Anda di halaman 1dari 6

Unsur-unsur yang umumnya ada dalam rencana strategis sekolah dan rapor

pendidikan yang kemudian digunakan sebagai dasar penyusunan rencana strategis


antara lain:

1. Visi dan Misi Sekolah: Visi dan misi sekolah menggambarkan gambaran
tentang arah dan tujuan sekolah dalam jangka panjang. Visi dan misi ini
menjadi dasar untuk menyusun strategi-strategi yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
2. Analisis Situasi: Meliputi analisis internal dan eksternal sekolah, termasuk
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) yang dihadapi sekolah. Informasi ini membantu sekolah
dalam mengidentifikasi tantangan dan peluang yang perlu diatasi atau
dimanfaatkan.
3. Tujuan dan Sasaran: Menetapkan tujuan jangka panjang dan sasaran spesifik
yang ingin dicapai oleh sekolah dalam periode tertentu. Tujuan dan sasaran
ini harus terukur, realistis, relevan, dapat dicapai, dan terkait langsung
dengan visi dan misi sekolah.
4. Strategi dan Rencana Aksi: Menyusun strategi dan rencana aksi untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Strategi ini mencakup
langkah-langkah konkret yang akan diambil oleh sekolah dalam
meningkatkan kinerja dan mencapai hasil yang diinginkan.
5. Indikator Kinerja dan Pengukuran: Menetapkan indikator kinerja yang akan
digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan dan sasaran sekolah. Indikator
kinerja ini harus terukur, dapat diukur secara objektif, dan relevan dengan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
6. Rencana Anggaran: Menyusun rencana anggaran yang mencakup alokasi
dana untuk mendukung implementasi strategi-strategi yang telah dirancang.
Rencana anggaran ini harus memperhitungkan kebutuhan sekolah dan
tersedia dalam kerangka waktu yang telah ditetapkan.
7. Monitoring dan Evaluasi: Menetapkan mekanisme monitoring dan evaluasi
untuk mengukur kemajuan implementasi rencana strategis sekolah. Hal ini
meliputi pembuatan jadwal monitoring, pengumpulan data, analisis kinerja,
dan peninjauan secara berkala terhadap pencapaian tujuan dan sasaran.

Berikut adalah rapor pendidikan SD Negeri Kliwonan 1 Kecamatan Masaran


Kabupaten Sragen tahun 2024.

Hasil analisis dari Rapor Pendidikan adalah sebagai berikut.

Kemampuan Literasi adalah


Kemampuan peserta didik dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi,
merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan
mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar
dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat.
Bagaimana cara mengukur capaian indikator ini?
Persentase peserta didik berdasarkan kemampuan dalam memahami,
menggunakan, merefleksi, dan mengevaluasi beragam jenis teks (teks informasional
dan teks fiksi).
Baik (90,91% peserta didik sudah mencapai kompetensi minimum) artinya

Sebagian besar peserta didik telah mencapai batas kompetensi minimum untuk
literasi membaca.

Skor capaian Kemampuan Literasi tahun ini 90,91, naik 14,72 dari tahun 2023 (skor
76,19).

Upaya konkret yang bisa dilakukan melalui peningkatan kompetensi GTK dan
kebijakan yang menunjang kompetensi membaca teks informasi:

1. Kepala satuan pendidikan dan pendidik mempelajari tentang teks informasi


dan sastra sebagai bagian dari kemampuan literasi
2. Pendidik mengimplementasikan pengetahuan tentang teks informasi dan
sastra untuk memperbaiki proses pembelajaran literasi peserta didik
3. Kepala satuan pendidikan mendorong perbaikan kemampuan teks informasi
dan sastra di satuan pendidikan melalui program, kebijakan, dan
penganggaran

Kemampuan Numerasi adalah


Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta,
dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis
konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.
Bagaimana cara mengukur capaian indikator ini?
Persentase peserta didik berdasarkan kemampuan dalam berpikir menggunakan
konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-
hari pada berbagai jenis konteks yang relevan.

Baik (72,73% peserta didik sudah mencapai kompetensi minimum) artinya

Sebagian besar peserta didik telah mencapai batas kompetensi minimum untuk
numerasi

Skor capaian Kemampuan Numerasi tahun ini 72,73, naik 6,06 dari tahun 2023
(skor 66,67).

