Makalah PSI
Makalah PSI
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentu kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Dengan itu, kami
mampu menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas Partai sosialis indonesia
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kesalahan maupun
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C.Tujuan................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
B. Ideologi PSI......................................................................................................................5
Kesimpulan........................................................................................................................9
Saran..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kabinet silih berganti, jatuh bangun oleh para oposisi yang siap sedia
melayangkan mosi tidak percaya apabila kedapatan menyimpang mengindikasikan
kepentingan adalah diatas segala-galanya. Ketegangan demi ketegangan diantara
partai politik membuat presiden Soekarno harus turun tangan untuk
memperbaikinya. Hal ini dibuktikan dengan keputusannya mengeluarkan Dekrit
Presiden pada tanggal
1
5 Juli 1959 yang menunjukkan sudah jatuhnya persatuan yang selama ini
diimpikan. Adapun isi dari Dekrit Presiden ini yaitu pembubaran konstituante,
pemberlakuan
2
kembali UUD 1945, pembentukan MPRS (Majelis Permusyawaratan
Rakyat
Sementara), dan pembentukan DPAS (Dewan Pertimbangan Agung Sementara).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang Dimaksud dengan Partai sosialis indonesia….?
2. Sebutkan ideologi Partai Sosialis….?
3. Apa itu kiri dan kanan
C.Tujuan
Untuk dapat lebih mengetahaui sejarah dan perkembangan partai sosialis & dapat
mengetahui demokrasi kiri kanan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Sutan Sjahrir dan para petinggi PSI di Jakarta tak dapat mencegah anggotanya
berpartisipasi dalam pemberontakan PRRI-Permesta tersebut. Akibatnya,
pada tanggal 21 Juli 1960, Presiden Soekarno memanggil para petinggi PSI yakni
Sutan Sjahrir, Soebadio Sastrosatomo, dan T.A Murad untuk dimintai
pertanggungjawabannya atas partisipasi PSI dalam pemberontakan PRII-Permesta.
Para petinggi PSI kemudian memberikan pernyataan tertulis kepada Presiden
Soekarno sebagai bantahan partisipasi PSI dalam pemberontakan. Namun, Soekarno
tidak puas dengan jawaban mereka lalu mengesahkan keputusan presiden no. 201
tahun 1960, Keppres ini berisi tuntutan pembubaran PSI.
Alasan Soekarno membubarkan PSI dilatarbelakangi oleh dua hal yakni
penerapan Pasal 9 Penpres no.7 tahun 1959 yang berisi penyederhaaan partai
politik di Indonesia dan ketidakmampuan PSI untuk membantah partisipasinya
dalam Pemberontakan PRRI. Para petinggi dan anggota partai lalu menerima
permintaan Soekarno dan mempersiapkan pembubaran PSI. Langkah yang dilakukan
PSI untuk membubarkan partainya ialah mengajukan permohonan izin kepada
Penguasa Perang Tertinggi untuk mengadakan kongres pembubaran PSI dengan
surat Partai Sosialis Indonesia No. K.089/1960. Namun izin tersebut ditolak oleh
Penguasa Perang Tertinggi dengan surat No. 0612/PEPERTI/1960 yang berisi
penolakan izin PSI untuk mengadakan kongres pembubaran PSI, hal ini didasarkan
pada status PSI yang telah dibubarkan secara resmi oleh pemerintah RI. Oleh sebab
itu, para petinggi PSI kemudian mengeluarkan pernyataan melalui radiogram kepada
cabang-cabang PSI di seluruh daerah di Indonesia yakni pembubaran PSI dan
memerintahkan mantan anggotanya untuk mematuhi Keppres no.201 tahun 1960
5
B. Ideologi PSI
Sutan Sjahrir merumuskan ideologi PSI dengan prinsip Sosialisme
Demokrat (Sosdem), sebuah paham revisionisme atas Marxisme yang berkembang
didaratan Eropa Barat, pilihan Sjahrir atas sosdem dipengaruhi oleh lingkungan
sosial saat ia tinggal di Belanda, Sjahrir aktif dalam kegiatan-kegiatan para aktifis
sosialis demokrat di negeri kincir angin tersebut, tetapi Sjahrir kerap
menggunakan terminologi sosialisme kerakyatan sebagai padanan sosdem yang
terlalu barat.
Menurut Sjahir sosialisme kerakyatan adalah sebuah paham yang
menjunjung tinggi derajat kemanusiaan, menghormati hak-hak kemanusiaan dan
berjiwa kemanusiaan, sosialisme kerakyatan sama dengan demokrasi liberal yang
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dan menolak kehidupan feodalisme serta
6
tersebut akan mempengaruhi arah pemerintahan yang totaliter. Dengan demikian
sangat bertentangan dengan pemikiran politik Sutan Sjahrir yang menekankan
adanya kebebasan, universalitas humanis dan sosialis kerakyatan. Setelah keluar
dari Partai Sosialis, pada tanggal 12 Februari 1948 Sutan Sjahrir bersama teman-
temannya mendirikan Partai Sosialis Indonesia (PSI).
7
kepercayaan pada persamaan, keadilan serta kesanggupan kerja sama antara sesama
manusia sebagai dasar kehidupan di dalam pergaulan.
Partai Sosialis Indonesia (PSI) mengalami kekalahan pada Pemilihan Umum
pertama yang diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955. Dalam analisis
Sutan Sjahrir, faktor kekalahan bukan karena program Pemilihan Umum yang
kebarat-baratan atau terlalu rasional sehingga dianggap aneh. Ketika ternyata
Partai Komunis Indonesia hanya memperoleh 16% suara, maka menurut Sjahrir
rakyat Indonesia tetap berorientasi kepada demokrasi karena partai-partai
demokratik yang lain memperoleh suara besar. Menurut Hamid Algadri, rakyat
Indonesia belum siap untuk menerima program- program Partai Sosialis Indonesia
(PSI) karena diformulasikan dalam cara yang terlalu intelektual. Walaupun
demikian, dengan mengikuti Pemilihan Umum setidaknya memperlihatkan orientasi
politik yang menjunjung tinggi demokrasi. Partai Sosialis Indonesia (PSI), bila
dilihat dari kuantitas keanggotaannya merupakan partai kecil di Indonesia, yang
hanya memperoleh 2% suara total dalam pemilihan umum pada bulan September
1955, tapi secara kualitas merupakan partai yang mempunyai pengaruh besar. Pada
hemat Sjahrir, kelemahan Partai Sosialis Indonesia (PSI) disebabkan karena keliru
menghitung kematangan dan kesadaran politik para pemilih, khususnya yang
mudah didominasi oleh otoritas keagamaan dan kepamongprajaan.
Apa yang Sjahrir takuti di masa kejayaannya dimana rakyat Indonesia
membenci bangsa asing bahkan bangsanya sendiri bukan hanya terjadi pada sebelum
atau pun sesudah kemerdekaan Indonesia, tetapi sampai sekarang sikap saling
memusuhi bangsa sendiri masih dirasakan hingga saat kini.
Tidak cukup hanya menempatkan Sutan Sjahrir sebagai Perdana Menteri pertama
Indonesia. Begitu juga menempatkan Sjahrir hanya sebagai pendiri Partai Sosialis
Indonesia atau pimpinan partai sosialis, gelar itu terlalu kecil bagi Sjahrir.
8
tujuan utama dari pandangan kaum demokrasi sosial klasik. Bagi kaum
demokrasi sosial klasik keterlibatan pemerintah dalam kehidupan keluarga
adalah penting untuk menyelamatkan kehidupan keluarga yang tidak boleh
terus bertahan dalam hidupnya atas tantangan persaingan ala kapitalisme.
Setidaknya terdapat ide penting dalam konsep ini (Giddens:1999) :
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
10
Neo-Liberalisme (Kanan Baru)Konsep ini merupakan antitesa daripada
demokrasi sosial. Neoliberalisme atau kanan baru adalah sebuah ideologi yang
lahir akibat globalisasi yang terjadi pada sistem ekonomi-politik global
Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Goncing, N. (2015). Politik Nahdatul Ulama dan Orde Baru. Jurnal Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Indonesia, 1(1), 61-74.
12