Oleh:
ZET REZA PAPUTUNGAN
NIM. 1705011O5017
STUDI TENTANG AHLI FUNGSI KAPAL LAMPU MENJADI KAPAL
PENANGKAPAN DI DESA PANGI SAUK KEC.
LOLAK KAB. BOLAANG MONGONDOW
Diajuhkan sebagai salah satu syarat untuk memperolah gelar Sarjana pada Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi
Oleh :
17051105017
LEMBAR PENGESAHAN
Nim :17051105017
Judul Skripsi : Studi Tentang Ahli Fungsi Kapal Lampu Menjadi Kapal
Bolaang Mongondow
Tangal Ujian :
Lulus ujian rencana kerja penelitian dan rencana kerja penelitian tersebut telah diperiksa,
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Heffry Vebert Dien S.Pi M.Sc Ph.D Ixchel Feibie Mandagi S.Pi M.Si
NIP. 197002092003121001 NIP. 197102282000032002
Mengetahui,
i
PERYATAAN ORISINALITAS
Nim : 17051105017
Judul Skripsi : Studi Tentang Ahli Fungsi Kapal Lampu Menjadi Kapal
Bolaang Mongondow
Dengan ini menyatakan bahwa penulis skripsi berdasarkan hasil penelitian, pikiran dan
pemaparan asli dari saya sendiri, baik untuk naskah, tabel, gambar maupun ilustrasi lainya yang
tercantum sebagai bagian dari Skripsi. Jika terdapat karya/pendapat/penelitian dari orang lain
maka saya telah mencantumkan sumber yang jelas dalam daftar pustaka.
Demikian peryataan ini saya buat, apabila di kemudian hari penyimpangan dan
ketidakbenaran dalam peryataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesusi
Demikian peryataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa adanya paksaan dari pihak
manapun.
ii
PRKARTA
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa segala nikmatNya sehinga
laporan hasil penelitian yang berjudul “Studi Tentang Ahli Fungsi Kapal Lampu Menjadi
Kapal Penangkapan Di Desa Pangi Sauk Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow”
Laporan Hasil penelitian di susun sebagai syarat penting bagi mahasiswa untuk
menyelesaikan program studinya di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam
Selesainya penyusunan Laporan Hasil Penelitian ini tidak lepas dari bantuan arahan,
bimbingan dan doa dari berbagai pihak, Bapak Heffry Vebert Dien S.Pi M.Sc Ph.D dan Ixchel
Feibie Mandagi S.Pi M.Si selaku dosen pembimbing serta kepada orang tua dan semua pihak
yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsug. Untuk itu saya ucapkan trima kasih
Penulis menyadari laporan hasil masih belum sempurna baik dari materi penulisan
maupun dari segi penyajian. Oleh karena itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran
seluas luasnya dari pembaca. Laporan Hasil Penelitian yang ditulis inisemoga bermanfaat
sebagai pengetahuan di bidang Perikanan dan Ilmu Kelautan serta bisa dikembangkan lebih
lanjut.
