Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS JURNAL

TERAKREDITASI
Oleh
Taufiqurrahman
NIM. 2320132310017
MATA KULIAH : PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA INOVATIF
Kebaruan/Novelty Jurnal
1. Kombinasi Pendekatan STEM dan Project Based Learning:
Jurnal ini menggabungkan dua pendekatan inovatif dalam pembelajaran
IPA, yaitu STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dan
Project Based Learning (PjBL). Kombinasi ini terbilang baru dan belum banyak
dikaji dalam penelitian di Indonesia.
2. Kontribusi pada Pengembangan Model Pembelajaran:
Penelitian ini menawarkan model pembelajaran yang inovatif dan
kontekstual, yaitu STEM-PjBL, yang dapat menjadi alternatif bagi model
pembelajaran tradisional. Model ini berpotensi untuk meningkatkan motivasi
dan minat belajar siswa, serta membekali mereka dengan keterampilan abad ke-
21 yang dibutuhkan untuk masa depan.
3. Fokus pada Optimalisasi Literasi Sains:
Jurnal ini secara eksplisit fokus pada optimalisasi literasi sains siswa
melalui implementasi STEM-PjBL. Hal ini menunjukkan kontribusi penelitian
dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami, menganalisis, dan
mengkomunikasikan pengetahuan sains, yang sejalan dengan tujuan pendidikan
abad ke-21.
Kebaruan/Novelty Jurnal
4. Bukti Empiris dan Implikasi Praktis:
Jurnal ini menyajikan bukti empiris tentang efektivitas STEM-PjBL dalam
meningkatkan literasi sains siswa. Hasil penelitian ini dapat memberikan
implikasi praktis bagi guru dan pembuat kebijakan dalam mengembangkan
pembelajaran IPA yang lebih efektif, engaging, dan kontekstual.
5. Implementasi STEM-PjBL Berbasis Kearifan Lokal:
Jurnal ini menunjukkan bagaimana STEM-PjBL dapat diimplementasikan
dengan memasukkan unsur kearifan lokal dalam pembelajaran IPA. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan relevansi pembelajaran dengan konteks
kehidupan siswa dan memperkuat rasa cinta tanah air mereka.

Permasalahaan yang Terdapat Pada Jurnal


1. Rendahnya Literasi Sains Siswa:
Hasil studi menunjukkan bahwa literasi sains siswa di Indonesia masih rendah.
Hal ini ditunjukkan dengan skor PISA (Program Penilaian Pelajar Internasional)
yang masih rendah dibandingkan dengan negara lain.
2. Kurangnya Inovasi dalam Pembelajaran IPA:
Pembelajaran IPA di sekolah masih didominasi oleh metode ceramah dan hafalan.
Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dan tidak tertarik dalam belajar IPA.
Research GAP Pada Jurnal
Permasalahaan yang Terdapat Pada Jurnal 1. Generalisasi Hasil Penelitian:
3. Kurangnya Keterampilan Abad ke-21 pada Siswa: Penelitian ini hanya dilakukan pada satu sekolah dengan sampel
Siswa kurang memiliki keterampilan abad ke-21 seperti berpikir yang relatif kecil. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
sampel yang lebih besar dan beragam untuk menggeneralisasi hasil
kritis, pemecahan masalah, dan komunikasi. Keterampilan ini penelitian.
penting untuk membantu siswa dalam menghadapi tantangan di 2. Desain Penelitian:
masa depan. Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimental dengan
pretest-posttest design. Desain ini memiliki beberapa kelemahan,
4. Kurangnya Integrasi STEM dalam Pembelajaran IPA: seperti kemungkinan adanya variabel lain yang mempengaruhi
Pembelajaran IPA masih terkotak-kotak dan tidak terintegrasi hasil penelitian. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan desain
penelitian yang lebih kuat, seperti randomized controlled trial
dengan disiplin ilmu lain. Hal ini menyebabkan siswa tidak dapat (RCT).
memahami konsep IPA secara menyeluruh.
3. Implementasi STEM-PjBL:
5. Kurangnya Implementasi PjBL dalam Pembelajaran IPA:
Penelitian ini tidak menjelaskan secara detail bagaimana STEM-
PjBL belum banyak diimplementasikan dalam pembelajaran IPA PjBL diimplementasikan dalam pembelajaran IPA. Perlu dijelaskan
di sekolah. Padahal, PjBL dapat membantu siswa dalam memahami secara detail bagaimana STEM-PjBL diimplementasikan, termasuk
materi pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, dan penilaian.
konsep IPA secara lebih mendalam dan mengembangkan 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar:
keterampilan abad ke-21. Penelitian ini tidak mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa dengan model STEM-PjBL. Penelitian
Kesimpulan: selanjutnya dapat mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi
Berdasarkan Permasalahan-permasalahan tersebut menunjukkan hasil belajar siswa, seperti motivasi belajar, gaya belajar, dan
bahwa perlu adanya inovasi dalam pembelajaran IPA untuk latar belakang siswa.
meningkatkan literasi sains siswa dan membekali mereka dengan Kesimpulan:
keterampilan abad ke-21. Penelitian ini memiliki beberapa research gap yang perlu dikaji
lebih lanjut dalam penelitian selanjutnya. Hal ini penting untuk
memperkuat hasil penelitian dan meningkatkan validitasnya.
Judul: Analisis Kebutuhan Pengembangan Modul
Elektronik IPAS untuk Meningkatkan Kemampuan
Mandiri, Kreativitas, dan Berpikir Kritis
Penulis: Ika Vidlasari Aristawall, Puni Marwoto,
Ellianawati
Tujuan: Menganalisis kebutuhan pengembangan modul
elektronik IPAS untuk meningkatkan kemampuan
mandiri, kreativitas, dan berpikir kritis siswa.
Metode: Penelitian deskriptif kualitatif dengan metode
survei dan angket.
Hasil:
83% siswa memiliki kemampuan mandiri yang
rendah.
18,25% siswa memiliki kemampuan kreatif yang
rendah.
83% siswa memiliki kemampuan berpikir kritis yang
rendah.
Pengembangan modul elektronik IPAS berbasis
Android terbukti meningkatkan pemahaman siswa
dan kemampuan mandiri, kreatif, dan berpikir kritis.
Novelty/Kebaruan Research Gap pada Jurnal
Topik: Penelitian ini berfokus pada Topik: Penelitian tentang pengembangan modul
pengembangan modul elektronik IPAS untuk elektronik IPAS masih tergolong baru di
meningkatkan kemampuan mandiri, kreativitas, Indonesia, sehingga menjadi peluang untuk
dan berpikir kritis siswa. Topik ini masih jarang dikembangkan modul IPAS.
diteliti di Indonesia. Jarang ada penelitian yang fokus pada
Metode: Penelitian ini menggunakan metode pengembangan modul elektronik IPAS untuk
deskriptif kualitatif dengan metode survei dan meningkatkan kemampuan mandiri, kreativitas,
angket. Kombinasi metode ini jarang digunakan dan berpikir kritis siswa, sehingga dapat
dalam penelitian tentang pengembangan modul dikembangkan selanjutnya untuk mengukur
elektronik. kemampuan tersebut.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Metode: Kombinasi metode deskriptif kualitatif
modul elektronik IPAS berbasis Android terbukti dengan metode survei dan angket jarang
meningkatkan pemahaman siswa dan digunakan dalam penelitian tentang
kemampuan mandiri, kreatif, dan berpikir kritis. pengembangan modul elektronik.
Hasil ini memberikan bukti empiris tentang Hasil: Penelitian ini memberikan bukti empiris
efektivitas modul elektronik IPAS dalam tentang efektivitas modul elektronik IPAS dalam
meningkatkan kemampuan siswa. meningkatkan kemampuan mandiri, kreatif, dan
berpikir kritis siswa. Namun, penelitian ini masih
perlu di replikasi dengan sampel yang lebih besar
dan di berbagai konteks yang berbeda.
