Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL WAWANCARA

I. Latar Belakang
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga kami dari kelompok 6 telah melaksanakan kegiatan ini dengan lancar dan sebagai mana
mestinya.

Kegiatan wawancara ini merupakan salah satu tugas di bidang mata pelajaran Kewirausahaan 1
yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber. Kami mewawancarai salah satu
pemilik usaha Es Dawet Ayu Jl. Sultan Alauddin No.259, Gn. Sari, Kec. Rappocini, Kota
Makassar, Sulawesi Selatan 90221, tepatnya di depan kampus Universitas Muhammadiyah
Makassar.

Dengan terlaksananya kegiatan wawancara ini, kami berharap telah memenuhi tugas
Kewirausahaan 1 dan mendapatkan nilai yang baik. Serta bermanfaat bagi teman-teman sekalian.

II. Maksud dan Tujuan


1. Memenuhi tugas Kewirausahaan 1.
2. Menumbuhkan rasa kerja sama antara anggota kelompok.
3. Memahami dan menguasai kegiatan wawancara.
4. Memperoleh informasi dari narasumber.

III. Topik Wawancara


Mengidentifikasi Peluang, Pengambilan Risiko, dan Kemampuan Inovasi Seorang Pengusaha Es
Dawet Ayu.

IV. Waktu dan Tempat Kegiatan


Acara ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Jumat, 01 September 2023
Pukul : 16.30 WITA s/d selesai.
Tempat : Jl. Sultan Alauddin, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221
V. Laporan Hasil Wawancara

Narasumber : Rudi

Pewawancara : Nurwahida

Juru Foto : Keisya Putri S.

Juru Tulis 1 : Rendy Alfian

Juru Tulis 2 : Ahmad Fudhoil

Juru Rekam : Heiny Afrilya W.

VI. Hasil Wawancara


Keterangan:
P: Pewawancara
N: Narasumber

P: Assalamualaikum, selamat sore, Bapak.

N: Waalaikumsalam, selamat sore juga.

P: Mohon maaf sebelumnya saya mengganggu waktunya, Pak. Perkenalkan saya dari mahasiswa
Universitas Negeri Makassar. Jadi, saya diberi tugas untuk mewawancarai salah satu pengusaha.
Apakah saya bisa melakukan wawancara kepada bapak untuk menanyakan beberapa hal terkait
usaha yang bapak sedang jalankan?

N: Iya boleh silahkan, Dek.

P: Baik terima kasih, sebelum saya lanjut bertanya tentang usahanya, apakah boleh bapak
memperkenalkan diri terlebih dahulu?

N: Oh iya boleh. Nama saya Rudi, saya dari Jawa Tengah sebenarnya, tetapi saya sudah menetap
di Makassar sejak 7 tahun yang lalu dan itu awal saya menjual. Seperti yang adek-adek lihat, saya
menjual es dawet. Namanya Es Dawet Ayu.

P: Baik, terima kasih, Pak. Izin bertanya, ya. Kalau boleh tau, bagaimana awal bapak mengenali
peluang dalam menjalankan usaha es dawet ini?
N: Awalnya saya melihat potensi ekonomi untuk penjualan es dawet di daerah Makassar itu jauh
lebih tinggi dibandingkan pulau jawa. Hal ini dikarenakan persaingan di pulau jawa itu sangat
ketat, sehingga saya memutuskan untuk menjual Es Dawet di daerah Makassar. Selain melihat
persaingan penjualan usaha es dawet ini masih sangat kurang, saya juga ahli dalam pembuatan es
dawet. Apalagi es dawet ini minuman khas dari pulau saya sendiri, yaitu pulau Jawa, jadi saya
berpikir orang yang ahli usaha seperti ini di Makassar pasti lebih sedikit karena minuman es
dawet ini bukan minuman khas dari Makassar dan tentunya orang Jawa akan lebih ahli dalam
membuatnya. Selain itu, tempat penjualan saya ini juga sangat strategis. Banyak mahasiswa yang
beraktivitas di sekitaran sini. Hal itu tentunya bisa mendorong penujualan es dawet saya cepat
laris. Apalagi cuaca di Makassar terbilang cukup panas, sehingga banyak yang mencari minuman
segar, salah satunya seperti es dawet ini.

P: Baik. Selain peluangnya yang cukup besar. Apakah bapak melihat adanya risiko dalam usaha
es dawet ini? Jika iya, apa langkah yang akan bapak lakukan untuk menghadapi risiko tersebut
agar usaha bapak tetap berjalan lancar?

N: Kalau ditanya risiko, pasti semua usaha ada risikonya, Dek. Untuk usaha es dawat sendiri itu
risikonya terletak pada saat musim hujan. Musim hujan membuat orang-orang jarang beraktivitas
di luar. Saat ada seseorang yang beraktivitas pun, mereka tidak akan tertarik untuk meminum es,
dikarenakan suasana di sekitar yang sangat dingin. Musim hujan juga terkadang disertai angin
yang membuat hati saya tidak tenang berada di bawah payung dan gerobak. Lalu, mengenai cara
saya menghadapinya, tentu saya tetap mencoba berjualan dengan menggunakan mantel karena
saya percaya bahwa ada saatnya hujan reda dan orang akan datang untuk membeli es dawet saya.
Selain itu, berjualan es dawet juga membutuhkan tenaga yang ekstra. Apalagi saya menggunakan
sebuah gerobak, hal itu membuat saya harus berjalan dari rumah ke tempat saya berjualan ini
dengan jarak yang tergolong lumayan jauh. Untuk menghadapinya, saya hanya berusaha sekuat
tenaga setiap harinya walaupun itu sangat melelahkan.

P: Baik. Melihat peluang usaha es dawet ini yang cukup besar dan risikonya juga yang cukup
kecil. Apakah bapak ada rencana untuk membuat inovasi ke depannya mengenai usaha es dawet
ini? Jika ada, inovasi apa yang ingin bapak lakukan?

N: Kalau ditanya tentang inovasi, sebenarnya saya belum terlalu kepikiran si. Soalnya es dawet
ini merupakan minuman khas, jadi menunya itu-itu saja dan tidak bisa diubah-ubah. Namun,
untuk inovasi seperti tempat dan cabang itu saya ingin mengembangkannya lagi. Kebetulan, saya
bukan owner dari usaha ini, saya hanya reseller, sehingga saya kepikiran untuk membuat usaha
sendiri. Rencananya, untuk saat ini saya tetap menjadi reseller dulu sambil mengumpulkan
modal, setalah modal saya sudah terkumpul, barulah saya membuat usaha sendiri. Jika saya sudah
mempunyai usaha sendiri, saya ingin menambah anggota atau cabang penjualan. Setelah itu, baru
melakukan inovasi lainnya, seperti membuka toko yang tetap, bukan lagi gerobak keliling.

P: Baik, terima kasih atas jawabannya, Pak. Jawabannya sangat bagus. Semoga inovasi yang
bapak rencanakan bisa segera tercapai. Pertanyaan tadi adalah pertanyaan terakhir dari saya.
Sekali lagi mohon maaf telah mengganggu waktunya Pak.

N: Iya sama-sama, Dek.


DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai