Anda di halaman 1dari 17

PERTEMUAN 12: ALIRAN DAYA MELALUI SUATU SALURAN TRANSMISI

Meskipun aliran daya pada setiap titik sepanjang suatu saluran transmisi selalu dapat diperoleh atau
dapat dihitung jika tegangan, arus, dan faktor daya diketahui, sehingga persamaan persamaan yang
sangat menarik dapat diturunkan dalam konstanta-konstanta ABCD (Berlaku untuk setiap jala-jala
dua pasang kutup)

Perhatikan persamaan sebelumnya bahwa,

V S =AV R + BI R
V − AV R
I R= S
B
Dengan membuat,

A=|A|∠α
B=|B|∠ β
V R=|V R|∠00
V S =|V S|∠δ
|V S| |A|.|V R|
I R= ∠( δ− β )− ∠(α−β )
Maka diperoleh, |B| |B| . Maka daya kompleks VRIR pada ujung
penerima adalah,

|V S|.||V R| |A|.|V R|2


P R+ jQ R= ∠( β−δ )− ∠( β−α )
|B| |B| , dan daya nyata dan daya reaktip pada ujung
penerima adalah,

|V S|.|V R| |A|.||V R|2


P R= Cos( β−δ )− Cos( β−α )
|B| |B|
||V S|.|V R| |A|.||V R|2
Q R= Sin( β−δ )− Sin( β−α )
|B| |B|
Dengan memperhatikan pernyataan untuk daya kompleks PR + jQR dalam persamaan , ini merupakan
gabungan dua fasor yang dinyatakan dalam bentuk polar. Ini dapat digambarkan dalam bentuk
kompleks yang koordinatnya datar dan tegak dalam satuan Watt dan VAR seperti gambar berikut:
Diagram daya dari hasil |PR + jQR|, atau |VR|. |IR|dengan sudut θR terhadap sumbu datar.

Komponen-komponen nyata dan khayal |PR + jQR| adalah:

PR = |VR| . |IR| Cos θR, dan QR = |VR| . |IR| Sin θR

Dapat digambarkan seperti berikut:

θR adalah sudut fasa dimana IR tertinggal (Lagging). Pada keadaan lagging, maka Q positip

Perhatikan pada gambar itu untuk berbagai beban dengan nilai |VS| dan |VR| yang tetap. Kedudukan
titik n tidak tergantung pada arus IR dan tidak akan berubah selama |VR| konstan. Jarak titik n ke titik
k konstan untuk nilai nilai |VS| dan |VR| yang tetap. Karena itu pada saat jarak dari 0 ke k berubah
dengan perubahan beban, titik k, karena harus tetap pada suatu jarak yang konstan dari titik n yang
tetap, dibatasi untuk bergerak sekeliling suatu lingkaran yang berpusat di n.
Jadi semua titik yang mewakili beban-beban pada suatu jala-jala dengan nilai-nilai |VS| dan |VR|
yang terletak pada lingkaran yang ditentukan oleh nilai-nilai tegangan tetap. Jika suatu nilai |VS|
yang berbeda dibuat tetap dengan nilai |VR| yang sama, letak titik n tidak berubah, tetapi suatu
lingkaran baru dengan jari-jari nk didapatkan.

|A|.||V R|2
Titik n dapat ditentukan dengan mengukur |B| dari titik asal dengan sudut β-α terhadap
sumbu datar dalam kwadran ke tiga.

PERYATAAN DAYA

 Diagram segaris

Ini dimaksudkan memberikan keterangan-keterangan mengenai sistem dalam bentuk yang ringkas,
menggunakan simbiol simbol seperti di bawah. Dalam suatu sistem tiga fasa cukup meninjau salah
satu fasa dengan netral. Penting diketahui simbol peralatan ketika digambarkan dalam diagam,
sebab bentuk analisa juga ditentukan letak peralatan yang digunakan.

Berikut ini adalah suatu contoh diagram segaris. Letak titik-titik dimana sistem yang dihubungkan ke
tanah dalam menghitung arus yang mengalir bila terjadi suatu gangguan taksimetri yang melibatkan
tanah adalah penting. Jika suatu resistor atau raktor diselipkan di antara netral Y dengan tanah
untuk membatasi aliran arus ke tanah selama suatu gangguan, lambang yang sesuai untuk resistansi
atau induktansi dapat ditambahkan ke lambang standar Y yang untuk di tanahkan.

Umumnya netral Transformator dalam sistem-sistem transmisi selalu ditanahkan langsung. Netral
generator biasanya ditanahkan melalui resistansi yang cukup tinggi dan kadang-kadang melalui
kumparan indukatansi yang ditala (tuned) terhadap resonansi paralel dengan kapasitansi terhadap
tanah yang tersebar dalam generator, kumparan transformator tegangan rendah, dan dalam saluran
antara generator dan transformator. Kumparan-kumparan semacam itu disebut penetral gangguan
tanah (ground fault neutralizer), juga dapat digunakan antara transformator dengan tanah.

Jika dimisalkan dalam gambar berikut,

Generator 1: 200.000 KVA, 6,6 KV, X’’ = 0,655 Ohm

Generator 2: 10.000 KVA, 6,6 KV, X’’ = 1,31 Ohm

Generator 3 : 30.000 KVA, 3,81 KV, X’’ = 0,1452 Ohm

T1 dan T2 Setiap transformator dalam masing-masing bangku 3 fasa: 10.000 KVA, 3,81 – 38,1 KV

X = 14,52 Ohm berpedoman pada sisi tegangan tinggi.

Reaktansi saluran transmisi = 17, 4 Ohm.

Beban A = 15.000 KW, 6,6 KV, Faktor daya = 0,9 tertinggal

Beban B = 30.000 KW, 3,81 KV, Faktor daya = 0,9 tertinggal

Gambar di atas merupakan suatu diagram segaris suatu sistem daya sederhana. Dua generator yang
satu ditanahkan melalui sebuah reaktor dan yang lain melalui suatu resistor, yang dihubungkan ke
suatu ril dan melalui suatu transformator peningkat tegangan ke suatu saluran transmisi. Generator
yang lain, yang ditanahkan melalui reaktor, dihubungkan ke sebuah ril melalui sebuah transformator
pada ujung saluran transmisi yang lain. Sebuah beban dihubungkan pada masing-masing ril. Pada
diagram itu dimasukkan keterangan mengenai beban, teraan generator dan transformator dan
reaktansi-reaktansi pada berbagai komponen rangkaian. Resistansi sering diabaikan dalam
melakukan perhitungan gangguan dan juga diabaikan dalam keterangan yang menyertai gambar di
atas. Namun untuk melakukan studi beban, resistansi harus disertakan.

Reaktansi-reaktansi yang ditunjukkan untuk generator-generator di atas disebut sebagai reaktansi-


reaktansi subperalihan (subtrancsinet reactances.)

Diagram impedansi yang sesuai dengan diagram segaris di atas digambarkan sebagai berikut:
DIAGRAM IMPEDANSI DAN DIAGRAM REAKTANSI

Untuk mengetahui karakteristik suatu sistem dalam keadaan berbeban atau pada saat timbulnya
suatu hubung singkat, diagram segaris lurus diubah menjadi diagram impedansi yang menunjukkan
diagram setara masing-masing komponen sistem dengan berpedoman pada salah satu sisi yang
sama pada transformator seperti gambar di atas. Untuk menyerdahanakan perhitungan arus
ganguan dengan mengabaikan semua beban statis, arus magnetisasi setiap transfomator dan
kapasitansi saluran transmisi, diagram impedansi menjadi seperti gambar berikut. Penyederhanaan
ini hanya berlaku untuk studi aliran beban.

Diagram-diagram impedansi dan reaktansi yang dibahas disini kadang-kadang disebut diagram-
diagram urutan positip karena diagram-diagram tersebut menunjukkan impedansi-impedansi
terhadap arus-arus setimbang dalam suatu sistem 3 fasa simetri.

BESARAN PER SATUAN

Tegangan, arus, kilovoltaper dan impedansi dalam suatu rangkaian seringkali dinyatakan sebagai
suatu persen atau persatuan pada suatu dasar yang dipilih atau nilai pedoman untuk masing masing
besaran itu.

MisaL: Suatu tegangan dasar yang dipilih adalah sebesar 120 KV. Lalu tegangan 108,120, dan 126 KV
berturut-turut dapat ditulis 0,9; 1; 1,05 persatuan, atau 0,90%; 100%; dan 105%.

Tegangan, arus, kilovoltampere, dan impedansi mempunyai hubungan sedemikian hingga pemilihan
dua nilai dasar untuk setiap dua besaran itu menentukan nilai-nilai dasar kedua besaran yang lain.

Untuk sistem fasa tunggal, atau sistem 3 fasa dimana istilah arus berarti arus saluran, istilah
tegangan berarti tegangan ke netral, dan kilovoltamper berarti kilovoltamper per fasa. Seperti
barikut:
KVA ¿
Arusdasar , A=
tegangan dasar , KV LN
tegangan dasar , V LN
Im pedansidasar =
arus dasar , A
2
( tegangan dasar , V LN ) x 1000
Im pedansidasar =
KVA 1φ dasar
( tegangan dasar , KV LN )2
Im pedansidasar =
MVA 1φ
dasar

Daya dasar , KW 1 φ=KVA 1 φ


Daya dasar , MW 1φ =MVA1 φ−dasar

impedansisesungguhnya ,Ω
=
Impedansi persatuan suatu unsur rangkaian adalah impedansidasar ,Ω

1φ dan LN menyatakan per fasa dan line ke netral, dimana persamaan persamaan tersebut berlaku
untuk rangkaian 3 fasa. Jika persamaan-persamaan itu digunakan untuk suatu rangkaian fasa
tunggal, KVLN berarti tegangan antara saluran fasa tunggal atau tegangan saluran ke tanah jika salah
satu sisinya ditanahkan.

Karena rangkaian-rangkaian 3 fasa diselesaikan sebagai suatu rangkaian tunggal dengan suatu jalur
kembali netral, dasar untuk besaran-besaran dalam diagram impedansi adalah dalam Kilovoltamper
per fasa dan Kilovolt dari saluran ke netral. Data biasanya diberikan Kilovoltamper atau
Megavoltamper 3 fasa keseluruhan dan kilovolt Kilovolt antar saluran.

Meskipun tegangan saluran dapat dibuat sebagai dasar, tegangan yang diperlukan untuk
penyelesaian dalam rangkaian fasa tunggal masih tetap tegangan terhadap netral. Tegangan dasar
terhadap netral adalah tegangan dasar dari saluran ke saluran dibagi √3. Karena ini merupakan
perbandingan antar tegangan saluran terhadap tegangan saluran ke netral dalam suatu sistem 3 fasa
seimbang.

Nilai per satuan suatu tegangan saluran ke netral pada dasar tegangan saluran ke netral adalah sama
dengan nilai per satuan suatu tegangan antar saluran pada titik yang sama dengan dasar tegangan
antar saluran jika sistem itu seimbang. Demikian pula Kilovoltamper 3 fasa adalah 3 kali
Kilovoltamper dasar per fasa.

Oleh karena itu nilai per satuan Kilovoltamper 3 fasa pada dasar Kilovoltamper 3 fasa identik dengan
nilai per satuan Kilovoltamper per fasa dengan dasar Kilovoltamper per fasa.

Sebagai contoh:

KVA 3 φ dasar=30 . 000 KVA , dan


KV LL dasar=120 KV

Dimana, 3 φ dan LL artinya 3 fasa dan Line ke Line (antar saluran)


30000
KVA 1 φ dasar= =10000 KVA
3
120
KV LL dasar= =69 ,2 KV
√3 dan

Untuk tegangan antar saluran sesungguhnya sebesar 108 KV, tegangan saluran ke netral adalah
108
=62 ,3 KV
√3 .

108 62 , 3
= = =0 , 90
Tegangan per satuan 120 69 , 2

Untuk daya 3 fasa keseluruhan sebesar 18000 KW, daya per fasa adalah 6000 KW, dan

18000 6000
= = =0 , 6
Daya per satuan 30000 10000

Nilai-nilai Megawatt dan Kilovoltamper dapat menggantikan nilai-nilai Kilowatt dan Kilovoltamper
dalam seluruh pembahasan. Kecuali disebutkan suatu nilai Kilovoltamper dasar atau megavoltamper
dasar yang diberikan adalah sebesar 3 fasa keseluruhan.

Impedasi dasar dan arus dasar dapat sihitung langsung dari nilai Kilovoltamper dasar. Jika
Kiovoltamper dasar dan Tegangan dasar dalam Kilovoltamper sebagai dasar untuk keseluruhan
ketiga fasanya dan tegangan dasar dari saluran ke saluran, diperoleh:

KVA 3 φ dasar

Arus dasar, A = √3 xtegangandasar , KV LL .

