Anda di halaman 1dari 7

Aksi Nyata

Melakukan Refleksi Pribadi


tentang Profil Pendidikan
di SMAN 3 Blitar
Rapor Pendidikan sebagai Sumber Data Perencanaan

Oleh Imam Ropi`i, S.Pd., Gr.


SMAN 3 Blitar, Provinsi Jawa Timur

A. Refleksi Rapor Pendidikan SMAN 3 Blitar


1. Indikator layanan mana saja yang memperoleh capaian yang cukup baik?
Kondisi atau fakta apa saja yang Ibu dan Bapak temukan di satuan pendidikan
terkait capaian ini?
Semua indikator memperoleh capaian baik, dengan rincian sebagai berikut:
a. Kemampuan literasi, baik 93,33% siswa sudah mencapai kopetensi
minimum
b. Kemampuan numerasi, baik 86,67% siswa sudah mencapai kompetensi
minimum
c. Karakter baik, capaian naik 18,45% dari tahun 2022
d. Iklim keamanan sekolah, baik namun capaian turun 1,58% dari tahun 2022
e. Iklim kebhinnekaan baik, capaian naik 13,43% dari tahun 2022
f. Kualitas pembelajaran, baik capaian naik 20,19% dari tahun 2022.
Indikator kualitas pembelajaran di SMAN 3 Blitar mengalami peningkatan
paling tinggi di antara indikator lain. Kualitas pembelajaran adalah Kualitas
pengelolaan kelas dan penyelenggaraan pembelajaran interaktif yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa berdasarkan nilai mutu
dan relevansi pembelajaran secara holistik. Capaian baik artinya Pembelajaran
menunjukkan kualitas yang optimal ditunjukkan dengan suasana kelas yang
kondusif, dukungan afektif dan aktivasi kognitif dari guru yang konstruktif. Skor
capaian Kualitas Pembelajaran pada tahun ini 76,55, naik 20,19% dari tahun
2022 (skor 63,69).
Capaian literasi berdasarkan kemampuan dalam memahami,
menggunakan, merefleksi, dan mengevaluasi beragam jenis teks (teks
informasional dan teks fiksi) yaitu baik dengan skor 93,33 yaitu sebagian besar
peserta didik telah mencapai batas kompetensi minimum untuk literasi
membaca. Proporsi peserta didik dengan kemampuan literasi mencapai
kompetensi minimum di atas 51,11%, peserta didik mampu mengintegrasikan
beberapa informasi lintas teks, mengevaluasi isi, kualitas, cara penulisan suatu
teks, dan bersikap reflektif terhadap isi teks. Proporsi peserta didik dengan
kemampuan literasi mencapai kompetensi minimum mencapai 42,22%, peserta
didik mampu membuat interpretasi dari informasi implisit yang ada dalam teks,
mampu membuat simpulan dari hasil integrasi beberapa informasi dalam suatu
teks. Proporsi peserta didik dengan kemampuan literasi di bawah kompetensi
minimum di bawah 6,67%, Peserta didik mampu menemukan dan mengambil
informasi eksplisit yang ada dalam teks serta membuat interpretasi sederhana.
Tidak ada peserta didik dengan kemampuan literasi jauh di bawah kompetensi
minimum.
Kemampuan numerasi yaitu persentase peserta didik berdasarkan
kemampuan dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis
konteks yang relevan yaitu baik dengan skor 86,67% yaitu sebagian besar
peserta didik telah mencapai batas kompetensi minimum untuk numerasi.
Proporsi peserta didik dengan kemampuan numerasi di atas kompetensi
minimum di atas 62,22%, peserta didik mampu bernalar untuk menyelesaikan
masalah kompleks serta non-rutin berdasarkan konsep matematika yang
dimilikinya. Proporsi peserta didik dengan kemampuan numerasi mencapai
kompetensi minimum mencapai 24,44%, peserta didik mampu
mengaplikasikan konsep matematik yang dimiliki dalam konteks yang lebih
beragam. Proporsi peserta didik dengan kemampuan numerasi di bawah
kompetensi minimum di bawah 13,33%, peserta didik memiliki kemampuan
dasar matematika: komputasi dasar dalam bentuk persamaan langsung, konsep
dasar terkait geometri dan statistika, serta menyelesaikan masalah matematika
sederhana yang rutin. Kemudian tidak ada peserta didik dengan kemampuan
numerasi jauh di bawah kompetensi minimum.
Karakter berdasarkan kecenderungan peserta didik dalam bersikap dan
berperilaku berdasarkan nilai-nilai pelajar Pancasila yang mencakup beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, gotong-royong, kreativitas,
nalar kritis, kebinekaan global, serta kemandirian yaitu baik dengan skor 73,75
yaitu peserta didik terbiasa menerapkan nilai-nilai karakter pelajar pancasila
yang berakhlak mulia, bergotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis
serta berkebinekaan global dalam kehidupan sehari hari. Beriman, Bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia yaitu penerapan ajaran
agama dan kepercayaan dalam kehidupan sehari-hari melalui perbuatan pada
manusia, alam, dan negara dengan skor 75,53. Gotong Royong yaitu keinginan
dan pengalaman terlibat secara sukarela dalam kegiatan yang menunjukkan
kepedulian untuk kebaikan bersama dengan skor 76,44. Kreativitas yaitu
esenangan dan pengalaman menghasilkan hal yang baru dan berguna
memperoleh skor 69,08. Nalar Kritis yaitu kemauan dan kebiasaan mengambil
keputusan secara logis berdasarkan berbagai bukti dan sudut pandang yang
beragam dengan skor 71,68. Kebinekaan global yaitu ketertarikan terhadap
budaya yang berbeda, kepedulian terhadap isu-isu global, serta dukungan
terhadap kesetaraan gender, agama, dan budaya dengan skor 74,58.
Kemandirian yaitu emauan dan kebiasaan mengelola perasaan, pikiran, dan
tindakan demi mencapai tujuan pembelajaran memperoleh skor 71,6.
2. Indikator layanan mana saja yang memperoleh capaian yang belum baik?
Kondisi atau fakta apa saja yang Ibu dan Bapak temukan di satuan pendidikan
terkait capaian ini?

