PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Dunia pendidikan di Indonesia, mau tidak mau ikut terimbas oleh wabah
Covid-19, terutama pelaksana keseharian pembelajaran di sekolah, yang biasanya
dilaksanakan secara tatap muka berubah menjadi daring (Riskiono, dkk., (2021).
Hal tersebut mengharuskan semua sekolah melaksanakan pembelajaran daring
(Kemendikbud, 2020a) dan semua siswa harus belajar dari rumah (Kemendikbud,
2020b). Pembelajaran daring dapat menjadi masalah bagi guru(Asmuni, 2020),
namus tetap memiliki keunggulan, diantaranya akses pendidikan menjadi sangat
luas dan menghilangkan batasan pada materi tertentu (Mustofa, dkk., (2019), serta
memungkinkan guru, siswa memiliki perangkat pendukung kemudian mampu
mengoperasikannya (Andriani, 2015). Menurut Oktaviani, dkk., (2021)
Keterlaksanaan pembelajaran daring selama ini, tentu memerlukan evaluasi tentang
keberhasilan atau berbagai hambatannya, salah satunya dengan melakukan
penelitian tindakan kelas.
Pelaksanaan proses pembelajaran saat sudah tidak ada pandemi tentu dapat
dilakukan dengan semaksimal mungkin. Guru sebagai orang yang paling
bertanggungjawab terhadap keberhasilan siswa dalam menuntut ilmu selama
disekolah, perlu untuk sangat memperhatikan hal tersebut (Rahman, 2022). Semua
guru yang terlibat dalam pembelajaran siswa wajib untuk mencurahkan semua
kemampuannya untuk membelajarkan semua siswa semaksimal mungkin (Farida,
2022). Selayaknya ketika pelaksanaan pembelajaran selesai dilaksanakan, maka
semua siswa dapat memahami dan menguasai apa-apa saja yang telah dipelajari
(Hamid, 2020). Berarti, berbagai saya upaya yang telah guru lakukan tidak sia-sia.
Sehingga dapat disimpulkan pembelajaran yang dialami oleh semua siswa tuntas.
3
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya perbaikan dalam berbagai
hal, baik kurikulum, fasilitas, media, model, dan peningkatan kapasitas SDM. Salah
satu bentuk peningkatan kapasitas SDM adalah dengan kemampuan guru dalam
menyesuaikan kondisi pada saat ini di era digital dan teknologi informasi. Kondisi
ini juga dialami oleh mitra dalam pengabdian ini yakni SMA Taman Mulia Sungai
Raya yang beralamat di jalan Supadio Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya,
Kalimantan Barat. SMA Taman Mulia Sungai Raya sebagai lembaga pendidikan
menengah dihadapkan pada tuntutan perkembangan teknologi informasi, terutama
kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). AI menawarkan peluang besar
untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan membantu mempersiapkan
generasi muda menghadapi tantangan masa depan. Namun, penerapan teknologi ini
memerlukan pemahaman dan kompetensi yang memadai dari para guru dalam
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran.
B. Permasalahan Mitra
Namun tidak semua yang ideal seperti dituliskan sebelumnya terjadi
dilapangan. Kondisi pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru
setelah pandemi Covid-19, masih terlaksana seperti pandemi masih berlangsung.
Banyak guru ketika melaksanakan tugasnya, hanya meminta siswa untuk
menyelesaikan tugas di lembar kerja siswa (LKS) saja. Tidak banyak yang
membimbing siswa selayak pelaksanaan pembelajaran yang seharunya.
Memberikan perlakuan sesuai model pembelajaran yang tertuang di rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Beberapa hal tersebut juga dialami oleh beberapa guru di Kabupaten Kubu
Raya, tepatnya Guru SMA Taman Mulia Sungai Raya. Berdasarkan Keterangan
Kepala Sekolah, di peroleh informasi bahwa perilaku guru-guru di sekolahnya yang
demikian itu disebabkan karena tidak ada nara sumber yang dapat membimbing
dalam penyusunan perangkat pembelajaran yang tentukan yang memudahkan. Serta
belum adanya Asisten pribadi yang mampua dan dapat membantu guru dalam
mendesain semua keperluan untuk melaksanakan pembelajaran di kelas.
Secara rinci, permasalahan mitra di SMA Taman Mulia Sungai Raya dapat
dirincikan sebagai berikut:
4
1) Kompetensi AI: Sebagian besar guru di SMA Taman Mulia Sungai Raya
mungkin memiliki keterbatasan dalam memahami konsep dan penerapan
kecerdasan buatan dalam pembelajaran.
2) Materi Ajar Konvensional: Kurikulum tradisional yang belum memanfaatkan
potensi teknologi AI dalam proses pembelajaran dan pembuatan materi ajar.
3) Kesiapan Teknologi: Kemungkinan keterbatasan sarana dan prasarana
teknologi untuk mendukung implementasi AI di lingkungan sekolah.
4) Kurangnya Pengalaman: Guru mungkin tidak memiliki pengalaman praktis
dalam membuat materi ajar berbasis AI.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Tim PKM Program Studi Pendidikan
Matematika bermaksud mengajak semua Dewan Guru beserta Komponen
Pendukung Civitas Akademika SMA Taman Mulia Sungai Raya untuk menyusun
keperluan mereka gueu peersiapan pelaksanaan pembelajaran TP. 2023-2024.
Untuk keperluan tersebut TIM akan memperkenalkan kepada semua peserta
penggunakan Artifisial Inteligent (AI) untuk melaksanakan penyusunan semua
komponen perangkat pembelajaran di sekolah tersebut. Adapun perangkat tersebut
meliputi Materi Ajar, Lembar Kerja Siswa, Soal dan Jawaban yang sesuai
peruntukannya. Untuk keperluan tersebut, maka judul pengabdian pada masyarakat
yang akan dilaksanakan, kami beri judul: Penyusunan Perangkat Pembelajaran oleh
Guru SMA Taman Mulia Sungai Raya Menggunakan Artifacial Intelegency.
5
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN
6
Sedangkan rencana capaian tahunan yang sesuai dengan luaran yang
ditargetkan sesuai dengan tabel 2.2
Status target
Keterangan (url dan nama
capaian(accepted,
jurnal, penerbit, url paten,
No Jenis luaran published,terdaftar
keterangan sejenis dan lainnya)
atau granted, atau
status lainnya)
Luaran wajib
Publikasi pada media
1. massa dalam bentuk Published https://ikippgriptk.ac.id/
online
Luaran Tambahan
Gervasi: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat
1. Artikel Jurnal PKM accepted (http://journal.ikippgriptk.ac.id
/index.php/gervasi)
Laporan PTK dari
2.
beberapa orang guru
5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Mitra dalam hal ini harus yang paling aktif sebagai peserta dan diharapkan
dapat melaksanakan sebuah penyusunan perangkat sesuai pelajaran yang diampu
oleh setiap guru. Penyusunan perangkat tersebut nantinya dapat didampingi sampai
pada proses pencetakan, minimal bentuk pdf. Peserta juga dapat melaksanakan print
out atau ikut melakukan penyusunan draft jurnal untuk disubmid pada berbagai
jurnal. Sedangkan untuk evaluasi kegiatan dilakukan dengan teknik komunikasi
tidak langsung yaitu melalui angket. Agar didapatkan respon dan tanggapan
terhadap kegiatan yang dilakukan.
Metode PKM akan dilaksanakan secara tatap muka yaitu bertempat di SMP
Negeri 12 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya dengan peserta seluruh guru di
sekolah tersebut dengan perkiraan jumlah kurang lebih 30 orang. Tahapan pertama
adalah mendapatkan permintaan dari sekolah mengenai pelaksanaan PKM oleh Para
Dosen IKIP PGRI Pontianak. Tahap kedua, penetapan jadwal pelaksanaan kegiatan
yang disetujui oleh dosen pelaksana dan pihak SMP Negeri 12 Sungai Raya
Kabupaten Kubu Raya. Tahap Ketiga Pelaksanaan Kegiatan yang akan
bertempat di SMP Negeri 12 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Tahap Keempat
Pendampingan penyusunan perangkat pembelajaran. Tahap Kelima, adalah
melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Hasil Kegiatan pleh TIM dari IKIP PGRI
Pobtianak.
6
BAB IV
ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
Adapun anggaran biaya pada kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut.