TINJAUAN PUSTAKA
Reasoned Action (TRA) yang telah dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun
1975 (Darsono, 2020). Theory of Reasoned Action (TRA) atau yang lebih dikenal
sikap (attitude), dan niat (intention) (Guo, et. al, 2016). Fishbein dan Ajzen
memaparkan bahwa dalam Theory of Reasoned Action (TRA) diketahui jika niat
seseorang untuk melakukan perbuatan tertentu didorong oleh dua alasan, yaitu norma
subjektif dan sikap terhadap perilaku. Namun kemudian hal tersebut berkembang,
diketahui bahwa ada pendorong ketiga pada niat seseorang yaitu persepsi individu
sebagai alat untuk menganalisis perbedaan antara sikap dan niat, serta niat dan
perilaku. Niat merupakan indikator perilaku seseorang, jika ingin mengetahui apa
yang akan dilakukan, maka yang pertama kali harus diketahui adalah niat dari orang
tersebut (Simon, 2016). Namun, pertimbangan lain dapat dibuat berdasarkan alasan-
28
29
alasan yang sama sekali berbeda (tidak selalu berdasarkan kehendak). Konsep penting
dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience) yaitu mempertimbangkan sesuatu
yang dianggap penting, dan niat (intention) yang ditentukan oleh sikap dan norma
kualitas dan atribut atas informasi tertentu yang kemudian membentuk keinginan
seseorang dalam berprilaku (Seni & Ratnadi, 2017). Menurut Ajzen, sikap terhadap
perilaku ditentukan oleh keyakinan seseorang mengenai konsekuensi positif dan atau
negatif yang akan diterima dari keputusan melakukan suatu hal, yang didasari oleh
menandakan rencana dan tekad untuk melakukan perilaku yang ditargetkan. (Simon,
2016). Secara umum, niat individu untuk melakukan perilaku tertentu tumbuh lebih
kuat sesuai dengan sikap positif yang dimiliki. Semakin kuat niat seseorang untuk
Hal ini juga yang menjadi dasar pemahaman terhadap niat beli konsumen yang
dipandang sangat penting, karena perilaku pembelian terakhir yang dilakukan dapat
diprediksi dari niat konsumen tersebut. Konsumen akan memutuskan apakah mereka
tersedia bagi mereka (Pappas, 2016). Demikian halnya dengan keputusan pasca
30
pembelian, konsumen juga akan memutuskan apakah akan menjadi pelanggan tetap
pada suatu produk atau akan mencari produk lain. Keputusan ini tentunya didasarkan
pada niat yang dilanjutkan oleh sikap, namun tentu saja niat dan sikap tersebut
didorong oleh berbagai alasan, entah alasan yang bersumber dari dalam diri yang
berupa perasaan bahwa produk yang dipilih sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi
harapan, atau dorongan dari niat dan sikap ini berasal dari pihak-pihak yang memiliki
kesamaan rasa suka dan kebutuhan akan produk tersebut (Darsono, 2020).
Menurut chaudhuri & Holbrook dalam Seprianti Eka Putri (2022), kepercayaan
Menurut Delgado dalam Iendy Zelviean Adhari (2021) kepercayaan merek atau
brand trust adalah adanya harapan atau kemungkinan yang tinggi bahwa merek
Menurut Kertajaya dalam jurnal Senen Abdi Santoso (2021) dari sudut pandang
perusahaan, brand trust adalah merek yang berhasil menciptakan brand experience
yang berkesan dalam diri konsumen yang berkelanjutan dalam jangka panjang,
Menurut (Ballester et al., 2016) brand trust merupakan rasa aman yang dimiliki
oleh seorang konsumen melalui interaksinya dengan merek yang didasarkan pada
persepsi konsumen bahwa merek tersebut dapat dipercaya dan bertanggung jawab
31
untuk kepentingan dan kesejahteraan konsumen. Selain itu (Afzal et al., 2014)
mengutarakan bahwa kepercayaam pelanggan pada merek atau brand trust diartikan
sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan resiko yang
dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hal yang positif.