Upaya konkret yang bisa dilakukan melalui peningkatan kompetensi GTK dan
kebijakan yang menunjang kemampuan numerasi pada domain Data dan
Ketidakpastian:

1. Kepala satuan pendidikan dan pendidik mempelajari domain data dan


ketidakpastian dan domain aljabar sebagai bagian dari kemampuan numerasi
2. Pendidik mengimplementasikan pengetahuan tentang peningkatan
kompetensi pada domain data dan ketidakpastian dan domain aljabar untuk
memperbaiki proses pembelajaran numerasi peserta didik
3. Kepala satuan pendidikan mendorong perbaikan terhadap kompetensi pada
domain data dan ketidakpastian dan domain aljabar di satuan pendidikan
melalui program, kebijakan, dan penganggaran
Karakter adalah
Tingkat karakter pelajar pancasila yang bersifat holistik mencakup komponen
pengetahuan, afektif, keterampilan, dan perwujudan dalam perilaku.
Bagaimana cara mengukur capaian indikator ini?
Nilai rerata karakter peserta didik berdasarkan nilai akhlak pada manusia, akhlak
pada alam, akhlak bernegara, gotong royong, kreativitias, nalar kritis, kebinekaan
global dan kemandirian pada survei karakter

Baik artinya

Peserta didik terbiasa menerapkan nilai-nilai karakter pelajar pancasila yang


berakhlak mulia, bergotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis serta
berkebinekaan global dalam kehidupan sehari hari.

Skor capaian Karakter tahun ini 56,16, naik 5,25 dari tahun 2023 (skor 50,91).

Upaya konkret yang bisa dilakukan melalui peningkatan kompetensi GTK dan
kebijakan yang mendukung sikap bernalar kritis dan kreatif:
1. Kepala satuan pendidikan dan pendidik mempelajari tentang Profil Pelajar
Pancasila untuk dimensi Nalar Kritis dan Kreativitas sebagai bagian dari
penguatan karakter
2. Pendidik mampu mengimplementasikan pembelajaran berbasis projek
penguatan Profil Pelajar Pancasila dimensi Nalar Kritis dan Kreativitas
3. Kepala satuan pendidikan mendorong perbaikan dimensi Nalar Kritis dan
Kreativitas melalui program, kebijakan, dan penganggaran untuk pelaksanaan
projek penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Iklim Keamanan Satuan Pendidikan adalah


Tingkat rasa aman dan kenyamanan peserta didik dari hal rasa aman disatuan
pendidikan, perundungan, hukuman fisik, pelecehan seksual, dan aktivitas narkoba
di lingkungan satuan pendidikan
Bagaimana cara mengukur capaian indikator ini?
Nilai komposit nilai indeks rasa aman, perundungan, hukuman fisik, kekerasan
seksual, rokok, minuman keras, dan narkoba berdasarkan survei lingkungan belajar

Baik artinya

Satuan pendidikan memiliki lingkungan satuan pendidikan yang aman, terlihat dari
kesejahteraan psikologis yang baik dan rendahnya kasus perundungan, hukuman
fisik, kekerasan seksual, dan penyalahgunaan narkoba. Satuan pendidikan dapat
mempertahankan kualitas warga satuan pendidikan dalam mencegah dan
menangani kasus untuk menciptakan iklim keamanan di lingkungan satuan
pendidikan.

Skor capaian Iklim Keamanan Satuan Pendidikan tahun ini 66,17, naik 0,25 dari
tahun 2023 (skor 65,92).
Upaya konkret yang bisa dilakukan melalui peningkatan kompetensi GTK dan
kebijakan yang menunjang kesejahteraan psikologis murid, serta pencegahan dan
penanggulangan kekerasan seksual:
1. Kepala satuan pendidikan dan pendidik mempelajari tentang pencegahan dan
penanganan kekerasan seksual sebagai bagian dari iklim keamanan satuan
2. Kepala satuan pendidikan dan pendidik berefleksi bersama peserta didik
tentang pengalamannya berkaitan dengan kekerasan seksual, sebagai
bagian dari proses pembelajaran
3. Kepala satuan pendidikan mendorong upaya pencegahan dan penanganan
kekerasan seksual terhadap siswa melalui program, kebijakan, dan anggaran
4. Kepala satuan pendidikan dan pendidik mempelajari tentang konsep, definisi,
dan cara untuk menciptakan perasaan aman dan nyaman peserta didik
sebagai bagian dari iklim keamanan satuan
5. Pendidik mengimplementasikan pengetahuan terkait konsep maupun cara
menghadirkan perasaan aman dan nyaman peserta didik dalam proses
pembelajaran di satuan Pendidikan
6. Kepala satuan pendidikan mendorong upaya peningkatan kesejahteraan
psikologis (wellbeing) peserta didik di satuan pendidikan melalui program,
kebijakan, dan penganggaran

Iklim Kebinekaan adalah


Kondisi satuan pendidikan yang menunjukkan adanya sikap dan perilaku kepala
satuan pendidikan dan guru dalam menerapkan toleransi agama dan budaya serta
komitmen kebangsaan.
Bagaimana cara mengukur capaian indikator ini?
Nilai rerata iklim kebhinekaan di satuan pendidikan berdasarkan survei lingkungan
belajar

Baik artinya

Satuan pendidikan sudah mampu menghadirkan suasana proses pembelajaran


yang menjunjung tinggi toleransi agama/kepercayaan dan budaya; mendapatkan
pengalaman belajar yang berkualitas; mendukung kesetaraan agama/kepercayaan,
dan budaya; serta memperkuat nasionalisme.

Skor capaian Iklim Kebinekaan tahun ini 72,33, naik 2,51 dari tahun 2023 (skor
69,82).

Upaya konkret yang bisa dilakukan melalui peningkatan kompetensi GTK dan
kebijakan yang menunjang terciptanya sikap inklusif dan toleransi agama dan
budaya:
1. Kepala satuan pendidikan dan pendidik mempelajari konsep dan praktik
terkait dukungan atas kesetaraan siswa, toleransi agama dan budaya sebagai
bagian dari iklim kebinekaan
2. Pendidik mengimplementasikan pengetahuan tentang dukungan atas
kesetaraan siswa, toleransi agama dan budaya untuk memperbaiki proses
pembelajaran peserta didik
3. Kepala satuan pendidikan mendorong perbaikan penerapan dukungan atas
kesetaraan siswa, toleransi agama dan budaya di satuan pendidikan melalui
program, kebijakan, dan penganggaran

Kualitas Pembelajaran adalah


Tingkat kualitas interaksi antara guru, peserta didik, dan materi pembelajaran dalam
proses pengajaran dan pembelajaran
Bagaimana cara mengukur capaian indikator ini?
Nilai rerata untuk kualitas pembelajaran meliputi manajemen kelas, dukungan
psikologi, dan metode pembelajaran di survei lingkungan belajar

Sedang artinya

Pembelajaran mengarah pada peningkatan kualitas yang ditunjukkan dengan


suasana kelas yang mulai kondusif dan adanya dukungan afektif serta aktivasi
kognitif dari guru.

Skor capaian Kualitas Pembelajaran tahun ini 62,36, naik 2,36 dari tahun 2023
(skor 60).

Upaya konkret yang bisa dilakukan melalui peningkatan kompetensi GTK dan
kebijakan yang menunjang aktivasi kognitif dan dukungan afektif kepada murid:
1. Kepala satuan pendidikan dan pendidik mempelajari metode pembelajaran
interaktif dan dukungan psikologis sebagai bagian dari kualitas pembelajaran
2. Pendidik mengimplementasikan pengetahuan tentang metode pembelajaran
interaktif dan dukungan psikologis untuk memperbaiki proses pembelajaran
3. Kepala satuan pendidikan mendorong perbaikan metode pembelajaran dan
dukungan psikologis melalui program, kebijakan dan penganggaran
Keenam unsur tersebut selanjutnya ditelaah beserta penganggaran dan programnya
untuk Perencanaan Berbasis Data (PBD) melalui alur berikut.
Adapun berdasarkan hasil refleksi dari rapor tersebut difokuskan untuk mencapai
nilai Baik dan meningkatkan persentase yang turun dengan kegiatan-kegiatan
benahi sebagai berikut.
- Penyusunan silabus / tujuan pembelajaran
- Peningkatan kompetensi guru untuk keterlibatan orangtua/wali dan masyarakat
dalam pembelajaran
- Peningkatan kompetensi guru untuk memahami karakteristik dan cara belajar
peserta didik
- Konsultasi peningkatan mutu pendidikan (konsultan & psikolog)
- Penyelenggaraan program konseling untuk keberlanjutan pendidikan
- Peningkatan kompetensi guru untuk memahami karakteristik dan cara belajar
peserta didik
- Pelaksanaan kegiatan komunitas belajar di satuan pendidikan
- Peningkatan kompetensi guru untuk memahami karakteristik dan cara belajar
peserta didik
- Peningkatan kompetensi guru untuk memahami konten pembelajaran dan cara
mengajarkannya
- Pelaksanaan supervisi pembelajaran semua mata pelajaran/guru di sekolah
- Pelaksanaan kegiatan komunitas belajar di satuan pendidikan
- Peningkatan kompetensi guru untuk pengembangan diri melalui kebiasaan
refleksi
- Meningkatkan proporsi pemanfaatan sumber daya sekolah untuk peningkatan
mutu
- Meningkatkan proporsi pembelanjaan peningkatan mutu guru dan tenaga
kependidikan
- Meningkatkan proporsi pembelanjaan non personil mutu pembelajaran
- Meningkatkan proporsi pembelanjaan dana bos secara daring
- Meningkatkan program dan kebijakan satuan pendidikan tentang perundungan
- Meningkatkan program dan kebijakan mengenai penanggulangan dan
pencegahan intoleransi di satuan pendidikan

Anda mungkin juga menyukai