Anda di halaman 1dari 3

1.

Penafsiran Pajak
1.1. Penafsiran Sistematik
Penafsiran sistematik adalah penafsiran ketentuan dengan mengaitkannya
dengan ketentuan lain dalam undang-undang tersebut atau dari undang-
undang lainnya.
1.2. Penafsiran A Contrario
Penafsiran a contrario adalah penafsiran ketentuan undang-undang yang
berdasarkan pada perlawanan antara masalah yang dihadapi dan masalah
yang diatur dalam undang-undang.
1.3. Penafsiran Otentik
Penafsiran otentik adalah penafsiran ketentuan dalam undang- undang
berdasarkan penjelasan dalam undang-undang tersebut.
1.4. Penafsiran Historis
Penafsiran historis adalah penafsiran berdasarkan undang-undang dengan
melihat sejarah dibuatnya undang-undang tersebut.
1.5. Penafsiran Sosiologis
Penafsiran sosiologis adalah penafsiran terhadap ketentuan undang-undang
yang kemudian disesuaikan dengan cara hidup masyarakat yang selalu
mengalami perkembangan.
1.6. Penafsiran Tata Bahasa
Penafsiran tata bahasa adalah penafsiran ketentuan dalam undang- undang
berdasarkan bunyi kata-kata secara keseluruhan pada kalimat yang disusun.
1.7. Penafsiran Analogis
Penafsiran analogis adalah penafsiran ketentuan dengan cara memberi kiasan
pada kata-kata yang tercantum dalam undang-undang sehingga suatu
peristiwa yang sesungguhnya tidak termasuk dalam ketentuan menjadi
termasuk berdasarkan analog yang dibuat.

2. Macam - Macam Ketetapan Pajak


2.1. Surat Tagihan Pajak (STP)
Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda.

2.2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)


Surat ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan
jumlah pajak yang masih harus dibayar.
2.3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak
lebih besar daripada pajak terutang atau seharusnya tidak terutang.
2.4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
Surat Ketetapan pajak nihil adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak
terutang dan tidak ada kredit pajak.
2.5. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak
yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

3. Daluarsa Penetapan Pajak


Daluarsa penetapan pajak merujuk pada periode waktu yang ditentukan oleh
hukum untuk mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak kepada wajib pajak, dengan tujuan
memberikan kepastian hukum terhadap utang pajak mereka. Sebelumnya, Pasal 13
UU KUP No.16 Tahun 2000 menetapkan periode daluarsa sebesar 10 tahun. Namun,
dengan berlakunya UU No.28 Tahun 2007, periode daluarsa pajak diperpendek
menjadi 5 tahun, yang mencakup waktu sejak penerbitan dokumen-dokumen seperti
Surat Ketetapan Pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali.

Anda mungkin juga menyukai