Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH UNDANG –

UNDANG NO.17
TENTANG KESEHATAN
TAHUN 2023
TERHADAP DOKTER

Muji iswanty
Dr. dr. Muji Iswanty, S.H.,M.H.,Sp.D.V.E,Subps,Ven,M.Kes.,C.M.C.,FINSDV, FISQua
Tempat / Tgl Lahir : Makassar, 1 Agustus 1980
RIWAYAT PENDIDIKAN
● S1 Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia,
Makassar Tahun 1998 PEKERJAAN
● S1 Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar Dokter PNS di RSUD Syech Yusuf Kab. Gowa
Tahun 2000 Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di ERHA CLINIC
● S2 Master Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di MUJI CLINIC
Hasanuddin, Makassar Tahun 2010 Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
● Spesialis Kulit Dan Kelamin Fakultas Kedokteran Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Universitas Hasanuddin, Makassar Tahun 2010 Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin
● S2 Master Hukum Fakultas Hukum Universitas Dosen STIA LAN Makassar
Hasanuddin, Makassar Tahun 2010
● S3 Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Hasanuddin,
Makassar Tahun 2015
● Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) Tahun 2016
● Consultant Of Mediator, Mahkamah Agung RI Tahun 2019 ORGANISASI
● Fellow of The Indonesia Society Of Dermatoly and
Venereology Tahun 2023
● Fellow of the International Society for Quality in
Health Care Tahun 2023
● Konsultan Venereologi Tahun 2023
● S3 Program Doktor Ilmu Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar (sekarang)
UU yang di Cabut UU yang di Ubah

● UU No.4 Th 1984 tentang Wabah Penyakit Menular ● UU No.40 Th 2004 tentang

● UU No.29 Th 2004 tentang Praktik Kedokteran Sistem Jaminan Sosial


Nasional
● UU No.36 Th 2009 tentang Kesehatan
● UU No.24 Th 2011 tentang
● UU No.44 Th 2009 tentang Rumah Sakit
Badan Penyelenggara jaminan
● UU No.18 Th 2014 tentang Kesehatan Jiwa sosial
● UU No.36 Th 2014 tentang Tenaga Kesehatan ● UU No.20 Th 2003 tentang
● UU No.38 Th 2014 tentang Keperawatan Sistem Pendidikan Nasional

● UU No. 6 Th 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan ● UU No.12 Th 2012 tentang


Pendidikan Tinggi
● UU No. 4 Th 2019 tentang Kebidanan
Harus di Pahami :
Pasal 1
Pasal 197
6. Tenaga Medis adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang Kesehatan serta memiliki sikap profesional,
pengetahuan, dan keterampilan melalui pendidikan profesi
Sumber Daya Manusia Kesehatan
kedokteran atau kedokteran gigi yang memerlukan kewenangan
terdiri atas:
untuk melakukan Upaya Kesehatan.
7. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri a. Tenaga Medis;
dalam bidang Kesehatan serta memiliki sikap profesional,
b. Tenaga Kesehatan; dan
pengetahuan, dan keterampilan melalui pendidikan tinggi yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan c. tenaga pendukung atau
Upaya Kesehatan. penunjang kesehatan
Metamorfosis Generasi
● LITIGIOUS
○ Menuntut dokter, tenaga Kesehatan dan
Rumah Sakit

● TRENDING MALPRAKTIK
○ terpapar hal yang berbeda dengan risiko medik

● PARTNERSHIP
○ Peralihan Paternalistik ke Pertnership dokter
dalam mengatasi masalah kesehatan

● NOT BALANCED
○ Menuntut Hak tidak berimbang dengan
pemahaman kewajiban

● MATERIALISTIS DAN HEDONISTIS


○ Metamorfois generasi antara Dokter dan pasien
MENGAPA PASIEN MENUNTUT?

