Anda di halaman 1dari 2

Pembelajaran berbasis Inkuiri atau Inquiry Based Learning (IBL) sesuai untuk

diterapkan pada pendidikan sekolah dasar karena sesuai dengan karakteristik siswa
SD. Nursidik dalam Indriani (2014) menyatakan bahwa “beberapa karakteristik siswa
SD antara lain: (1) senang bermain; (2) senang bergerak; (3) senang bekerja dalam
kelompok; dan (4) senang merasakan atau melakukan atau memperagakan sesuatu
secara langsung”. Mengacu pada pendapat tersebut, guru sebaiknya dapat
membawa pembelajaran yang menyenangkan, salah satunya melalui penerapan IBL.
Pembelajaran ini sesuai dengan karakteristik siswa SD, khususnya karakteristik
ketiga yaitu senang bekerja dalam kelompok.

IBL mengajak siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan menekankan
proses berpikir kritis, kreatif, dan analitis untuk menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah. Pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa ini melalui kegiatan
eksplorasi, pertanyaan, dan penyelidikan. Adapun aktivitas dalam model inkuri ini,
antara lain, merangsang timbulnya masalah, mendorong ekspresi ide dan
pertanyaan, menumbuhkan keberanian dalam mengungkapkan masalah,
memberikan penguatan kepada siswa yang bertanya. Dengan menerapkan langkah-
langkah tersebut, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
mendorong siswa untuk berpikir kritis, mengemukakan masalah, dan
mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah secara mandiri. Ini akan
membantu meningkatkan proses dan hasil belajar siswa secara keseluruhan dalam
IBL.

Sebagai guru, saya menggunakan metode inkuiri ini dalam pembelajaran sebagai
upaya dalam meningkatkan kemampuan abad 21, yaitu keterampilan berpikir kritis,
kreativitas, komunikasi, serta keterampilan berkolaborasi. Setiap tahapan dalam IBL
memancing rasa ingin tahu siswa sehingga mereka dapat berpikir kritis, lalu dengan
kreativitas memunculkan ide, terdapat proses komunikasi melalui kegiatan
presentasi dengan berbagai media, serta forum diskusi bersama kelompok yang
mengantarkan pada iklim kolaboratif.

Strategi atau tahapan yang saya gunakan dalam IBL sebagai berikut.

1. Siswa mengajukan atau merumuskan sendiri pertanyaan


2. Siswa menyelidiki suatu hal dalam berbagai situasi
3. Siswa melakukan analisis dan memberikan deskripsi dalam menemukan hal-hal
yang sudah diselediki
4. Siswa mempresentasikan hasil temuan baik secara lisan atau tertulis
5. Siswa bersama guru melakukan refleksi dan evaluasi tentang informasi dan
pengetahuan yang diperoleh.
Secara singkat, langkah-langkah proses penggunaan metode inkuiri sebagai berikut,
orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data,
menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.

Menurut saya, faktor keberhasilan IBL untuk mencapai kemampuan abad 21 apabila
memenuhi prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru, yaitu : a)
Berorientasi pada pengembangan intelektual; b) Prinsip interaksi; c) Prinsip
bertanya; d) Prinsip belajar untuk berpikir.

Daftar Pustaka

Rustini, T., & Tjandra, F. (2016). Penggunaan Model Inkuiri Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran IPS Di SD. EduHumaniora|
Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 4(2).
Indriani, D.S. (2014). Keefektifan model think pair share terhadap aktivitas dan hasil
belajar IPS. Journal of Elementary Education (3)2.
https://www.ruangkerja.id/blog/inquiry-learning

Anda mungkin juga menyukai