. Meski demikian, infeksi jamur juga dapat menyebabkan infeksi
sistemik yang melibatkan organ-organ dalam tubuh (biasanya terjadi pada orang-orang
dengan daya tahan tubuh yang lemah). Berikut adalah beberapa penyakit infeksi yang
disebabkan oleh jamur:
1. Kutu air biasanya terjadi pada kaki yang banyak berkeringat saat memakai sepatu
ketat. Kutu air berisiko tinggi dialami oleh orang yang kurang menjaga kebersihan
kaki, jarang mengganti kaus kaki, dan sering menggunakan sarana publik seperti
pemandian umum.
2. Panu dan kurap, perubahan hormon di masa pubertas yang membuat kelenjar minyak
lebih aktif dan dapat mempengaruhi kelembapan pada kulit. Salah satu tanda paling
umum dari panu adalah munculnya bercak pada permukaan kulit
3. Infeksi kriptokokus atau infeksi paru didapat melalui penghirupan tanah yang
terkontaminasi jamur berkapsul Cryptococcus neoformans atau C. gattii
4. Candidiasis, disebabkan oleh jamur Candida albicans. Kandidiasis umumnya
menginfeksi bagian tubuh yang lembap, seperti mulut, organ intim, dan saluran
pencernaan
5. Pneumocystis pneumonia (PCP) infeksi pada salah satu atau kedua paru-paru yang
disebabkan oleh jamur. Sistem kekebalan tubuh yang lemah inilah yang membuat
seseorang berisiko terkena PCP, disebabkan oleh jamur Pneumocystis jirovecii .
6. Aspergillosis, terjadi ketika infeksi menyebar dengan cepat dari paru-paru ke otak,
jantung, ginjal, atau kulit. Disebabkan oleh jamur Aspergillus
7. Keratitis, dapat terinfeksi jamur akibat cedera mata atau penggunaan lensa kontak,
ditandai dengan kornea mata mengalami peradangan.
8. Jamur kuku, disebabkan oleh pertumbuhan jamur dermatofit dan jamur ragi
(Candida). Jamur ini mudah untuk berkembang pada kuku yang lembap dan kurang
terjaga kebersihannya. Oleh karena itu, jamur kuku lebih sering dijumpai pada kuku
jari kaki daripada jari tangan.
9. Histoplasmosis, infeksi yang disebabkan oleh jamur yang disebut Histoplasma. Jamur
ini hidup di lingkungan, terutama di tanah yang banyak mengandung kotoran burung
atau kelelawar.
10. Tine pedis, Penyakit kaki atlet terjadi ketika jamur tertentu tumbuh di kulit kaki Anda.
Jamur yang sama juga bisa tumbuh di bagian tubuh lain. Namun, kakilah yang paling
sering terkena, terutama di sela-sela jari kaki.
D. Infeksi Parasit
Parasit adalah organisme yang bertahap hidup dengan mengambil nutrisi dari sel inang.
Parasit biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, minuman, gigitan
serangga, atau menyentuh air yang terkontaminasi. Berikut adalah contoh penyakit
infeksi akibat parasit:
1. Malaria, penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasomodium. Penyakit ini ditularkan
melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit tersebut. Gigitan
nyamuk membuat parasit masuk, mengendap di organ hati, dan menginfeksi sel drah
merah.
2. Taeniasis disebabkan oleh mengonsumsi daging sapi atau daging babi yang tidak
matang yang mengandung telur cacing pita
3. Ascariasis adalah suatu infeksi yang dipicu oleh cacing gelang. Jenis cacing ini dapat
masuk ke dalam tubuh lalu hidup dan berkembang biak di dalam usus. Bahkan tak
hanya dapat menginfeksi organ paru-paru.
4. Kudis, salah satu masalah kulit yang menimbulkan rasa gatal. Kudis disebabkan oleh
tungau atau mite bernama Sarcoptes scabiei. Tungau tersebut nantinya akan
menggigit dan bersembunyi di balik kulit penderita kudis
5. Giardiasis., infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh parasit Giardia. Infeksi
ini umumnya ditandai dengan diare berair
6. Toksoplasmosis umum pada kotoran kucing dan makanan yang terkontaminasi parasit
Toxoplasma gondii
7. Infeksi Cacing Kremi atau enterobiasis adalah infeksi cacing yang sangat menular
menyerang atau menjangkiti usus halus dan besar manusia. Biasanya menyerang
anak-anak.
8. Kutu rambut, serangga kecil yang memakan darah dari kulit kepala manusia. Kutu
rambut paling sering menyerang anak-anak. Serangga ini biasanya menyebar melalui
perpindahan langsung dari rambut seseorang ke rambut orang lain.
9. Kriptosporidiosis, adalah infeksi usus yang sangat menular. Penyakit ini disebabkan
oleh paparan parasit Cryptosporidium , yang hidup di usus manusia dan hewan lain
dan dikeluarkan melalui tinja.
10. Infeksi cacing tambang disebabkan aktivitas di daerah yang sanitasinya kurang baik
tanpa menggunakan alas kaki yang berisiko tinggi menyebabkan seseorang terkena
penyakit cacing tambang. Penyakit ini dapat menyebabkan anemia defisiensi besi
pada pasien

Pengobatan Penyakit Infeksi


1. Antibiotik: untuk infeksi disebabkan oleh bakteri. Tujuannya adalah untuk menghambat
dan membunuh bakteri penyebab infeksi.
Golongannya
 Penicillin
Mekanisme kerja membunuh bakteri dengan mencegah pembentukan dinding sel.
 amoxicillin
Indikasi : infeksi pada saluran napas, saluran genito-urinaria, Gonnorrhoea
Kontra indikasi : hipersensitif terhadap Penisilin, gangguan ginjal, leukimia limfatik.
Efek samping : gangguan ginjal, reaksi hipersensitif
Dosis : dewasa 250-500 mg 3 x sehari, anak-anak (7-12 th) 10 ml sirop 125 mg/ 5ml
 Ampisilin
Indikasi : ISK, saluran pernapasan dan pencernaan
Kontra indikasi : hipersensitif
Efek samping : mual, muntah, diare,hipersensitif
Dosis: 250-500 mg 4 x sehari selama 5-10 hari
 Makrolida
Mekanisme kerja mencegah bakteri berkembang biak dengan menghalangi bakteri
membuat protein
 erythromycin
Indikasi : infeksi Streptokokus, Mycoplasma pneumoniae,Treponema pallidum,
Clostridium
Kontra indikasi : gangguan fungsi hati.
Efek samping : kejang perut, mual, muntah, diare.
Dosis:250-500 mg 4 x sehari
 azithromycin,
Indikasi : Infeksi saluran nafas atas dan bawah, penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seks.
Kontra indikasi : hipersensitif, pemberian bersama dengan derivat ergot.
Efek samping : mual, muntah, diare, nyeri perut dan dada, palpitasi,vertigo.
Dosis : 500 mg (hari I) dilanjutkan 250 mg (hari II-V)

 Cephalosporin
Mekanisme kerja membunuh bakteri dengan mencegah pembentukan dinding sel :
 lefovfloxacin
Indikasi : Pnemonia, bronkitis akut
Kontraindikasi : Hipersensitif, epilepsi, anak, remaja, hamil dan menyusui
Efek samping : mual, muntah, sariawan, diare
Dosis : oral, parenteral 250-500 mg 1 x sehari

 Fluoroquinolones
Mekanisme kerja membunuh bakteri dengan mencegahnya menciptakan DNA. :
 Ciprofloxacin
Indikasi : Infeksi saluran nafas bawah, infeksi kulit, jaringan lunak, saluran kemih
dan pencernaan
Kontra indikasi : Hipersensitif, hamil dan menyusui, anak-anak dan remaja
Efek samping: mual, muntah-muntah, pusing, mengantuk, penglihatan buram
Dosis: dewasa 200 mg setiap 12 jam (infeksi saluran kemih ringan), 400 mg setiap
12 jam, (infeksi berat
 Ofloxsasin
Indikasi : ISK, uretritis, servistis, saluran nafas bawah, enteritis bakterial.
Kontraindikasi:Hipersensitivitas, hamil dan menyusui, anak-anak sebelum pubertas
Efek samping: sakit perut yang parah, diare yang encer atau berdarah, detak jantung
cepat atau berdebar-debar
Dosis: dewasa 100-400 mg 1-2 x sehari selama 10 hari
 Tetracycline
Mekanisme kerja mencegah bakteri berkembang biak dengan menghalangi bakteri
membuat protein:
 Tetracycline
Indikasi : Infeksi bakteri positif dan negatif, infeksi ricketssia
Kontra indikasi : gangguan ginjal
Efek samping : gangguan saluran cerna, anoreksia, dermatitis, urtikaria, anafilaksis
Dosis : Dewasa 500 mg 4 x sehari, anak : 25-50 mg /kg/BB /hari terbagi menjadi 4
dosis
 Doxycycline
Indikasi : infeksi saluran nafas,saluran pencernaan, saluran individu, saaluran kemih
dan kelamin
Kontra indikasi : kerusakan hati, diskrasia darah, hipersensitifitas
Efek samping : gangguan saluran pencernaan, kerusakan hati.
Dosis: Dewasa hari I 200 mg, dilanjutkan dengan 100 mg 1 x sehari pada hari
berikutnya.

 Aminoglycosides
Mekanisme kerja mencegah bakteri berkembang biak dengan menghalangi bakteri
membuat protein:
 Gentamycin
Indikasi:Infeksi mikroba pada gentamisin,septikemia bakteri, infeksi mikroba gram
negatif dengan komplikasi, ISK, saluran napas, saluran cerna.
Kontra indikasi: hipersensesitif
Efek samping: telinga berdengung, vertigo, tinitus, pusing.
Dosis: dewasa 3 mg/kg dalam dosis terbagi tiap 8 jam (im)
 Kanamisin
Indikasi:Infeksi saluran napas, bronkitis, GO, ISK, uretritis.
Kontra indikasi: Hipersensitif
Efek samping: Ototoksisitas, hipersensitif, avitaminosis, gangguan ginjal
Dosis: 15 mg/kg/BB/hari terbagi dalam 2-4 dosis.
2. Antivirus: untuk mengobati infeksi virus dengan menargetkan virus yang menginfeksi
tubuh. Namun, pada sejumlah kasus infeksi virus ringan, pengobatan akan lebih berfokus
untuk meredakan gejala (pengobatan simptomatik), seperti mengonsumsi paracetamol
untuk mengatasi demam.
Golongannya
 Interferon b
Mekanisme kerja meningkatkan respon kekebalan tubuh serta menghambat pertumbuhan
virus :
\

 Interferon Alfa-2a
Indikasi: Menangani hepatitis B kronis dan hepatitis C kronis
Kontra indikasi: hipersensitivitas, hepatitis autoimun, bayi dan neonatus, serta
kehamilan.
Efek samping: mual, muntah, pusing, diare
Dosis: hepatitis B kronis Dosis 180 mcg, 1 kali seminggu, selama 48 minggu.
Hepatitis C kronis Dosis 180 mcg, 1 kali seminggu, selama 48 minggu, sebagai
pengobatan tunggal atau dikombinasikan dengan ribavirin

 Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTI)


Mekanisme kerja : obat untuk menangani HIV/AIDS bekerja dengan mekanisme kerja
menghambat perkembangan virus HIV dalam sel tubuh
 adefovir
Indikasi: Hepatitis B kronis
Kontra indikasi: pasien hepatitis B kronik dengan kondisi: Gangguan ginjal.
Efek samping: pusing, kembung, lemas, mual, diare
Dosis: Adefovir tidak diperbolehkan untuk anak-anak berusia di bawah 12 tahun.
Jadi, dosis untuk orang dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun adalah satu tablet (10
mg) satu hari sekali

 Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)


Mekanisme kerja : obat untuk menangani HIV/AIDS. Obat ini bekerja dengan mekanisme
kerja menghalangi proses perkembangbiakan virus di dalam sel darah putih, sehingga
sistem imun tubuh dapat bekerja lebih baik
 nevirapine
Indikasi: infeksi HIV
Kontra indikasi: hipersensitivitas, gagal hati, penyakit ginjal
Efek samping: Ruam kulit , mual, diare, sakit perut
Dosis: Dewasa: Dikombinasikan dengan obat antiretroviral lain. Dosis 200 mg, 1 kali
sehari, untuk 14 hari pertama.
Anak-anak usia 2 bulan sampai 8 tahun: Dikombinasikan dengan obat
antiretroviral Dosis 4 mg/kgBB, 1 kali sehari, untuk 14 hari pertama.
Anak-anak usia 8–16 tahun: Dikombinasikan dengan obat antiretroviral lain. Dosis
4 mg/kgBB, 1 kali sehari, untuk 14 hari pertama.

 etravirine
Indikasi: infeksi HIV
Kontra indikasi: hipersensitif, penyakit hati
Efek samping: mual, muntah, diare, pusin, mati rasa
Dosis: dewasa: 200 mg, 2 kali sehari yang dikombinasikan dengan obat antiretroviral
lainnya.
Anak-anak usia >6 tahun dengan berat badan 16–<20 kg: 100 mg, 2 kali sehari.
Anak-anak usia >6 tahun dengan berat badan 20–<25 kg: 125 mg, 2 kali sehari.
Anak-anak usia >6 tahun dengan berat badan 25–<30 kg: 150 mg, 2 kali sehari.
Anak-anak usia >6 tahun dengan berat badan ≥30 kg: 200 mg, 2 kali sehari.
 Penghambat protease
Mekanisme kerja mencegah reproduksi virus dengan cara menghambat enzim protease.
Enzim ini dibutuhkan virus untuk memperbanyak dirinya
 ritonavir
Indikasi: infeksi HIV
Kontra indikasi: diabetes, kolesteril, hepatitis C
Efek samping: pusing, diare, maag, penyakit kuning
Dosis: dewasa Lopinavir 400 mg dan ritonavir 100 mg, 2 kali sehari
Anak-anak usia ≥2 tahun
BB 15–25 kg: lopinavir 200 mg dan ritonavir 50 mg, 2 kali sehari
BB >25–35 kg: lopinavir 300 mg dan ritonavir 75 mg, 2 kali sehari
BB >35–40 kg: lopinavir 400 mg dan ritonavir 100 mg, 2 kali sehari
BB 40 kg: sama dengan dosis dewasa
 Penghambat RNA polimerase
Mekanisme kerja melawan virus RNA dengan menghambat enzim polimerase, sehingga
virus tidak dapat memperbanyak materi genetiknya dan berkembang biak
Favipirapir, ribavirin
 ribavirin
Indikasi: hepatitis c disertai HIV
Kontra indikasi: penyakit ginjal, thalasemia
Efek samping: kelelahan ekstrem, mual, muntah, pusing
Dosis: Dewasa:
Berat badan <65 kg: 400 mg 2 kali sehari setiap pagi dan sore
Berat badan 65–80 kg: 400 mg di pagi hari dan 600 mg di sore hari
Berat badan 81–105 kg: 600 mg 2 kali/hari setiap pagi dan sore
Berat badan >105 kg: 600 mg di pagi hari dan 800 mg di sore hari
Anak-anak:
Berat badan <47 kg: 15 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi
Berat badan 47–49 kg: 200 mg di pagi hari dan 400 mg di sore hari
Berat badan 50–65 kg: 400 mg 2 kali sehari setiap pagi dan sore

 Penghambat DNA polimerase


Mekanisme kerja menghambat proses replikasi atau perkembangbiakan virus, sehingga
jumlah virus bisa berkurang. Umumnya untuk pengobatan infeksi virus herpes :
 acyclovir
Indikasi: herpes zoster
Kontra indikasi: hipersesitivitas, penyakit ginjal, HIV/AIDS
Efek samping: mual, muntah, pusing, diare
Dosis: Dewasa dan anak usia ≥12 tahun: 800 mg, 5 kali per hari, selama 7–10
hari.Penghambat neuraminidase
Mekanisme kerja menghentikan aktivitas virus untuk menyebar di dalam tubuh dengan
cara menghambat protein tertentu pada virus. Umunya untuk untuk mengatasi infeksi
influeza :
 zanamivir
Indikasi: influeza tipe A
Kontra indikasi: kejang, hipersensitivitas, gangguan jiwa
Efek samping: nyeri sendi, mengi, sakit kepala, mual
Dosis: Dewasa dan anak-anak usia >7 tahun: 10 mg (2 inhalasi) setiap 12 jam selama 5
hari. Khusus hari pertama, gunakan 2 dosis dengan jeda antar dosis minimal 2 jam. Obat
dapat digunakan lebih dari 5 hari bila kondisi parah.

 Obat antivirus direct acting


Mekanisme kerja menghambat kemampuan virus hepatitis C untuk berkembang biak
 Daclatasvir
Indikasi:
Kontra indikasi:
Efek samping:
Dosis:

3. Antijamur: untuk infeksi akibat jamur ini biasanya diberikan dalam bentuk oral, topikal,
atau suntikan tergantung pada jenis infeksi jamur yang muncul, tingkat keparahan, dan
bagian tubuh yang terinfeksi.
Golongannya
 Azole merupakan antijamur berspektrum luas sehingga dapat membunuh berbagai jenis
jamur. Mekanisme kerja obat ini dengan cara merusak membran sel jamur yang akan sel
tersebut akan mati : Itraconazole, Ketoconazole
 ketoconazole
Indikasi: Hepatitis C genotipe 1 dan 3
Kontra indikasi: hepatitis B, diabetes
Efek samping: sakit kepala, mual, diare
Dosis: kombinasi obat antivirus lain adalah 60 mg, 1 kali sehari. Durasi pengobatan dapat
bervariasi, tergantung pada genotipe dan jenis obat yang dikonsumsi.

 Echinocandin mekanisme kerja obat ini dengan cara merusak membran sel jamur yang
akan sel tersebut akan mati: Anidulafungin,Micafungin
 micafungin
Indikasi:
Kontra indikasi:
Efek samping:
Dosis:
 Polyene Mekanisme kerja obat ini dengan cara merusak membran sel jamur yang akan sel
tersebut akan mati :
 Nystatin
Indikasi: Candidias vagina
Kontra indikasi: penyakit hati, ginjal, HIV/AIDS
Efek samping: ruam kulit
Dosis : Dewasa: 100,000–200.000 unit per hari selama 14 hari

 Golongan lain :
 Terbinafine
Indikasi: kutu air, kurap
Kontra indikasi: lupus
Efek samping: nyeri otot, mual, diare
Dosis: Dosisnya adalah 250 mg, 1 kali sehari. Masa pengobatan sekitar 2–4 minggu untuk
infeksi jamur selangkangan (tinea cruris), 4 minggu untuk kurap (tinea corporis), 2–6 minggu
untuk kutu air (tinea pedis), 6 minggu untuk jamur kuku tangan, dan 12 minggu untuk jamur
kuku kaki.

4. Antiparasit: Pengobatan ini akan disesuaikan dengan tipe parasit yang menyerang tubuh,
seperti antelmintik untuk cacingan, ektoparasitisida untuk infeksi parasit yang ditularkan
melalui kutu, dan antiprotozoa untuk malaria, giardiasis, dan toksoplasmosis.
 Antelmintik atau obat cacing.
Mekanisme kerja obat cacing yaitu dengan menghambat proses penerusan impuls
neuromuskuler sehingga cacing dilumpuhkan. Mekanisme lainnya dengan menghambat
masuknya glukosa dan mempercepat penggunaan (glikogen) pada cacing.
 Levamisol
Indikasi : cacing perut, cacing tambang, cacing gelang, cacing kremi
Kontraindikasi : hipersensitif, gangguan fungsi ginjal, hati dan ibu hamil
Efek samping : mual, muntah, nyeri perut, pusing, sakit kepala, sindroma seperti
enselopati.
Dosis : Dewasa dan anak berusia lebih dari 16 tahun : 3 tablet, anak berusia 5-15 tahun :
2 tablet., anak berusia 1-4 tahun : 1 tablet. Diberikan sebagai dosis tunggal. Dosis kedua
dianjurkan 1 atau 7 hari kemudian.
 Piperazin
Indikasi : enterobiasis, askariasis
Kontra indikasi : pasien dengan riwayat epilepsi, pasien dengan penyakit atau kerusakan
ginjal kronik.
Efek samping : mual, muntah, kolik, diare, alergi, nyeri sendi, demam, vertigo.
Dosis : D i b e r i k a n p a d a d o s i s 5 0 - 7 5 m g / k g B B d i b a g i d a l a m 4 d o s i s
selama 2 hari
 Antiprotozoa
Mekanisme kerja dengan membunuh atau menghambat pertumbuhan protozoa dengan
mempengaruhi berbagai tahap siklus hidup parasit
 Chloroquine
Indikasi: pencegah malaria
Kontra indikasi: epilepsi, aritmia, bradikardia
Efek samping: mual, muntah, kram perut, sakit kepala
Dosis: Dewasa: 300 mg sekali seminggu
Anak-anak: 5 mg/kgBB tiap minggu

Anda mungkin juga menyukai