Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

AKUNTANSI ASET TETAP

MATA KULIAH
AKUNTANSI PEMERINTAH

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7

1. GINA KAMILA (2111021016)


2. FELYA FRENZESLI (2111022005)
3. ALLYA YASMIN FL (2111024003)
4. JAMALUL INSAN (2111024015)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN AKUNTANSI


POLITEKNIK NEGERI PADANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Akuntansi Aset Tetap.
Makalah ini menjelaskan mengenai penerapan akuntansi aset tetap pada pemerintahan
daerah.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam
pembuatan makalah ini. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
a. Orang tua penulis yang selalu mendoakan dan memberi dukungan untuk
penulis.
b. Teman-teman kelompok 7 yang telah bekerja sama menyelesaikan penugasan
kelompok ini.
c. Dosen mata kuliah akuntansi pemerintah, Ibu Gustati, S.E, M.Si, Ak., CA yang
telah menyediakan materi dan juga membimbing perkulihan ini.
d. Teman-teman kelas 3AD4 ini yang saling mendukung satu sama lain.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, sehingga
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran serta motivasi yang bersifat membangun untuk
kedepannya. Mohon maaf jika tulisan ini mengandung banyak kekurangan baik disengaja
maupun tidak.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat untuk penulis
sebagai acuan semangat untuk terus meraih mimpi. Dengan keterbatasan pengetahuan dari
penulis, maka penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya. Atas perhatiannya, penulis
ucapkan terima kasih kepada semua pihak.

Sumatera Barat, 10 April 2024

Penulis
Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR _____________________________________________________ ii


DAFTAR ISI ___________________________________________________________ iii
DAFTAR TABEL _______________________________________________________ iv
BAB I PENDAHULUAN __________________________________________________ 1
1.1 Latar Belakang ____________________________________________________ 1
1.2 Rumusan Masalah _________________________________________________ 1
1.3 Tujuan Penulisan __________________________________________________ 2
1.4 Batasan Penulisan _________________________________________________ 2
1.5 Sistematika Penulisan ______________________________________________ 3
BAB II PEMBAHASAN ___________________________________________________ 4
2.1 Definisi Aset Tetap ________________________________________________ 4
2.2 Klasifikasi Aset Tetap ______________________________________________ 4
2.3 Prosedur Akuntansi Aset Tetap _______________________________________ 5
2.4 Pengakuan Aset Tetap _____________________________________________ 11
2.5 Pengukuran Aset Tetap ____________________________________________ 12
2.6 Penyusutan Aset Tetap _____________________________________________ 27
2.7 Penyajian Dalam Laporan Keuangan__________________________________ 27
2.8 Ilustrasi Komprehensif _____________________________________________ 28
BAB III PENUTUP ______________________________________________________ 32
3.1 Kesimpulan _____________________________________________________ 32
3.2 Saran __________________________________________________________ 32
DAFTAR PUSTAKA ______________________________________________________ v

iii
DAFTAR TABEL

Table 1.1 Jurnal LO dan Neraca Mengakui Penambahan Aset Tetap _________________ 7
Table 1.2 Jurnal LO atau Neraca Pembayaran Perolehan Aset Tetap (SP2D-LS) ________ 7
Table 1.3 Jurnal LRA Pembayaran Perolehan Aset Tetap (SP2D-LS) ________________ 7
Table 1.4 Jurnal LO atau Neraca Pembayaran Perolehan Aset Tetap (UP/GU/TU) ______ 7
Table 1.5 Jurnal LRA Pembayaran Perolehan Aset Tetap (UP/GU/TU) _______________ 7
Table 1.6 Jurnal Penyusutan dan Amortisasi Setiap Akhir Periode ___________________ 8
Table 1.7 Jurnal LO atau Neraca Kapitalisasi Renovasi Aset Tetap __________________ 9
Table 1.8 Jurnal LRA Kapitalisasi Renovasi Aset Tetap ___________________________ 9
Table 1.9 Jurnal LO atau Neraca Penghapusan Aset Tetap dengan Pemusnahan _______ 10
Table 1.10 Jurnal LO dan Neraca Penghapusan Aset Tetap dengan Pemusnahan_______ 10
Table 1.11 Jurnal LO atau Neraca Penghapusan Aset Tetap yang Diserahkan ke PPKD _ 10
Table 1.12 Jurnal LO dan Neraca Penghapusan Aset Tetap yang Diserahkan ke PPKD _ 10
Table 1.13 Jurnal Menerima Pelimpahan Aset dari SKPD (PPKD) _________________ 10
Table 1.14 Jurnal LO atau Neraca Saat Aset Telah Dijual (PPKD) __________________ 11
Table 1.15 Jurnal LRA Saat Aset Telah Dijual (PPKD) __________________________ 11
Table 1.16 Jurnal LO atau Neraca Saat Aset Telah Dijual (PPKD) 2 ________________ 11
Table 1.17 Jurnal LRA Saat Aset Telah Dijual (PPKD) 2 _________________________ 11
Table 1.18 Penambahan Masa Manfaat Aset Tetap karena Perbaikan (Ilustrasi) _______ 14
Table 1.19 Perkiraan Masa Manfaat Aset Tetap (Ilustrasi) ________________________ 24
Table 1.20 Daftar Aset Tetap SKPD Sentosa yang Dihapus _______________________ 29
Table 1.21 Jurnal Transaksi PPK SKPD Sentosa ________________________________ 30

iv
1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aset daerah atau aktiva merupakan sumberdaya penting bagi pemerintah daerah
karena menjadi penopang utama pendapatan asli daerah. Oleh karena itu, pengelolaan aset
secara memadai sangat krusial bagi pemerintah daerah. Pengelolaan aset melibatkan
berbagai aspek, termasuk perencanaan, pengadaan, penatausahaan, penilaian, dan
pemeliharaan. Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 07 mengatur pengelolaan aset
tetap atau aktiva tetap.
Aset tetap adalah aset berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari 12 bulan.
Dalam lingkungan komersial, aset tetap digunakan dalam kegiatan operasional sehari-hari
dan tidak dimaksudkan untuk dijual. Pada pemerintahan, aset tetap digunakan untuk kegiatan
pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
PSAP No. 07 mengatur perlakuan akuntansi untuk aset tetap, termasuk pengakuan,
penentuan nilai tercatat, serta penilaian kembali dan penurunan nilai tercatat. Standar ini
memberikan pedoman bagi pemerintah daerah dalam pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan daerah.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, diantaranya:
a. Apa itu aset tetap?
b. Bagaimana pengklasifikasian aset tetap?
c. Bagaimana prosedur akuntansi aset tetap?
d. Bagaimana aset tetap diakui?
e. Bagaimana aset tetap diukur?
f. Bagaimana aset tetap disusutkan?
g. Bagaimana penyajian aset tetap dalam laporan keuangan?
h. Bagaimana contoh penerapan prosedur aset tetap dalam ilustrasi yang
komprehensif?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka makalah ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui definisi dari aset tetap.
b. Mengetahui klasifikasi aset tetap.
c. Mengetahui prosedur akuntansi terhadap aset tetap.
d. Mengetahui cara pengakuan aset tetap.
e. Mengetahui cara pengukuran aset tetap.
f. Mengetahui cara penyusutan aset tetap.
g. Mengetahui penyajian aset tetap dalam laporan keuangan.
h. Mengetahui penerapan akuntansi aset tetap dalam ilustrasi komprehensif.

1.4 Batasan Penulisan


Meskipun makalah ini terkait dengan akuntansi pemerintahan, namun
pembahasannya hanya mengenai akuntansi aset tetap yang ada pada entitas pemerintahan
daerah. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menyajikan materi mengenai akuntansi tetap
pada pemerintahan daerah sebagai penunjang dalam mempersiapkan presentasi di
perkuliahan.
Batas penulisan makalah meliputi definisi, klasifikasi, prosedur akuntansi,
pengakuan, pengukuran dan penyusutan dari aset tetap. Kemudian ada juga penjelasan
mengenai penyajian aset tetap dalam laporan keuangan dan contoh ilustrasinya yang
komprehensif. Makalah ini didasarkan dengan kontrak perkuliahan mata kuliah akuntansi
pemerintah dan dikumpulkan sebelum hari presentasi di WhatsApp grup.

2
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub
pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
a. BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang
dalam pembuatan makalah Akuntansi Aset Tetap. Selain itu dijelaskan juga
rumusan masalah yang ingin diselesaikan, tujuan, batasan penulisan, dan juga
sistematika penulisan untuk makalah mengenai aset tetap pada akuntansi
pemerintahan.
b. BAB II PEMBAHASAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai definisi,
klasifikasi, prosedur akuntansi, pengakuan, pengukuran, dan penyusutan aset
tetap. Selain itu, dijelaskan juga mengenai penyajian dalam laporan keuangan
dan ilustrasi komprehensif dari akuntansi aset tetap.
c. BAB III PENUTUP. Bab ini mencakup kesimpulan dan saran mengenai
makalah tentang akuntansi aset tetap pada pemerintahan daerah.

3
2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Aset Tetap


Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 7 menyatakan bahwa
aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk
digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Dari definisi tersebut, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar suatu aset
dapat diakui sebagai aset tetap. Aset tetap itu berwujud dan mempunyai masa manfaat yang
lebih dari 12 bulan. Biaya perolehan aset tetap dapat diukur secara anda. Dalam operasi
normal entitas, aset tetap tidak dimaksudkan untuk dijual. Aset tetap diperoleh atau dibangun
dengan maksud untuk digunakan.

2.2 Klasifikasi Aset Tetap


Berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas,
aset tetap diklasifikasikan. Menurut PSAP Nomor 7, berikut adalah klasifikasi aset tetap.
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah daerah dan dalam
kondisi siap dipakai.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat
elektonik, inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan,
masa manfaatnya lebih dari 12 bulan, dan dalam kondisi siap pakai.
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah daerah
dan dalam kondisi siap dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dimiliki
dan/atau dikuasai oleh pemerintah daerah; dan dalam kondisi siap dipakai.

4
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke
dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk
kegiatan operasional pemerintah daerah dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan yang pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.
Dalam Bagan Akun Standar Permendagri Nomor 64 Tahun 2013, kode rekening
untuk jenis aset tetap sama dengan pengklasifikasian di PSAP Nomor 7. Walau begitu, obyek
maupun rincian obyeknya didetailkan dengan lebih rinci.

2.3 Prosedur Akuntansi Aset Tetap


2.3.1 Pihak-pihak yang Terkait
Berikut adalah pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi aset tetap.
a. Bendahara Barang atau Pengurus Barang
Dalam sistem akuntansi aset tetap, Bendahara Barang atau Pengurus Barang
bertugas untuk menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen terkait atas
pengelolaan aset tetap.
b. Bendahara Pengeluaran
Dalam sistem akuntansi aset tetap, Bendahara Pengeluaran bertugas untuk
menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen terkait transaksi tunai yang
berkaitan dengan aset tetap.
c. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Dalam sistem akuntansi aset tetap, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan bertugas
untuk menyiapkan dokumen atas beban pengeluaran terkait pelaksanaan
pengadaan aset tetap.
d. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK)
Dalam sistem akuntansi aset tetap, Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) bertugas untuk melakukan proses
akuntansi terkait aset tetap yang dimulai dari jurnal hingga penyajian laporan
keuangan SKPD.

5
2.3.2 Dokumen yang Digunakan
Berikut adalah dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi aset
tetap.
a. Bukti Belanja/Pembayaran Aktiva Tetap
Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk melakukan jurnal pengakuan
aktiva tetap dan belanja modal dengan cara pembayaran Uang Persediaan (UP).
b. Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan
Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk melakukan jurnal atas
pengakuan aktiva tetap dengan cara pembayaran langsung (LS).
c. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) LS
Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk pengakuan belanja modal
dengan cara pembayaran LS.
d. Surat Permohonan Kepala SKPD tentang Penghapusan Aset Tetap
Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk pengakuan klasifikasi kembali
aset tetap menjadi aset lainnya.
e. Surat Keputusan Kepala Daerah tentang Penghapusan Aset
Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk pengakuan penghapusan aset
tetap.
f. Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan
Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk pengakuan aset tetap
konstruksi dalam pekerjaan.
g. Bukti Memorial
Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk melakukan penyusutan dan
amortisasi aset tetap/aset tidak berwujud.
2.3.3 Jurnal Standar
Aset tetap yang dibeli menggunakan mekanisme LS diakui ketika telah terjadi serah
terima barang dari pihak ketiga dengan SKPD terkait.
Berdasarkan bukti transaksi berupa Berita Acara Penerimaan Barang atau Berita
Acara Serah Terima, Pengguna Anggaran akan mengotorisasi bukti memorial aset tetap yang
dibuat oleh PPK-SKPD.
Berikut jurnal yang dibuat PPK-SKPD untuk mengakui adanya penambahan aset
tetao berdasarkan dokumen-dokumen tersebut.

6
Table 2.1 Jurnal LO dan Neraca Mengakui Penambahan Aset Tetap
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Aset Tetap …. XXX

XXX Utang Belanja Modal …. XXX

Untuk pembayaran perolehan aset tetap tersebut hingga SP2D-LS terbit,


dilaksanakan proses penatausahaan. Berikut jurnal yang dibuat PPK-SKPD atas pembayaran
perolehan aset tetap berdasarkan SP2D-LS tersebut.
Table 2.2 Jurnal LO atau Neraca Pembayaran Perolehan Aset Tetap (SP2D-LS)
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Utang Belanja Modal …. XXX

XXX RK PPKD XXX

Table 2.3 Jurnal LRA Pembayaran Perolehan Aset Tetap (SP2D-LS)


Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Belanja Modal …. XXX

XXX Perubahan SAL XXX

Apabila pembelian aset tetap dilakukan dengan mekanisme UP/ganti uang


(GU)/tambahan uang (TU), pengakuannya dilakukan berdasarkan bukti pembayaran (bukti
belanjanya). Berikut jurnal yang dibuat PPK-SKPD berdasarkan bukti tersebut.
Table 2.4 Jurnal LO atau Neraca Pembayaran Perolehan Aset Tetap (UP/GU/TU)
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Aset Tetap …. XXX

XXX Kas di Bendahara Pengeluaran XXX

Table 2.5 Jurnal LRA Pembayaran Perolehan Aset Tetap (UP/GU/TU)


Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Belanja Modal …. XXX

XXX Perubahan SAL XXX

Aset tetap berwujud dinilai sebesar biaya perolehan. Jika pengukuran dengan biaya
perolehan tidak memungkinkan, maka digunakan nilai wajar pada saat perolehan. Untuk aset
tetap yang diproduksi sendiri, biaya perolehan meliputi biaya tenaga kerja langsung, biaya
bahan baku dan biaya tidak langsung, termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,
perlengkapan, listrik, sewa peralatan dan semua biaya lain yang terjadi dalam produksi aset
tetap tersebut.

7
Beban penyusutan dan amortisasi dijurnal setiap akhir periode (bulanan, triwulanan,
semesteran atau tahunan). Berikut jurnal untuk mencatat penyusutan dan amortisasi pada
akhir periode.
Table 2.6 Jurnal Penyusutan dan Amortisasi Setiap Akhir Periode
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening

XXX XXX XXX Beban Penyusutan dan Amortisasi …. XXX

XXX Akumulasi Penyusutan/Amortisasi XXX

Beban penyusutan adalah alokasi penyusutan yang akan diakui dalam Laporan
Operasional entitas. Seperti halnya beban-beban lainnya, penyusutan merupakan akun
nominal yang harus ditutup di akhir periode sehingga saldonya di awal periode adalah nol.
Sementara itu, akumulasi penyusutan akan diakui dalam neraca. Akumulasi penyusutan
merupakan akun nominal, sehingga saldonya tidak akan pernah ditutup pada akhir tahun.
Akumulasi penyusutan adalah jumlah penyusutan aset tetap/aset tak berwujud yang
dibebankan sebagai beban. Akumulasi penyusutan menjadi pengurang aset tetap/aset tak
berwujud dalam neraca, dimana harga perolehan aset tetap/aset tak berwujud dikurangi
dengan akumulasi penyusutan menjadi nilai tercatat aset tetap/aset tak berwujud.

8
2.3.4 Pengeluaran Setelah Perolehan
Suatu pengeluaran setelah perolehan atau pengeluaran pemeliharaan akan
dikapitalisasi jika memenuhi kriteria sebagai berikut.
a. Menambah manfaat ekonomi atas aset tetap yang dipelihara berupa:
• Bertambah ekonomis/efisien.
• Bertambah umur ekonomis.
• Bertambah volume.
• Bertambah kapasitas produksi.
b. Nilai pengeluaran belanja atas pemeliharaan aset tetap tersebut harus sama
dengan atau melebihi nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap. Nilai
minimum kapitalisasi adalah kenaikan nilai aset tetap yang berasal dari
pengembangan, reklasifikasi, renovasi dan restorasi. Nilai kapitalisasi minimum
ditentukan dalam kebijakan akuntansi masing-masing entitas pelaporan.
Sebagai contoh, SKPD ABC melakukan renovasi aset tetapnya sehingga masa
manfaat aset tetap tersebut bertambah, misalnya umur ekonomis bertambah dari
10 tahun menjadi 15 tahun. Biaya renovasi telah melebihi satuan minimum
kapitalisasi. Berikut adalah jurnal yang dicatat PPK-SKPD terkait kapitalisasi
renovasi aset tetap.
Table 2.7 Jurnal LO atau Neraca Kapitalisasi Renovasi Aset Tetap
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Aset Tetap …. XXX

XXX Kas di Bendahara Pengeluaran XXX

Table 2.8 Jurnal LRA Kapitalisasi Renovasi Aset Tetap


Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Belanja Modal …. XXX

XXX Perubahan SAL XXX

2.3.5 Pelepasan Aset Tetap


Pelepasan aset tetap dapat dilakukan, kecuali untuk aset tetap yang dapat diikuti
dengan proses pengalihan, seperti penjualan atau pelepasan aset tetap.
Bukti memorial harus diterbitkan oleh PPK-SKPD untuk pelepasan aset tetap atas
dasar SK Kepala Daerah untuk pelepasan aset tetap. Berikut jurnal yang dibuat PPK-SKPD
terkait penghapusan aset tetap dengan pemusnahan.

9
Table 2.9 Jurnal LO atau Neraca Penghapusan Aset Tetap dengan Pemusnahan
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Akumulasi Penyusutan …. XXX

XXX Aset Lainnya XXX

XXX Aset Tetap …. XXX

Table 2.10 Jurnal LO dan Neraca Penghapusan Aset Tetap dengan Pemusnahan
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Defisit Penghapusan Aset Non Lancar XXX

XXX Aset Lainnya XXX

Untuk penghapusan aset tetap yang diikuti dengan proses penjualan, SKPD harus
menyerahkan aset tetap tersebut kepada PPKD karena kewenangan penjualan aset tetap
tersebut berada di tangan PPKD. Namun demikian, PPK-SKPD tetap mencatat pelepasan
aset tetap tersebut. Berikut jurnal yang dibuat terkait penghapusan aset tetap yang diserahkan
ke PPKD untuk dijual.
Table 2.11 Jurnal LO atau Neraca Penghapusan Aset Tetap yang Diserahkan ke PPKD
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Akumulasi Penyusutan …. XXX

XXX Aset Lainnya XXX

XXX Aset Tetap …. XXX

Table 2.12 Jurnal LO dan Neraca Penghapusan Aset Tetap yang Diserahkan ke PPKD
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX RK PPKD XXX

XXX Aset Lainnya XXX

Setelah aset dari SKPD diterima, Fungsi Akuntansi PPKD membuat jurnal berikut.
Table 2.13 Jurnal Menerima Pelimpahan Aset dari SKPD (PPKD)
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Aset Lainnya XXX

XXX RK SKPD XXX

Pada saat aset tersebut telah terjual, berikut jurnal yang dibuat Fungsi Akuntansi
PPKD berdasarkan bukti transaksi penjualan yang ada.

10
Table 2.14 Jurnal LO atau Neraca Saat Aset Telah Dijual (PPKD)
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Kas di Kas Daerah XXX

XXX Aset Lainnya XXX

XXX Surplus Penjualan Aset Non Lancar XXX

Table 2.15 Jurnal LRA Saat Aset Telah Dijual (PPKD)


Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX X.X.X.XX.X Perubahan SAL XXX


X
X.X.X.XX.X Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak XXX
X
Dipisahkan

Atau

Table 2.16 Jurnal LO atau Neraca Saat Aset Telah Dijual (PPKD) 2
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Kas di Kas Daerah XXX

XXX Defisit penjualan Aset Non Lancar XXX

XXX Aset Lainnya XXX

Table 2.17 Jurnal LRA Saat Aset Telah Dijual (PPKD) 2


Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Perubahan SAL XXX

XXX Hasil Penjualan Aset Daerah yang XXX


Tidak Dipisahkan

2.4 Pengakuan Aset Tetap


Aset tetap diakui ketika manfaat ekonomis di masa depan besar kemungkinan
diperoleh dan estimasi yang andal mengenai nilai aset tetap tersebut dapat dibuat. Akuntansi
aset tetap diakui pada saat kepemilikan atau penguasaan aset tetap diperoleh atau dialihkan.
Apabila perolehan aset tetap belum didukung oleh bukti hukum yang sah karena
masih diperlukan proses administrasi, seperti perolehan tanah yang proses jual beli (akta)
dan bukti kepemilikannya pada instansi yang berwenang belum selesai, maka aset tetap
tersebut harus dicatat pada saat terdapat bukti-bukti bahwa penguasaan atas aset tetap
tersebut telah berpindah tangan, seperti pelunasan pembayaran dan pengesahan sertifikat
tanah atas nama pemilik sebelumnya.

11
Berikut kriteria yang harus dipenuhi aset tetap agar dapat diakui.
a. Berwujud.
b. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan.
c. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
d. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.
e. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
f. Merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan biaya/ongkos untuk
dipelihara.
g. Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian
barang tersebut memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah
ditetapkan.
Pengeluaran untuk barang yang tidak memenuhi kriteria aset tetap di atas
diperlakukan sebagai persediaan/aset lainnya. Aset tetap yang tidak digunakan untuk
kegiatan operasional pemerintah daerah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus diakui
sebagai aset lainnya sebesar nilai tercatatnya.

2.5 Pengukuran Aset Tetap


Aset tetap berwujud diukur sebesar biaya perolehan. Jika tidak memungkinkan untuk
mengukur aset tetap pada biaya perolehan, maka biaya perolehan aset tetap ditentukan
berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal perolehan.
Dalam hal aset yang dihasilkan secara internal, estimasi biaya perolehan yang andal
dapat diperoleh dari transaksi pihak eksternal dengan entitas untuk perolehan bahan baku,
tenaga kerja dan biaya lain yang digunakan dalam proses produksi.
Biaya perolehan aset tetap yang dibangun sendiri meliputi biaya tenaga kerja
langsung, biaya bahan baku dan biaya tidak langsung, termasuk biaya perencanaan dan
pengawasan, perlengkapan, listrik, sewa peralatan dan semua biaya lainnya yang terjadi
dalam pembangunan aset tetap tersebut.
Apabila aset tetap berwujud diperoleh tanpa melalui proses pemulihan biaya
perolehan, maka biaya perolehan aset tersebut adalah nilai wajarnya pada saat perolehan.
Penilaian aset tetap berwujud harus memperhatikan kebijakan kapitalisasi yang
mengharuskan penentuan nilai unit terendah. Apabila biaya perolehan aset tetap kurang dari
nilai satuan minimum kapitalisasi, maka aset tetap tersebut tidak dapat diakui dan dilaporkan
sebagai aset tetap. Aset tersebut diperlakukan sebagai persediaan/aset lainnya.

12
2.5.1 Komponen Biaya
Biaya perolehan suatu aset tetap adalah harga perolehan atau konstruksi, termasuk
bea impor dan seluruh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset
ke kondisi yang diperlukan agar aset tersebut dapat digunakan sesuai dengan maksudnya.
Biaya administrasi dan umum lainnya tidak termasuk dalam biaya perolehan aset
tetap kecuali dapat diatribusikan secara langsung dengan biaya perolehan aset atau
membawa aset tersebut ke kondisi yang memungkinkan aset tersebut siap digunakan sesuai
dengan maksud penggunaannya. Demikian pula, biaya awal dan biaya pra-produksi yang
serupa tidak termasuk dalam biaya perolehan suatu aset kecuali biaya-biaya tersebut
diperlukan untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diinginkan untuk
digunakan.
Setiap pengurangan harga dan diskon pembelian dikurangkan dari biaya perolehan.
2.5.2 Konstruksi Dalam Pengerjaan
Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan atau melewati satu
periode tahun anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan
dilaporkan sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset tersebut selesai dan siap
dipakai.
2.5.3 Perolehan Secara Gabungan
Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan
ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai
wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
2.5.4 Pertukaran Aset
Melalui pertukaran atau pertukaran sebagian aset tetap yang tidak serupa atau aset
lainnya juga dapat memperoleh suatu aset tetap. Biaya dari pos semacam itu diukur
berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh dan nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang
dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas dan kewajiban lain yang
ditransfer/diserahkan.
Suatu aset tetap dapat diperoleh dengan cara menukar dengan aset sejenis yang
mempunyai manfaat dan nilai wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga dapat dilepaskan
untuk ditukar dengan kepemilikan aset serupa. Dalam hal ini, tidak ada keuntungan atau
kerugian yang diakui dalam transaksi ini. Biaya perolehan aset yang baru diperoleh dicatat
sebesar nilai tercatat aset yang dilepas.

13
2.5.5 Aset Donasi
Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar
pada saat perolehan. Perolehan aset tetap dari donasi diakui sebagai pendapatan operasional.
2.5.6 Pengeluaran Setelah Perolehan
Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa
manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang
dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan
pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.
Kriteria tersebut dan/atau suatu batasan jumlah biaya (capitalization thresholds)
tertentu digunakan dalam penentuan apakah suatu pengeluaran harus dikapitalisasi atau
tidak.
Penambahan masa manfaat aset tetap karena adanya perbaikan terhadap aset tetap
baik berupa overhaul dan renovasi disajikan pada tabel berikut.
Table 2.18 Persentase Penambahan Masa Manfaat Aset Tetap karena Adanya Perbaikan (Ilustrasi)

Persentase
Penambahan
Renovasi/Restorasi/
Masa Manfaat
URAIAN JENIS Overhaul dari Nilai
(Tahun)
Perolehan (Diluar
Penyusutan)

Alat Besar
Alat Besar Darat Overhaul >0% s.d. 30% 1
>30% s.d 45% 3
>45% s.d 65% 5

Alat Besar Apung Overhaul >0% s.d. 30% 1


>30% s.d 45% 2
>45% s.d 65% 4

Alat Bantu Overhaul >0% s.d. 30% 1


>30% s.d 45% 2
>45% s.d 65% 4

Alat Angkutan
Alat Angkutan Darat Overhaul >0% s.d. 25% 1
Bermotor
>25% s.d 50% 2
>50% s.d 75% 3
>75% s.d.100% 4
Alat Angkutan Darat Tak Overhaul >0% s.d. 25% 0
Bermotor
>25% s.d 50% 1
>50% s.d 75% 1
>75% s.d.100% 1

14
Persentase
Penambahan
Renovasi/Restorasi/
Overhaul dari Nilai Masa Manfaat
URAIAN JENIS (Tahun)
Perolehan (Diluar
Penyusutan)

Alat Angkutan Apung Overhaul >0% s.d. 25% 2


Bermotor
>25% s.d 50% 3
>50% s.d 75% 4
>75% s.d.100% 6

Alat Angkutan Apung Tak Renovasi >0% s.d. 25% 1


Bermotor
>25% s.d 50% 1
>50% s.d 75% 1
>75% s.d.100% 2

Alat Angkutan Bermotor Overhaul >0% s.d. 25% 3


Udara
>25% s.d 50% 6
>50% s.d 75% 9
>75% s.d.100% 12

Alat Bengkel dan Alat Ukur


Alat Bengkel Bermesin Overhaul >0% s.d. 25% 1
>25% s.d 50% 2
>50% s.d 75% 3
>75% s.d.100% 4

Alat Bengkel Tak ber Mesin Renovasi >0% s.d. 25% 0


>25% s.d 50% 0
>50% s.d 75% 1
>75% s.d.100% 1

Alat Ukur Overhaul >0% s.d. 25% 1


>25% s.d 50% 2
>50% s.d 75% 2
>75% s.d.100% 3

Alat Pertanian
Alat Pengolahan Overhaul >0% s.d. 20% 1
>21% s.d 40% 2
>51% s.d 75% 5

Alat Kantor dan Rumah >0% s.d. 25% 0


Tangga
Alat Kantor Overhaul >25% s.d 50% 1
>50% s.d 75% 2
>75% s.d.100% 3

15
Persentase
Penambahan
Renovasi/Restorasi/
Overhaul dari Nilai Masa Manfaat
URAIAN JENIS (Tahun)
Perolehan (Diluar
Penyusutan)

Alat Rumah Tangga Overhaul >0% s.d. 25% 0


>25% s.d 50% 1
>50% s.d 75% 2
>75% s.d.100% 3

Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar Overhaul >0% s.d. 25% 1


Alat Studio >25% s.d 50% 1
>50% s.d 75% 2
>75% s.d.100% 3

Alat Komunikasi Overhaul >0% s.d. 25% 1


>25% s.d 50% 1
>50% s.d 75% 2
>75% s.d.100% 3

Peralatan Pemancar Overhaul >0% s.d. 25% 2


>25% s.d 50% 3
>50% s.d 75% 4
>75% s.d.100% 5

Peralatan Komunikasi Navigasi Overhaul >0% s.d. 25% 2


>25% s.d 50% 5
>50% s.d 75% 7
>75% s.d.100% 9

Alat Kedokteran dan


Kesehatan
Alat Kedokteran Overhaul >0% s.d. 25% 0
>25% s.d 50% 1
>50% s.d 75% 2
>75% s.d.100% 3

Alat Kesehatan Umum Overhaul >0% s.d. 25% 0


>25% s.d 50% 1
>50% s.d 75% 2
>75% s.d.100% 3

Alat laboratorium
Unit Alat laboratorium Overhaul >0% s.d. 25% 2
>25% s.d 50% 3
>50% s.d 75% 4
>75% s.d.100% 4

16
Persentase
Penambahan
Renovasi/Restorasi/
Overhaul dari Nilai Masa Manfaat
URAIAN JENIS (Tahun)
Perolehan (Diluar
Penyusutan)
Unit Alat laboratorium Kimia Overhaul >0% s.d. 25% 3
Nuklir
>25% s.d 50% 5
>50% s.d 75% 7
>75% s.d.100% 8

Alat Laboratorium Fisika Overhaul >0% s.d. 25% 3


>25% s.d 50% 5
>50% s.d 75% 7
>75% s.d.100% 8

Alat Proteksi radiasi / Proteksi Lingkungan Overhaul >0% s.d. 25% 2


>25% s.d 50% 4
>50% s.d 75% 5
>75% s.d.100% 5

Radiation Application & Non Overhaul >0% s.d. 25% 2


Destructive Testing laboratory
>25% s.d 50% 4
>50% s.d 75% 5
>75% s.d.100% 5

Alat laboratorium Lingkungan Overhaul >0% s.d. 25% 1


Hidup
>25% s.d 50% 2
>50% s.d 75% 3
>75% s.d.100% 4

Peralatan Laboratorium Hidrodinamica Overhaul >0% s.d. 25% 3


>25% s.d 50% 5
>50% s.d 75% 7
>75% s.d.100% 8
Alat laboratorium Standarisasi Kalibrasi & Overhaul >0% s.d. 25% 2
Instrumentasi
>25% s.d 50% 4
>50% s.d 75% 5
>75% s.d.100% 5

Alat Persenjataan
Senjata Api Overhaul >0% s.d. 25% 1
>25% s.d 50% 2
>50% s.d 75% 3
>75% s.d.100% 4

Persenjataan Non Senjata Api Renovasi >0% s.d. 25% 0


>25% s.d 50% 0

17
Persentase
Penambahan
Renovasi/Restorasi/
Overhaul dari Nilai Masa Manfaat
URAIAN JENIS (Tahun)
Perolehan (Diluar
Penyusutan)

>50% s.d 75% 1


>75% s.d.100% 1

Senjata Sinar Overhaul >0% s.d. 25% 0


>25% s.d 50% 0
>50% s.d 75% 0
>75% s.d.100% 2

Alat Khusus Kepolisian Overhaul >0% s.d. 25% 1


>25% s.d 50% 1
>50% s.d 75% 2
>75% s.d.100% 2

Komputer
Komputer Unit Overhaul >0% s.d. 25% 1
>25% s.d 50% 1
>50% s.d 75% 2
>75% s.d.100% 2

Peralatan Komputer Overhaul >0% s.d. 25% 1


>25% s.d 50% 1
>50% s.d 75% 2
>75% s.d.100% 2

Alat Eksplorasi
Alat Eksplorasi Topografi Overhaul >0% s.d. 25% 1
>25% s.d 50% 2
>50% s.d 75% 2
>75% s.d.100% 3

Alat Eksplorasi Geofisika Overhaul >0% s.d. 25% 2


>25% s.d 50% 4
>50% s.d 75% 5
>75% s.d.100% 5

Alat Pengeboran
Alat Pengeboran Mesin Overhaul >0% s.d. 25% 2
>25% s.d 50% 4
>50% s.d 75% 6
>75% s.d.100% 7

Alat Pengeboran Non Mesin Renovasi >0% s.d. 25% 0


>25% s.d 50% 1

18
Persentase
Penambahan
Renovasi/Restorasi/
Overhaul dari Nilai Masa Manfaat
URAIAN JENIS (Tahun)
Perolehan (Diluar
Penyusutan)

>50% s.d 75% 1


>75% s.d.100% 2

Alat Produksi Pengolahan dan Pemurnian


Sumur Renovasi >0% s.d. 25% 0
>25% s.d 50% 1
>50% s.d 75% 1
>75% s.d.100% 2

Produksi Renovasi >0% s.d. 25% 0


>25% s.d 50% 1
>50% s.d 75% 1
>75% s.d.100% 2

Pengolahan dan Pemurnian Overhaul >0% s.d. 25% 3


>25% s.d 50% 5
>50% s.d 75% 7
>75% s.d.100% 8

Alat Bantu Explorasi


Alat Bantu Explorasi Overhaul >0% s.d. 25% 2
>25% s.d 50% 4
>50% s.d 75% 6
>75% s.d.100% 7

Alat Bantu Produksi Overhaul >0% s.d. 25% 2


>25% s.d 50% 4
>50% s.d 75% 6
>75% s.d.100% 7

Alat keselamatan Kerja


Alat Deteksi Overhaul >0% s.d. 25% 1
>25% s.d 50% 2
>50% s.d 75% 2
>75% s.d.100% 3

Alat Pelindung Renovasi >0% s.d. 25% 0


>25% s.d 50% 0
>50% s.d 75% 1
>75% s.d.100% 2

Alat Sar Renovasi >0% s.d. 25% 0


>25% s.d 50% 1

19
Persentase
Penambahan
Renovasi/Restorasi/
Overhaul dari Nilai Masa Manfaat
URAIAN JENIS (Tahun)
Perolehan (Diluar
Penyusutan)

>50% s.d 75% 1


>75% s.d.100% 2

Alat Kerja Penerbang Overhaul >0% s.d. 25% 2


>25% s.d 50% 3
>50% s.d 75% 4
>75% s.d.100% 6

Alat Peraga
Alat Peraga Pelatihan dan Percontohan Overhaul >0% s.d. 25% 2
>25% s.d 50% 4
>50% s.d 75% 5
>75% s.d.100% 5

Peralatan Proses / Produksi


Unit Peralatan Proses / Produksi Overhaul >0% s.d. 25% 2
>25% s.d 50% 3
>50% s.d 75% 4
>75% s.d.100% 4

Rambu-rambu
Rambu-rambu Lalu lintas Darat Overhaul >0% s.d. 25% 1
>25% s.d 50% 2
>50% s.d 75% 3
>75% s.d.100% 4

Rambu-rambu Lalu lintas Overhaul >0% s.d. 25% 1


Udara
>25% s.d 50% 2
>50% s.d 75% 2
>75% s.d.100% 4

Rambu-rambu Lalu lintas Overhaul >0% s.d. 25% 1


Laut
>25% s.d 50% 1
>50% s.d 75% 2
>75% s.d.100% 2

Peralatan Olah Raga


Peralatan Olah Raga Renovasi >0% s.d. 25% 1
>25% s.d 50% 1
>50% s.d 75% 2
>75% s.d.100% 2

Bangunan Gedung

20
Persentase
Penambahan
Renovasi/Restorasi/
Overhaul dari Nilai Masa Manfaat
URAIAN JENIS (Tahun)
Perolehan (Diluar
Penyusutan)
Bangunan Gedung Tempat Kerja Renovasi >0% s.d. 25% 5
>25% s.d 50% 10
>50% s.d 75% 15
>75% s.d.100% 50

Bangunan Gedung Tempat Renovasi >0% s.d. 30% 5


Tinggal
>30% s.d 45% 10
>45% s.d 65% 15

Monumen
Candi/ Tugu Peringatan / Prasasti Renovasi >0% s.d. 30% 5
>30% s.d 45% 10
>45% s.d 65% 15