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIK
v
ABSTRAK
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................v
1. PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................3
1.5 Tempat Dan Waktu Penelitia..........................................................................3
2. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
2.1 Defenisi Kapal Lampu Dan Kapal Penangkapan............................................4
2.2 Dimensi Kapal................................................................................................6
2.3 Stabilitas Kapal...............................................................................................8
2.3.1 Titik-Titik Penting Stabilitas...................................................................9
2.3.2 Macam-macam stabilitas......................................................................10
3. METODOLOGI PENELITIAN...........................................................................18
3.1 Bahan dan Alat..............................................................................................18
3.2 Metode Penelitian........................................................................................18
3.3 Metode Pengumpulan Data...........................................................................18
3.4 Analisis Data.................................................................................................19
3.4.1 Analisa Statistik Deskriptif....................................................................19
3. RENCANA KERJA PENELITIAN.....................................................................20
4. ANGGARAN BIAYA PENELITIAN.................................................................21
5. RENCANA DAFTAR ISI SKRIPSI....................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23
vii
DAFTAR TABEL
vii
i
DAFTAR GAMBAR
ix
1. PENDAHULUAN
sektor kelautan dan perikananadalah dengan meningkatkan kegiatan pemanfaatan sumber daya
perikanan dan memproduksi komoditas ikan lautdengan operasi penangkapan ikan. Maka peranan
dari kapal perikanan sangatlah penting dalam penangkapan ikan. Kapal merupakan sarana
perhubungan yang dipergunakan manusia untuk membawa muatan (barang ataupenumpang) dari
tempat satu menuju tempat yang lain di daerah perairan dan dibangun orang sesuai dengan
Untuk mendukung hal tersebut, tidak terlepas dari kebutuhan wahana berupa kapal dan alat
penangkapan ikanbaik untuk proses produksi itu sendiri maupun kebutuhan transportasi dan
kebutuhan komunikasi di laut atau dari lautke daratan. Menurut Unus (2004), syarat-syarat kapal
Rancang bangun kapal lampu menjadi kapal penangkapan berfungsi untuk membekali dan
menambah pengetahuan tentang gambaran umum kapal perikanan, ukuran utama kapal, bentuk
10
kapal maupun perhitungan tonase kapal. Hal tesebut tidak lepas dari perkembangan pengetahuan
kapal dari zaman dahulu hingga sekarang mengalami peningkatan sesuai dengan teknologi yang
semakin berkembang. Spesifikasi kapal dari macam-macam kapal yang ada perlu diketahui
berkaitan dengan perbedaan fungsi kapal tersebut. Konstruksi kapal dengan berbagai macam
ukurannya harus diketahui berkaitan dengan beban muatan yang ingin ditampung dari suatu kapal.
Pengetahuan tentang kapal tersebut dengan maksud agar kapal yang dibuat dapat dimanfaatkan
sesuai dengan kegunaan fungsinya dan keberhasilan dalam perolehan hasil penangkapan ikan
Saat ini nelayan di desa Pangi Suak membuat kapal lampu menjadi kapal penangkapan,
pembuatan kapal yang dilakukan di desa Pangi sauk masih tradisional hanya dengan pengetahuan
dan pengalan secara turun temurun tanpa didasari dengan perhitungan arsitektur perkapalan (naval
architecture) dan gambar rancangan umum (general arangement), gambaran rencana garis (line
Diketahui bahwa kapal ikan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu usaha
penangkap ikan di laut. Sehingga dalam pembangunan sebuah kapal maka perlu adanya suatu
konsep desain yang matang agar dalam pembangunan kapal bisa dilihat tingkat stabilitas yang baik
pada saat kapal beroperasi. Beberapa kegiatan kontruksi kapal adalah proses pembangunan kapal
di galangan kapal dimulai dari desain dan dilanjutkan dengan pembangunan kontruksi kapal yang
diawali dengan peletakkan luas, dilanjutkan dengan kontruksi rangka atau gading-gading,
anjungan, kulit kapal. Setelah kapal selesai dikontruksi, selanjutnya dilakukan pengujian stabilitas
kapal dengan meluncurkan kapal ke laut (manengkey dkk, 2023). Pertanyaanya apakah
penegembangan pembuatan pembangunan kapal lampu menjadi kapal penangkapan bisa memiliki
11
tingkat stabilitas yang baik setelah melaksanakan semua langkah-langkah tersebut. Olehnya
peneliti ingin melihat dimensi dan stabilitas kapal yang terdapat di Desa Pangi Sauk Kec.
12
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui tingkat stabilitas yang baik dari kapal lampu di ahli fungsikan menjadi
2. Dapat mengetahui dimensi kapal dari kapal lampu menjadi kapal penangkapan.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober di Desa Pangi Sauk Kecamtan
13
2. TINJAUAN PUSTAKA
Kapal penangkap ikan berbeda dengan jenis kapal yang lain sehingga kapal penangkapan
ikan memiliki beberapa keistimewaan yang membedakan dengan kapal-kapal jenis lain (Nomura
dan Yamazaki 1977), yaitu : Kecepatan kapal, kemampuan olah gerak kapal, kelaik lautan,
stabilitas yang tinggi dan daya apung, lingkup area, konstruksi badan kapal yang kuat, daya dorong
Kapal ikan merupakan salah satu sarana di laut untuk melakukan operasi penangkapan
ikan, untuk itu perencanaan untuk desain kapal yang akan dibangun serta karakteristik kapal yang
diinginkan harus diketahui dengan benar (Nomura 1977). Jenis kapal ikan yang dibuat secara
tradisional, pada umumnya kapal itu dibangun tanpa dilengkapi terlebih dahulu dengan gambar
teknis seperti general arragement, lines plan, deck profile construction, engine seating dan lain-
lain. Hal ini disebabkan karena pembangunan kapal yang masih sederhana dan dapat dikatakan
merupakan ilmu warisan secara turuntemurun (Pasaribu, 1986 dalam Kartini 2001). Bahkan secara
umum dikatakan bahwa, kapal penangkap ikan merupakan modal yang sangat penting dalam bisnis
Anthonie (1975), menyatakan bahwa kapal adalah kendaraan air atau sebuah alat
penghubung yang digunakan diperairan, baik yang memakai alat penggerak sendiri ataupun yang
digerakkan dengan jalan mendayung atau menggunakan galah. Dari segi fungsi dan tujuannya,
14
kapal dapat dibagi dalam beberapa jenis, diantaranya adalah kapal ikan. Perencanaan dan
konstruksi kapal ikan merupakan salah satu faktor penting dalam memulai usaha penangkapan
ikan, karena pembuatan kapal ikan pada umumnya memerlukan modal besar ( Nomura dan
Yamazaki, 1977).
Menurut Panunggal dan Sumartoyo, (1982), kapal adalah kendaraan air atau alat apung
yang menggunakan penggerak sendiri atau tidak, serta merupakan sarana pengangkut barang dari
satu tempat ke tempat lain melalui air dan juga merupakan sarana untuk mengerjakan sesuatu di
air. Sedangkan dalam Undang- undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran,
Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga
mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan
di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung dan tidak berpindah - pindah.
Fyson (1985) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi desain sebuah kapal ikan
meliputi, (1) sumberdaya perikanan yang tersedia, (2) alat tangkap dan metode penangkapannya,
(3) karakteristik geografi dari daerah penangkpan, (4) laik laut kapal dan keamanan kerja ABK,
(5) hukum dan aturan-aturan yang diperlukan untuk mendesain kapal, (6) pemilihan material
Perencanaan awal dalam pembuatan sebuah kapal akan menghasilkan beberapa parameter
pada kapal yang sangat berpengaruh dalam tahap desain awal, seperti rasio L dan B (L/B) yang
berpengaruh terhadap kecepatan maju dari kapal dimana dengan menurunnya nilai perbandingan L
dan B (L/B) akan menyebabkan kecepatannya menurun, ratio L dan D (L/D) akan mempengaruhi
kekuatan memanjang dari material (longitudinal strength) kapal, dimana dengan meningkatnya
nilai perbandingan tersebut akan berpengaruh negatif pada kekuatan memanjang kapal sehingga
mengalami apa yang disebut dengan “hog” dan “sagging” dan ratio antara B dan D (B/D) akan
15
berpengaruh terhadap stabilitas kapal dan kemampuan geraknya dimana dengan meningkatnya
nilai B/D akan memberikan stabilitas kapal positif namun akan berpengaruh negatif terhadap
Ukuran utama kapal merpakan hal yang sangat penting dalam pembuatan suatu model
kapal. Menurut pangalila (2010) dimensi yang diukur adalah sebagai berikut :
1. LOA (Length Over All), panjang seluruh kapal yang diukur dari bagian paling ujung
2. BM (Breadth Moulded), lebar kapal yang diukur mulai dari sisi luar kapal yang satu
ke sisi lainyya.