Tidak ada indikator layanan yang memperoleh capaian belum baik.

Semua indikator memperoleh capaian baik, dengan rincian sebagai berikut: (a)
Kemampuan literasi, baik 93,33% siswa sudah mencapai kopetensi minimum;
(b) Kemampuan numerasi, baik 86,67% siswa sudah mencapai kompetensi
minimum; (c) Karakter baik, capaian naik 18,45% dari tahun 2022; (d) Iklim
keamanan sekolah, baik namun capaian turun 1,58% dari tahun 2022; (e) Iklim
kebhinnekaan baik, capaian naik 13,43% dari tahun 2022; dan (f) Kualitas
pembelajaran, baik capaian naik 20,19% dari tahun 2022.

3. Hal baik apa yang telah dilakukan satuan pendidikan berdasarkan Rapor
Pendidikan yang telah dilihat?

Hal baik yang telah dilakukan satuan pendidikan berdasarkan Rapor


Pendidikan yaitu sudah memulai merancang program dan rencana
pembelajaran berdasarkan data dari Rapor Pendidikan. Guru telah
berkolaborasi untuk mewujudkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman
serta merancang pembelajaran dengan efektif dan kontekstual sehingga capaian
kualitas belajar sudah baik artinya Pembelajaran menunjukkan kualitas yang
optimal ditunjukkan dengan suasana kelas yang kondusif, dukungan afektif dan
aktivasi kognitif dari guru yang konstruktif. Skor capaian Kualitas Pembelajaran
pada tahun ini 76,55, naik 20,19% dari tahun 2022 (skor 63,69). Beberapa aspek
yang diperhatikan antara lain: (a) manajemen kelas, (b) dukungan psikologis,
(c) refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru, (d) belajar tentang
pembelajaran, (e) refleksi atas praktik mengajar, (f) penerapan praktif inovatif,
(g) kepemimpinan instruksional, (h) pengelolaan kurikulum sekolah, dan (i)
dukungan untuk refleksi guru.
Berdasarkan hasil iklim keamanan sekolah yaitu Kondisi satuan pendidikan
yang kondusif yang memberikan rasa aman (secara fisik dan psikologis), seperti
tidak adanya perundungan dan hukuman fisik memperoleh hasil baik dengan
skor 80,75 yaitu satuan pendidikan memiliki lingkungan sekolah yang aman,
terlihat dari kesejahteraan psikologis yang baik dan rendahnya kasus
perundungan, hukuman fisik, kekerasan seksual, dan penyalahgunaan narkoba.
Satuan pendidikan dapat mempertahankan kualitas warga sekolah dalam
mencegah dan menangani kasus untuk menciptakan iklim keamanan di
lingkungan sekolah. Pada aspek ini mengalami penurunan sebesar 1,58% dari
tahun sebelumnya.
Sekolah telah menyusun program berdasarkan hasil rapor pendidikan,
seperti pada aktivitas Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) topik
pertama pada tahun pembelajaran 2023-2024 dengan tema Bangunlah Jiwa dan
Raganya dengan topik Kenali dan Perundungan di lingkungan sekitar. Pada
aspek pengalaman perundungan peserta didik memperoleh skor 86,67 yang
mengalami penurunan 7,14% daripada tahun sebelumnya yaitu 93,33. Topik P5
Kenali dan Perundungan di lingkungan sekitar memberikan bekal peserta didik
untuk memahami jenis, bentuk, faktor, dampak, dan penanganan terhadap
aktivitas perundungan (bullying) dengan beragam skenario pembelajaran
proyek dengan harapa supaya iklim keamanan sekolah meningkat serta
mewujudkan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan nyaman.

