Anda di halaman 1dari 2

PATOFISIOLOGI TUMOR ORGAN

REPRODUKSI (MIOMA UTERI DAN


KISTA OVARI)
1. Patofisiologi mioma uteri
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam miometrium dan lambat
laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium mendesak menyusun semacam
pseudokapsula atau sampai semua mengelilingi tumor didalam uterus mungkin
terdapat satu mioma akan tetapi mioma biasanya banyak. Bila ada satu mioma dapat
menonjol kedepan sehingga menekan dan mendorong kandung kemih keatas sehingga
sering menimbulkan keluhan miksi (Aspiani 2017).
Tetapi masalah akan timbul jika terjadi berkurangnya pemberian darah pada mioma
uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan
mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahan abnormal pada
uterus yang berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan
kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat
terpenuhi. Selain itu dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang
mengalami kekurangan volume cairan dan timbulnya resiko infeksi. Dan jika
dilakukan operasi atau pembedahan maka akan terjadi perlukaan sehingga dapat
menimbulkan kerusakan jaringan integritas kulit (Price, 2009).
Pada post operasi mioma uteri akan terjadi terputusnya integritas jaringan kulit dan
robekan pada jaringan saraf perifer sehingga terjadi nyeri akut. Terputusnya integritas
jaringan kulit mempengaruhi proses epitalisasi dan pembatasan aktivitas, maka terjadi
perubahan pola aktivitas. Kerusakan jaringan mengakibatkan terpaparnya agen
infeksius yang mempengaruhi resiko tinggi infeksi. Pada pasien post operasi akan
terpengaruh obat anestesi yang mengakibatkan depresi pusat pernapasan dan
penurunan kesadaran sehingga pola nafas tidak efektif (Sarwono, 2010).

2. Patofisiologi kista ovarium

Kista ovarium adalah sebuah kantung yang berisi cairan yang berkembang/muncul di
ovarium. Kista ovarium ini ada yang sederhana dan ada juga yang kompleks. Kista
sederhana terdiri dari satu kantung yang berisi cairan, sedangkan kista kompleks dapat
terdiri dari beberapa kantung atau tidak hanya berisi cairan, tetapi juga material yang
solid.
Kista ovarium diklasifikasikan menjadi 2 jenis: fisiologis (fungsional) dan patologis
(neoplastik). Kista ovarium fungsional terdiri dari kista folikuler dan kista luteal.
Kista ovarium patologis dapat bersifat jinak atau ganas. Jenis kista ovarium patologis
di antaranya adalah adenoma (kistadenoma), teratoma (kista dermoid), dan
endometrioma. Kista ovarium fungsional atau kista ovarium patologis yang jinak
sering ditemukan pada perempuan usia muda, sedangkan kista ovarium yang bersifat
ganas cenderung lebih sering ditemukan pada perempuan usia tua (pascamenopause).
Kista ovarium adalah masalah ginekologis yang sangat umum pada seorang
perempuan dan dapat terjadi di tiap tahap kehidupan, mulai dari janin sampai masa
pascamenopause. Akan tetapi, kebanyakan kasus terjadi pada usia reproduktif yang
merupakan periode aktif secara hormonal. Kista ovarium pada umumnya asimtomatis
dan biasanya ditemukan secara kebetulan. Mayoritas kista ovarium juga dapat
hilang/sembuh dengan sendirinya. Namun, jika kista ovarium ini memiliki ukuran
yang besar, persisten, dan simtomatis (mis.menyebabkan nyeri), keberadaannya harus
diwaspadai. Pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui jenis kista dan
adanya komplikasi yang dapat terjadi seperti ruptur kista yang dapat menyebabkan
perdarahan dan torsio ovarium. Pada kasus-kasus tersebut terapi pembedahan yakni
pengangkatan kista bahkan ovarium mungkin dibutuhkan. [1,6,9,10]

Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan
pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium.
Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan
hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang
menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam
ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel
telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di
dalam ovarium (corvin, E.J 2008).

Anda mungkin juga menyukai