3. D (Depth), dalam atau tinggi kapal yang diukur mulai dari dek terendah hingga ke
5. d (drafth), dalam sarat kapal yang diukur dari 1w1 (garis air kondisi kapal kosong)
Menurut susanto (2011), salah satu parameter sederhana yang dapat digunakan untuk
menentukan ukuran kapal yang akan dibagun adalah rsio dimensi utama. Nilai rasia dimensi
utama merupakan pendekatan yang paling mudah dan sederhana untuk menentukan ukuran kapal
yang sesuai dengan alat tangkap yang akan digunakan dan daerah penangkapan yang dituju.
Penggunaan data rasio dimensi utama akan lebih baik bila diikuti dengan perhitungan stabilitas.
Sehingga kapal yang dihasilkan memiliki kualifikasi yang sesuai dengan tujuan pembuatannya.
16
Rasio dimensi utama yang dapat menggambarkan kestabilan suatu kapal adalah
perbandingan lebar terhadap dalam (B/D). Nilai B/D sebesar 1,68 menunjukkan bahwa stabilitas
stabilitas kapal. Oleh karena itu, perhitungan stabilitas kapal juga dilakukan terhadap kondisi
muatan kapal. Muatan kapal terdiri dari alat tangkap, umpan, ABK, BBM, pembekalan (es, air
tawar, bahan makanan) dan hasil tngkapan. Analisis stabilitas dengan kondisi muatan eksisiting
Selain dimensi utama kapal, koefisien bentuk kapal juga turut mempengaruhi sifat dan karakteristik
kapal.
volume badan kapal yang berada di bawah permukaan air dengan volume balok yang dibentuk
oleh panjang, lebar, dan tinggi balok. Koefisien blok juga dapat ditentukan dengan pertimbangan
kecepatan kapal dimana untuk kapal cepat umumnya mempunyai Cb yang kecil dan sebaliknya,
untuk kapal dengan kecepatan rendah mempunyai Cb yang besar. Koefisien blok dapat
17
Badan kapal mempunyai bentuk yang gemuk atau ramping tergantung dari nilai koefisien
balok. Kapal cepat mempunyai nila Cb kecil sedang kapal lambat mempunyai nilai Cb besar.
Selain dengan pendekatan rumus diatas, pehitungan Cb kapal juga dapat dengan menggunakan
Metode Kerleen:
Stabilitas adalah keseimbangan dari kapal, merupakan sifat atau kecenderungan dari
sebuah kapal untuk kembali kepada kedudukan semula setelah mendapat senget (kemiringan)
yang disebabkan oleh gaya-gaya dari luar (Rubianto, 1996). Ketika kapal tersebut memiliki
memiliki kesetimbangan yang baik maka ketika kapal mengapung dan tidak miring ke kiri
maupun ke kanan, pada saat kapal berlayar mampu tegak kembali ketika mendapatkan faktor dari
luar kapal antara lain kecapatan angin dan gelombang air laut. Dalam ilmu perkapalan dan
1. Stabilitas statis
Stabilitas Statis merupakan stabilitas pada saat kapal dalam keadaan diam maupun pada
18
1. Stabilitas dinamis
Stabilitas dinamis merupakan stabilitas pada saat kapal sedang mengalami oleng ataupun
pada saat kapal mengangguk. Secara umum hal-hal yang mempengaruhi keseimbangan kapal
a. Faktor internal
Faktor yang disebabkan oleh gaya yang berkerja dari dalam kapal, seperti tatak letak
muatan, betuk dan ukuran kapal, serta apabila mengalami kebocoran. b. Faktor eksternal
Faktor yang disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari luar kapal seperti gelombang air
Menurut Hind (1967) ada beberapa titik penting dalam ilmu stabilitas kapal yaitu :
Titik berat atau center of gravity atau biasa dikenal dengan titik G pada sebuah kapal
merupakan titik tangkap dari semua gaya-gaya yang menekan ke arah bawah kapal. Letak titik G
dapat diketahui melalui pembagian tata letak muatan. Semakin banyak muatan yang diletakkan
dibagian atas kapal maka letak titik G akan semakin tinggi pula. Begitu pula sebaliknya jika
muatan banyak yang diletakkan di bagian bawah kapal maka titik G-nya pun semakin rendah.
