Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM 9

PRAKTEK MENGANALISIS SECARA DESKRIPTIF TENTANG


CARA PENULARAN PENYAKIT INFEKSI

Disusun Oleh:
Abdul Rasyid
P07134121050
D3 Teknologi Laboratorium Medis

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
202I/2022
CARA PENULARAN PENYAKIT INFEKSI
1. Kontak
a. Langsung
Ada 3 cara penyebaran penyakit menular secara langsung, yaitu:
 Dari penderita penyakit infeksi ke orang lain
Berbagai jenis mikoorganisme penyebab infeksi dapat
berpindah dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak fisik dengan
orang yang terinfeksi, misalnya melalui sentuhan, percikan air liur saat
bersin atau batuk, dan berciuman.
Penularan juga bisa terjadi melalui darah, misalnya dari
transfusi darah atau jarum suntik yang dipakai bergantian dengan
orang lain.
Selain itu, penularan melalui cairan tubuh juga bisa terjadi,
misalnya melalui hubungan seksual dengan penderita penyakit infeksi.
Penularan infeksi melalui kontak seksual ini sering menjadi
penyebab infeksi menular seksual.
 Dari ibu ke bayi
Seorang ibu yang menderita penyakit infeksi saat
hamil berisiko tinggi untuk menularkan penyakit yang dideritanya ke
janin di dalam kandungan. Di samping itu, penularan penyakit infeksi
dari ibu ke bayi juga bisa terjadi melalui proses persalinan atau saat
menyusui ASI.
 Hewan ke manusia
Penularan infeksi dari hewan ke manusia bisa terjadi saat
seseorang tercakar atau tergigit hewan, mengonsumsi daging hewan
yang dimasak kurang matang, serta bersentuhan dengan kotoran atau
urine hewan yang telah terinfeksi.
Hewan pembawa penyakit infeksi ini bisa hewan liar maupun
hewan peliharaan yang kurang terawat kesehatannya. Contoh penyakit
infeksi yang menular melalui hewan adalah toksoplasmosis, pes,
leptospirosis, dan rabies.
b. Tidak Langsung
Beberapa jenis kuman dapat hidup pada benda tertentu, seperti keran
air, gagang pintu, dan bahkan handphone. Penularan bisa terjadi ketika
menyentuh benda yang telah terkontaminasi kuman atau benda milik penderita
penyakit infeksi. Mikroorganisme penyebab infeksi juga bisa menyebar
melalui penggunaan barang pribadi, misalnya handuk, sikat gigi, dan pisau
cukur secara bergantian dengan orang lain.
c. Droplet
Droplet adalah partikel dalam percikan air liur yang dikeluarkan saat
seseorang batuk, bersin, atau berbicara. Cara penularan penyakit infeksi ini
termasuk yang paling umum terjadi, seperti pada penyakit infeksi pernapasan,
pertusis, dan meningitis meningokokus.
Penularan agen infeksi dari droplet bisa terjadi secara langsung ketika
droplet yang dikeluarkan tidak jatuh ke permukaan kulit atau benda,
melainkan masuk ke dalam tubuh melalui hidung saat bernapas.
Penularan melalui droplet mungkin terjadi ketika Anda melakukan
kontak tatap muka secara langsung dalam jarak kurang dari dua meter atau
setidaknya selama 10-15 menit, seperti pada penyakit flu.
2. Udara
Penyakit menular melalui udara adalah infeksi yang disebarkan oleh patogen
atau mikroorganisme di udara. Patogen tersebut meliputi bakteri, virus, atau jamur.
Dalam kebanyakan kasus, penyakit infeksi ini menular ketika seseorang menghirup
udara yang terkontaminasi patogen-patogen tersebut. Seseorang yang sakit, misalnya
flu, juga dapat menularkan patogen, terutama saat bersin atau batuk. Patogen penyakit
dapat menempel di mana saja, seperti debu, droplet (percikan air), atau cairan tubuh
lainnya.
3. Peralatan
a. Alat yang terkontaminasi
Beberapa jenis kuman dapat hidup pada benda tertentu, seperti keran
air, gagang pintu, dan bahkan handphone. Penularan bisa terjadi ketika
menyentuh benda yang telah terkontaminasi kuman atau benda milik penderita
penyakit infeksi. Mikroorganisme penyebab infeksi juga bisa menyebar
melalui penggunaan barang pribadi, misalnya handuk, sikat gigi, dan pisau
cukur secara bergantian dengan orang lain.
b. Makanan yang disimpan atau diolah tidak tepat
Berbagai jenis kuman, virus, dan parasit banyak ditemukan dalam
makanan atau minuman, terutama daging dan telur yang tidak dimasak hingga
matang atau makanan dan minuman yang tidak dipasteurisasi.

Contoh penyakit infeksi yang dapat terjadi melalui cara penularan ini adalah
diare, keracunan makanan, anthrax, flu babi, dan flu burung.

4. Vektor
a. Penularan Eksternal
Misal jika seseorang sedang makan dan ada lalat yang menghampiri
makanan tersebut, maka makanan menjadi kurang higenis, hal yang ditakutkan
jika lalat dari tempat-tempat yang kotor, sehingga dapat menyebabkan kita
sakit.
b. Penularan Internal
Jika kita di gigit nyamuk atau kutu, kita juga bisa terkena penyakit
apabila hewan tersebut membawa virus atau bakteri, sehingga virus atau
bakteri menjadi berpindah kepada kita dan menyebabkan kita sakit.
PRAKTIKUM 10
IDENTIFIKASI CONTOH-CONTOH PENYAKIT NONINFEKSI AKUT

Disusun Oleh:
Abdul Rasyid
P07134121050
D3 Teknologi Laboratorium Medis

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
202I/2022
Penyakit non-infeksi atau merupakan penyakit yang tidak ditularkan dari satu individu ke
individu lainnya. Menurut World Health Organization (WHO), penyakit non-infeksi
mempunyai durasi yang panjang dan umumnya berkembang dengan lambat. Berikut adalah
contoh penyakit non infeksi akut dan kronis :
1. Penyakit Non-Infeksi Akut
Penyakit non infeksi akut merupakan penyakit yang terjadi secara tiba-tiba atau
mendadak, seperti :

a. Keracunan
Keracunan bisa saja disebabkan oleh makanan, udara, air, dan sebagainya.
Contohnya adalah keracunan logam berat melalui makanan seperti kasus Minamata
yang keracunan merkuri melalui ikan laut. Selain itu logam berat bisa saja meracuni
manusia melalui udara seperti debu timbal yang tentunya berbahaya bagi paru-paru.
b. Kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan dalam berkendara juga termasuk penyakit non infeksi akut. Kecelakaan
dapat menyebabkan luka, patah tulang, dan juga pendarahan.
c. Rudapaksa
Rudapaksa merupakan suatu kekerasan. Contohnya adalah memar dan retak tulang
akibat pukulan (tawuran maupun KDRT). Memar terjadi karena akibat pecahnya
pembuluh darah kecil di bawah kulit.  Selain itu kekerasan seksual juga merupakan
contoh dari rudapaksa.
d. Kebakaran
Kebakaran dapat mengakibatkan luka bakar, gangguan penapasan dan juga
kesadaran.
2. Penyakit Non-Infeksi Kronis
Infeksi yang terjadi secara perlahan dalam periode yang lama dan menimbulkan
gangguan yang serius pada fungsi normal pejamu/host (dalam hitungan bulan/tahun).
Berikut adalah contoh penyakit non infeksi kronis :

a. Malnutrisi 
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup,
malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan di
antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan
kesehatan.
 Defisiensi (Anemia, Gondok, Marasmus, Skorbut)
- Penyakit anemia
adalah penyakit kurang darah yang paling umum disebabkan karena kurang
gizi. Meski dapat dipicu oleh banyak faktor, tapi salah satu alasan utama
terjadinya anemia adalah defisiensi zat besi dan vitamin B12. Penderitanya
bisa mengalami sesak napas, kelelahan, pucat, dan gejala lain yang
menunjukkan rendahnya jumlah hemoglobin.
- Penyakit gondok
adalah penyakit disebabkan karena kekurangan yodium dalam makanan.
Gejala khasnya adalah pembengkakan kelenjar tiroid. Gejala lainnya adalah
lesu, lemah, tingkat metabolisme yang rendah, peningkatan kerentanan
terhadap dingin, dan lain-lain.
- Marasmus
adalah penyakit akibat kekurangan protein dan kalori yang sangat parah.
Umum terjadi pada anak-anak. Pada kondisi marasmus, berat tubuh lebih
rendah 80% dari berat normal yang seharusnya sehingga tubuh seseorang
tampak kurus. Pengecilan otot, kulit kering dan bersisik, dan kulit longgar
merupakan gejala lain dari marasmus. Skorbut adalah penyakit malnutrisi
akibat tubuh kekurangan vitamin C. Gejala penyakit scurvy antara lain nyeri
otot dan sendi, kelelahan, munculnya titik-titik merah di kulit, perdarahan
dan pembengkakan pada gusi maupun gusi bengkak dan sakit, hilangnya
nafsu makan, berat badan turun, diare, mual, dan demam.