Permasalahan pada penelitian Kesimpulan
Kemampuan siswa: Peneltian menunjukkan Pengembangan Modul IPAS untuk SMK saat ini
bahwa mayoritas siswa memiliki kemampuan masih tergol
mandiri, kreativitas, dan berpikir kritis yang Penelitian lanjutan: Perlu dilakukan penelitian
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa ada lanjutan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
permasalahan dalam pembelajaran IPA di yang menyebabkan rendahnya kemampuan
sekolah. siswa dalam berpikir mandiri, kreatif, dan kritis.
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan Metode penelitian: Penelitian lanjutan dapat
metode deskriptif kualitatif dengan metode menggunakan metode penelitian yang lebih
survei dan angket. Kelemahan metode ini adalah kualitatif, seperti observasi dan wawancara,
tidak dapat memberikan gambaran yang untuk mendapatkan gambaran yang lebih
mendalam tentang kebutuhan siswa. mendalam tentang kebutuhan siswa.
Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan Pengembangan modul: Perlu dilakukan
bahwa modul elektronik IPAS berbasis Android penelitian dan pengembangan modul elektronik
terbukti meningkatkan pemahaman siswa dan IPAS yang lebih komprehensif dan efektif untuk
kemampuan mandiri, kreatif, dan berpikir kritis. meningkatkan kemampuan siswa.
Namun, penelitian ini tidak menjelaskan
bagaimana modul elektronik tersebut dapat
meningkatkan kemampuan siswa.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penerapan model Problem Based
Learning (PBL) terhadap aktivitas dan prestasi
belajar proyek IPAS di kelas X TE1 SMKN 3
Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain
penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap:
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Subjek penelitian adalah 32 siswa kelas X TE1 SMKN
3 Yogyakarta. Data dikumpulkan melalui observasi
dan tes.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
Aktivitas belajar siswa meningkat dari 69,53% pada
siklus I menjadi 85,94% pada siklus II.
Prestasi belajar siswa meningkat dari 78,13 pada
siklus I menjadi 90,63 pada siklus II.
NOVELTY PADA JURNAL
Konteks:Penerapan PBL di SMKN 3 Yogyakarta untuk mata
pelajaran IPAS, khususnya pada topik keruangan dan
konektivitas. Ini merupakan fokus yang spesifik dan belum
banyak diteliti pada jenjang SMK.
Fokus pada SMK: Penelitian ini fokus pada penerapan PBL
di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang memiliki
karakteristik dan kebutuhan belajar berbeda dibandingkan
dengan sekolah menengah umum. Hal ini memberikan
kontribusi baru dalam penelitian PBL di bidang pendidikan
vokasi.
Proyek IPAS: Penelitian ini mengeksplorasi penerapan PBL
dalam proyek IPAS, yang menggabungkan berbagai disiplin
ilmu sains dan teknologi. Hal ini memperluas cakupan
penelitian PBL yang sebelumnya banyak fokus pada mata
pelajaran tertentu.
Model PBL yang dimodifikasi: Penelitian ini menggunakan
model PBL yang dimodifikasi dengan mempertimbangkan
karakteristik siswa SMK dan proyek IPAS. Modifikasi ini
dapat menjadi contoh penerapan PBL yang kontekstual dan
adaptif.
Memberikan bukti empiris tentang efektivitas PBL dalam
RESEARCH GAP PADA JURNAL
Penelitian ini tidak membahas secara mendalam tentang peran guru
dalam memfasilitasi pembelajaran PBL. Penelitian lebih lanjut
tentang strategi dan praktik guru dalam memfasilitasi PBL dapat
meningkatkan efektivitas model ini.
Penelitian ini hanya mengukur dampak PBL pada aktivitas dan
prestasi belajar siswa. Penelitian lebih lanjut dapat mengkaji
dampak PBL pada aspek lain, seperti motivasi belajar, sikap
terhadap sains, dan keterampilan abad ke-21.
Penelitian ini hanya dilakukan di satu sekolah dengan sampel yang
kecil. Generalisasi hasil penelitian ini ke sekolah lain perlu dikaji
melalui penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan
beragam.
Penelitian ini fokus pada proyek IPAS dengan topik tertentu.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji efektivitas PBL
pada proyek IPAS dengan topik lain.
Penelitian ini tidak membandingkan efektivitas PBL dengan model
pembelajaran lain. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
membandingkan PBL dengan model pembelajaran lain, seperti
pembelajaran kontekstual dan pembelajaran kooperatif

Kesimpulan
Penelitian selanjutnya dapat dilakukan berdasarkan research gap
diatas, salah satunya dengan model pembelajaran yang berbeda.
Peluang Inovasi Pada Jurnal
Model PBL ini dapat mengintegrasikan materi IPAS dengan kebutuhan
industri dan dunia kerja. Contohnya, PBL dapat dikombinasikan
dengan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) untuk
menghasilkan produk atau layanan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Pemanfaatan Teknologi:
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
mendukung proses pembelajaran PBL.
Penggunaan platform pembelajaran online, aplikasi edukasi, dan
simulasi dapat meningkatkan interaksi dan motivasi belajar siswa.
Contohnya, guru dapat menggunakan Google Classroom untuk
membagikan materi pembelajaran, memberikan tugas, dan
berkomunikasi dengan siswa.
Kolaborasi dengan Industri dan Dunia Kerja:
Bekerja sama dengan industri dan dunia kerja untuk menyediakan
sumber belajar dan proyek IPAS yang relevan dengan kebutuhan
pasar.
Kolaborasi ini dapat membantu siswa mempelajari keterampilan yang
dibutuhkan oleh industri dan dunia kerja.
Contohnya, siswa dapat bekerja sama dengan perusahaan untuk
menyelesaikan proyek IPAS yang berkaitan dengan produk atau
layanan perusahaan.
RESEARCH GAP PADA JURNAL
Khasiat melawan patogen: Artikel ini menyebutkan sifat desinfektan
enzim lingkungan, namun tidak memiliki data mengenai efektivitasnya
terhadap patogen tertentu, terutama yang relevan dengan sekolah
(misalnya bakteri, virus). Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan
dengan membandingkan kemanjurannya dengan disinfektan
komersial akan bermanfaat.
Skalabilitas dan produksi: Artikel ini menjelaskan produksi eco-
enzyme dalam skala kecil. Penelitian mengenai metode produksi
berkelanjutan berskala besar yang cocok untuk sekolah akan
berguna untuk diadopsi secara lebih luas.
Keberlanjutan pengelolaan sampah: Artikel tersebut menyebutkan
peningkatan kesadaran tentang pengelolaan sampah, namun analisis
rinci tentang keseluruhan proses pengelolaan sampah yang terkait
dengan produksi eco-enzyme tidak ada.
Efektivitas biaya: Perbandingan biaya antara enzim ramah lingkungan
Saleskomersial akan bermanfaat bagi sekolah yang
dan disinfektan
mempertimbangkan pendekatan ini. Untuk itu penelitian ini dapat
dikembangkan lebih lanjut mengenai hemat biaya.
Kemanjuran dan stabilitas jangka panjang: Artikel tersebut
menyebutkan periode fermentasi setidaknya tiga bulan. Penelitian
lebih lanjut dapat mengeksplorasi kemanjuran jangka panjang dan
stabilitas eco-enzyme sebagai disinfektan dari waktu ke waktu.
Peluang Inovasi Pada Jurnal
Berikut beberapa peluang inovasi yang dapat dikembangkan dari jurnal
tersebut:
Pengembangan Eco-enzyme:
Formulasi eco-enzyme:
Meningkatkan efektivitas desinfektan dengan mengoptimalkan
bahan baku (jenis gula, rasio bahan, dll.) dan proses fermentasi.
Mengembangkan varian eco-enzyme dengan fungsi spesifik
(misalnya, antibakteri, antijamur, penghilang bau).
Pengembangan produk turunan eco-enzyme:
Sabun cuci tangan, deterjen, pembersih lantai, dll.