( tegangan dasar , KV LN )2 x 1000


Im pedansidasar =
Dari persamaan:
KVA 1 φ dasar , dapat ditulis

Impedansi dasar,

( tegangandasar , KV LL / √ 3)2 x 1000


=
KVA 3 φ / 3
( tegangandasar , KV LL )2 x 1000
¿
KVA 3 φ dasar
( tegangandasar , MV LL )2
¿
MVA 3 φ dasar
MENGUBAH DASAR BESARAN PER SATUAN

Kadang impedansi per satuan suatu komponen dalam suatu sistem dinyatakan dengan dasar yang
berbeda dari yang telah dipilih sebagai dasar untuk bagian sistem dimana komponen tersebut
diletakkan. Karena semua impedansi dalam setiap bagian suatu sistem harus dinyatakan pada dasar
impedansi yang sama dalam perhitungan, diperlukan suatu cara untuk mengubah impedansi per
satuan dari suatu dasar ke dasar yang lain.

Perhatikan persamaan,

( tegangan dasar , KV LN )2 x 1000


Im pedansidasar =
KVA 1 φ dasar dan

(tegangandasar , KV LL )2 x 1000
=
KVA 3 φ dasar
Impedansi dasar . Dengan memasukkan persmaan ini ke
persamaan yang menyatakan bahwa Impedansi per satuan suatu unsur rangkaian,

impedansisesungguhnya ,Ω
=
impedansidasar ,Ω , maka akan diperoleh:

Impedansi per satuan unsur rangkaian,

( impedansi sesungguhnya , Ω) x ( KVA dasar )


=
( tegangan dasar , KV )2 x 1000 .

Ini membuktikan bahwa impedansi per satuan berbanding lurus dengan Kilovoltamper dasar dan
berbanding terbalik dengan pangkat dua tegangan dasarnya.

Karena itu untuk mengubah dari impedansi per satuan dengan suatu dasar yang telah diberikan ke
impedansi per satuan dengan dasar yang baru, berlaku persamaan:

[ ][ ]
2
KV lama dasar KVA baru dasar
Z baru per satuan =Z lama per satuan x
KV baru dasar KVA lama dasar

Persatuan ini tidak ada hubungannya dengan pemindahan nilai impedansi dalam Ohm dari salah satu
sisi Transformator ke sisi lainnya. Tujuan utama persamaan ini adalah mengubah impedansi per
satuan yang diberikan pada suatu dasar tertentu ke suatu dasar yang baru.

Sebagai contoh; Bila ditentukan reaktansi X’’ suatu generator adalah 0,20 per satuan berdasarkan
teraan generator pada papan namanya 13,2 KV, 30.000 KVA. Dasar untuk perhitungan adalah 13,8
KV, 50.000 KVA. Jadi X’’ pada dasar barunya ditentukan dengan cara:
X ''=0 ,20 ( )
13 ,2 2 50
x =0 , 306
13 , 8 30 per satuan

PEMILIHAN DASAR UNTUK BESARAN PER SATUAN

Pemilihan nilai-nilai dasar Kilovoltamper dan Kilovolt dilakukan untuk mengurangi pekerjaan yang
diperlukan dalam perhitungan sejauh mungkin. Mula-mula suatu dasar dipilih untuk suatu bagian
rangkaian. Selanjutnya dasar pada bagian rangkaian yang lain, yang terpisah dari bagian yang semula
dengan transformator, harus ditentukan sesuai dengan prinsp-prinsip yang akan dikembangkan
dalam bagian ini.

Dasar yang dipilih itu haruslah yang menghasilkan nilai-nilai per satuan tegangan dan arus teraan
kira-kira sama dengan satu untuk menyederhanakan perhitungan. Dengan memilih dasar yang tepat
sehingga hanya sedikit besaran-besaran per satuan yang telah diketahui yang perlu untuk diubah ke
suatu dasar yang baru, akan banyak menghemat waktu dalam perhitungan. Bila resistansi dan
reaktansi suatu alat diberikan oleh pabrik dalam persen atau per satuan, dasar yang dipakai adalah
Kilovoltamper dan Kilovolt teraan alat itu.

Nilai nilai resistansi dan reaktansi bocor dalam Ohm suatu transformator tergantung apakah nilai-
nilai itu diukur pada sisi tegangan tinggi atau sisi tegangan rendah pada transformator tersebut. Jika
dinyatakan dalam per satuan, Kilovolt dasarnya adalah teraan Kilovoltamper transformator itu.
Tegangan dasarnya adalah teraan tegangan kumparan tegangan rendah jika nilai resistansi dan
reaktansi bocornya dalan Ohm berpedoman pada sisi tegangan rendah transformator dan teraan
tegangan kumparan tegangan tinggi jika menurut sisi tegangan tinggi pada transfomator itu.

Impedansi per satuan suatu transformator tetap sama apakah hal itu ditentukan dari nilai dalam
Ohm menurut sisi tegangan tinggi atau tegangan rendah pada transfomator.

Sebagai contoh:

Bila suatu transformator fasa tunggal mempunyai teraan 110/440 V, 2,5 KVA. Reaktansi bocor yang
diukur menurut sisi tengan rendah adalah 0,06 Ohm. Reaktansi bocot itu dapat ditentukan dengan
cara:

0 ,110 2 x1000
=4, 84 Ω
Impedansi dasar tegangan rendah= 2, 5

0 , 06
X= =0 , 0124
Reaktansi dalam per satuan, 4 , 84 per satuan

Jika reaktansi bocor diukur menurut sisi tegangan tinggi, nilainya menjadi:

440 2
X =0 . 06 x =0 , 96 Ω
110
0 , 440 2 x 1000
= =77 , 5
Dasar impedansi tegangan tinggi 2,5

0 ,96
X= =0 , 0124
Dalam per satuan, 77 , 5 per satuan

Contoh Kasus:

Tiga bagian suatu sistem listrik fasa tunggal ditunjukkan sebagai A, B, dan C dan dihubungkan antara
yang satu dengan yang lain melalui suatu transformator. Seperti gambar berikut:

Teraan transformator:

A – B 10.000 KVA, 13,8 – 138 KV, reaktansi bocor 10 %

B – C 10.000 KVA, 69 – 138 KV, reaktansi bocor 8 %

Jika dasar untuk rangkaian B dipilih sebagai 10.000 KVA, 138 KV, tentukan impedansi per satuan
beban resistif 300 Ohm dalam rangkatian C menurut rangkaian-rangkaian C, B, dn A. Gambarkan
diagram impedansi dengan mengabaikan arus magnetisasi, resistansi-resistansi transformator dan
impedansi saluran. Tentukan regulasi tengan jika tegangan pada beban adalah 66 KV dengan
pengandaian tegangan masukan ke rangkaian A tetap konstan.

Penyelesaian:

Tegangan dasar untuk rangkaian A = 0,1 x 138 = 13,8 KV

Tegangan dasar untuk rangkaian C = 0,5 x 138 = 69 KV

692 x 1000
C= =476 Ω
Impedansi dasar rangkaian 10000

300
=
=0 , 63
Impedansi per satuan beban pada rangkaian C, 476 per satuan

Karena pemilihan dasar pada berbagai bagian sistem telah ditentukan berdasarkan perbandingan
lilitan transfomator, impedansi per satuan beban menurut setiap bagian sistem akan tetap sama. Hal
ini dapat diperiksa sebagai berikut:
138 2 x 1000
B= =1. 900 Ω
Impedansi dasar rangkaian 10 . 000
2
Impedansi beban menurut rangkaian B=300 x 2 =1200 Ω

1200
B= =0 , 63
Impedansi per satuan beban menurut 1900 per satuan

13 , 82 x 1000
A= =19 Ω
Impedansi dasar rangkaian 10. 000

Impedansi beban menurut A=300 x 22 x 0 ,12 =12 Ω

12
A= =0 ,63
Impedansi per satuan beban menurut 19 per satuan

Perhitungan regulasi:

66
=
=0 ,957
Tegangan pada beban 69 X J0 per satuan

0 , 957+J 0
= =1 , 52+J 0
Arus beban 0 , 63+J 0 per satuan

Tegangan masukan = (1,52 + J0) (J0,10 + J 0,0,8) + 0,957

= 0,957 + J 0,274 = 0,995 per satuan

0 ,995−0 , 957
x100
Oleh karena iu Regulasi = 0 , 957 = 3,97%

Prinsip ini dapat diikuti untuk menentukan Kilovolt dasar untuk menggabungkan dalam suatu
diagram impedansi. Jika dikenakan pada rangkaian 3 fasa, tegangan-tegangan dasar pada kedua sisi
transformator harus mempunya perbandingan yang sama seperti antara tegangan-tegangan antar
saluran pada kedua sisi transformator itu.

Jadi tegangan-tegangan dasar akan mempunyai perbandingan yang sama seperti antara tegangan-
tegangan saluran ke netral teraan pada kedua sisi transformator dan mempunyai perbandingan yang
sama seperti perbandingan lilitan kumparan-kumparan suatu transformator Y – Y.

Misalnya satuan dasar 66 KV, 30.000 KVA pada saluran sperti gambar berikut

Generator 1: 200.000 KVA, 6,6 KV, X’’ = 0,655 Ohm

Generator 2: 10.000 KVA, 6,6 KV, X’’ = 1,31 Ohm

Generator 3 : 30.000 KVA, 3,81 KV, X’’ = 0,1452 Ohm


T1 dan T2 Setiap transformator dalam masing-masing bangku 3 fasa: 10.000 KVA, 3,81 – 38,1 KV

X = 14,52 Ohm berpedoman pada sisi tegangan tinggi.

Reaktansi saluran transmisi = 17, 4 Ohm.

Beban A = 15.000 KW, 6,6 KV, Faktor daya = 0,9 tertinggal

Beban B = 30.000 KW, 3,81 KV, Faktor daya = 0,9 tertinggal

Ini memerlukan suatu dasar 6,6 KV untuk rankaian yang mengandung generator 1 dan 2, dan suatu
dasar sebesar 3,81 KV, 30.000 KVA untuk rangkaian yang mengandung generator 3.

Reaktansi generator 3 dalam per satuan, menurut persamaan,

( impedansi sesungguhnya , Ω) x ( KVA dasar )


=
( tegangan dasar , KV )2 x 1000 diperoleh

0 ,1452 x 30000
2
=0 ,30
= 3 , 81 x 1000 per satuan

Bila reaktansi ini dipindahkan ke rangkaian tegangan tinggi adalah 43,56 Ohm dan dengan dasar 66
43 , 56 x 30000
= 2
=0 , 30
KV rekatansi ini per satuan 66 x 1000 per satuan.

Dengan cara yang sama dapat diperiksa reaktansi generator 1 dan 2 dalam per satuan, yaitu masing-
masing 0,45 dan 0,90 baik dihitung dengan dasar 6,6 Kv pd rangkaiannya sendiri maupun menurut
nilai-nilai sisi tegangan tinggi dalam Ohm dan dengan menggunakan suatu dasar sebesar 66 KV.

Jadi seperti halnya dalam suatu sistem fasa tunggal, prinsip pemilihan dasar untuk berbagai sistem 3
fasa dimungkinkan untuk menggabungkan impedansi-impedansi per satuan yang dihitung pada
berbagai bagian sistem ke dalam sebuah diagram impedansi tanpa memperdulikan apakah
transformator -transformator dihubungkan secara Y – Y atau - Y. Prinsip ini tetap berlaku jika
transfomator-transformator nya dihubungkan secara - karena transformasi tegangannya
sama seperti pada transformator Y – Y yang mempunyai teraan tegangan-tegangan antar saluran
yang sama.
Sebagai contoh dalam memeriksa imepedansi (resistansi dan reaktansi bocor) per satuan yang
mewakili suatu transformator, dengan mengabaikan magnetisasi, dalam suatu diagram impedansi
dimana tegangan-tegangan dasar pada kedua sisi transformator itu mempunyai perbandingan yang
sama seperti tegangan-tegangan antar saluran teraannya.

Misalnya transformator 3 fasa dengan teraan 10.000 KVA, 138 Y – 13,8 KV dengan suatu reaktansi
bocor 10%. Ditentukan yang menjadi dasar 10.000 KVA. 138 KV pada sisis tegangan tinggi. Resistansi
dan reaktansi bocor dari transformator diukur untuk baik kumparan tegangan tinggi maupun untuk
tegangan rendah menurut sisi transformator.

Karena pengukuran dengan dasar saluran ke netral, maka harus ditentukan impedansi dari saluran
ke netral pada salah satu fasa pada sisi Y, atau Y setara untuk sisi . Jika reaktansi bocor diberikan
sebagai 10%, reaktansi terukur pada masing-masing fasa ke netral pada sisi tegangan tinggi dapat
ditentukan, yaitu:

1382
0,1x =190 , 4 Ω
10
Perbandingan lilitan kumparan-kumparannya adalah:

138/ √ 3
=5 ,77
13 , 8
Jika reaktansi kumparan tegangan rendah diukur dengan hubung singkat pada sisi tegangan tinggi
makanya nilainya adalah:

190 , 4 ( )1 2
5 ,77
=5 ,72 Ω

Tetapi karena kumparan-kumparan tegangan rendah ini dihubungkan secara Y, nilai saluran ke netral
pada rangkaian setara, yaitu reaktansi per fasa Y setaranya adalah 5,72/3. Tegangan dasar pada sisi
transformator ini adalah 13,8 dan reaktansi per satuannya adalah:

( 5 ,723 )(1013 , 8 )=0 ,1


2

yang sama seperti nilai persatuan pada sisi Y.

Jika sisi tegangan rendah dihubungkan secara , teraannya yang baru adalah 10.000 KVA. 138 KV
– 23,9 KV. Maka dasar tegangan untuk sisi tegangan rendah adalah 23,9 KV dan sekarang nilai
reaktansi saluran ke netral dalam Ohm adalah 5,72 yang bila dinyatakan dalam per satuan adalah:

10
5 , 72 x =0 ,1
23 , 922
Yang kembali sama seperti nilai per satuan pada sisi Y
Cara tersebut dapat dilakukan untuk hubungan - dengan hasil yang sama. Dengan ini dapat
disimpulkan bahwa dengan pemilihan dasar yang tepat membuat nilai per satuan resistansi dan
reaktansi bocor untuk suatu transformator sama baik untuk sisi tegangan rendah maupun sisi
tegangan tinggi tanpa memandang hubungan 3 fasa (Y – Y; - ; - Y).

Mengubah nilai Ohmik dari transformator ke yang lain dapat dilihat pada tabel berikut:
CONTOH-CONTOH KASUS

1. Transformator 3 fasa, masing-masing rate 25 MVA, 38,1/381 KV, dihubungkan dengan Star-Delta
dengan beban seimbang dari tiga 0,6 Ω, Resistor dihubungkan Y. Pilih suatu dasar dari 75 MVA,
66 KV untuk sisi tegangan tinggi dari transformator dan tunjukkan dasar untu sisi tegangan
rendah. Tentukan resistansi per satuan dari beban pada dasar untuk sisi tegangan rendah.
Kemudian tentukan resistansi beban RL dalam Ohm yang didasarkan pada sisi tegangan tinggi
dan nilai per satuan dari resistansi pada dasar yang dipilih.

Penyelesaian:


Dari 3 x38,1KV =66 KV , rating transformator sebagai sumber 3 fasa 75 MVA, 66 Y/ 3,81 Delta KV.
Jadi dasar untuk sisi tegangan rendah adalah 75 MVA, 3,81 KV.

Ini diperoleh melalui persamaan:

( KV LL dasar )2 (3 , 81)2
= =0 , 1935
MVA 3 φ dasar 75 ,

dan pada sisi tegangan rendah:

0,6
R L= =3 ,10
0 , 1935 per satuan

(66 )2
=58 , 1Ω
Impedansi dasar pada sisi tegangan tinggi diperoleh: 75

Resistansi didasarkan pada sisi tegangan tinggi :

0,6 ( )
66 2
3,81
=180Ω
180
R L= =3,10.. per ..satuan
58,1
2. Suatu trafo dengan teraan 400 MVA, 220 Star/22 Delta KV. Impedansi rangkaian setara Star
terukur pada sisi tegangan rendah dari trafo adalah 0,121 Ohm, dan karena resistansi rendah,
nilai ini bolej ditentukan sama dengan reaktansi bocor. Tentukan reaktansi per satuan dari trafo
dan nilai yang digunakan menggambarkan trafo tersebut dalam suatu sistem yang didasarkan
pada sisi tegangan tinggi trafo yaitu 100 MVA, 230 KV.

Penyelesaian:
0 ,121
2
=0 ,10 . . per .. satuan
Dengan dasar yang dimiliki reaktansi trafo adalah: (22) /400
Dengan dasar yang dipilih reaktansi menjadi:
0,1 ( )
220 2 100
230 400
=0. 0228 . . per .. satuan

Anda mungkin juga menyukai