Selain itu, menurut Delgado ( dalam Rizan et al., 2012), kepercayaan merek
atau brand trust merupakan kemampuan merek untuk dipercaya (brand reliability),
yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi
nilai yang dijanjikan dan intensi baik merek (brand intention) yang didasarkan pada
konsumen. Brand trust didefinisikan oleh Chatterjee dan Chaudhuri (2005), sebagai
kepercayaan pelanggan yang dibangun dari keandalan dan integritas dari sebuah
merek. Artinya bahwa untuk memperoleh brand trust perlu adanya integritas atau
juga posisi sebuah merek di dalam masyarakat sehingga masyarakat mampu percaya
dan pada akhirnya memutuskan untuk menggunakan sebuah merek tersebut. Brand
trust yaitu kemampuan konsumen untuk terus bergantung pada suatu merek ketika
Bisnis, 2018).
untuk mengandalkan merek dalam menggunakan setiap fungsi yang dijanjikan oleh
produk yang dihasilkan perusahaan. Delgado dalam Susilawati & Wufron (2017). Hal
a. Jangka panjang
b. Ketulusan
dihasilkan.
c. Kejujuran
seperti kenyamanan dalam menggunakan dan tidak adanya komplain, serta secra
Menurut Sivesan dalam Jodi & Adhika (2019) untuk mengatasi penetrasi yang
dilakukan oleh kompetitor, maka perusahaan akan tetap menjaga pangsa pasarnya,
salah satunya dengan membentuk citra merek yang kuat oleh perusahaan. Tanpa citra
merek yang kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik
33
a. Achieving result adalah harapan terhadap janji yang harus dipenuhi kepada
pembeli.
antara ucapan dan tindakan dalam menangani setiap situasi yang di alami
pembeli.
dengan produk.
Menurut Kustini & Ika dalam Adiwidjaja & Tarigan (2017), brand trust dapat
(dimension of intentionality).
a. Dimension of Viability
Dimensi ini mewakili sebuah persepsi bahwa suatu merek dapat memenuhi dan
memuaskan kebutuhan dan nilai konsumen. Dimensi ini dapat diukur melalui
b. Dimension of Intentionality
Dimensi ini mencerminkan perasaan aman dari seorang individu terhadap suatu
merek. Dimensi ini dapat diukur melalui indikator security dan trust.
34
Menurut Lau & Lee dalam Sunarti et al (2018:62) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi Kepercayaan merek, ketiga faktor ini berhubungan dengan tiga entitas
pada reputasi, motif yang dipersepsikan, serta integritas dari perusahaan yang
hubungan merek dengan konsumen, dimana konsumen yang memiliki kecintaan pada
sutu merek akan memberikan saran serta pengawasan pada merek, konsumen,
maupun calon konsumen. Menurut (Keller & Lehmann, 2013) brand is a name, term,
sign, symbol or design or combination of these, that identifies the maker or seller of a
suatu kombinasi nama, tanda dan simbol yang membedakan suatu produk atau jasa
dengan produk jasa lainya. Apabila merek yang diciptakan perusahaan sudah kuat,
maka merek tersebut akan sukses dipasar. Apabila merek yang diciptakan perusahaan
sudah kuat, maka merek tersebut akan sukses dipasar. Sebuah merek yang sukses
secara strategis untuk masa yang akan datang dan bersaing secara efektif dengan
lebih loyal terhadap merek atau menyebarkan kata-kata positif tentang merek ke
berbagai pihak. Penilaian tersebut dinamakan dengan cinta merek (brand love). Hasil
36
penelitian menunjukkan cinta atas kepuasan konsumen lebih besar terhadap merek
dalam kategori produk hedon dibandingkan terhadap produk yang bermanfaat, serta
mode satisfaction, i.e., a response experienced by some, but not all, satisfied
consumers. Pengertian brand love tersebut tertuju pada sebuah tingkatan kepuasan
konsumen yang menghasilkan sikap konsumen untuk mencintai merek akan tetapi
tidak semua kosumen merasakan sebuah kepuasan untuk mencintai sebuah merek.
Sedangkan pengertian brand love menurut (Carroll & Ahuvia, 2015) berbeda dari
pengertian sebelumnya yaitu mengatakan bahwa brand love is defined as the degree
name. Brand love merupakan tingkatan emosional yang penuh gairah kepuasan
(Langeslag & Van Strien, 2016), “The word ‘love’ has many different meanings and
may have different meanings to different people”. Istilah “love” memiliki banyak arti
yang berbeda-beda untuk setiap orang. Tiap orang bisa mengartikan love dengan arti
menurut (Rahmat Kaur Kochar & Dr. Daisy Sharma, 2015), “Love is a combination
of emotions, cognitions, and behaviors that often plays a crucial role in intimate
romantic relationships”. Love dipahami sebagai kombinasi antara emosi, kognisi, dan
perilaku yang memiliki peran dalam menciptakan hubungan dekat yang bersifat
37
Berdasarkan hasil definisi tersebut maka dapat disimpulakn bahwa brand love
menunjukan bahwa brand love sebagai bentuk kepuasan konsumen atas respon dan
of affiliation and need for dependence, predisposition to help, and exclusivity and
absorption (inclusion of the other)” (p. 1063). Rasa cinta pada sebuah merek
sebuah merek dan tidak bisa beralih ke merek lainnya. Kecintaan pada sebuah
b. Predisposition to help
Kecintan sebuah merek pada diri pelanggan juga melahirkan respon positif
adanya perasaan hubungan khusus pada sebuah merek, dan hubungan tersebut
dengan merek tertentu. Ini sebagai bentuk rasa cinta konsumen pada suatu merek.
b. Brand attachment
Adanya keterikatan perasaan terhadap suatu brand oleh konsumen. Hal ini
membuat jiwa konsumtif konsumen untuk membeli satu bahkan lebih dari suatu
produk.
Konsumen akan memberi penilaian atau ulasan pada produk ketika selesai
memakai barang atau jasa. Penilaian yang baik akan diberikan apabila konsumen
Indikasi rasa cinta konsumen terhadap suatu brand dibuktikan dengan cara
Kecintaan merek mengacu pada emosi mendalam yang dialami pelanggan dan
berkaitan dengan merek tertenu. Unal & Aydın (2013) mengatakan ada dua faktor
yang memengaruhi brand love yaitu pertama, Brand image merupakan citra merek
untuk mencintai sebuah merek. Kedua, Social self menjelaskan dukungan sebuah
merek terhadap citra diri yang diinginkan oleh pelanggan dan menyebabkan
mempengaruhi brand love atau kecintaa terhadap merek, faktor tersebut adalah brand
merek untuk membantu konsumen dalam membangun citra diri, sedangkan kepuasan
berhubungan dengan evaluasi antara harapan dan realisasi dari kinerja merek yang
dirasakan oleh konsumen. Semakin kuat brand identification dan semakin tinggi
WoM. Hal ini sepandang dengan Sarkar (2017) yang mendefinisikan brand
evangelism sebagai bentuk pesan e-WoM positif yang lebih kuat dimana konsumen
lain untuk loyal. Pemasaran merek yang kompetitif tak jarang mendorong konsumen
wujud cinta dan dukungan konsumen juga dilakukan melalui advokasi yang mampu
mempengaruhi individu lain untuk membeli produk yang sama. Artinya, semakin
tinggi pesan advokasi e-WoM yang diterima merek dari konsumen, maka akan
Sajoy, P.B. (2018) merincikan beberapa faktor strategi yang dapat mendorong
Sebuah merek yang memiliki produk dengan kualitas baik secara positif akan
publik yang positif. Untuk menjaga hal ini, sebuah merek harus menjaga
sehingga komunikasi dua arah antar merek dan konsumen dapat terus terjaga
melalui jenis dan ruang tempat mereka berkumpul. Semakin aktif ruang diskusi
Sehingga semakin positif dan menarik konten yang disebarkan, maka akan
individu lain.
a. Brand satisfaction
42
yang dapat terpenuhi sebagai kebutuhan emosional pelanggan (Chen dkk, 2020).
dimiliki pelanggan maka akan semakin tinggi pula potensi tumbuhnya perilaku
advokasi pada konsumen lain sebagai bentuk loyalitas merek (Anggraini, 2018).
c. Brand salience
Lamlo & Selamat (2020) menyimpulkan brand salience sebagai bentuk kekuatan
pembelian.
d. Brand trusts
Konsep brand trust dinilai dapat dijadikan indikator utama keberhasilan brand
minat beli produk. Artinya, semakin nilai merek dapat berkesan positif,
trustworthy, reliable, honest, dan aman di benak pelanggan maka akan semakin
tinggi pula kemungkinan merek masuk dalam perbincangan publik dengan berita
yang positif.
43
e. Opinion leaderships
lain.
referensi indikator untuk mengukur efektivitas pesan brand evangelist dan kaitannya
dalam mempererat hubungan asosiasi pelanggan dengan merek (brand loyalty) pada
yang didukung oleh kecepatan teknologi. Hal ini membuka peluang kompetisi bagi
konsumen sehingga memiliki peluang besar untuk dipilih. Kecepatan dan padatnya
berbagai informasi yang tersedia. Jika dulu konsumen yang sibuk mencari informasi
tertentu, maka saat ini informasi tersebut seolah berdatangan dengan sendirinya dan
dapat diatur sedemikian rupa sehingga lebih mudah untuk sampai kepada pihak
konsumen. Maka dari itu konsep branding menjadi semakin dibutuhkan setiap
terhadap brand, membangun rasa percaya konsumen kepada brand dan membangun
rasa cinta konsumen terhadap brand. Branding yang kuat akan membuat pelanggan
Mengingat era digital saat ini yang juga merubah perilaku konsumen, maka
brand. Tentu saja hal ini akan menguntungkan perusahaan karena secara tidak
langsung hal ini menjadi bentuk lain dari promosi yang efektif karena berdasar pada
pengalaman riil sehingga tingkat akurasi informasinya sangat tinggi. Maka secara
tidak langsung kegiatan ini dapat menciptakan konsumen baru, sementara pelanggan
lama semakin memiliki dedikasi dan rasa memiliki yang sangat kuat terhadap
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana perilaku konsumen setia yang
telah berhasil dibangun melalui branding perusahaan sehingga memiliki Brand trust
dan Brand love yang sangat tinggi yang kemudian mampu membangun Brand
evangelism, yang mana ikatan emosional ini terbentuk dengan didasarkan pada
kesamaan nilai-nilai pribadi konsumen yang terwakili oleh brand tersebut atau
menjadikan konsumen tersebut lebih dari sekedar loyal, namun juga bertindak fanatik
serta secara sukarela menceritakan hal-hal positif mengenai brand yang dipilih
kepada pihak lain dengan tujuan pihak tersebut mengikuti pilihannya. Adapun Brand
pembelian ulang, hal ini terlihat dari adanya rencana membeli dalam waktu dekat,
dimana produk dari brand tersebut menjadi keharusan untuk dibeli secara berkala,
juga konsumen tersebut akan membeli setiap produk baru yang dikeluarkan brand
tersebut. Sedangkan Positive Brand Referral atau juga dikenal sebagai positive word-
dan berusaha mempengaruhi orang lain untuk membeli produk yang sama. Dan
dari kompetitor.
kepercayaan yang mendalam terhadap brand tersebut (Brand Trust). Brand trust
konsumen terhadap suatu merek, dan merek tersebut dapat dipercayai serta
ditawarkan sesuatu yang dinyatakan pihak lain “lebih baik”, namun keyakinan
46
terhadap pilihannya akan membuat konsumen ini menetap. Adapun Brand trust dapat
diukur dengan Intentionality; diartikan sebagai rasa aman yang dirasakan konsumen
ketika menggunakan produk dari brand yang dipilih, hal ini bisa terlihat dari adanya
nilai yang tinggi dimata konsumen. Selanjutnya Brand trust juga diukur dengan
Viability; diartikan sebagai persepsi yang melekat bahwa brand yang dipilih dapat
Selain Brand Trust, seseorang dapat menjadi Brand Evangelist pada saat
merasa memiliki dan mencintai suatu Brand (Brand love), bahkan berani
yang memiliki Brand love bahkan tidak peduli terhadap kekurangan atau kesalahan
dari brand yang dia pilih. Brand love dapat diartikan sebagai pengalaman emosional
yang sangat kuat antara konsumen dengan merek. Brand love dapat diukur dengan
Brand love juga diukur dengan Brand Passion yaitu struktur psikologis berdasarkan
atau bahkan kompleks konsumen terhadap sebuah merek. Indikator dari Brand
dengan merek.
47
Namun pada dasarnya, baik Brand Trust, Brand love maupun Brand
evangelism dapat terbentuk apabila konsumen merasakan kesesuaian antara nilai yang
ada pada suatu Brand dengan nilai-nilai yang ada pada pribadi konsumen tersebut.
bergantung pada suatu merek tertentu dan berpersepsi bahwa merek tersebut sangat
antara satu atau sekelompok teman bicara, pembeli dan konsumen di setiap
pengambilan keputusan yang diamati dalam karakteristik kedua belah pihak (merek
dan konsumen) dan mengambil keuntungan dari kemiripan ini untuk membentuk citra
merek produk. Adapun Dimensi dari Value Congruity yaitu Value Congruity of Self-
Brand (VCSB), dimana yang menjadi dasar pemilihan brand tertentu yaitu kesamaan
nilai-nilai yang ada pada merek dengan nilai-nilai individu atau kepribadian
Community (VCSC), dimana yang menjadi dasar pemilihan brand tertentu yaitu
adanya kesamaan nilai-nilai yang ada pada suatu kelompok atau komunitas tertentu
dengan nilai-nilai atau karakteristik konsumen tersebut. VCSC diukur dengan Share
ε2
H5
ε1
BRAND TRUST H7
48
Gambar 2.1
Model Penelitian
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan cerminan dari kemampuan seorang peneliti untuk menelusuri dan
mengidentifikasi penelitian terdahulu yang relevan dengan topik atau permasalahan dalam penelitian yang
dilakukannya. Setiap penelitian yang dilakukan terdapat perbedaan dalam konteks lingkungan yang berbeda dan
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian dengan penelitian-penelitian sebelumnya, sekalipun penelitian
tersebut merupakan replikasi penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1
berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Penulis,
N
Judul Jurnal Tujuan Penelitian Sampel Metode Hasil
o
(Tahun)
1 The Influence Stefanus Tujuan dari Sampel dari Penelitian ini Hasil dari
Of Brand Mamesah penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan metode penelitian ini
Identification (2020) untuk menganalisa adalah 100 kuantitatif dengan menemukan
And Brand Jurnal EMBA faktor-faktor mahasiswa aktif penyebaran kuesioner bahwa brand
Satisfaction penentu yang di FEB Unsrat untuk mendapatkan data, identification dan
Of mempengaruhi dan Regresi Linear brand satisfaction
Smartphone brand evangelism Berganda sebagai alat keduanya
Products On mahasiswa FEB analisa memiliki
Brand Unsrat, dalam hal ini hubungan yang
Evangelism yaitu brand positif dan
identification dan signifikan
brand satisfaction terhadap brand
28
29
Penulis,
N
Judul Jurnal Tujuan Penelitian Sampel Metode Hasil
o
(Tahun)
evangelism.
Berdasarkan hasil
ini,
direkomendasika
n untuk
perusahaan
smartphone
untuk focus pada
bagaimana cara
perusahaan untuk
bisa membuat
ikatan dengan
konsumen
mereka.
2 Understandin Lina Anggarini, Penelitian ini Data yang Metode yang digunakan Hasil penelitian
g Brand (2018) bertujuan untuk digunakan dalam berdasarkan penerapan menunjukkan
Evangelism SIJDEB, 2(1), mengetahui penelitian ini desain penelitian survei bahwa kepuasan
and the pemahaman brand diperoleh kuantitatif. Metode merek,
Dimensions evangelism dan dengan analisis data yang identifikasi
Involved in a dimensi yang menyebarkan digunakan dalam merek konsumen,
Consumer terlibat dalam kuesioner online penelitian ini adalah arti-penting
Becoming konsumen menjadi kepada 468 analisis regresi berganda merek,
Brand brand evangelist responden yang kepercayaan
Evangelist telah merek, dan
menggunakan kepemimpinan
Apple iPhone opini mempunyai
minimal 6 bulan pengaruh positif
di Indonesia terhadap brand
evangelism.
30
Penulis,
N
Judul Jurnal Tujuan Penelitian Sampel Metode Hasil
o
(Tahun)
3 Do value Paul Harrigan and Berdasarkan logika Responden yang Pemodelan persamaan Sebagian besar
cocreation Sanjit K. Roy layanan, penulis direkrut melalui struktural kuadrat terkecil penelitian
and (2021) menyelidiki Amazon MTurk parsial (PLS-SEM) menyelidiki
engagement Marketing bagaimana disurvei digunakan untuk menguji penciptaan nilai
drive brand Intelligence & penciptaan nilai mengenai model penelitian. dari perspektif
evangelism? Planning , 39(3), mengarah pada penggunaan Temuan – Penciptaan peran dalam
345-360. perilaku evangelis media sosial nilai dan keterlibatan dan/atau peran
yang berhubungan dalam merek pelanggan adalah ekstra mengenai
dengan merek pengambilan pendorong perilaku manfaatnya bagi
(pertahanan merek keputusan terkait evangelis terkait merek, perusahaan.
dan advokasi pariwisata. Total yang menekankan Melalui logika
merek). Para penulis ukuran sampel pentingnya keduanya layanan, penulis
menganalisis yang dapat dalam pemasaran dan mengilustrasikan
interaksi antara digunakan bagaimana keduanya bagaimana hal itu
penciptaan nilai dan adalah 397 mendorong hasil mengarah pada
keterlibatan merek perilaku. perilaku
pelanggan di media evangelis terkait
sosial dalam merek
mendorong hasil ini.
Para penulis juga
mempertimbangkan
peran kecintaan
terhadap merek
dalam memunculkan
perilaku injili terkait
merek
4 Analisis Crizki Arouw, Tujuan dari Sampel pada Penelitian ini merupakan Hasil pengolahan
Pengaruh Margaretha Pink penelitian ini adalah penelitian ini penelitian kuantitatif data menyatakan
Brand Berlianto untuk mengetahui adalah sebanyak deskriptif. Subjek dari bahwa
31
Penulis,
N
Judul Jurnal Tujuan Penelitian Sampel Metode Hasil
o
(Tahun)
Experience, (2022) apakah brand 272 yang penelitian ini adalah pengalaman
Brand PROCEEDING experiene, brand diperoleh dari pengguna iPhone. merek
Loyalty, Dan NATIONAL loyalty, dan brand penyebaran Metode analisis data berpengaruh
Brand CONFERENCE satisfaction kuesioner yang digunakan adalah positif terhadap
Satisfaction BUSINESS, berpengaruh melalui Google PLS-SEM dengan dua penginjilan
Terhadap MANAGEMENT terhadap brand form secara tahap, yaitu outer model merek,
Brand , AND evangelism iPhone online dan inner model. pengalaman
Evangelism ACCOUNTING Penelitian ini merek
Pada Apple (NCBMA) memanfaatkan SmartPLS berpengaruh
Iphone sebagai softwarenya. positif terhadap
Indikator yang ada pada loyalitas merek,
penelitian ini adalah pengalaman
sebanyak 21. merek
berpengaruh
positif terhadap
kepuasan merek,
loyalitas merek
berpengaruh
positif terhadap
penginjilan
merek, kepuasan
merek tidak
berpengaruh
positif terhadap
penginjilan
merek, loyalitas
merek memediasi
hubungan
pengalaman
32
Penulis,
N
Judul Jurnal Tujuan Penelitian Sampel Metode Hasil
o
(Tahun)
merek dengan
penginjilan
merek, kepuasan
merek tidak
memediasi
hubungan
pengalaman
merek dengan
penginjilan
merek.
5 Factors Monica Widodo Penelitian ini total responden Penelitian ini termasuk Hasil penelitian
Influencing (2024) bertujuan untuk yang dalam kategori penelitian menunjukkan
and Their Journal of menguji dan berpartisipasi deskriptif kuantitatif. bahwa kualitas
Impact On Management, memahami apakah dalam penelitian Data dikumpulkan dari interaksi, kualitas
Brand Vol. 13 No. 6 kualitas interaksi, adalah 201 orang populasi sasaran yang lingkungan fisik,
Evangelism kualitas lingkungan terdiri dari individu kualitas hasil,
fisik, kualitas hasil, pemilik Kartu Starbucks, citra merek,
citra merek, melakukan pembelian di simbolisme
simbolisme merek, Starbucks dua kali merek, dan
dan kepuasan seminggu, pernah kepuasan
pelanggan merekomendasikan pelanggan
mempengaruhi dan Starbucks kepada teman berpengaruh
berdampak pada atau keluarga, dan positif terhadap
penginjilan merek di berdomisili di wilayah penginjilan
Starbucks Jabodetabek. merek di
Jabodetabek Pengumpulan data Starbucks
dilakukan dengan Jabodetabek
menyebarkan kuesioner.
Selanjutnya data diolah
33
Penulis,
N
Judul Jurnal Tujuan Penelitian Sampel Metode Hasil
o
(Tahun)
dan dianalisis
menggunakan
pendekatan Partial Least
Square Structural
Equation Modeling (PLS
SEM) dari Smartpls 3.0.
Analisis regresi berganda
digunakan dalam analisis
data
6 Analisis Fauzan Alif Penelitian ini Sampel Penelitian menggunakan Hasil penelitian
Pengaruh Fathurrahman bertujuan ditentukan pendekatan kuantitatif. menunjukkan (1)
Kepercayaan (2018) menganalisis dengan purposiv Populasi penelitian kepercayaan
Merek JURNAL pengaruh e adalah penggemar merek secara
Terhadap MANAJEMEN kepercayaan merek sampling, jumla merek boy/girlband Kore signifikan
Brand BISNIS terhadap brand h sampel a Selatan serta Indonesia berpengaruh
Evangelism INDONESIA, evangelism dimedias sebanyak 432 di Indonesia. Metode positif
Dengan Vol 7. No. 6 i variabel orang analisis data yang terhadap brand
Identifikasi identifikasi merek digunakan evangelism. (2)
Merek Dan dan brand passion adalah structural kepercayaan
Brand equation merek secara
Passion modeling (SEM) dengan signifikan
Sebagai bantuan uji sobel berpengaruh
Variabel positif
Mediasi terhadap brand
passion. (3)
kepercayaan
merek secara
signifikan
berpengaruh
34
Penulis,
N
Judul Jurnal Tujuan Penelitian Sampel Metode Hasil
o
(Tahun)
positif terhadap
identifikasi
merek. (4)
Identifikasi
merek secara
signifikan
berpengaruh
positif
terhadap brand
passion. (5)
Identifikasi
merek secara
signifikan
berpengaruh
positif
terhadap brand
evangelism.
(6) Brand
passion secara
signifikan
berpengaruh
positif
terhadap brand
evangelism. (7)
Kepercayaan
merek secara
signifikan
berpengaruh
positif
35
Penulis,
N
Judul Jurnal Tujuan Penelitian Sampel Metode Hasil
o
(Tahun)
terhadap brand
passion dimedias
i oleh identifikasi
merek. (8)
Kepercayaan
merek secara
signifikan
berpengaruh
positif
terhadap brand
passion dimedias
i oleh identifikasi
merek. (9)
Kepercayaan
merek secara
signifikan
berpengaruh
positif
terhadap brand
passion dimedias
i oleh identifikasi
merek. (10)
Kepercayaan
merek secara
signifikan
berpengaruh
positif
terhadap brand
passion dimedias
36
Penulis,
N
Judul Jurnal Tujuan Penelitian Sampel Metode Hasil
o
(Tahun)
i oleh identifikasi
merek.
7 When The Nur Fariz, Penelitian ini Survei ini dipilih Analisis data Temuan
Influence Of (2023) berupaya untuk menggunakan menggunakan analisis penelitian ini
Brand Love JIMMU, VOL. 8 menguji pengaruh purposive faktor dan Lisrel- adalah hipotesis
On Buying NO. 2 brand love yang sampling di structural Equation yang mendukung
Satisfaction dibentuk oleh brand Jabota Modeling (SEM). antara lain
And Intention experience dan (singkatan dari pengalaman
brand trust terhadap Jakarta – Bogor merek
e-satisfaction serta – Tangerang) berkontribusi
melihat dengan kriteria terhadap
kemungkinan pengambilan kecintaan merek,
pelanggan untuk sampel kemudian
kembali penelitian ini kecintaan merek
menggunakan adalah menunjukkan
layanan online pelanggan pesan hasil positif yang
khususnya di bidang antar makanan mempengaruhi
produk makanan online kepuasan
elektronik, dan
kecintaan merek
juga berpengaruh
positif terhadap
niat pembelian
ulang. Sumber
daya ini diartikan
bahwa
kepercayaan
merek tidak
berpengaruh
37
Penulis,
N
Judul Jurnal Tujuan Penelitian Sampel Metode Hasil
o
(Tahun)
positif terhadap
kecintaan merek,
pengalaman
merek tidak
menunjukkan
hasil positif
terhadap niat
membeli ulang
dan kepuasan
elektronik juga
tidak
memberikan
kontribusi positif
terhadap niat
membeli ulang.