 Overnutrisi (Obesitas, Diabetes, Hiperkolesterolemia)


- Obesitas
adalah kondisi ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh sangat banyak
akibat kalori masuk lebih banyak dibandingkan yang dibakar. Jika tidak
segera ditangani, obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit
jantung, hipertensi, hingga diabetes. 
- Diabetes
adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar
gula (glukosa) darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel
tubuh manusia. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap
sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh.
Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi
yang membahayakan nyawa penderita.
- Hiperkolesterolemia
adalah kondisi ketika kadar kolesterol di dalam darah terlalu tinggi. Jika tidak
ditangani, kolesterol dapat menumpuk dan mempersempit pembuluh darah
sehingga meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung atau
stroke.Kolesterol berasal dari makanan seperti kuning telur, lemak daging,
dan kerang

b. ODGJ
adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang
termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku yang
bermakna. Serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan
fungsi orang sebagai manusia. Berikut ada 4 contoh dari penderita ODGJ:
 Penyakit akibat gangguan jiwa yang pertama adalah Gangguan obsesif-
kompulsif/OCD.  
Penderita OCD memiliki pola pikir yang terus-menerus dipenuhi oleh ketakutan
atau pikiran mengganggu yang disebut dengan obsesif. Kondisi ini membuat
mereka melakukan suatu ‘ritual’ secara berulang-ulang yang disebut kompulsif.
Seperti melakukan cuci tangan secara terus menerus karena takut berlebihan
pada kuman
 Penyakit akibat gangguan jiwa yang kedua adalah kleptomania
Yaitu gangguan yang penderitanya tidak dapat menolak dorongan dari dalam
dirinya untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya membahayakan diri sendiri
atau orang lain seperti menyulut api, mecuri barang
 Penyakit akibat gangguan jiwa yang ketiga adalah bipolar
Yaitu Orang yang mengalami gangguan mood dapat terus-menerus merasa
sedih, terlalu gembira selama periode tertentu, atau perasaan sangat senang dan
sangat sedih yang berubah dalam waktu singkat dan terjadi secara berulang
 Penyakit akibat gangguan jiwa yang keempat adalah disosiatif
Yaitu kondisi ketika penderitanya mengalami gangguan parah pada identitas,
ingatan, dan kesadaran akan diri sendiri dan lingkungan tempat ia berada

c. Degeneratif 
Penyakit degeneratif adalah kondisi kesehatan di mana organ atau jaringan terkait
keadaannya yang terus menurun seiring waktu. Penyakit ini terjadi karena adanya
perubahan pada sel-sel tubuh yang akhirnya memengaruhi fungsi organ secara
menyeluruh. Berikut ada 4 contoh penyakit degenerative antara lain:
 Penyakit degeneratif yang pertama adalah hipertensi yaitu tekanan darah tinggi.
Kondisi ini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang
membahayakan nyawa sekaligus meningkatkan risiko terjadinya penyakit
jantung, stroke, bahkan kematian. Bagi orang yang berusia lanjut memiliki
risiko lebih tinggi terkena hipertensi
 Penyakit degeneratif yang kedua adalah asam urat
Yaitu ondisi yang bisa menyebabkan gejala nyeri yang tak tertahankan,
pembengkakan, serta adanya rasa panas di area persendian. Semua sendi di
tubuh berisiko terkena asam urat, tetapi sendi yang paling sering terserang
adalah jari tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki. Umumnya, penyakit
asam urat dapat lebih mudah menyerang pria, khususnya mereka yang berusia di
atas 30 tahun.
 Penyakit degeneratif yang ketiga adalah osteoporosis
Yaitu keadaan dimana tulang menjadi rapuh dan lemah. Hal ini mengakibatkan
tulang menjadi mudah patah atau berubah bentuk (bungkuk). Bertambahnya
usia dapat meningkatkan resiko terjadinya osteoporosis.
 Penyakit degeneratif yang keempat adalah saraf terjepit.
Saraf terjepit atau juga disebut radikulopati, terjadi ketika jaringan di sekitar
saraf, seperti tulang, otot, tendon, dan tulang rawan, memberikan terlalu banyak
tekanan pada suatu area saraf. Tekanan tidak wajar ini akan mengganggu fungsi
normal saraf. Bila ada saraf yang terjepit, tubuh lantas bereaksi dengan rasa
sakit, mati rasa/baal, kesemutan, atau rasa seperti tersengat, dengan tujuan
sebagai pertanda bahwa ada sesuatu yang salah di tubuh.

Anda mungkin juga menyukai