19
Sehingga dapat disimpulkan titik G ini tidak akan berubah letaknya selama tidak ada
Titik apung atau center of bouyance atau biasa dikenal dengan titik B pada sebuah kapal
merupakan titik tangkap dari semua gaya-gaya yang menekan ke arah atas kapal. Sama seperti
titik G, titik M ini juga letaknya dapat berpindah-pindah sesuai dengan adanya perubahan sarat
kapal. Dalam stabilitas kapal titik B ini lah yang menyebabkan kapal dapat kembali ke kondisi
Titik metasentris atau biasa dikenal dengan titik M pada sebuah kapal adalah titik semua
sebagai batas dimana titik G tidak boleh melewati diatasnya agar kapal mempunyai stabilitas
positif. Letak titik M ini juga berubah- ubah sesuai dengan sudut keolengan kapal.
Menurut Ananda (2017), stabilitas dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan letak dari
20
- Stabilitas Positif (Stable Equilibrium)
1. Stabilitas Positif
Stabilitas positif atau stable equilibrium terjadi apabila letak titik G berada dibawah titik
M. Ketika kapal mengalami oleng, maka timbullah momen penegak yang akan mengembalikan
2. Stabilitas Netral
Stabilitas netral atau neutral equilibrium terjadi apabila letak titik G berhimpit dengan titik
M. Ketika kapal mengalami oleng, maka tidak ada momen penegak yang dapat mengembalikan
posisi kapal ke semula sehingga kapal akan terus oleng. Penyebabnya dikarenakan oleh titik G
terlalu tinggi dan behimpit dengan titik M karena muatan yang diatas kapal terlalu banyak.
21
Gambar 3. Stabilitas Netral (Neutral Equilibrium)
3. Stabilitas Negatif
Stabilitas negatif atau unstable equilibrium terjadi apabila letak titik G berada diatas titik
M. Ketika kapal mengalami oleng, maka timbullah momen penerus yang akan membuat posisi
kapal bertambah miring atau bahkan terbalik. Atau yang dapat dinamakan dengan Momen
penerus atau Heiling moment sehingga kapal akan terus bertambah miring.
22
Dimensi Pokok Dalam Stabilitas Kapal Ada berbagai macam dimensi pokok dalam
stabilitas, yaitu: KM (Tinggi titik metasenterik di atas lunas kapal), KB (Tinggi titik apung dari
lunas kapal) BM ( Jarak titik apung ke metasentris) KG (Tinggi titik berat dari lunas kapal) GM
(Tinggi metasentris)
1. KM (Tinggi titik metasenterik di atas lunas kapal) merupakan jarak tegak dari lunas kapal
sampai ke titik M, atau jumlah jarak dari titik apung (KB) dan jarak dari titik apung ke
2. KB (Tinggi titik apung dari lunas kapal) KB merupakan letak titik B diatas lunas, bukanlah
suatu titik yang tetap. Akan tetapi, dapat berpindah-pindah oleh adanya perubahan sarat atau
senget kapal.
Menurut Rubianto (1996), nilai KB dapat dicari dengan nilai sebagai berikut :
metasentris atau metacentris radius. Karena bila kapal mengoleng dengan sudut-sudut yang kecil.