2.4 Hipotesis
sampai melalui data yang terkumpul. Berdasarkan teori yang ada maka dirumuskan
28
DAPUS BAB 2
Afzal, H., Khan, M. A., Rehman, K. ur, Ali, I., & Wajahat, S. (2014). Consumer’s
Trust in the Brand: Can it be built through Brand Reputation, Brand Competence
and Brand Predictability. International Business Research, 3(1).
https://doi.org/10.5539/ibr.v3n1p43
Ahmed Sallam, M. (2015). the Effects of Satisfaction and Brand Identification on
Brand Love and Brand Equity Outcome: the Role of Brand Loyalty. European
Journal of Business and Social Sciences, 4(09).
Albert, N., Merunka, D., & Valette-Florence, P. (2008). When consumers love their
brands: Exploring the concept and its dimensions. Journal of Business Research,
61(10). https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2007.09.014
Badrinarayanan, V., & Laverie, D. (2013). The role of manufacturers’ salespeople in
inducing brand advocacy by retail sales associates. Journal of Marketing Theory
and Practice, 21(1). https://doi.org/10.2753/MTP1069-6679210104
Carroll, B. A., & Ahuvia, A. C. (2015). Some antecedents and outcomes of brand
love. In Marketing Letters (Vol. 17, Issue 2). https://doi.org/10.1007/s11002-
006-4219-2
Delgado-Ballester, E., & Munuera-Alemán, J. L. (2016). Does brand trust matter to
brand equity? Journal of Product and Brand Management, 14(3).
https://doi.org/10.1108/10610420510601058
Doss, S. K. (2015). “Spreading the Good Word”: Toward an Understanding of Brand
Evangelism. In The Sustainable Global Marketplace.
https://doi.org/10.1007/978-3-319-10873-5_259
Doss, S. K., & Carstens, D. S. (2014). Big Five Personality Traits and Brand
Evangelism. International Journal of Marketing Studies, 6(3).
https://doi.org/10.5539/ijms.v6n3p13
Keller, K. L., & Lehmann, D. R. (2013). Brands and branding: Research findings and
future priorities. Marketing Science, 25(6).
https://doi.org/10.1287/mksc.1050.0153
Langeslag, S. J. E., & Van Strien, J. W. (2016). Regulation of romantic love feelings:
Preconceptions, strategies, and feasibility. PLoS ONE, 11(8).
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0161087
Matzler, K., Pichler, E. A., & Hemetsberger, A. (2015). Who is Spreading the Word?
The Positive Influence of Extraversion on Consumer Passion and Brand
28
29
Anggraini, L., 2018. Understanding brand evangelism and the dimensions involved in
a consumer becoming brand evangelist. Sriwijaya International Journal of
Dynamic Economics and Business, pp.63-84.
Harrigan, P., Roy, S.K. and Chen, T., 2021. Do value cocreation and engagement
drive brand evangelism?. Marketing Intelligence & Planning, 39(3), pp.345-360.
Arouw, C. and Berlianto, M.P., 2022, August. Analisis pengaruh brand experience,
brand loyalty, dan brand satisfaction terhadap brand evangelism pada apple
iphone. In Proceeding National Conference Business, Management, and
Accounting (NCBMA) (Vol. 5, pp. 260-266).
Widodo, M. and Ginting, A.M., 2024. Factors Influencing and Their Impact On
Brand Evangelism. Enrichment: Journal of Management, 13(6), pp.3773-3781.
Fariz N, 2023, When The Influence Of Brand Love On Buying Satisfaction And
Intention. Jurnal Ilmu Manajemen (JIMMU). (8) 2. 10.33474/jimmu.v8i2.20404