Bangunan Menara
Bangunan Menara Renovasi >0% s.d. 30% 5
Perambuan
>30% s.d 45% 10
>45% s.d 65% 15

Tugu Titik Kontrol / Prasasti


Tugu / Tanda batas Renovasi >0% s.d. 30% 5
>30% s.d 45% 10
>45% s.d 65% 15

Jalan dan Jembatan


Jalan Renovasi >0% s.d. 30% 2
>30% s.d 60% 5
>60% s.d 100% 10

Jembatan Renovasi >0% s.d. 30% 5


>30% s.d 45% 10
>45% s.d 65% 15

Bangunan Air
Bangunan Air Irigasi Renovasi >0% s.d. 5% 2
>5% s.d 10% 5
>10% s.d 20% 10

Bangunan Pengairan Pasang Renovasi >0% s.d. 5% 2


Surut
>5% s.d 10% 5
>10% s.d 20% 10

21
Persentase
Penambahan
Renovasi/Restorasi/
Overhaul dari Nilai Masa Manfaat
URAIAN JENIS (Tahun)
Perolehan (Diluar
Penyusutan)
Bangunan Pengembangan Rawa dan Polder Renovasi >0% s.d. 5% 1
>5% s.d 10% 3
>10% s.d 20% 5

Bangunan Pengaman Sungai/Pantai & Renovasi >0% s.d. 5% 1


Penanggulangan Bencana
alam
>5% s.d 10% 2
>10% s.d 20% 3

Bangunan Pengembangan Renovasi >0% s.d. 5% 1


Sumber air dan Tanah
>5% s.d 10% 2
>10% s.d 20% 3

Bangunan Air Bersih/Air Renovasi >0% s.d. 30% 5


Baku
>30% s.d 45% 10
>45% s.d 65% 15

Bangunan Air Kotor Renovasi >0% s.d. 30% 5


>30% s.d 45% 10
>45% s.d 65% 15

Instalasi
Instalasi Air Bersih/Air baku Renovasi >0% s.d. 30% 2
>30% s.d 45% 7
>45% s.d 65% 10

Instalasi Air Kotor Renovasi >0% s.d. 30% 2


>30% s.d 45% 7
>45% s.d 65% 10

Instalasi Pengelolahan Renovasi >0% s.d. 30% 1


Sampah
>30% s.d 45% 3
>45% s.d 65% 5

Instalasi Pengolahan Bahan Renovasi >0% s.d. 30% 1


Bangunan
>30% s.d 45% 3
>45% s.d 65% 5

Instalasi Pembangkit Listrik Renovasi >0% s.d. 30% 5


>30% s.d 45% 10
>45% s.d 65% 15

22
Persentase
Penambahan
Renovasi/Restorasi/
Overhaul dari Nilai Masa Manfaat
URAIAN JENIS (Tahun)
Perolehan (Diluar
Penyusutan)
Instalasi gardu Listrik Renovasi >0% s.d. 30% 5
>30% s.d 45% 10
>45% s.d 65% 15

Instalasi Pertahanan Renovasi >0% s.d. 30% 1


>30% s.d 45% 3
>45% s.d 65% 5

Instalasi gas Renovasi >0% s.d. 30% 5


>30% s.d 45% 10
>45% s.d 65% 15

Instalasi Pengaman Renovasi >0% s.d. 30% 1


>30% s.d 45% 1
>45% s.d 65% 3

Instalasi Lain Renovasi >0% s.d. 30% 1


>30% s.d 45% 1
>45% s.d 65% 3
Jaringan
Jaringan air Minum Overhaul >0% s.d. 30% 2
>30% s.d 45% 7
>45% s.d 65% 10

Jaringan Listrik Overhaul >0% s.d. 30% 5


>30% s.d 45% 10
>45% s.d 65% 15

Jaringan Telepon Overhaul >0% s.d. 30% 2


>30% s.d 45% 5
>45% s.d 65% 10

Jaringan Gas Overhaul >0% s.d. 30% 2


>30% s.d 45% 7
>45% s.d 65% 10

Alat Musik Modern/Band Overhaul >0% s.d. 25% 1


>25% s.d 50% 1
>50% s.d 75% 2
>75% s.d 100% 2

ASET TETAP DALAM RENOVASI


Peralatan dan Mesin dalam Overhaul >0% s.d. 100% 2
renovasi

23
Persentase
Penambahan
Renovasi/Restorasi/
Overhaul dari Nilai Masa Manfaat
URAIAN JENIS (Tahun)
Perolehan (Diluar
Penyusutan)

Gedung dan bangunan dalam Renovasi >0% s.d. 30% 5


Renovasi
>30% s.d 45% 10
>45% s.d 65% 15

Jaringan Irigasi dan Jaringan Renovasi >0% s.d. 100% 5


dalam Renovasi /Overhaul

2.5.7 Pengukuran Berikutnya Terhadap Pengakuan Awal


Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi
akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian kembali,
maka aset tetap akan disajikan dengan penyesuaian pada masing-masing akun aset tetap dan
akun ekuitas.
2.5.8 Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat
disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Nilai
penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap
dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional.
Metode penyusutan yang dipergunakan adalah metode garis lurus (straight line
method), metode saldo menurun ganda (double declining balance method) atau metode unit
produksi (unit of production method).
Perkiraan masa manfaat untuk setiap aset tetap adalah sebagai berikut.
Table 2.19 Perkiraan Masa Manfaat Aset Tetap (Ilustrasi)

Kodifikasi Uraian Masa


Manfaat
(Tahun)

1 3 ASET TETAP
1 3 2 Peralatan dan Mesin
1 3 2 01 Alat-Alat Besar Darat 10
1 3 2 02 Alat-Alat Besar Apung 8
1 3 2 03 Alat-alat Bantu 7
1 3 2 04 Alat Angkutan Darat Bermotor 7
1 3 2 05 Alat Angkutan Berat Tak Bermotor 2
1 3 2 06 Alat Angkut Apung Bermotor 10
1 3 2 07 Alat Angkut Apung Tak Bermotor 3
1 3 2 08 Alat Angkut Bermotor Udara 20

24
Kodifikasi Uraian Masa
Manfaat
(Tahun)

1 3 2 09 Alat Bengkel Bermesin 10


1 3 2 10 Alat Bengkel Tak Bermesin 5
1 3 2 11 Alat Ukur 5
1 3 2 12 Alat Pengolahan Pertanian 4
1 3 2 13 Alat Pemeliharaan Tanaman/Alat 4
Penyimpan Pertanian
1 3 2 14 Alat Kantor 5
1 3 2 15 Alat Rumah Tangga 5
1 3 2 16 Peralatan Komputer 4
1 3 2 17 Meja Dan Kursi Kerja/Rapat Pejabat 5
1 3 2 18 Alat Studio 5
1 3 2 19 Alat Komunikasi 5
1 3 2 20 Peralatan Pemancar 10
1 3 2 21 Alat Kedokteran 5
1 3 2 22 Alat Kesehatan 5
1 3 2 23 Unit-Unit Laboratorium 8
1 3 2 24 Alat Peraga/Praktek Sekolah 10
1 3 2 25 Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir 15
1 3 2 26 Alat Laboratorium Fisika Nuklir /Elektronika 15

