Anda di halaman 1dari 3

PENDEKATAN BIAYA MODAL

Pendekatan EBIT-EPS mempunyai kelemahan karena tidak


memfokuskan pada nilai peusahaan. Manajer keuangan bisa
menggunakan pendekatan biaya modal untuk menghitung
struktur modal yang optimal, yaitu yang bisa
memaksimumkan nilai perusahaan. Model analisis ini mirip
dengan analisis pendekatan tradisional.

Perbandingan dengan Struktur Modal Industri/Perusahaan


Lain
Metode lain untuk menentukan struktur modal adalah dengan
mengikuti struktur modal industri (perusahaan yang
sejenis, yang kemudian dirata-rata) atau perusahaan lain
(satu atau dua) yang mempunyai risiko bisnis yang sama.
Jika perusahaan mempunyai struktur modal yang terlalu
menyimpang dari rata-rata industri, maka pasar (pihak
luar) akan langsung mempertanyakan penyebabnya.
Penyimpangan tersebut tidak harus berarti jelek. Jika
kebanyakan perusahaan menggunakan struktur modal yang
konservatif, maka rata-rata industri untuk struktur modal
akan terlihat lebih kecil. Meskipun kemungkinan rasio
hutang yang optimal bisa lebih tinggi dari rata-rata
industri. Karena itu manajer keuangan harus menyiapkan
argumen yang kuat dan meyakinkan jika ingin menggunakan
struktur modal yang menyimpang signifikan dari rata-rata
industri.

Standar dari Pihak Luar


Pihak luar (biasanya pemberi pinjaman) akan menetapkan
standar tertentu dalam struktur modal. Jika perusahaan
ingin meminjam, maka perusahaan tersebut harus mengikuti
standar yang telah ditetapkan oleh pemberi pinjaman. Pada
situasi lain, jika perusahaan ingin menerbitkan obligasi
(surat hutang), biasanya perusahaan tersebut akan
dirating oleh perusahaan perating (contoh: Pefindo
(Indonesia), Moody’s, Standard and Poor’s (Amerika
Serikat)). Rating tersebut didasarkan atas beberapa
faktor, diantaranya faktor struktur modal (hutang).

Rasio coverage biasanya sering digunakan oleh pemberi


pinjaman dan lembaga rating untuk menilai risiko
kebangkrutan. Dua rasio yang sering digunakan dalam
analisis coverage adalah Times Interest Earned (TIE) dan
Fixed Charge Coverage (FCC). Semakin tinggi angka
tersebut, semakin aman dari risiko kegagalan membayar
kewajiban. Rasio FCC memasukkan semua kewajiban
pembayaran, yaitu bunga, sewa, dan cicilan pembayaran
hutang (pokok pinjaman). Rasio TIE tidak memasukkan dua
komponen terakhir.

Analisis Aliran Kas


Manajer keuangan bisa menganalisis aliran kas, menggunakan semacam
simulasi atau skenario untuk memperkirakan kemampuan membayar pada
situasi yang jelek (misal resesi). Setelah mengetahui kemampuan
menghasilkan kas pada situasi baik dan jelek, bisa diputuskan tingkat
hutang yang optimal.
Kombinasi
Manajer keuangan tidak harus menggunakan hanya satu metode analisis
dalam penentuan struktur modal. Manajer keuangan bisa menggabungkan
metode-metode yang telah disebutkan di muka, untuk memperoleh gambaran
yang lebih baik dan menyeluruh terhadap struktur modal tersebut.

Pertimbangan Lainnya
Beberapa hal lainnya yang bisa dipakai sebagai pertimbangan dalam
menentukan struktur modal.
Berikut ini beberapa faktor tersebut :
1. Stabilitas Penjualan. Perusahaan yang mempunyai penjualan
yang stabil, bisa menggunakan hutang yang semakin tinggi. Semakin
stabil penjualan suatu perusahaan, semakin mampu perusahaan
tersebut menutup kewajiaban-kewajibannya.
2. Tingkat pertumbuhan penjualan. Perusahaan yang mempunyai
tingkat penjualan yang tinggi akan lebih menguntungkan jika
memakai hutang.
3. Struktur Aset. Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap yang
lebih besar (yang berusia panjang), apalagi jika digabung dengan
tingkat permintaan produk yang stabil, akan menggunakan hutang
yang lebih besar.
4. Sikap Manajemen. Manajemen yang konservatif akan menggunakan
hutang yang lebih sedikit, dan sebaliknya. Pemegang saham yang
ingin menjaga kendali atas perusahaanya akan menggunakan hutang
yang lebih banyak. Sebaliknya, jika perusahaan tidak
berkepentingan terhadap kendali perusahaan, akan cenderung
menerbitkan saham baru.

Anda mungkin juga menyukai