Maka lintasan pergerakan titik B merupakan sebagian busur lingkaran dimana M merupakan titik
pusatnya dan BM sebagai jari-jarinya. Titik M masih bisa dianggap tetap karena sudut olengnya
23
Keterangan :
b : Lebar kapal
(m) d : Draft kapal
(m)
4. KG (Tinggi titik berat dari lunas kapal) Nilai KG dapat dihitung dengan menggunakan dalil
momen. Nilai KG dengan dalil momen ini digunakan bila terjadi permuatan atau pembongkaran
di atas kapal dengan mengetahui letak titik berat suatu bobot diatas lunas yang disebut dengan
vertical centre of gravity (VCG) lalu dikalikan dengan bobot muatan tersebut sehingga diperoleh
momen bobot tersebut, selanjutnya jumlah momen-momen seluruh bobot di kapal di bagi dengan
jumlah bobot menghasilkan nilai KG pada saat itu. Untuk perhitungan nilai KG dapat dicari
KG = M x W
Keterangan :
M : Jumlah Momen (ton)
W : Jumlah perkalian titik-titik berat dengan bobot benda (m/ton)
5. GM (Tinggi metasentris) Tinggi metasentris atau metacentris high (GM) merupakan jarak
tegak antara titik G dan titik M. Nilai GM ini yang akan menunjukkan keadaan stabilitas awal
GM = KM – KG
GM = (KB + BM) - KG
24
2.5 Perhitungan Eksak Metode Trapesium
Untuk Perhitungan luas secara eksak, dilakukan dengan alat yang bernama Planimeter.
Planimeter digunakan secara manual, dilakukan dengan mengukur tiap station pada body plan.
menggunakan rumus:
Dimana nilai-nilai Lpp,B,T dan Cb diperoleh dari data-data awal kapal. Formulasi numerik
Dari teori metode trapesium, untuk menghitung luas badan kapal yang tercelup air laut
dilakukan dengan menghitung luas tiap station pada body plan. Perhitungan luas dengan metode
25
Dari Dimana f a merupakan nilai y pada titik awal ordinat, f b adalah nilai y pada titik terakhir
ordinat tersebut dan i f x merupakan nilai y pada titik diantara a dan b. Diperoleh suatu faktor
Pada metode trapezium nilai y f x , untuk station-station pada body plan (body plan
metode trapesium) diperoleh dengan mengukur jarak dari garis tengah sampai bagian tepi kapal.
Untuk station-station selain station AP dan 0.25, nilai y f x, diperoleh dengan mengukur jarak
tiap-tiap WL (Waterline) pada station tersebut. Nilai-nilai waterline untuk tiap station dapat
dilihat pada Lampiran (datadata kapal). Sedangkan untuk station AP dan 0.25, dibuat pias baru
dan nilai y diperoleh dengan mengukur jarak pias-pias tesebut dari garis tengah kapal ke bagian
tepi kapal
26
Dan untuk menghitung volume displacement dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus :
merupakan nilai luas tiap-tiap station. Nilai Koreksi VD metode trapesium dihitung dengan
rumus
27
3. METODOLOGI PENELITIAN
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut :
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Menurut Sugiyono
(2013), Metode kuantitatif disebut dengan metode discovery, karena dengan metode ini dapat
ditemuhkan dan dikembangkan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi baru. Metode ini
Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari
sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat
terbarukan atau selalu berubah. Teknik yang dapat digunakan penelitian untuk mengumpulkan
data primer antara lain pengukuran langsung dimensi objek penelitian observasi wawancara,
partisipasi aktif
28
dan dokumentasi (Hermawan, 2005). Dan data sekunder menurut Sugiyono (2012), data
sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami
melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen.
Menurut (Husaini Usman 2003), statistik deskriptif ialah susunan anka yang
memeberikan gambaran tentang data yang disajikan dalam bentuk-bentuk tabel, diagram,
histogram, poligon, frekuensi, ukuran penempatan, (median, kuartil, tabel diagram, dan
persentil), ukuran gejala pusat (rata-rata hitung, rata-rata ukur, rata-rata desil dan persentil),
ukuran gejala pusat ( rata-rata hitung, rata-rata ukur, rata-rata harmonik, danmodus), simpanan
baku, angka baku, kurva normal, kolerasi, dan regresi linier yang dapat menyajikan data
penyelidikan secara teratur, singkat, mudad dimengerti, tetapi masi memberi gambaran yang
tepat tentang sesuatu keadaan, adalah salah satu tugas statistik yang sangat penting. Penyajian
29
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kapal yang dijadikan sampel dan diukur pada penelitian iniyaitu KM Mana.Wilayah
pengoperasian KM Mana yang tidak jauh dari wilayah pelabuhan. Kontruksi utama dari sebuah
kapal terdiri dari sebuah kapal kayu terdiri : 1) lunas, 2) linggi haluan, 3) linggi uritan, 4) galar kim,
5) galar balok, 6) gading, 7) jarak antar gading, 8) kulit lambung. Di Indonesia secara umum
ketentuan kontruksi kapal telah ditetapkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) tahun 1996. Badan
ini mempunyai wewenang menetapkan ukuran kerangka kapal, cara penyambungan dan ukuran-
ukuran modulus penampang pada kapal yang diperbolehkan untuk kontruksi kapal. Untuk kapal
dibawah ukuran 24 meter tidak diwajibkan mengikuti aturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)
tahun 1996. Akan tetapi hal tersebut sangat diperlukan agar kondisi yang telah ditentukan ukuran
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
DAFTAR PUSTAKA
Anthonie. 1975. Ilmu Kepandaian Mualim. Diktat Seri Pelayaran Tingkat Mualim Indonesia.
Populeir Peternon Sidomulyo IV/24. Surabaya. 107 hal
Ayodhyoa, A.U. 1972. Fishing Boat.Corespondence Course Centre.IPB. Bogor. Hal 66.
Canvas 8. 2011. Versi 8.0.2 Build 553. Copyright 2011 deneba system, Inc. Allright reserved
world wide.
Fransisca C.S. 1989. Pengkajian Kapal Pukat CIncin Di Kecamatan Bitung Selatan Kota
Administratip Bitung Propinsi Sulawesi Utara. Tesis. Universitas Sam Ratulangi
Fakultas Perikanan Manado. 39 Hal.
Free!Ship. 2011. Versi 3.2t. Frees-Ship come with absolutely no warranty, this is free software,
and you are welcome to redistribute it under the condition of the GNU General Public.
Fyson, J. 1985. Design of Small Fishing Vessel. Fishing News Books Ltd. England. 320p.
Hadriyanto. 1982. Pembuatan Kapal Gillnet 14,5 GT di PT. M. Jusdi. Tengah. Karya Ilmiah.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 134 hal.
Husnaini, Usman. 2003. Uji Reliabilitas Dalam Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Hind J. 1967. Trim and Stability of Fishing Vessel. Fishing News (books) Ltd. London. 120p.
Kartini. 2001. Pengaruh pemindahan berat pada stabilitas kapal rawai di Kecamatan Juana,
Kabupaten PATI Jawa Tengah.Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut
Pertanian Bogor.
Masengi. K.W.A., Takeda, K. Ueno, HV Dien, IF Mandagi dan IY Paransa. 2000. International
Symposium on Fisheries Science in Tropical area, Proceeding of JSPS-DGHE, 584 hal
46
Manengkey, R. C , Kawilarang W A Masengi, Lusia Manu, Revols D Ch. Pamikiran, Alfrets
Luasunaung, Heffry V Dien. Studi tentang Desain Kapal Perikanan Pantai. 2023. Jurnal
Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap, Vol 8, nomor 1, 31-38 hal.
Rubianto. (1996). Bangunan dan Stabilitas Kapal. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Susanto A, Iskandar BH, Imron M. 2011.Evaluasi Desain dan Stabilitas Kapal Penangkap Ikan di
Palabuhanratu : studi kasus kapal PSP 01. Jurnal Marine Fisheries. 2(2):213-221 Sudjana.
1980. Desain dan analisis Eksperimen. Penerbit Tarsito, Bandung. 208 hal.
47
48