Anda di halaman 1dari 8

PENGHANTARAN IMPULS DI DALAM TUBUH

Makalah ini di buat dalam rangka memenuhi persyaratan


Mata Kuliah Biomedik
Juliet Angelina Maqpal
23061013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
2023

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat tuntunan dan kasih-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penghatar Impuls di Dalam Tubuh”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah biomedik dan
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman penulis tentang “Penghantar Impuls di Dalam
Tubuh”.
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan dalam menyusun makalah ini, oleh karena
itu sangat diharapkan kritikan dan saran dari dosen pengampun mata kuliah untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penulis yakin bahwa penulis makalah ini tidak bisa diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan
dorongan dari dosen pengampun mata kuliah oleh sebab itu disampaikan terima kasih kepada
ma’am Laurensia Meity Sasube, S.Si.,M.Biotech Selaku dosen pengampun mata kuliah dan
kedapa keluarga dan teman-teman yang selalu membantu saya.

Manado, 16 September 2023

Juliet Angelina Maqpal


DAFTAR ISI

Halaman cover
Kata Pengantar…………………………………………………………………………..….….i
Daftar Isi………………………………………………………………………………..….…..ii

BAB 1. METODE PENGHANTAR IMPULS DI DALAM TUBUH DAN TRANSMISI


SINAPS POTENTIAL END PLATE…………………………………………………….……I
BAB 2. PEMBENTUKAN EXCITATORY POST SYNAPTIC POTENTIAL (ESP) DAN
INHIBITORY POST SYNAPTIC POTENTIAL (IPSP)……..…………………………….…II
BAB 3. PENGGUNAAN LISTRIK DALAM TUBUH……………………………………....III
BAB 4. KESIMPULAN……………………………………………………………………….IV
BAB 5. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...............….V
BAB 1
METODE PENGHANTARAN IMPULS DI DALAM TUBUH DAN TRANSMINI SINAPS
POTENSIAL END PLATE

Dalam tubuh ada banyak sekali impuls yang dihantarkan impuls-impuls tersebut di transfer dari
satu neuron ke neuron yang lain, setiap neuron berhubungan dengan beribu neuron yang lain. Di
dalam tubuh ada sekitar 100 miliar neuton. Sinapsis merupakan titik pertemuan antar neuron atau
istilah penghubung antara saru neuron dengan neuron lainnya. Penghantar impuls titik temu
antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal
akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis
terdapat struktur kumpulan membrane kecil berisi neurotransmitter yang disebut esikula sinapsis.
Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pre-sinapsis. Membran ujung
dendrit dari neuron berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls
sampai pada ujung neuron pre-sinapsis, maka vesikula sinapsis bergerak dan melebur dengan
membrane neuron pre-sinapsis. Kemudian vesikula sinapsis akan melepaskan neurotransmitter.
Transmisi Sinaps (peleburan atau pelepasan neurontransmiter) sinaps terjadi pada neuron guna
menghantarkan senyawa-senyawa kimia. Penghantaran za-zat yang terkandung dalam
neurontransmiter dengan reseptornya bergantung pada permeabilitas di neuron pascasinaps.
Potensial end plate, didalam suatu sel saraf terdapat unit motor. Unit motor adalah motoneuron
bersama dengan axon dan seluruh serabut otot yang dinervasinya. Pada saat sebuah motoneuron
mungkin menginersavi dari sangat sedikit sampai seibu atau lebih serabut otot, maka ukuran unit
motor sangat bervariasi. Unit motor yang kecil terdapat pada otot-otot yang kecil, misalnya otot
ekstraokular dan otot tangan. Demikian juga, unit motor yang kecil terdapat pada otot-otot yang
melakukan berbagai gerak yang halus, misalnya otot-otot kecil tangan, otot larynx dan otot
ekstraokular. Unit motor yang besar misalnya terdapat pada m, tibialis anterior m gastrocnemius.
Serabut saraf unit yang kecil umumnya juga berdiameter lebih kecil dibandingkan unit yang
besar. Satu serabut saraf dapat menginervasi banyak serabut otot karena axon mempunyai
banyak cabang. Serabut-serabut otot yang berasal dari satu unit motor tersebar merata di otot.
Ujung cabang-cabang motoneuron Bersama dengan membrane otot yang di inervasinya
membentuk motor-end plane (junction neuromuscularis). Gambaran pokok dari sebuah motor
end plane adalah sebagai berikut, ,motor end plane terdiri atas dua bagian, yaitu saraf dan otot
yang saling dipisahkan oleh celah. Jadi motor end plate ini dalam beberapa hal mirip sinapsis di
sistem saraf sentral. Bagian otot mengandung beberapa nuclei dan banyak mitohkhondria serta
miofibril. Bagian otot dilengkapi dengan sejumlah benjolan seperti buah anggur, sangat mirip
benik terminal. Setiap benjolan “melesak” ke dalam serabut otot dan mengandung vesikel
sinapsis dan mitochondria.
Telah diketahui bahwa substansi transmiter di end plate adalah asetilkholin. Ia masuk ke dalam
celah, berikatan dengan membrane otot dan mengakibatkan perubahan permiabilitas membrane
tersebut. Satu impuls saraf menghasilkan suatu potensial end plate dan apabila potensial ini
mencapai ambang maka terjadilah potensial aksi yang disebarkan ke sepanjang serabut otot dan
menimbulkan kontraksi. Asetilkholik yang dilepaskan pada saat datangnya aksi potensial saraf
akan segera dipecah oleh asetilkholinesterase. Transmini impuls di junction neuromoscularis
dapat dipengaruhi melalui beberapa cara. Curare, misalnya mengurangi potensial end plate,
dengan demikian mencegah timbulnya potensial aksi.
Pada umumnya satu serabut otot di inervasi oleh satu axon dan mempunyai end plate. Setelah
lahir ukuran motor unit mengecil, mungkin karena pada mulanya satu serabut otot di inervasi
oleh lebih dari satu motoneuron. Setelah tercapai bentuk dewasa yaitu satu otot di inervasi oleh
satu motoneuron, maka ukuran unit motor menjadi konstan.
BAB 2
PEMBENTUKAN EXCITATORY POST SYNAPTIC POTENTIAL (EPSP) DAN
INHIBITORY POST SYNAPTIC POTENTIAL (IPSP)

BAB 3
PENGGUNAAN LISTRIK DALAM TUBUH

Organ-organ yang terdapat listrik dan magnet dalam sistem tubuh manusia. Tubuh manusia
mengandung sistem kelistrikan. Mulai dari mekanisme otak, jantung, ginjal, paru-paru, sistem
pencernaan, sistem hormonal, otot-otot dan berbagai jaringan lainnya. Semuanya bekerja
berdasar sistem kelistrikan. Karena itu kita bisa mengukur tegangan listrik dibagian tubuh mana
pun yang kita mau. Semuanya ada tegangan listriknya. Bahkan setiap sel di tubuh kita memiliki
tegangan antara -90 mvolt pada saat rileks sampai 40 mvolt pada saat beraktifitas.
Penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh pada tahun 1890 jacques A.D Arsonval
telah menggunakan listrik berfrekuensi renda untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1992 telah
pula menggunakan listrik dengan frekuensi 30 MHz untuk memanaskan yang disebut Short
Wave Diaththermy. Pada 1950 sudah diperkenalkan penggunaan gelombang mikro dengan
frekuensi 2.4500 MHz untuk keperluan diathermi dan pemakaian radar sesuai dengan efek yang
ditimbulkan oleh listrik. Sesuai dengan efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus listrik
dibagi menjadi 2 bentuk yaitu :
1) Listrik Berfrekuensi rendah batas frekuensi antara 20Hz sampai dengan 500.000 z frekuensi
rendah ini mempunyai efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi kontraksi otot. Untuk
pemakaian dalam jantung waktu singkat dan bersifat merangsang persarafan otot, maka dipakai
arus faradic. Sedangkan untuk jangka waktu lama dan bertujuan merangsang otot yang telah
kehilangan persarafan maka dipakai arus listrik yang intereptur/terputus-putus atau arus DC yang
telah dimodifikasi. Selain arus DC ada pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50 Hz arus
AC ini serupa dengan arus DC, mempunyai kemampuan antara lain : merangsang saraf sensorik,
merangsang saraf motorik, dan berefk kontraksi otot.
2) Listrik Berfrekuensi tinggi yang tergolong berfrekuensi tinggi adalah frekuensi arus listrik
diatas 500.000 siklus perdetik (500.000 Hz). Listrik berfrekuensi ttidak mempunyai sifat
merangsang saraf motorik atau saraf sensorik, kecuali dilakukan rangsangan dengan
pengulangan yang lama .

BAB 4
KESIMPULAN

Dalam sel saraf terjadi proses penghantar impuls secara konduksi. Apabila tidak ada rangsang
maka sel saraf tersebut dalam keadaan istirahat. Dalam keadaan ini saraf tidak menghantarkan
impuls. Membrane luar sel saraf bermuatan positif karena kelebihan kation atom Na+.
Membrane dalam sel saraf bermuatan negatif karena banyak ion K+ yang keluar akso. Keadaan
seperti ini disebut polarisasi. Terjadinya kondisi demikian karena peran pompa Na - K dan sifat
membrane akson yang lebih permeabel terhadap K+ dan kurang permeabel terhadap Na+
dipompa ke luar. K+ dipompa ke dalam karena sifat membrane akson yang permeabel terhadap
K, maka K+ dapat keluar lagi.
Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Tetapi dalam tubuh manusia juga
terdapat gelombang arus listrik yang disebut biolistrik. Tegangan listrik pada tubuh kita berbeda
dengan apa yang kita bayangkan. Seperti listrik yang ada dirumah kita. Kelistrikan pada tubuh
berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Komposisi ion ekstra sel berbeda
dengan komposisi ion intra sel. Pada ekstra sel lebih banyak ion Na dan CI2, sedangkan intra sel
terdapat ion H dan anion protein. Tubuh kita bisa disebut sebagai sistem elektromagnetik, karena
kelistrikan sangat erat kaitannya dengan kemagnetan.
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA

Camero, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee


Junaidi A. Kumpulan Kuliah Fisika Kedokteran. FKUGM. Yogyakarta.2000
Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika
Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika . Bandung : PT Kiblat Buku Utama

Anda mungkin juga menyukai