1 3 2 27 Alat Proteksi Radiasi / ProteksiLingkungan 10

1 3 2 28 Radiation Aplication and Non DestructiveTesting Laboratory 10


(BATAM)
1 3 2 29 Alat Laboratorium Lingkungan Hidup 7
1 3 2 30 Peralatan Laboratorium Hidrodinamika 15
1 3 2 31 Senjata Api 10
1 3 2 32 Persenjataan Non Senjata Api 3
1 3 2 33 Alat Keamanan dan Perlindungan 5
1 3 3 Gedung dan Bangunan
1 3 3 01 Bangunan Gedung Tempat Kerja 50
1 3 3 02 Bangunan Gedung Tempat Tinggal 50
1 3 3 03 Bangunan Menara 40
1 3 3 04 Bangunan Bersejarah 50
1 3 3 05 Tugu Peringatan 50

1 3 3 06 Candi 50
1 3 3 07 Monumen/Bangunan Bersejarah 50
1 3 3 08 Tugu Peringatan Lain 50
1 3 3 09 Tugu Titik Kontrol/Pasti 50
1 3 3 10 Rambu-Rambu 50
1 3 3 11 Rambu-Rambu Lalu Lintas Udara 50
1 3 4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

25
Kodifikasi Uraian Masa
Manfaat
(Tahun)

1 3 4 01 Jalan 10
1 3 4 02 Jembatan 50
1 3 4 03 Bangunan Air Irigasi 50
1 3 4 04 Bangunan Air Pasang Surut 50
1 3 4 05 Bangunan Air Rawa 25
1 3 4 06 Bangunan Pengaman Sungai danPenanggulangan Bencana Alam 10

1 3 4 07 Bangunan Pengembangan Sumber Airdan Air Tanah 30

1 3 4 08 Bangunan Air Bersih/Baku 40


1 3 4 09 Bangunan Air Kotor 40
1 3 4 10 Bangunan Air 40
1 3 4 11 Instalasi Air Minum/Air Bersih 30
1 3 4 12 Instalasi Air Kotor 30
1 3 4 13 Instalasi Pengolahan Sampah 10
1 3 4 14 Instalasi Pengolahan Bahan Bangunan 10
1 3 4 15 Instalasi Pembangkit Listrik 40
1 3 4 16 Instalasi Gardu Listrik 40
1 3 4 17 Instalasi Pertahanan 30
1 3 4 18 Instalasi Gas 30
1 3 4 19 Instalasi Pengaman 20
1 3 4 20 Jaringan Air Minum 30
1 3 4 21 Jaringan Listrik 40
1 3 4 22 Jaringan Telepon 20
1 3 4 23 Jaringan Gas 30

Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap disusutkan sesuai
dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.
2.5.9 Aset Bersejarah
Aset bersejarah harus disajikan dalam bentuk unit. Misalnya jumlah unit koleksi
yang dimiliki atau jumlah unit monumen, dalam Catatan atas Laporan Keuangan dengan
tanpa nilai.
Biaya untuk perolehan, konstruksi, peningkatan, rekonstruksi diakui dalam laporan
operasional sebagai beban pada tahun terjadinya. Pengeluaran tersebut meliputi semua
pengeluaran yang terjadi untuk membawa aset bersejarah ke kondisi dan lokasi di mana aset
bersejarah tersebut berada selama periode akuntansi.

26
2.5.10 Penghentian dan Pelepasan
Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara
permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi masa yang akan
datang.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dieliminasi dari
Neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah daerah tidak memenuhi
definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke aset lainnya sebesar nilai tercatatnya.

2.6 Penyusutan Aset Tetap


Menurut PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010, penyusutan merupakan alokasi yang sistematis atas nilai perolehan
suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan. Penyusutan adalah penyesuaian permanen terhadap nilai aset yang disebabkan
oleh penurunan kapasitas sebagai akibat dari penurunan kualitas, kuantitas, atau nilainya.
Penurunan kapasitas muncul dari penggunaan aset dalam operasional suatu entitas.
Penyusutan dihitung dengan mengalokasikan biaya penyusutan suatu aset selama masa
manfaatnya. Tanpa adanya penyusutan, nilai aset tetap akan lebih saji dalam neraca. Dalam
Buletin Teknis SAP Nomor 5 tentang Penyusutan disebutkan bahwa adanya penyusutan
dimaksudkan untuk menggambarkan penurunan kapasitas dan manfaat yang diakibatkan
pemakaian aset tetap dalam kegiatan pemerintahan.
Tidak semua aset tetap perlu disusutkan karena tidak semua jenis aset tetap
mengalami penurunan nilai. Beberapa jenis aset tetap dapat meningkat nilainya dari waktu
ke waktu. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, disebutkan bahwa tanah dan
konstruksi dalam pengerjaan merupakan dua jenis aset tetap yang tidak disusutkan.

2.7 Penyajian Dalam Laporan Keuangan


Aset tetap disajikan sebagai bagian dari aset. Menurut Martani (2016:290), aset tetap
disajikan dilaporan posisi keuangan (laporan perubahan ekuitas) dibagian aset tidak lancar.
Penyajian aset tetap dalam laporan keuangan secara wajar dan benar akan sangat membantu
manajemen perusahaan dalam menyampaikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat digunakan untuk menentukan kegiatan
perusahaan serta dalam pengambilan keputusan.

27
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 dalam laporan
keuangan, penyajian aset tetap akan terlihat dalam neraca. Neraca merupakan suatu daftar
yang menggambarkan komposisi harta, kewajiban dan modal pada suatu periode tertentu.
Ernawati (2014) menyatakan bahwa di neraca, aset tetap di dicatat sebesar nilai bukunya,
yaitu harga perolehan aset tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi depresiasi aset tetap.
Berikut ini adalah unsur-unsur penyajian aset tetap.
a. Laporan Neraca
Jenis-jenis aset tetap yang disajikan dalam neraca diantaranya:
• Tanah.
• Bangunan.
• Kendaraan.
• Peralatan.
• Inventaris Kantor.
b. Laporan Laba Rugi
• Di dalam laporan laba rugi, dilaporkan biaya pemeliharaan dan reparasi
sehari-hari.
• Beban penyusutan yang merupakan pengakuan atas penggunaan manfaat
potensial dari suatu aset.
• Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan
aset tetap.
c. Laporan Arus Kas
• Pembayaran sejumlah kas untuk memperoleh aktiva tetap.
• Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap.

2.8 Ilustrasi Komprehensif


Berikut adalah transaksi terkait aset tetap yang terjadi di SKPD Sentosa selama tahun
2015:
1. Pada tanggal 15 Januari 2015, PPK-SKPD Sentosa menerima Berita Acara Serah
Terima Barang dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) atas pembelian
sebuah mobil sedan dinas dengan perincian sebagai berikut:
➢ Harga beli Rp220.000.000,00
➢ Harga pengiriman oleh ekspedisi Rp2.000.000,00
➢ Biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung Rp3.000.000,00

28
SP2D-LS untuk pembayaran pembelian mobil dinas tersebut diterbitkan oleh
Bendahara Umum Daerah (BUD) tanggal 21 Januari 2015.
2. Pada tanggal 21 Pebruari 2015, SKPD Sentosa menandatangani Berita Acara Serah
Terima Barang atas pembelian tanah dan gedung secara lumpsum seharga
Rp500.000.000,00. Tanggal 2 Maret 2015 BUD menerbitkan SP2D-LS untuk
pembelian gabungan tersebut.
Penilai properti independen menilai gedung sebesar Rp450.000.000,00 dan tanah
sebesar Rp150.000.000,00.
3. Pada tanggal 10 April 2015, PPTK kegiatan ABC melakukan pembelian satu buah
mesin fotokopi seharga Rp15.000.000,00 menggunakan uang persediaan.
4. Pada tanggal 25 Mei 2015, SKPD Sentosa menerima hibah dari suatu lembaga
berupa 10 buah unit komputer. Harga pasar untuk komputer dengan tipe yang sama
adalah sebesar Rp4.000.000,00 per unit.
5. Pada tanggal 6 Juni 2015, dilakukan pembayaran untuk mengganti kaca spion mobil
sedan dinas yang rusak sebesar Rp250.000,00
6. Pada tanggal 11 Juli 2015, dilakukan upgrade terhadap sistem operasi 10 komputer
sehingga kapasitasnya menjadi meningkat. Berdasarkan upgrading tersebut,
diperkirakan umur ekonomis akan meningkat menjadi 8 tahun (sebelumnya
diperkirakan umur ekonomis komputer adalah 5 tahun). Biaya upgrading kesepuluh
komputer tersebut ialah Rp7.000.000,00.
7. Pada tanggal 30 Desember 2015, dikeluarkan SK Kepala Daerah tentang
Penghapusan Barang Milik Daerah. Di dalam SK tersebut, terdapat aset tetap SKPD
Sentosa yang ikut dihapus.
Table 2.20 Daftar Aset Tetap SKPD Sentosa yang Dihapus
Jumlah Jenis Barang Tahun Nilai Perolehan Akumulasi Keterangan
Perolehan per unit Penyusutan

2 unit Komputer 2005 2.500.000 2.000.000 Dimusnahkan

1 unit Mobil Kijang 2003 85.000.000 75.000.000 Akan Dijual

29
Transaksi-transaksi di atas dicatat oleh PPK-SKPD Sentosa dengan jurnal sebagai
berikut:
Table 2.21 Jurnal Transaksi PPK SKPD Sentosa

Nomor Kode
No Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening

1 15-Jan-15 BAST 1.3.2.04.01 Kendaraan Dinas Bermotor 225.000.000


01/15 Perorangan
2.1.5.03.02 Utang Belanja 225.000.000
Modal Peralatan dan
Mesin
21-Jan-15 SP2D-LS 2.1.5.03.02 Utang Belanja Modal 225.000.000
03/15 Peralatan dan Mesin
3.1.3.01.01 RK PPKD 225.000.000
5.2.2.04.01 Belanja Modal Pengadaan 225.000.000
Kendaraan Dinas Bermotor
Perorangan
0.0.0.00.00 Perubahan SAL 225.000.000

2 21-Feb-15 BAST 1.3.1.11.04 Tanah untuk Bangunan 125.000.000


02/15 Tempat Kerja/Jasa
1.3.3.01.01 Bangunan Gedung Kantor 375.000.000
2.1.5.03.01 Utang Belanja Modal 125.000.000
Tanah
2.1.5.03.03 Utang Belanja 375.000.000
Modal Gedung dan
Bangunan
02-Mar-15 SP2D-LS 2.1.5.03.01 Utang Belanja Modal 125.000.000
06/15 Tanah
2.1.5.03.03 Utang Belanja Modal 375.000.000
Gedung dan Bangunan
3.1.3.01.01 RK PPKD 500.000.000
5.2.1.11.04 Belanja Modal Pengadaan 125.000.000
Tanah untuk Bangunan
Tempat Kerja/Jasa
5.2.3.01.01 Belanja Modal Pengadaan 375.000.000
Bangunan Gedung Kantor
0.0.0.00.00 Perubahan SAL 500.000.000

3 10-Apr-15 Kuitansi 1.3.2.14.08 Mesin Fotocopy 15.000.000


11/15 1.1.1.03.01 Kas di Bendahara 15.000.000
Pengeluaran
5.2.2.14.08 Belanja Modal Pengadaan 15.000.000
Mesin Fotocopy
0.0.0.00.00 Perubahan SAL 15.000.000

4 25-Mei-15 1.3.2.16.02 Personal Komputer 40.000.000


8.3.1.03.01 Pendapatan Hibah 40.000.000
dari
Badan/Lembaga/Org
anisasi Swasta
dalam Negeri….-LO

5 06-Jun- Kuitansi 9.1.2.18.02 Beban Pemeliharaan 250.000


15 21/15 Peralatan dan Mesin
1.1.1.03.01 Kas di Bendahara 250.000
Pengeluaran
5.1.2.18.02 Belanja Pemeliharaan 250.000
Peralatan dan Mesin
0.0.0.00.00 Perubahan SAL 250.000

6 11-Jul-15 Kuitansi 1.3.2.16.02 Personal Komputer 7.000.000


29/15 1.1.1.03.01 Kas di Bendahara 7.000.000
Pengeluaran

30
Nomor Kode
No Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening

5.2.2.16.02 Belanja Modal Pengadaan 7.000.000


Personal Komputer
0.0.0.00.00 Perubahan SAL 7.000.000

7a 30-Des-15 SK KDH 1.3.7.01.16 Akumulasi Penyusutan 2.000.000


11/15 Peralatan Komputer
9.3.1.01.02 Defisit Penghapusan 500.000
Aset Peralatan dan
Mesin
1.3.2.16.02 Personal Komputer 2.500.000

7b 30-Des-15 SK KDH 1.3.7.01.04 Akumulasi Penyusutan 75.000.000


11/15 Alat Angkutan Darat
Bermotor
3.1.3.01.01 RK PPKD 10.000.000
1.3.2.04.01 Kendaraan Dinas 85.000.000
Bermotor Perorangan

31
3
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aset tetap memiliki peran strategis dalam keuangan pemerintahan daerah.
Pengelolaan yang baik terhadap aset tetap dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penggunaan sumberdaya. Pemerintah daerah harus memastikan bahwa aset tetap dikelola
dengan baik agar dapat memberikan manfaat jangka panjang.
PSAP No. 07 memberikan pedoman tentang pengakuan, penilaian, dan penurunan
nilai tercatat aset tetap. Penerapan standar ini memastikan transparansi dan akuntabilitas
dalam pengelolaan aset tetap.
Aset tetap menjadi sumber pendapatan asli daerah melalui penyewaan, penggunaan,
atau penjualan. Pemerintah daerah harus memastikan aset tetap dikelola dengan baik agar
dapat memberikan manfaat ekonomi.
Pengelolaan aset tetap merupakan tanggung jawab penting pemerintah daerah.
Dengan mengikuti standar akuntansi yang berlaku, pemerintah daerah dapat memastikan
pengelolaan aset tetap yang efisien dan transparan.

3.2 Saran
Bagi dosen, makalah ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan penilaian untuk
kelompok 7 dalam memahami dan mempersiapkan presentasi terkait materi akuntansi aset
tetap pada pemerintahan daerah.
Untuk penulis, kelompok 7 selanjutnya terkait makalah, semoga telah sesuai dan
dapat mempresentasikan materi pada hari yang sudah dijadwalkan.

32
DAFTAR PUSTAKA

[1] "BAB IX KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP," Modul 2 - Kebijakan


Akuntansi Pemerintah Daerah, pp. 62-84.

[2] "BAB IX SISTEM AKUNTANSI ASET TETAP," Modul 3 - Sistem Akuntansi


Pemerintah Daerah, pp. 210-237.

[3] "BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN


AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD," Modul 3 - Sistem Akuntansi Pemerintah
Daerah, pp. 238-246.

[4] H. F. Hukom, J. Morasa and S. Pangerapan, "EVALUASI PENYAJIAN DAN


PENGUNGKAPAN ASET TETAP BERDASARKAN PSAK NO. 16 PADA PT.
AKAM," Jurnal Riset Akuntansi Going Concern, vol. XIII, no. 2, pp. 442-452, 2018.

[5] 2014.

Anda mungkin juga menyukai