4. Bagaimana Rapor Pendidikan membantu Ibu dan Bapak dalam memahami


kondisi satuan pendidikan?

Rapor pendidikan memberikan gambaran yang sebenarnya tentang kondisi


satuan pendidikan pada aspek kemampuan literasi, numerasi, karakter, iklim
keamanan sekolah, iklim kebhinnekaan, partisipasi warga sekolah, dan kualitas
pembelajaran. Setiap aspek sudah ada rincian skor dan keterangan yang detil.
Terdapat pula informasi kenaikan, penurunan, atau dinamika skor yang didapat
dibandingkan tahun sebelumnya kemudian juga tersedianya data berdasarkan
satuan pendidikan yang serupa, kondisi tiap kabupaten/kota, provinsi, dan
nasional.
Kenaikan yang signifikan terjadi pada kualitas pembelajaran sudah baik
artinya Pembelajaran menunjukkan kualitas yang optimal ditunjukkan dengan
suasana kelas yang kondusif, dukungan afektif dan aktivasi kognitif dari guru
yang konstruktif. Skor capaian Kualitas Pembelajaran pada tahun ini 76,55, naik
20,19% dari tahun 2022 (skor 63,69).
Penurunan terjadi pada aspek iklim keamanan sekolah yaitu Kondisi satuan
pendidikan yang kondusif yang memberikan rasa aman (secara fisik dan
psikologis), seperti tidak adanya perundungan dan hukuman fisik memperoleh
hasil baik dengan skor 80,75 yaitu satuan pendidikan memiliki lingkungan
sekolah yang aman, terlihat dari kesejahteraan psikologis yang baik dan
rendahnya kasus perundungan, hukuman fisik, kekerasan seksual, dan
penyalahgunaan narkoba. Satuan pendidikan dapat mempertahankan kualitas
warga sekolah dalam mencegah dan menangani kasus untuk menciptakan iklim
keamanan di lingkungan sekolah. Pada aspek ini mengalami penurunan sebesar
1,58% dari tahun sebelumnya.
Rapor Pendidikan sudah menyediakan menu akar masalah, inspirasi
benahi, dan pelatihan mandiri terkait rapor pendidikan yang dapat membantu
Guru memahami kondisi satuan pendidikan. Hasil setiap indikator sudah rinci
sehingga data dari rapor pendidikan dapat dijadikan refleksi dan acuan untuk
membuat program sekolah untuk membenahi atau meningkatkan kualitas
pelayanan di satuan pendidikan sehingga terbentuk lingkungan belajar yang
aman, sehat, dan nyaman.
Dokumentasi
Umpan Balik

No. Nama Deskripsi Umpan Balik


1 Aulia Ika Nandasari, S.S. Rapor Pendidikan memberikan gambaran umum
terkait kondisi sekolah seperti kondisi
kemampuan literasi, numerasi, iklim
kebhinekaan, iklim keamanan sekolah, dan
kualitas pembelajaran.
2 Fatma Dian Susiwi, S.Pd. Pada tahun 2023, Rapor Pendidikan SMAN 3
Blitar memiliki hasil pada semua indikator
layanan, antara lain: kemampuan literasi baik,
kemampuan numerasi baik, karakter baik,
iklim keamanan sekolah baik, iklim
kebhinnekaan baik, dan kualitas pembelajaran
baik.
3 Supinah, S.Pd. Warga sekolah dapat memahami kondisi satuan
pendidikan melalui Rapor Pendidikan yang
dapat diakses menggunakan akun belajar, dapat
dijadikan acuan untuk menyusun program
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai