Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.

1 Juni 2021
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1598

LITERATURE REVIEW

HUBUNGAN MEROKOK DAN HIPERTENSI PADA PASIEN


PENYAKIT JANTUNG KORONER
Eva1, Hadyanto Lim2, Endy Julianto3

1
Program Studi Pendidikan Dokter, ABSTRACT
Fakultas Kedokteran
Universitas Methodist Indonesia
2 Background : Coronary Heart Disease (CHD) is the leading cause of
Departemen Farmakologi, Fakultas
Kedokteran Universitas Methodist
death in Indonesia. CHD is a disease caused by blockage in blood vessels
Indonesia (atherosclerosis) which interferes blood flow to the heart. There are
3
Departemen Parasitologi, Fakultas several risk factors for CHD including smoking and hypertension. The
Kedokteran Universitas Methodist purpose of this study was to determine the correlation between smoking
Indonesia and hypertension in patients with CHD.
Korespondensi:
evacrstana@gmail.com Methods: This study used a literature review method. Data was obtained
from secondary data through documentation techniques. This
documentation was done by searching for articles through Google scholar
and Pubmed. The articles were selected in accordance to the research
variables and inclusion criteria. The articles were analyzed using
compare, contrast, criticize, synthesize, and summarize procedures.

Result: There were 15 articles synthesized from 8.127 articles that met the
inclusion criteria. There were significantly relationship existed between
smoking (8 articles, p < 0.05) and hypertension (7 articles, p < 0.05) and
CHD, respectively.

Conclusion: The finding shows that there is a significantly correlation


between smoking and hypertension in patients with CHD.

Keywords: hypertension, smoking, coronary heart disease

ABSTRAK

Latar Belakang: Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyebab utama


kematian di Indonesia. PJK merupakan penyakit yang disebabkan oleh
sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis) yang mengganggu aliran
darah menuju jantung. Terdapat beberapa faktor risiko dari PJK di
antaranya yaitu merokok dan hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan merokok dan hipertensi pada pasien yang mengidap
PJK.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review. Data


diperoleh dari data sekunder dengan menggunakan teknik dokumentasi.
Dokumentasi ini dilakukan dengan mencari artikel melalui Google scholar
serta Pubmed. Artikel yang dipilih sesuai dengan variabel penelitian dan
kriteria inklusi. Artikel dianalisis dengan menggunakan prosedur compare,
contrast, criticize, synthesize, dan summarize. .

Hasil: Terdapat 15 artikel disintesis dari 8.127 artikel memenuhi kriteria


inklusi. Dari studi tersebut diperoleh 8 artikel yang memiliki data
berhubungan dengan variabel merokok dan PJK (p < 0,05) dan 7 artikel

95
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.1 Juni 2021
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1598
yang memiliki data berhubungan dengan variabel hipertensi dan PJK (p <
0,05).

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara merokok dan


hipertensi pada pasien PJK.

Kata Kunci : hipertensi, merokok, penyakit jantung koroner

PENDAHULUAN penumpukan lemak pada dinding arteri atau


Penyakit Jantung Koroner aterosklerosis. Aterosklerosis tersebut
merupakan penyakit yang disebabkan oleh menyumbat aliran darah menuju jantung dan
sumbatan pada pembuluh darah mengakibatkan PJK.5
(aterosklerosis) yang mengganggu aliran
Hipertensi adalah suatu kenaikan
darah menuju jantung.1
tekanan darah arterial di atas nilai relatif
Menurut World Health Organization normal atau di atas 140/90 mmHg.6 Proses
(WHO) ditemukan 45% dari total 9,4 juta pengaturan tekanan darah diatur oleh sistem
orang yang meninggal akibat PJK. saraf pusat simpatis dan ginjal. Pada sistem
Diperkirakan pada tahun 2030 akan terjadi saraf pusat, ROS akan meningkatkan
peningkatan angka hingga 23,6 juta kasus.2 sympathetic outflow, sedangkan di pembuluh
PJK adalah penyebab kematian utama di darah, ROS akan menginduksi
Indonesia, mencapai 1,25 juta jiwa.3 vasokontriksi, dan pada ginjal menyebabkan
retensi garam dan urin. Peningkatan ROS
Merokok dan hipertensi merupakan faktor dapat meningkatkan respon inflamasi.
risiko terhadap PJK. Pada asap rokok Apabila hipertensi terjadi secara
mengandung zat kimia terutama nikotin serta berkelanjutan akan terjadi kerusakan arteri
karbon monoksida. Kandungan nikotin perlahan-lahan, fibroblast pada dinding arteri
dalam asap rokok dapat mengakibatkan akan memproduksi kolagen dan sel otot
mobilisasi katekolamin yang akan berproliferasi, berujung pada terbentuknya
meningkatkan reaksi trombosit dan plak aterosklerosis. Plak aterosklerosis
mengakibatkan kerusakan dinding arteri. mengeras dan mengganggu aliran darah
Sedangkan karbon monoksida (CO) akan menuju jantung, mengakibatkan PJK.7
berikatan dengan hemoglobin berubah Berdasarkan uraian di atas peneliti
menjadi karboksihemoglobin, ini tertarik untuk melakukan literature review
menyebabkan hipoksia arteri yang dapat yang lebih mendalam mengenai “Hubungan
merusak jantung serta pembuluh darah. Merokok dan Hipertensi Pada Pasien PJK”.
Selain itu dalam rokok terdapat bahan kimia
yang bernama Reactive Oxygen Species
(ROS) yang dapat mengakibatkan nekrosis METODE
pada arteri.4
Penelitian ini menggunakan metode
Jika pembuluh darah terpapar asap rokok literature review, yaitu pencarian artikel
nasional maupun internasional yang sesuai
dengan intensitas banyak maka sel endotel
dengan topik penelitian. Data diperoleh
pembuluh darah akan mengalami kerusakan dari data sekunder dengan menggunakan
yang cukup signifikan, sehingga akan timbul teknik dokumentasi. Dokumentasi ini

96
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.1 Juni 2021
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1598
dilakukan dengan mencari artikel melalui HASIL
Google scholar serta Pubmed. Artikel yang
dipilih sesuai dengan variabel penelitian
Ananlisis data pada penelitian ini
dan kriteria inklusi. Kriteria inklusi pada
ialah berdasarkan jurnal yang telah di
penelitian ini adalah pasien PJK. Artikel
dokumentasikan sesuai dengan variabel pada
dianalisis dengan menggunakan prosedur
penelitian ini. Jurnal yang di analisa akan
compare, contrast, criticize, synthesize, dan
ditampilkan pada table 1 untuk melihat
summarize.8 Setelah melakukan pencarian
kesamaan variabel, jenis penelitian dan
terdapat 15 artikel dari 8.127 artikel yang
karakteristik sampel. Setelah melakukan
memenuhi variabel penelitian dan kriteria
analisa data pada setiap jurnal akan
inklusi dalam rentang waktu 5 tahun
dilakukan review untuk mendapatkan hasil.
terakhir.

Tabel 1. Hasil Anaisis

Nama/Tahun Judul Tujuan Sampel Hasil

Ghaemian et al Prevalensi Penyakit Menilai prevalensi 10.255 sampelHasil uji statistik


(2020) Jantung Koroner penyakit jantung ditemukan nilai p <
yang dilaporkan koroner 0,001 (p < 0,05)
Sendiri dan Faktor yang menunjukkan
Risiko Terkait Pada bahwa terdapat
Populasi Kohort hubungan yang
Tabari signifikan antara
merokok dan
hipertensi dengan
PJK
Hattu et al Hubungan Mengetahui hubungan 86 sampel Berdasarkan hasil
Merokok dengan merokok dengan analisis statistik
(2020) PJK di RSUD Prof. PJK dengan
Dr. W. Z. Johannes menggunakan uji
Kupang koefisisen
Contingensi (c)
antara intensitas
merokok dengan
PJK diperoleh nilai
p = 0,001 (p <
0,05), menandakan
bahwa terdapat
hubungan yang
sangat signifikan
antara intensitas
merokok dengan
PJK
Pracilia et Hubungan
al Antara Mengetahui 96 sampel Hasil uji chi square
(2019) Kebiasaan hubungan antara menunjukkan
Merokok dengan kebiasaan bahwa nilai p =

97
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.1 Juni 2021
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1598
Kejadian PJK Pada merokok dengan 0,000 (p < 0,05)
Pasien yang kejadian PJK sehingga dapat
Berkunjung di dikatakan bahwa
Instalasi terdapat hubungan
Cardiovaskular and antara kebiasaan
Brain Center merokok dengan
(CVBC) kejadian PJK

Ding et al Merokok, Berhenti Mengukur 13.355 sampelHasil analisa statistik


(2019) hubungan jangka ditemukan perokok
Merokok, dan panjang dari 1 bungkus per hari
Risiko Jangka merokok dan (intensitas lebih
Panjang penghentiannya tinggi)
Merupakan 3 menunjukkan HR
Penyakit 2,38 (95% CI: 2,08
Aterosklerotik hingga 2,73) pada
Utama PJK
Sai et al Hiperurisemia dan Mengetahui Pasien yang
Hasil uji statistik
(2018) Merokok Pada hubungan dan efek menjalani didapatkan p <
Dewasa Muda interaktif angiografi 0,024 (p < 0,05)
Dicurigai Hiperurisemia dan koroner di yang menandakan
Menderita Penyakit merokok terhadap Rumah Sakit bahwa terdapat
Arteri Koroner ≤ risiko Coronary Anzhen hubungan yang
35 Tahun: Studi Arteri Disease signifikan antara
Observasi Berbasis (CAD) pada merokok dengan
Rumah Sakit dewasa muda ≤ 35 CAD
tahun
Shahoumian et Merokok, Upaya Memberikan 980.000 Hasil menunjukkan
al (2016) Mengurangi dantingkat prevalensi sampel bahwa 59,2% (95%
Berhenti Merokok: perilaku merokok CI, 58,0% hingga
Prevalensi Didi antara veteran 60,4%) veteran
Antara Veteran Ameriksa Serikat laki-laki dan
dengan penyakit petugas aktif
Dengan Penyakit jantung koroner dengan penyakit
Jantung Koroner jantung koroner
adalah mantan
perokok pada tahun
2011-2012

Iskandar dan Faktor Risiko Membuktikan 67 sampel Dari hasil uji


Ayu (2016) Kejadian PJK di hubungan faktor- korelasi chi-square
RSUD Wales faktor kejadian menunjukkan
Kabupaten PJK di RSUD terdapat hubungan
Cirebon, Jawa Wales Kabupaten yang signifikan

98
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.1 Juni 2021
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1598
Barat Cirebon antara perilaku
merokok dengan
PJK dengan
kekuatan korelasi p
< 0,001 (p < 0,05)

Diastutik (2016) Proporsi Menganalisis 38 sampel Hasil penelitian


Karakteristik proporsi menunjukkan
Penyakit Jantung karakteristik bahwa sebagian
Koroner Pada pasien penyakit besar responden
Perokok Aktif jantung koroner penderita penyakit
Berdasarkan pada perokok aktif jantung koroner
Karakteristik berdasarkan merokok kurang
Merokok karakteristik dari 13 batang per
merokok hari

Monica et al Hubungan Mengetahui 120 sampel Hasil uji hipotesis


(2019) Hipertensi dengan hubungan menggunakan chi-
PJK Pada Pasien hipertensi dengan square didapatkan
Gagal Jantung di PJK pada pasien nilai p = 0,045 (p <
RSUD ULIN gagal jantung di 0,05) yaitu terdapat
Banjarmasin ruang rawat inap hubungan
bangsal alamanda signifikan antara
RSUD Ulin hipertensi dengan
Banjarmasin PJK pada pasien
gagal jantung
Zhou et al (2019) Koeksistensi Menyelidiki 2.589 sampel Berdasarkan hasil
Hipertensi dan koeksistensi analisa statistik
Angiotensin II hipertensi dan didapatkan nilai p <
Pada Risiko angiotensin II 0,001 (p < 0,005)
Penyakit Jantung pada risiko yang menyatakan
Koroner: Studi penyakit jantung bahwa hipertensi
Kohort Prospektif koroner merupakan risiko
Berbasis Populasi tertinggi dari PJK
di Antara Orang
Mongolia Dalam di
Tiongkok
Edy et al Hubungan Mengetahui 60 sampel Hasil uji simple logistic
(2018) Dislipidemia dan hubungan regression
Hipertensi hipertensi terhadap ditemukan nilai p =

99
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.1 Juni 2021
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1598
Terhadap Kejadian kejadian PJK pada 0,021 (p < 0,05)
PJK Pada Anggota anggota TNI di yang menunjukkan
TNI < 40 Tahun di Rumah Sakit TK bahwa hipertensi
RS TK II Putri II Putri Hijau berhubungan
Hijau Medan Medan terhadap kejadian
PJK

Amisi et al Hubungan Antara Menganalisa 100 sampel Hasil uji statistik


(2018) Hipertensi Dengan hubungan antara diperoleh nilai p =
Kejadian Penyakit hipertensi dengan 0,028 (p < 0,05),
Jantung Koroner kejadian PJK yang menunjukan
Pada Pasien Yang bahwa hipertensi
Berobat Di Rumah berhubungan
Sakit Umum Pusat dengan kejadian
Prof. Dr. R. D. PJK
Kandou Manado
Saluveer et al Hipertensi Membuktikan Data Hasil uji statistik
(2017) Dikaitkan Dengan bahwa hipertensi dikumpulkan didapatkan nilai p <
Peningkatan meningkatkan dari SCAAR 0,001 (p < 0,05)
Mortalitas Pada mortalitas jangka (Swedish yang menunjukkan
Pasien dengan panjang setelah Coronary bahwa hipertensi
Penyakit Jantung Percutaneous Angiography meningkatkan
Iskemik Setelah Coronary and risiko PCI
Revaskularisasi Intervention (PCI) Angioplasty
Dengan Intervensi Registry)
Koroner Perkutan -
Laporan Dari
SCAAR
Chen et al Prediksi Risiko 3 Mempelajari 3.395 sampel Dari hasil analisa
(2017) Tahun Penyakit faktor risiko statistik didapatkan
Jantung Koroner tradisional dan nilai p < 0,001 (p <
pada Pasien nontradisional PJK 0,005) yang
Hipertensi: Studi pada populasi menyatakan bahwa
Awal hipertensi terdapat hubungan
signifikan antara
hipertensi dengan
PJK
Lubis dan Hubungan Faktor- Mengetahui Pasien yangHasil analisa bivariat
Syahid Faktor Risiko hubungan faktor- berkunjung di didapatkan nilai
(2016) Dengan Kejadian faktor risiko Poli Klinik significancy 0,073
PJK di Klinik dengan kejadian Jantung RS (p > 0,05) yang

100
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.1 Juni 2021
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1598
Jantung Rumah PJK di Klinik Waled menunjukkan
Sakit Waled Jantung RSUD bahwa korelasi
Waled antara hipertensi
dengan PJK adalah
bermakna serta
didapatkan nilai p <
0,042 yang
menunjukkan
bahwa hubungan
antara merokok
dengan PJK adalah
bermakna

PEMBAHASAN Sejalan dengan penelitian Hattu et al


(2020) terdapat hubungan yang sangat
Berdasarkan analisis dari beberapa signifikan antara intensitas merokok dengan
artikel penelitian dengan metode literatur PJK, terdapat nilai persentase yang tertinggi
review yang memperlihatkan bahwa terdapat pada derajat perokok berat sebesar 72,1%
hubungan merokok dan hipertensi pada dan nilai persentase yang terendah pada
pasien PJK yang di dukung oleh beberapa derajat ringan 27,9%.10 Hal tersebut
artikel penelitian sebelumnya seperti berikut. memiliki hubungan karena semakin banyak
rokok yang dikonsumsi maka semakin
Hubungan merokok pada pasien PJK banyak CO yang terpapar ke dalam tubuh,
hal ini menyebabkan endapan lemak dalam
Menurut hasil penelitian Pracilia et al
pembuluh darah meningkat yang akan
(2019) menyatakan terdapat hubungan yang
menyebabkan pasokan oksigen ke dalam
signifikan antara merokok dengan PJK,
jantung berkurang, lalu akan terjadi PJK.
dimana angka persentase derajat perokok
tertinggi yaitu pada derajat perokok berat Hasil berbeda didapatkan pada
sebesar 83% sedangkan angka persentase penelitian Iskandar dan Ayu (2016) yang
derajat perokok terendah yaitu pada derajat menunjukkan terdapat hubungan yang
perokok ringan sebesar 17%.9 Dari hasil signifikan antara perilaku merokok dengan
penelitian ditemukan derajat merokok yang PJK, namun nilai tertinggi ditemukan pada
berat lebih berhubungan dengan terjadinya derajat perokok sedang sebesar 26,9% lalu
PJK. Hal tersebut dipengaruhi oleh diikuti dengan derajat perokok berat
kandungan bahan yang terdapat dalam rokok sebanyak 13,4% dan nilai terendah
seperti nikotin, CO serta ROS yang ditemukan pada derajat perokok ringan
meningkat seiring dengan tingkat konsumsi sebesar 1,5%.11 Hal ini dikarenakan
merokok. Bahan-bahan tersebut akan kandungan rokok yang dikonsumsi dapat
mengakibatkan terjadinya hipoksia pada mengakibatkan hipoksia pada endotel yang
endotel sehingga akan timbul plak akan mengakibatkan timbulnya plak
aterosklerosis yang berujung pada PJK. aterosklerosis lalu berujung pada PJK.

101
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.1 Juni 2021
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1598
Hal yang sama ditemukan pada hasil Hasil penelitian lain yang sejalan
penelitian Diastutik (2016) menyatakan terdapat pada hasil penelitian Sai et al (2018)
terdapat hubungan antara jumlah rokok yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
dengan PJK, dimana didapatkan tingkat merokok dengan CAD, dimana terdapat
konsumsi rokok kurang dari 13 batang / hari 68,2% perokok yang mengalami CAD.15
pada 11 responden yang menderita penyakit Pada rokok mengandung zat berbahaya
jantung koroner (57,9%).12 Hal tersebut termasuk radikal bebas yang akan
sejalan dengan teori yang mengatakan mengakibatkan sitotoksik. Hal ini
bahwa dalam sebatang rokok mengandung mengakibatkan kerusakan sel berupa
lebih dari tujuh ribu zat kimia yang sebagian hipoksia jaringan yang dapat berujung pada
besar dari zat kimia tersebut memiliki sifat PJK.
beracun dan merusak sel organ tubuh.
Jumlah rokok yang dihisap oleh responden Hasil yang sama ditemukan pada
mempengaruhi tingkat risiko PJK, semakin hasil peneltian Shahoumian et al (2016)
tinggi jumlah rokok yang dihisap oleh dimana terdapat hubungan siginifikan
perokok maka semakin tinggi risiko perokok anatara merokok dengan PJK. Hal ini dapat
tersebut untuk mengalami PJK. dilihat dari 59,2% veteran laki-laki dan
petugas aktif yang menderita PJK memiliki
Selanjutnya dari hasil penelitian riwayat merokok sebelumnya.16 Dari hasil
Ghaemian et al (2020) yang menunjukkan penelitian mengatakan bahwa pada pasien
bahwa terdapat hubungan yang signifikan PJK yang merokok memiliki peningkatan
antara merokok dengan kejadian PJK, risiko penyakit dan penyakit. Hal ini
dimana terdapat 7,5% responden yang diperngaruhi oleh kandungan pada rokok
merokok mengalami PJK.13 Hal tersebut yang dapat mempengaruhi pembuluh darah
dikarenakan kandungan dalam rokok sehingga pembuluh mengalami gangguan
mengandung zat yang beracun bagi tubuh dalam proses pengangkutan oksigen serta
sehingga dapat mengakibatkan kekurangan nutrisi.
oksigen pada jaringan endotel yang akan
merangsang terbentuknya trombus lalu Hasil tersebut juga sejalan dengan
terbentuk plak aterosklerosis yang akan penelitian Lubis dan Syahid (2016) yang
berujung pada PJK. menunjukkan bahwa korelasi antara
merokok dengan PJK adalah bermakna,
Hasil yang sama ditemukan pada dengan total responden memiliki riwayat
hasil penelitian Ding et al (2019) yaitu merokok serta mengalami PJK sebanyak 26
terdapat hubungan antara merokok dengan responden dan total responden tidak
PJK, dimana pada hasil penelitian Ding et al memiliki riwayat merokok serta mengalami
(2019) didapatkan intensitas perokok 1 PJK yaitu 3 responden.17 Pasien PJK yang
bungkus / hari pada PJK. Hasil penelitian memiliki riwayat merokok lebih tinggi
menurut Ding et al (2019) mengatakan diakibatkan dalam kandungan dalam rokok
bahwa perkembangan aterosklerotik lebih terdapat zat beracun yang berbahaya bagi
besar pada mantan perokok daripada orang tubuh, seperti nikotin serta CO yang akan
yang tidak pernah merokok.14 mengganggu kerja dari pembuluh darah. Hal

102
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.1 Juni 2021
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1598
ini akan meningkatkan kerusakan dari yang menunjukkan bahwa hipertensi
pembuluh darah hingga timbulnya plak berhubungan terhadap kejadian PJK,
aterosklerosis. Plak ini mengganggu aliran terdapat nilai persentase riwayat hipertensi
sebesar 62,9% dan nilai persentase tidak
darah yang membawa oksigen dan berujung
memiliki riwayat hipertensi sebesar 32,1%.18
pada PJK. Dari hasil analisis ditemukan nilai QR =
3,59 yang berarti pasien PJK dengan riwayat
Dari hasil penelitian di atas
hipertensi 3,59 kali lebih besar berisiko.
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara Pengaruh hipertensi sebagai salah satu faktor
derajat merokok dengan PJK khususnya risiko dalam berkembangnya PJK. Proses
derajat merokok sedang, hal ini dapat peningkatan tekanan darah akan merubah
dipengaruhi oleh teknik penghisapan yang struktur dalam arteri, akibatnya, lebih tinggi
dilakukan oleh responden serta banyaknya tekanan maka lebih besar jumlah kerusakan
rokok yang dikonsumsi. Semakin tinggi vaskular.
jumlah batang rokok yang dihisap oleh
Pada hasil penelitian oleh Amisi et al
perokok maka semakin tinggi risiko perokok
(2018) juga mengatakan bahwa terdapat
tersebut untuk mengalami PJK. Berdasarkan
hubungan yang signifikan antara hipertensi
teori dari seluruh hasil penelitian di atas
dengan PJK, pada kelompok kasus yang
dapat dijelaskan bahwa rokok mengandung
menderita hipertensi didapatkan sebanyak 32
zat-zat berbahaya seperti nikotin, ROS, dan
responden (60,0%) sedangkan pada
CO. Nikotin yang terpapar dalam aliran
kelompok kontrol yang menderita hipertensi
darah dapat merusak lapisan endotel
sebanyak 20 responden (40,0%).19 Tekanan
pembuluh darah arteri dan mengakibatkan
darah tinggi yang terjadi secara terus
proses arterosklerosis pada pembuluh darah
menerus akan menyebabkan kerusakan
koroner jantung. ROS menyebabkan
sistem pembuluh darah arteri secara
nekrosis pada sel endotel arteri akibat respon
perlahan-lahan. Arteri akan mengalami
inflamasi arteri. CO mempunyai kemampuan
pengerasan akibat endapan lemak pada
lebih kuat daripada sel darah merah untuk
dinding yang mempersempit lumen
mengikat oksigen, dan menurunkan
pembuluh darah sehingga aliran darah
kapasitas sel darah merah untuk membawa
menjadi terhalang, menimbulkan terjadinya
oksigen ke jaringan termasuk jantung
PJK.
sehingga terjadi hipoksia arteri. Hipoksia
tersebut meningkatkan agregasi trombosit, Selanjutnya hasil ini sejalan penelitian oleh
terbentuk trombus serta terjadi peningkatan Monica et al (2019) terdapat hubungan
proliferasi sel otot polos, hal ini signifikan antara hipertensi dan PJK, dengan
mengakibatkan timbulnya plak ateroklerosis. persentase riwayat hipertensi sebesar 24,2%
dan persentase riwayat tidak memiliki
Berdasarkan teori yang dijelaskan dapat
hipertensi sebesar 34,1%.7 Pada susunan
disimpulkan disfungsi endotel pembuluh saraf pusat, ROS meningkatkan sympathetic
darah pada perokok akan mengakibatkan outflow atau aktivasi sistem saraf simpatis,
PJK. sedangkan di dalam pembuluh darah, ROS
menginduksi vasokonstriksi serta
Hubungan hipertensi pada pasien PJK meningkatkan respon inflamasi. Apabila
tekanan darah tinggi terjadi terus menerus
Menurut hasil penelitian Edy et al (2018)

103
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.1 Juni 2021
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1598
akan terjadi kerusakan pada pembuluh darah setelah PCI primer pada pasien dengan
arteri. Fibroblast pada dinding arteri tersebut STEMI. Tekanan dinding yang meningkat
merespon dengan meningkatkan proliferasi yang disebabkan oleh hipertensi akan
dari otot polos yang akan membentuk plak
mengubah struktur ventrikel secara
aterosklerosis. Plak tersebut akan mengeras
dan mengurangi diameter dari lumen yang berbahaya sehingga dapat terjadi dengan
terserang. atau tanpa hipertrofi ventrikel kiri.

Hasil tersebut juga sejalan dengan Selanjutnya hasil yang sama


penelitian Lubis dan Syahid (2016) yang ditemukan dari hasil penelitian menurut
menunjukkan bahwa korelasi antara Zhou et al (2019) yang mengatakan bahwa
hipertensi dengan PJK adalah bermakna, bahwa hipertensi merupakan risiko tertinggi
dengan nilai riwayat hipertensi sebesar 59% dari PJK, hal tersebut dapat terlihat dari hasil
dan riwayat tidak memiliki hipertensi yang menunjukkan hipertensi dengan nilai
sebesar 6,8%.17 Hipertensi dikaitkan sebagai Angiotensin II > 49 pg/mL berada pada
faktor risiko PJK dikarenakan hipertensi risiko tertinggi dari PJK. Hubungan tersebut
tidak hanya meningkatkan efek terhadap menunjukkan bahwa tingkat Angiotensin II
perkembangan aterosklerosis, namun juga yang tinggi merupakan faktor risiko utama
menginduksi perubahan rasio tunika media aterosklerosis serta kematian total di antara
terhadap lumen, pengecilan lumen, dan pasien dengan aterosklerosis koroner yang
perubahan fungsional pada pembuluh darah. dikonfirmasi secara angiografis.21 Lalu
menurut hasil penelitian Chen et al (2017)
Hasil tersebut sejalan dengan hasil mengatakan terdapat hubungan yang
penelitian menurut Ghaemian et al (2020) signifikan antara hipertensi dengan PJK.
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan Menurut Chen et al (2017) hipertensi
hipertensi dengan PJK, dimana terdapat merupakan faktor risiko independen untuk
20,9% responden yang memiliki riwayat pengembangan PJK.22
hipertensi mengalami PJK.13 Hal ini
dikarenakan hipertensi yang secara terus Hasil penelitian di atas menunjukkan
menerus dapat merusak pembuluh darah terdapat hubungan antara riwayat hipertensi
yang akan meningkatkan respon inflamasi, dengan PJK. Teori menjelaskan bahwa
hal tersebut akan mengakibatkan sejumlah mekanisme terlibat dalam
peningkatan proliferasi sel otot polos yang peningkatan tekanan darah yang
memicu timbulnya plak aterosklerosis. menyebabkan perubahan struktur di dalam
arteri.18 Hipertensi yang terjadi secara terus
Hasil yang sama terdapat pada hasil menerus mengakibatkan kerusakan atau
penelitian Saluveer et al (2017) yang injury pada arteri perlahan-lahan. Arteri
menyatakan bahwa hipertensi meningkatkan akan mengalami pengerasan akibat endapan
risiko PCI, hipertensi dikaitkan dengan lemak pada dinding, dan mempersempit
peningkatan risiko kematian pada pasien lumen pembuluh darah sehingga
yang divaskularisasi dengan PCI.20 mengakibatkan aliran darah menjadi
Hipertensi dikaitkan dengan gangguan terhalang. Jika pembuluh arteri koroner
reperfusi dan fungsi mikrovaskuler koroner terkena akan menyebabkan terjadinya

104
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.1 Juni 2021
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1598
penyakit jantung koroner. Selain itu Tidak Stabil. e-CliniC. 2015;2(1):1–6.
peningkatan tekanan darah sistemik yang
diakibatkan oleh hipertensi dapat 5. Yudanardi MRR, Setiawan AA, Sofia
meningkatkan resistensi terhadap SN. Hubungan Tingkat Adiksi Merokok
pemompaan darah di vertikel kiri, sehingga dengan Derajat Keparahan
beban kerja jantung akan bertambah. Jika Aterosklerosis pada Pasien Penyakit
aliran darah yang kaya akan oksigen ke otot Jantung Koroner. J Kedokt Diponegoro.
jantung berkurang atau diblokir maka akan 2016;5(4):1207–13.
terjadi PJK. Berdasarkan teori yang 6. Kriswiastiny R, Mandala Z, Efendy M.
dijelaskan disimpulkan bahwa kerusakan Hubungan Infark Miokard Akut ( IMA )
dinding pembuluh darah akan yang Dirawat Inap Dengan Hipertensi
mengakibatkan PJK. Di Rsud Dr. H. Abdulmoeloek Provinsi
Lampung Tahun 2014 & 2015. Kedokt
KESIMPULAN
Univ Malahayati Lampung. 2016;1–10.

Berdasarkan hasil dari berbagai literatur 7. Monica RF, Adiputro DL, Marisa D.
jurnal yang didapatkan dapat ditarik Hubungan Hipertensi Dengan Penyakit
kesimpulan : Jantung Koroner Pada Pasien Gagal
1. Terdapat hubungan derajat merokok Jantung Di Rsud Ulin Banjarmasin.
dengan PJK, khususnya pada merokok Kedokt Univ Lambung Mangkurat.
derajat sedang terhadap PJK. 2019;2(1):121–4.
2. Terdapat hubungan antara riwayat
8. Sukmadinata. Metode Penelitian
hipertensi dengan PJK.
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
DAFTAR PUSTAKA
Rosdakarya; 2009. 52 p.
1. Sumantri J, Sedunia HJ, Adyatma G,
Ri PTMK, Sehat J, Unggul SDM, et al. Hari 9. Pracilia PCS, Nelwan JE, Langi FFL.
Jantung Sedunia ( HJS ) Tahun 2019 : Hubungan Antara Kebiasaan Merokok
Jantung Sehat , SDM Unggul. Artic Dengan Kejadian Penyakit Jantung
Kemenkes Republik Indones. Koroner Pada Pasien Yang Berkunjung
2019;(September 2019):1–3. Di Instalasi Cardiovascular And Brain
2. WHO. Data and Statistics. World Heal Centre (CVBC) RSUP Prof. dr. R. D.
Organ. 2017;(Cvd):1–3. Kandau Manado. J KESMAS.
2019;7(4):1–6.
3. Kemenkes RI. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10. Hattu D, Weraman P, Folamauk C.
54 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Hubungan Merokok dengan Penyakit
Pemasungan. Menteri Kesehat Republik Jantung Koroner. Timorese J Public
Indones [Internet]. 2017;1–211. Heal. 2020;1(5):157–63.

4. Trisnaamijaya D, Pangemanan J, 11. Iskandar, Ayu G. Faktor Resiko


Mandang V. Hubungan Antara Perilaku Kejadian Penyakit Jantung Koroner di
Merokok Dan Kejadian Angina Pektoris RSUD Waled. J Fak Kedokt Univ

105
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.1 Juni 2021
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1598
Swadaya Gunung Jati. 2016;1–10. 18. Edy Pakpahan, Sarumpaet S, Lubis R.
Hubungan Dislipidemia dan Hipertensi
12. Diastutik D. Proporsi Karakteristik Terhadap Kejadian Penyakit Jantung
Penyakit Jantung Koroner Pada Perokok Koroner Pada Anggota Tentara
Aktif Berdasarkan Karakteristik Nasional Indonesian ( TNI ) < 40 Tahun
Merokok. J Berk Epidemiol. Di Rumah Sakit TK II Putri Hijau
2016;4(3):384–95. Medan. J Muara Sains, Teknol
13. Ghaemian A, Nabati M, Saeedi M, Kesehatan, dan Ilmu Kesehat.
Kheradmand M, Moosazadeh M. 2018;2(1):291–8.
Prevalence of self-reported coronary 19. Amisi W, Nelwan J, Kolibu F.
heart disease and its associated risk Hubungan Antara Hipertensi Dengan
factors in Tabari cohort population. Kejadian Penyakit Jantung Koroner
BMC Cardiovasc Disord. 2020;20(1):1– Pada Pasien Yang Berobat Di Rumah
10. Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R. D.
14. Ding N, Sang Y, Chen J, Ballew SH, Kandou Manado. Kesmas. 2018;7(4).
Kalbaugh CA, Salameh MJ, et al. 20. Saluveer O, Redfors B, Angerås O,
Cigarette Smoking, Smoking Cessation, Dworeck C, Haraldsson I, Ljungman C,
and Long-Term Risk of 3 Major et al. Hypertension is associated with
Atherosclerotic Diseases. J Am Coll increased mortality in patients with
Cardiol. 2019;74(4):498–507. ischaemic heart disease after
15. Sai, Liu W, Zhou Y, Liu Y, Shi D, Zhao revascularization with percutaneous
Y, et al. Hyperuricemia and smoking in coronary intervention–a report from
young adults suspected of coronary SCAAR*. Blood Press.
artery disease ≤ 35 years of age: A 2017;26(3):166–73.
hospital-based observational study. 21. Zhou Y, Zhang R, Wang G, Wang A,
BMC Cardiovasc Disord. 2018;18(1):1– Zhong C, Zhang M, et al. Coexistence
7. effect of hypertension and angiotensin II
16. Shahoumian TA, Phillips BR, Backus on the risk of coronary heart disease: a
LI. Cigarette smoking, reduction and population-based prospective cohort
quit attempts: Prevalence among study among Inner Mongolians in
veterans with coronary heart disease. China. Curr Med Res Opin [Internet].
Prev Chronic Dis. 2016;13(3):1–12. 2019;35(8):1473–8.

17. Lubis IM, Syahid A. Hubungan Faktor- 22. Chen R, Yang Y, Miao F, Cai Y, Lin D,
Faktor Risiko Dengan Kejadian Zheng J, et al. 3-year risk prediction of
Penyakit Jantung Koroner di Klinik Coronary Heart Disease in hypertension
Jantung Rumah Sakit Waled. J Kedokt patients: A preliminary study. Proc
Univ Swagdaya Gunung Jati Cirebon. Annu Int Conf IEEE Eng Med Biol Soc
2016;XVIII(3):76–82. EMBS. 2017;1182–5.

106

Anda mungkin juga menyukai