Produk perawatan tubuh dan kosmetik.
Pengembangan teknologi produksi:
Meningkatkan efisiensi dan skalabilitas produksi eco-enzyme.
Otomatisasi proses fermentasi dan pengemasan.
Pengembangan program edukasi:
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat eco-enzyme
dan penggunaannya sebagai desinfektan alami dan solusi pengolahan
sampah organik.
Memasukkan edukasi tentang eco-enzyme dalam kurikulum sekolah.
Pengembangan program komunitas:
Membangun bank eco-enzyme di tingkat komunitas.
Mendorong penggunaan eco-enzyme di berbagai sektor (rumah
tangga, sekolah, industri, dll.).
Peluang Inovasi Pada Jurnal

Penelitian dan pengembangan:


Kajian ilmiah:
Mempelajari efektivitas eco-enzyme terhadap berbagai patogen.
Meneliti dampak eco-enzyme terhadap lingkungan.
Pengembangan teknologi baru:
Mempelajari potensi aplikasi eco-enzyme di bidang lain
(misalnya, pertanian, peternakan).
Mengembangkan metode pengujian eco-enzyme yang lebih
akurat dan efisien.
Kesimpulan:
Jurnal ini menunjukkan potensi besar eco-enzyme sebagai desinfektan
alami dan solusi pengolahan sampah organik. Berbagai peluang
inovasi dapat dikembangkan untuk meningkatkan manfaat eco-
enzyme dan memperluas penggunaannya di berbagai bidang.
RESEARCH GAP
Jenis kreativitas yang diukur: Kreativitas adalah konsep luas.
Penelitian ini mungkin hanya berfokus pada aspek tertentu dari
kreativitas, seperti kelancaran berpikir (fluency) atau orisinalitas.
Penelitian lanjutan bisa mengukur berbagai aspek kreativitas atau
kemampuan lainnya seperti berpikir kreatif, berpikir kritis dan lain
sebagainya.
Perbandingan dengan metode pengajaran lain: Studi ini mungkin
hanya meneliti program STEAM saja. Penelitian lanjutan bisa
membandingkan efektivitas program STEAM dengan metode
pengajaran tradisional atau metode inovatif lainnya untuk melihat
keunggulan STEAM yang spesifik.
Durasi dan Intensitas
Durasi dan intensitas pelaksanaan program STEAM design process
belum disebutkan.
Penelitian lanjutan bisa meneliti pengaruh durasi dan intensitas
program terhadap peningkatan kreativitas siswa.
PELUANG INOVASI
Pengukuran Kreativitas:
Mengembangkan instrumen pengukuran kreativitas yang lebih
komprehensif dan kontekstual, yang mempertimbangkan aspek
kognitif, afektif, dan perilaku.
Memanfaatkan teknologi seperti AI dan machine learning untuk
menganalisis data dan mengidentifikasi pola kreativitas siswa.
Penelitian Komparatif:
Membandingkan program STEAM design process dengan metode
pembelajaran tradisional untuk melihat perbedaan efektivitasnya
dalam meningkatkan kreativitas.
Mempelajari pengaruh faktor-faktor kontekstual seperti budaya,
latar belakang ekonomi, dan akses teknologi terhadap efektivitas
program STEAM design process.
Diseminasi dan Implementasi:
Mengembangkan modul pelatihan dan panduan bagi guru untuk
mengimplementasikan program STEAM design process secara
efektif.
Membangun platform online yang menyediakan sumber daya dan
materi pembelajaran untuk program STEAM design process.
Conclusions
Berdasarkan analisis terhadap beberapa jurnal
tersebut, terdapat beberapa penelitian selanjutnya
yang dapat dikembangkan. Peneliti ingin
mengembangkan E-Modul terintegrasi STEM
untuk SMK pada materi Makhluk Hidup dan
Lingkungannya. Judul ini dipilih karena
berdasarkan analisis beberapa jurnal masih
sedikit yang mengembangkan Modul IPAS di SMK

Anda mungkin juga menyukai