Tidak Puas

Saat menerima informasi atau tidak mengerti informasi yang


diterima

Tidak yakin bahwa Tindakan medis tidak sesuai dengan


standar

Pasien merasa tidak ditangani dengan benar

Dipulangkan sebelum sembuh karena system atau human


error

Chronic complainer
UU 17 TAHUN 2023 Aturan Tenaga
Medis / Tenaga
Kesehatan
PRAKTIK KEDOKTERAN
Wewenang Atributif
Wewenang Non Atributif
Kewenangan yang di
berikan seseorang yang
memiliki kewenangan Wewenang yang di berikan
atau kompetensi kepada oleh dokter kepada perawat
seseorang yang memiliki yang disertai dengan
kewenangan atau Wewenang yang pelimpahan tanggung jawab
diberikan oleh Dokter hukum dari dokter .
Wewenang

kompetensi lebih rendah


kepada Perawat tanpa Kewenangan non atributif
menghilangkan tanggung dapat juga di berikan oleh
Mandat

jawab hukum dari Dokter perawat kepada perawat

Delegasi
vokasi sesuai dengan
kemampuan
TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA INDONESIA LULUSAN LUAR NEGERI
PASAL 235
(2) Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang bertugas di
daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan serta daerah
bermasalah Kesehatan atau daerah tidak diminati
memperoleh tunjangan atau insentif khusus, jaminan
keamanan, dukungan sarana prasarana dan Aiat Kesehatan,
kenaikan pangkat luar biasa, dan pelindungan dalam
pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. (3) Dalam hal terjadi kekosongan
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan, Pemerintah Pusat
atau Pemerintah Daerah harus menyediakan Tenaga Medis
dan Tenaga pengganti untuk menjamin keberlanjutan
Kesehatan Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang bersangkutan.
Pasal 291
Standar Profesi , Standar Pelayanan, dan
Standar Prosedur Operasional

Pasal 293,294,295
Persetujuan Tindakan Pelayanan
Kesehatan

Pasal 296,
297,298,299,300 Pasal 301,302
Rekam Medis
Rahasia Kesehatan pasien
Nasib Dokter “ di duga” kesalahan/kelalaian
1. “NETIZEN” 3. Manajemen/Owner
2. PASIEN / KELUARGA 4. SMF / HUMAS
5. Komite Medik RS
26. LSM / OKP / ORMAS 6. KEH RS

7. IDI Cabang/Wilayah/Pusat
“NETIZE 23. SPI RS 8. BHP2A Cab/ Wil/ Pusat
N” 24. DEWAS RS
‘ORM AS 9. Dewan ETIK PDSp

LSM 25. BPRS PROVINSI 10. Kolegium Peer Group
MEDIA
20.DINKES KAB/ KOTA 11. MKEK Cabang/ Wilayah/ Pusat
21.DINKES PROVINSI 12. MKDKI
22. TPK-P

DOKTER 13. BPJS Kesehatan


18.OMBUDSMAN
14. TKMKB / DPK / TIM ANTI FRAUD
19. KPK / BPK / BPKP

17. PN PIDANA
15. WARTAWAN / Peradilan “PERS”/ MEDIA /
SOSMED / Koran / Majalah / TV /
16. PN PERDATA Youtube / Tik Tok / Twiiter
BAGAIMANA PERLINDUNGAN
HUKUM KAMI ?
BAB VI TENTANG
FASILITAS
PELAYANAN
KESEHATAN
(32 PASAL)

PASAL 172
TELEKESEHATAN
DAN
TELEMEDISIN
UU No.11/2008 Jo. UU No.19/2016
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)

Pasal 5 ayat (3) “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen


Elektronik dinyatakan sah apabila menggunakan Sistem
Elektronik sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang- Undang ini.”

Pasal 26 ayat (1), penjelasan tentang Hak Pribadi “Dalam


pemanfaatan Teknologi Informasi, perlindungan data pribadi
merupakan salah satu bagian dari hak pribadi (privacy rights).
Hak pribadi mengandung pengertian sebagai berikut: a. Hak
pribadi merupakan hak untuk menikmati kehidupan pribadi dan
bebas dari segala macam gangguan; b. Hak pribadi merupakan
hak untuk dapat berkomunikasi dengan Orang lain tanpa tindakan
memata-matai; c. Hak pribadi merupakan hak untuk mengawasi
akses informasi tentang kehidupan pribadi dan data seseorang.”
SYARAT MINIMUM SISTEM
ELEKTRONIK
1. dapat menampilkan kembali Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen Elektronik
secara utuh sesuai dengan masa retensi yang ditetapkan dengan Peraturan
Perundang-undangan;
2. dapat melindungi ketersediaan, keutuhan, keotentikan, kerahasiaan, dan
keteraksesan Informasi Elektronik dalam Penyelenggaraan Sistem
Elektronik tersebut;

3. dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau petunjuk dalam Penyelenggaraan


Sistem Elektronik tersebut;

4. dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang diumumkan dengan bahasa,


informasi, atau simbol yang dapat dipahami oleh pihak yang bersangkutan
dengan Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut; dan

5. memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga kebaruan, kejelasan, dan


kebertanggungjawaban prosedur atau petunjuk.
Potensi pelanggaran hukum
• Berpraktik tanpa SIP ( Pasal 263)
• Tidak memasang papan praktik (Pasal 264 UU 17 Kesehatan)

• Mempekerjakan tenaga Kesehatan /tenaga medis tanpa SIP


(pasal 442 UU 17 Kesehatan)

• Kelalaian atau treatment error menyebabkan kecacatan/kematian

• Kelalaian (culpa) karena tidak menerapkan standar tertinggi sehingga


menimbulkan kerugian pada pasien (bisa kecacatan atau kematian).
Pasal 359 & 360 KUHP

• Pelanggaran rahasia kedokteran (Pasal 322 KUHP)


• Gugatan perdata : Perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUH Perdata)
Hak Perlindungan
& Rasa Aman

Pasal 28 G ayat 1 UUD 1945 :

“Setiap orang berhak atas Perlindungan Diri Pribadi, Keluarga, Kehormatan, Martabat dan harta Benda
yang dibawah kekuasaannya serta berhak atas Rasa Aman dan Perlindungan dari Ancaman Ketakutan
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi”
KONSTRUKSI PERLINDUNGAN HUKUM

Fonts458 UPAYA TERBAIK

STANDAR PELAYANAN DAN STANDAR PROFESI SERTA


Used and alternative resources
KEBUTUHAN KESEHATAN PASIEN

Thanks slide TIDAK MENJAMIN KEBERHASILAN

Colors KESEPAKATAN
Prof. dr. M. Jusuf Hanafiah SpOG
Kelalaian bukanlah suatu pelanggaran hukum atau kejahatan,
jika kelalaian itu tidak sampai membawa kerugian atau cedera
kepada orang lain dan orang itu dapat menerimanya.

Ini berdasarkan prinsip hukum De minimis noncurat lex yang


berarti hukum tidak mencampuri hal-hal yang dianggap
sepele.

Tetapi jika kelalaian itu mengakibatkan kerugian materi,


mencelakakan bahkan merenggut nyawa orang lain, maka
ini diklasifikasikan sebagai kelalaian berat (culpa lata),
serius dan criminal.

Prof. dr. M. Jusuf Hanafiah SpOG


Malpraktek medik yaitu kelalaian seorang dokter untuk
mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan
yang lazim dipergunakan dalam mengobati pasien atau orang
yang terluka menurut ukuran di lingkungan yang sama. Yang
dimaksud dengan kelalaian disini ialah sikap kurang hati-hati
melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa
yang seseorang dengan sikap hati-hati tidak akan
melakukannya dalam situasi tersebut. Kelalaian diartikan pula
dengan melakukan tindakan kedokteran di bawah standar
pelayanan medik.
Kelalaian
Ada beberapa bentuk kelalaian dalam bahasa Inggris.
Yaitu : Malfeasance, Misfeasance, Nonfeasance, Malpractise, Maltreatment, Criminal Negligence.

Malfeasance
yaitu apabila seseorang melakukan suatu tindakan
yang bertentangan dengan hukum atau
melakukan perbuatan yang tidak patut (misalnya,
melakukan aborsi tanpa indikasi medis).
Malpractise
Misfeasance yaitu kelalaian atau tidak berhati-hati dalam
menjalankan kewajibannya (salah obat, salah
yaitu melaksanakan tindakan secara tidak benar. pasien).

Nonfeasance Maltreatment
yaitu tidak melakukan suatu tindakan yang yaitu melakukan cara penanganan secara
sebenamya ada kewajiban untuk melakukan sembarangan (misalnya karena kurang terampil
(misalnya, kelalaian tidak merujuk pasien, kelalaian atau karena ketidaktahuan, lalu melakukan prosedur
tidak berkonsultasi). operasi secara salah)

Criminal Negligence
yaitu suatu sikap acuh tak acuh, dengan sengaja, atau sikap yang tidak
peduli terhadap keselamatan orang lain, walaupun ia mengetahui bahwa
tindakannya bisa mengakibatkan cedera atau merugikan orang lain
(misalnya, mencoba prosedur baru yang sifatnya coba – coba ,
tersembunyi, atau belum teruji keefektifannya tanpa sepengetahuan atau
seizin pasien).
Kesalahan
Kesalahan
Kesalahan adalah sesuatu yang bersifat tidak
sengaja. Kesalahan tidak didasari oleh niat untuk
melakukan kesalahn. Ini berbeda dengan
Pelanggaran.
Melekat pada Manusia
Kesalahan, kekeliruan, kehilafan, atau
apapun sebutannya adalah sesuatu yang
melekat sebagai kekurangan manusia. Pelanggaran
Seseorang yang melanggar berarti secara
sadar menginginkan sesuatu untuk terjadi.
Tidak Ada Niat
Tidak seorang pun dokter, perawat,
farmasi dan tenaga kesehatan berniat Contoh;
melakukan kesalahan. • Misalnya, seorang pengemudi mobil dgn sadar terus
mengendari laju kenderaan manakala lampu lalu
lintas masih berwarna merah.
• Lain halnya dgn pengendara yang buta warna yang
tidak berhenti karena salah dalam menanggapi
warna merah dipersepsikan sebagai hijau. Ini bukan
pelanggaran, tetapi suatu kesalahan karena tidak
didasari oleh niat.
Sanksi Mempekerjakan Tanpa SIP

Pasal 442 UU 17 Tahun 2023


Setiap Orang yang mempekerjakan Tenaga Medis dan/
atau Tenaga Kesehatan yang tidak mempunyai SIP
sebagaimana dimaksud dalam dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun ATAU pidana denda
paling banyak Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
Perbuatan Melawan Hukum
Dalam konteks sengketa medik diantaranya:

Malpraktik Medis

Terjadi ketika seorang dokter atau tenaga medis melakukan tindakan yang
tidak sesuai dengan standar medis yang diakui atau yang ditetapkan

Pembukaan Rahasia Kedokteran

Terjadi ketika informasi medis rahasia seseorang, seperti riwayat medis atau
hasil tes, diungkapkan tanpa izin yang sah atau tanpa alasan yang sah.

Medical FRAUD
Terjadi ketika seorang profesional medis dengan sengaja memberikan
informasi yang salah atau menyesatkan kepada pasien atau pihak asuransi
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial.

Pembiaran Medik

Terjadi ketika seorang profesional medis menolak memberikan perawatan


yang diperlukan kepada pasien

Wanprestasi

Terjadi ketika dokter atau rumah sakit melanggar kontrak yang telah
mereka buat dengan pasien.
PIDANA UMUM & Alat Bukti
1. Keterangan Saksi

PIDANA UMUM
2. Surat atau Dokumen
1. Dilakukan oleh POLRI
sebagai bagian dari
Peradilan Pidana
2. Lex Generalis 3. Keterangan AHLI
3. Delik Materiil : KUHP
4. Delik Formil : KUHAP
5. Lex spesialis sering
tidak digunakan oleh
Alat Bukti
penyidik sebagai lex 184 KUHAP 4. Petunjuk
spesialis kecuali pasal
84 UU No 36 Tahun
2014 tentang Tenaga
Kesehatan
5. Pengakuan Tersangka
A picture is worth a thousand words
Thanks!
Muji Iswanty
Muji.iswanty@gmail.com
082121210180
MUJICLINIC

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


and includes icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai